• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

Dalam dokumen Oleh: Rahayu K BAB I PENDAHULUAN (Halaman 40-49)

1. Identifikasi Variabel

Variabel menurut Sutrisno Hadi dalam Suharsimi Arikunto (2006: 116), “Variabel sebagai gejala yang bervariasi”. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri atas:

a. Variabel Bebas 1) Minat Baca (X1)

2) Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah (X2) b. Variabel Terikat

1) Prestasi Belajar (Y)

2. Metode Pengumpulan Data

Suatu penelitian akan membutuhkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara

41 yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian dengan menggunakan suatu alat tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150-158) teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu: a. Metode tes

b. Metode angket atau kuesioner c. Metode interview

d. Metode observasi

e. Skala Bertingkat (Rating) atau Rating Scale f. Metode dokumentasi

Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk mendapatkan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2006: 231) berpendapat bahwa, “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya”. Hadari Nawawi (1995: 13) mendefinisikan, “Teknik Dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang nama siswa dan prestasi belajar.

Metode Wawancara

Wawancara merupakan pemberian suatu informasi secara lisan. Hadari Nawawi (1995: 111) mengemukakan bahwa, “Interview adalah suatu usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula”. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara yang tidak terstruktur dan

pelaksanaannya didasarkan pada interview bebas yang bersifat sebagai pelengkap dalam pengumpulan data. Metode wawancara dalam penelitian ini

42 digunakan untuk memperoleh informasi tentang data umum penelitian berupa sejarah perkembangan sekolah, struktur organisasi sekolah dan pengelolaan perpustakaan sekolah.

Metode Angket 1) Pengertian Angket

Metode angket atau lebih dikenal dengan kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara menyebar formulir yang berisi sejumlah pertanyaan atau penyataan kepada sejumlah subjek penelitian.

Suharsimi Arikunto (2006: 151) berpendapat bahwa. “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Hadari Nawawi (1995: 117) berpendapat bahwa, “Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah data tertulis, untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden”.

Berdasar pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket adalah suatu cara mengumpulkan data dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula tentang laporan pribadinya atau tentang hal-hal yang ia ketahui. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat baca dan pemanfaatan perpustakaan sekolah.

2) Jenis-jenis Angket

Angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung dari sudut pandangnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) jenis-jenis angket dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Dipandang dari cara menjawabnya, meliputi:

a. Kuesioner terbuka yaitu memberi kesempatan pada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

43 b. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih.

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan, meliputi:

a. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b. Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

3. Dipandang dari bentuknya, meliputi:

a. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

b. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c. Check list, sebuah daftar di mana responden tinggal membubuhkan tanda check (v) pada kolom yang tersedia.

d. Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya mulai dari sangat sejutu sampai sangat tidak setuju.

Berdasarkan jenis-jenis angket yang telah dijelaskan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mempergunakan angket langsung dengan bentuk pertanyaan tertutup karena pertanyaan yang diajukan sudah tersedia alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.

Alasan penulis menggunakan angket langsung dengan bentuk tertutup adalah karena penulis ingin menggali atau merekam informasi secara langsung dari responden yang bersangkutan yang lebih tahu tentang dirinya sendiri serta untuk memudahkan penelitian.

3) Langkah-langkah Penyusunan Angket

Menurut Sanapiah Faisal (1981: 30–39), langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1. Melakukan spesifikasi data dan sumbernya 2. Menyusun angket

3. Uji Coba dan revisi angket

Untuk memperjelas, akan penulis uraikan satu per satu sebagai berikut: a) Melakukan spesifikasi data dan sumbernya

Spesifikasi data dan sumbernya merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan dalam penyusunan angket, yang akan menentukan apa-apa

44 yang akan dipertanyakan dalam angket sesuai dengan lingkup masalah dan tujuan penelitian, penyusunan konsep tertentu yang menjadi pusat perhatian, kemudian perlu dijabarkan sedemikian rupa ke dalam dimensi-dimensi (variabel) yang bisa diukur.

b) Menyusun angket

Kemampuan kuesioner mengungkapkan informasi yang valid dan reliabel untuk menguji hipotesa penelitian sangat tergantung pada kemampuan peneliti dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan (item). Prosedur yang ditempuh dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:

Merencanakan dan menetapkan jumlah-jumlah item angket

Dalam menyusun angket kita perlu merencanakan atau menetapkan jumlah item angket, lalu dirumuskan ke dalam variabel dan indikator. Setelah itu disusun kisi-kisi angket dengan maksud untuk mempermudah pembuatan item-item pertanyaan atau pernyataan. Merumuskan dan membuat item

Sesuai dengan kisi-kisi angket yang telah dibuat, maka dirumuskan item-item pertanyaan beserta kemungkinan-kemungkinan jawabannya. Setiap responden dalam mengisi angket, hanya boleh memilih satu jawaban yang telah disediakan masing-masing item. Membuat pedoman atau petunjuk pengisian

Pedoman atau petunjuk pengisian angket merupakan suatu keterangan tentang cara menjawab pertanyaan/pernyataan yang diajukan dalam angket kepada responden sehingga diharapkan tidak ada keraguan dan kekeliruan dalam pengisiannya. Petunjuk pengisian angket hendaknya dibuat dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Membuat surat pengantar

Pembuatan surat pengantar harus dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti, dengan maksud agar responden bersedia untuk mempelajari dan mengisi angket yang telah diberikan oleh peneliti, menyelesaikan pengisian angket dalam batas waktu yang

45 diharapkan serta untuk mengembalikan angket tersebut pada waktu yang telah ditentukan.

c) Uji Coba dan revisi angket

Sebelum angket diberikan kepada responden yang sebenarnya, perlu diujicobakan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, try out dilakukan terhadap siswa dalam suatu populasi tetapi tidak termasuk dalam sampel penelitian sebanyak 30 siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hadari Nawawi (1995: 122), yaitu “… Untuk itu uji coba dapat dilakukan pada sejumlah kecil orang yang termasuk populasi tetapi tidak terpilih sebagai sampel”.

Uji coba atau try out dari angket ini dilaksanakan pada siwa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta. Hal ini dilakukan berdasarkan pendapat dari Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2002: 80) “Untuk menghemat waktu dan biaya maka pencatatan (try out) kuesioner dapat dilakukan dalam masyarakat tempat tinggal peneliti, tapi yang paling baik adalah dilakukan dalam masyarakat di mana penelitian itu benar-benar akan dilakukan”. Hal ini untuk menghindari pernyataaan yang terlalu dangkal, kurang jelas sehingga menimbulkan penafsiran yang salah atau pertanyaan yang tidak relevan dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu tujuan dari uji coba untuk mengetahui apakah alat ukur yang dibuat telah memenuhi validitas dan reliabilitas.

(1) Uji validitas

Suharsimi Arikunto (2006: 168) berpendapat bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Sebuah angket dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur dan mengungkap data responden yang sebenarnya dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud.

46 Suharsimi Arikunto (2006: 170) mengemukakan bahwa untuk menguji validitas angket menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson, yaitu:

NΣXY – (ΣX)(ΣY) rxy = NΣX2 – (ΣX)2 NΣ Y2 – (ΣY)2

dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y x = Skor masing-masing prediktor

y = Skor total

N = Jumlah responden

Hasil dari perhitungan angket yang telah diujicobakan akan dikonsultasikan dengan rtabel pada tingkat kepercayaan 5% diperoleh angka 0,361 sehingga item dinyatakan valid jika rhitung > rtabel dan tidak valid jika rhitung < rtabel.

Hasil perhitungan analisis item untuk angket minat baca yang telah diujicobakan menunjukkan bahwa dari 22 nomor item, terdapat 2 soal yang tidak valid, yaitu item nomor 1 dan 4. Hasil angket pemanfaatan perpustakaan sekolah yang telah diujicobakan dari 26 item terdapat 4 soal yang tidak valid, yaitu item nomor 14, 17, 19, 26. Hasil perhitungan item masing-masing variabel dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 91 dan lampiran 8 halaman 99.

(2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan apakah pengukuran itu dapat menentukan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali terhadap subyek yang sama atau menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Suharsimi Arikunto (2006: 196) mengemukakan bahwa untuk menguji reliabilitas menggunakan rumus alpha yaitu:

47 k Σ σ b2 r11 = 1 - (k – 1) σ t2 Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir soal Σ σ b2 = Jumlah varians butir σ t2 = Varians total

Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel untuk mengetahui apakah harga tersebut signifikan atau tidak. Apabila rhitung

> rtabel maka reliabilitas angket tersebut dapat dipenuhi.

Hasil perhitungan analisis reliabilitas, diperoleh nilai r11 = 0,722 untuk angket minat baca dan r11 = 0,892 untuk angket pemanfaatan perpustakaan sekolah. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan rtabel = 0,361 karena nilai r11 > rtabel maka kedua angket tersebut dikatakan reliabel sehingga memenuhi syarat sebagai alat ukur untuk perhitungan selengkapanya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 92 dan lampiran 9 halaman 100.

Langkah selanjutnya adalah memperbanyak angket sesuai dengan jumlah yang dikehendaki, kemudian angket siap disebarkan kepada responden.

4) Pemberian Bobot atau Skor Angket

Penyusunan pertanyaan dalam angket yang diajukan harus sesuai dengan aspek-aspek yang tertuang dalam kisi-kisi angket. Pedoman untuk jawaban masing-masing pertanyaan yang diajukan diukur menggunakan skala penilaian.

Irawan Soehartono (1999: 77) berpendapat bahwa terdapat empat cara untuk mengukur variabel-variabel sosial dan psikologis, yaitu:

1. Skala Likert 2. Skala Thurstone

48 3. Skala Guttman

4. Semantik Differential

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala likert dalam penelitian sikap responden. Skala ini disebut skala likert karena pertama kali dikembangkan oleh Renis Likert. Skala ini disebut juga sebagai Method of Summated Ratings karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan sehingga mendapat nilai total. Skala ini terdiri atas beberapa pernyataan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur.

Pemakaian skala likert dalam penelitian mempunyai beberapa keuntungan. Keuntungan pemakaian skala likert menurut Irawan Soehartono (1999: 78) antara lain:

1. Mudah dibuat dan ditafsirkan

2. Merupakan bentuk yang paling umum 3. Bersifat luwes

4. Mengukur pada tingkat skala ordinal

Instrumen penelitian yang berisi skala ini diisi oleh responden dengan cara memilih salah satu tanggapan yang sudah disediakan, agar dalam memberikan tanggapan responden tidak seenaknya menulis tanpa berfikir, maka pernyataan-pernyataan yang disajikan dibuat bervariasi yaitu antara pernyataan-pernyataan yang positif dan pernyataan yang negatif. Cara pemberian nilai pada tanggapan atas pernyataan yang positif berlawanan dengan nilai pada tanggapan atas pernyataan yang negatif.

Skala likert mempunyai 5 kategori jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak bisa memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap alternatif jawaban memiliki skor yang berbeda sebagaimana yang dikemukakan oleh Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995: 111) :

Skala likert meminta pada kita sebagai individual untuk menjawab skala pertanyaan dengan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Biisa Memutuskan (N), Tidak Setuju (T), dan Sangat Tidak Setuju (TS). Masing-masing jawaban dikaitkan dengan angka atau nilai misalnya SS = 5, S = 4, N = 3, T = 2, TS = 1 bagi suatu angka pernyataan yang mendukung sikap positif dan sebaliknya, yaitu SS= 1,

49 S = 2, N = 3, T = 4, TS = 5 bagi suatu pernyataan yang mendukung sikap negatif.

Pemberian bobot nilai pernyataan ini tergantung dari dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Bobot nilai pernyataan positif adalah sebagai berikut:

Alternatif jawaban Bibot nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4 Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Pemberian bobot nilai untuk pernyataan yang negatif adalah sebagai berikut: Alternatif jawaban Bibot nilai

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 4

Sangat Tidak Setuju 5

Dalam dokumen Oleh: Rahayu K BAB I PENDAHULUAN (Halaman 40-49)

Dokumen terkait