• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Subyek yang telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informasi. Hal tersebut ditandai oleh kemampuannya dalam memberikan informasi tentang sesuatu yang ditanyakan.

2. Subyek yang masih terlibat secara penuh/aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti.

3. Subyek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk diwawancarai.

4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dipersiapkan terlebih dahulu. Mereka ini tergolong lugu (apa adanya) dalam memberikan informasi.

Berdasarkan pendapat diatas, maka informan tidak hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan yang luas saja melainkan juga orang-orang yang pernah mengalami peristiwa tertentu terkait dengan penelitian yang diteliti serta orang-orang yang merupakan pemilik dari suatu bahasa yang memang sedang digunakan dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan teknik

Purposive Sampling. Teknik ini berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subyek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Peneliti memilih langsung subyek dan lokasi penelitian dan biasanya disesuaikan dengan tujuan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.5.1 Teknik Observasi

Rianse (2009:213) menyatakan bahwa "observasi adalah alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Ciri-ciri observasi yakni : mempunyai arah yang khusus,

sistematik, bersifat kuantitatif, menuntut keahlian serta hasilnya dapat di cek dan dibuktikan".

Observasi adalah suatu metode penelitian dengan cara mengamati dan mencatat data-data yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal senada diungkapkan oleh Hadi (1986:136) yang menyatakan bahwa :

“Sebagai metode ilmiah, observasi biasanya diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan-pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang lebih luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung”.

Cartwright dan Cartwright dalam Herdiansyah (2012:131) mendefinisikan "observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis".

Teknik observasi ini dipakai karena penelitian yang bersifat lapangan, bukan studi pustaka. Sehingga penulis menganggap teknik observasi adalah tepat sebagai teknik pengumpulan data.

Melalui teknik ini penulis mengadakan observasi secara tidak langsung (observasi nonpartisipan) di lokasi penelitian, yaitu Pekon Penggawa V Ulu. Basrowi dan Suwandi (2008:109) menjelaskan bahwa "dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganlisis dan selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang kegiatan yang

34

diteliti. Pengumpulan data dalam observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak sampai pada tingkat makna".

3.5.2 Teknik Wawancara

Menurut Moloeng dalam Herdiansyah (2012:118) "wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut".

Hadi (1986:193) berpendapat:

“Wawancara/interview sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dengan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu. Dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan

lancar”.

Gorden dalam Herdiansyah (2012:118) mendefinisikan "wawancara merupakan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu".

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara semi-terstruktrur. Herdiansyah (2012:123-124) menjelaskan bahwa:

"Wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan cara terlebih dahulu menyusun format pertanyaan wawancara. Setelah itu, penulis mendatangi sejumlah individu atau masyarakat yang ada di lokasi penelitian untuk memperoleh informasi mengenai masalah yang sedang diteliti. Dalam memberikan jawabannya, informan tidak dibatasi sehingga mereka lebih bebas mengemukakan jawaban apapun sepanjang itu tidak keluar pertanyaan. Pedoman wawancara hanya sebagai patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata. Peneliti bebas berimprovisasi dalam

mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan situasi dan alur alamiah asalkan tetap pada topik yang telah ditentukan".

Berdasarkan penjelasanHerdiansyah tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penulis melakukan wawancara dengan menggunakan wawancara semi-terstruktur dimana dalam wawancara penulis harus menulis terlebih dahulu pedoman wawancara yang akan menjadi acuan selama penulis memberikan pertanyaan kepada narasumber, akan tetapi pedoman tersebut hanya sebagai acuan saja dan bukan sebagai bahan utama untuk penulis dalam melakukan sesi wawancara. Informan atau narasumber tidak akan diberikan batasan apapun selama mereka mengemukakan jawabannya asalkan masih dalam batas topik wawancara.

3.5.3 Teknik Dokumentasi

Herdiansyah (2012:143) menjelaskan bahwa "teknik dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subyek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subyek yang bersangkutan".

Basrowi dan Suwandi (2008:158) menjelaskan bahwa:

"Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Teknik ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak, pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam".

36

Dalam penelitian ini, bentuk dokumen yang dijadikan sebagai bahan dalam studi dokumentasi adalah dokumen resmi baik dokumen internal dan dokumen eksternal. Moleong dalam Herdiansyah (2012:145-146) menjelaskan bahwa "dokumen internal dapat berupa catatan seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan pimpinan, dan lain sebagainya. Dokumen eksternal dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, seperti majalah, koran, buletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya".

3.5.4 Teknik Kepustakaan

Melalui teknik kepustakaan ini penulis mengumpulkan data dengan membaca literatur-literatur yang terdapat di ruang perpustakaan, guna memperoleh data-data yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti.

Menurut Koentjaraningrat (1981:81), "teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan informasi dengan bantuan berbagai macam material yang terdapat di ruang perpustakaan misalnya koran, majala-majalah, naskah, catatan-catatan, kisah sejarah, dokumen dan sebagainyayang relevan dengan penelitian”.

Dalam suatu penelitian, mutlak dibutuhkan beberapa literatur guna menunjang data-data yang ada, walaupun hanya sebagai pelengkap. Penelitian ini bersifat lapangan, sehingga data-data yang ada dalam penulisan laporan penelitian ini lebih banyak berdasarkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian dibandingkan dengan data-data yang diperoleh dari literatur-literatur.

Dokumen terkait