• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pembahasan hasil penelitian nantinya akan semakin kaya karena adanya penjelasan dari berbagai sumber sebagai teknik pengumpulan data penelitian. Teknik-teknik yang dimaksud yaitu:

1. Skala psikologi

Skala psikologi merupakan salah satu alat ukur yang mempunyai karakteristik khusus yang dapat membedakannya dengan alat pengumpul data lain seperti angket atau kuisioner, daftar isian, inventori, dan sebagainya. Meskipun banyak para praktisi maupun peneliti yang menyebutnya dengan istilah angket, namun pada dasarnya kedua alat pengumpul data tersebut mempunyai perbedaan.

Perbedaan mendasar antara skala psikologi dan angket antara lain:

pertama, skala psikologi digunakan untuk mengungkap data berupa konstrak

atau konsep psikologis yang menggambarkan kepribadian, sedangkan angket mengungkap data faktual. Kedua, pertanyaan dalam skala psikologi sebagai stimulus yang disesuaikan dengan indikator guna membuat subyek

merefleksikan keadaan dirinya yang kerap kali tidak disadari, sedangkan pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah terkait data yang ingin diungkap. Selain itu, istilah skala psikologi lebih diperuntukkan dalam pengukuran aspek afektif, daripada kognitif (Azwar, 2013, hal. 3-9).

Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model Likert. Skala digunakan dalam upayanya mendapat data yang mampu menggambarkan keadaan subyek yang sebenarnya menggunakan kategori respon dengan taraf kesetujuan atau ketidaksetujuan setiap pernyataan yang diberikan, yang nantinya diharapkan setiap subyek dapat memilih alternatif jawaban yang dirasa paling sesuai menggambarkan dirinya (Suryabrata, 2005, hal. 183-186). Dengan demikian, penelitian ini terdiri dari 2 skala yang akan digunakan terkait dengan variabel yang menjadi fokus penelitian.

a. Skala Komitmen Organisasi

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel Komitmen Organisasi dalam penelitian ini merupakan skala adaptasi dari Three-Component Model (TCM) Employee Commitment Survey Revised Version yang dikembangkan oleh Meyer, Allen, & Smith (1993). Skala tersebut mengacu pada 3 aspek, yaitu: Affective Commitment, Normative commitment, dan Continuance

Commitment yang terdiri dari 18 item dengan mencakup item favorable dan

unfavorable. Alternatif jawaban menggunakan 5 bentuk, yaitu STS (Sangat

Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), N (Netral), S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai).

Skor penilaian dari skala untuk item favorable bergerak dari nilai 1 sampai 5. Sedangkan skor untuk item unfovorable bergerak dari nilai 5 sampai 1. Artinya, semakin tinggi skor yang diperoleh berarti subyek mempunyai tingkat komitmen terhadap orgaisasinya semakin tinggi. Oleh karenanya, untuk mendapatkan data komitmen organisasi, subyek hanya diminta untuk menilai dirinya sesuai dengan alternatif jawaban yang sudah disediakan tanpa merasa takut salah, karena dalam hal ini jawaban tidak terkait dengan benar ataupun salah. Jawaban tersebut nantinya akan membantu peneliti untuk menunjukkan gambaran komitmen subyek terhadap organisasinya.

Selanjutnya penyebaran item dari skala Komitmen Organisasi pada setiap aspeknya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 3.1 Penyebaran Item Skala Komitmen Organisasi

Variabel Aspek Indikator Item Total

F UF Komitmen Organisasi Affective Commitment Kenyamanan 1, 4, 5 6 Kepemilikan 2, 6 3 Normative Commitment Moral 8, 9, 10, 11, 12 7 6 Continuance Commitment Kebutuhan 13, 14, 15 - 6 Peran 17 -

Sedikitnya kesempatan kerja 16, 18 -

Total 14 4 18

b. Skala Kebersyukuran Kerja

Skala Kebersyukuran yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala yang dikembangkan penulis dari konsep yang dikemukakan Al-Ghazali dalam karangannya Ihya ‘Ulumuddin. Skala yang dibuat terdiri dari item

aspek, yaitu ilmu, keadaan, dan amal. Alternatif jawaban skala ini juga menggunakan 5 bentuk, yaitu STS (Sangat Tidak Sesuai), TS (Tidak Sesuai), N (Netral), S (Sesuai), dan SS (Sangat Sesuai), serta skor penilaiannya pun juga sama dengan aplikasi dari skala Komitmen Organisasi. Artinya, semakin tinggi skor yang diperoleh berarti subyek mempunyai tingkat kebersyukuran juga semakin tinggi, begitupun sebaliknya.

Penyebaran item untuk skala Kebersyukuran dalam setiap aspeknya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 3.2 Penyebaran Item Skala Kebersyukuran Kerja

Variabel Aspek Indikator Item Total

F UF

Kebersyukuran Kerja

Ilmu Memahami kenikmatan yang dimaksud

1 2, 3

7 Memahami Sang Pemberi nikmat 4 5

Memahami perantara pemberi nikmat atas kekuasaan-Nya

6, 7

Keadaan Perasaan gembira 8, 10 9

6 Membuat semakin dekat dengan

Sang Pemberi nikmat

11, 12 13

Amal Adanya niat berbuat baik 14 15

7 Mengakui kenikmatan secara lisan 16, 17

Memanfaatkan kenikmatan dalam jalan kebaikan

18 19, 20

Total 12 8 20

2. Observasi

Teknik ini merupakan sebuah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti atau observer sendiri terhadap subyek penelitian (Noor, 2011, hal. 140). Pengamatan tersebut diperuntukkan dalam upayanya untuk memahami terlebih dulu permasalahan ataupun batasan masalah yang selanjutnya akan menjadi fokus penelitian. Kemudian pengamatan dilakukan lebih lanjut demi

memahami gambaran realisitis perilaku terkait fokus penelitian yang sudah ditetapkan. Hal tersebut penting dilakukan agar observer dapat memperoleh gambaran yang lebih luas terkait permasalahan yang diteliti. Oleh karenanya, teknik ini sangat tergantung pada kemampuan observer sendiri (Widoyoko, 2012, hal. 46).

3. Wawancara

Teknik ini merupakan sebuah proses tanya jawab atau dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden (interviewee) (Noor, 2011, hal. 138). Wawancara diperlukan guna menguji kebenaran atau menverivikasi data yang sudah dikumpulkan melalui teknik lain (Widoyoko, 2012, hal. 41). Teknik ini diperuntukkan untuk lebih memahami keadaan responden secara langsung terkait permasalahan penelitian, seperti bagaimana cara mereka menyikapi keadaannya sekarang, bagaimana keadaan tersebut berpengaruh pada sikap kerja mereka, bagaimana mereka menilai organisasinya, dan sebagainya. Dengan begitu, data yang sudah terkumpul benar-benar bisa menggambarkan keadaan subyek sebenarnya.

4. Analisis Dokumen

Teknik ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan menganalisis dokumen yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, baik berupa catatan tertulis maupun benda-benda peninggalan atau simbol-simbol lainnya (Widoyoko, 2012, hal. 41). Dalam penelitian ini

dokumen yang dimaksud berupa catatan tertulis, seperti peraturan organisasi, sejarah berdirinya organisasi, struktur keorganisasasian, dan sebagainya.

Dalam tahap ini, pembahasan terkait validitas dan reliabilitas data juga penting adanya demi mendapatkan informasi yang akurat dan obyektif. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam melakukan fungsi pengukurannya sesuai tujuan penelitian. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur sebagaimana yang diinginkan oleh tujuan pengukuran tersebut, sehingga ketika skala menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran, maka dapat dikatakan sebagai pengukuran yang mempunyai validitas rendah.

Akurasi yang dimaksud dalam hal ini adalah tepat dan cermat. Ketepatan alat ukur terkait dengan tepat atau tidaknya suatu pengukuran tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut dalam mencapai tujuan pengukuran yang diinginkan dengan tepat. Sedangkan kecermatan lebih menitikberatkan pada sejauhmana alat ukur mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang kemungkinan terjadi sebagai pembeda antara satu subyek dengan subyek yang lain (Azwar, 2007, hal. 4-11).

Sementara reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability dengan susunan kata real dan ability. Reliabilitas terkait dengan reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur. Reliabilitas alat ukur erat kaitannya dengan masalah eror pengukuran (error of measurement). Artinya, sejauhmana inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada

kelompok subyek yang sama. Sedangkan reliabilitas hasil ukur lebih pada eror dalam pengambilan sampel (sampling error). Reliabilitas ini diartikan dengan sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat digeneralisasikan pada kelompok subyek lain yang mempunyai karakteristik sama.

Reliabilitas dinyatakan dengan koofisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koofisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti reliabilitas semakin tinggi. Sebaliknya reliabilitas alat ukur yang rendah ditandai oleh koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang mempunyai tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Azwar, 2007, hal. 4-11). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach yang juga dibantu dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.00

for windows.

Selanjutnya dilakukan parameter daya beda aitem yang berupa koefisien korelasi antara skor aitem dengan distribusi skor total (rix) dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16.00 for windows. Kriteria pemilihan aitem biasanya digunakan batasan rix ≥0,30. Artinya, aitem yang mencapai koefisien korelasi daya beda mencapai 0,30 memuaskan. Sebaliknya koefisien korelasi daya beda yang tidak mencapai angka 0,30 dianggap tidak memuaskan (Azwar, 2013, hal, 86).

Penelitian ini tidak menggunakan uji coba skala karena tidak memungkinkan peneliti untuk melakukannya, mengingat keterbatasan tenaga dan waktu yang dimiliki peneliti dalam mencari subyek uji coba dengan karakteristik

yang tidak jauh berbeda dengan subyek penelitian. Sementara hasil penelitian baik pada skala kebersyukuran kerja ataupun komitmen organisasi dengan menggunakan batasan daya beda aitem rix ≥0,30 dan dibantu program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) 16.00 for windows dapat diketahui

sebagaimana yang tertera di bawah.

Tabel 3.3 Blue Print Skala Komitmen Organisasi

Variabel Aspek Indikator Aitem Total Aitem

Valid F UF Komitmen Organisasi Affective Commitment Kenyamanan 1, 4, 5 5 Kepemilikan 2, 6 3 Normative Commitment Moral 8, 9, 10, 11, 12 7 5 Continuance Commitment Kebutuhan 13, 14, 15 - 1 Peran 17 - Sedikitnya kesempatan kerja 16, 18 - Total 8 3 11

Catatan : angka berwarna merah menunjukkan aitem yang gugur

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan daya beda aitem pada skala komitmen organisasi dengan total aitem awal yang berjumlah 18, maka aitem yang dinyatakan valid berjumlah 11 aitem, sedang jumlah aitem yang gugur ada 7 aitem. 11 aitem yang valid 8 diantaranya termasuk aitem favorable dan 3 sisanya adalah aitem unfavorable. Sedangkan dari 7 aitem yang gugur 6 termasuk dalam kategori aitem favorable dan 1 aitem unfavorable.

Skala komitmen organisasi sendiri mencakup 3 aspek yang terdiri dari

Affective Commitment, Normative commitment, dan Continuance Commitment.

Ketiga aspek tersebut diwakili dengan masing-masing 6 aitem. 6 aitem dari aspek

menunjukkan skor ≥0,30 dan 1 aitem dinyatakan gugur. Sedangkan dalam aspek

Continuance Commitment berlaku kebalikannya. Dimana 5 aitem dinyatakan

gugur dan 1 aitem valid.

Selanjutnya hasil daya beda aitem pada skala kebersyukuran kerja dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 3.4 Blue Print Skala Kebersyukuran Kerja

Variabel Aspek Indikator Aitem Total Aitem

Valid

F UF

Kebersyukuran Kerja

Ilmu Memahami kenikmatan yang dimaksud 1 2, 3 3 Memahami Sang Pemberi nikmat 4 5 Memahami perantara pemberi nikmat atas kekuasaan-Nya

6, 7

Keadaan Perasaan gembira 8, 10 9

5 Membuat semakin dekat

dengan Sang Pemberi nikmat

11, 12 13

Amal Adanya niat berbuat baik 14 15

4 Mengakui kenikmatan

secara lisan

16, 17 Memanfaatkan

kenikmatan dalam jalan kebaikan

18 19, 20

Total 9 3 12

Catatan : angka berwarna merah menunjukkan aitem yang gugur

Hasil setelah dilakukan daya beda aitem pada skala kebersyukuran kerja menunjukkan 12 aitem valid dari total keseluruhan 20 aitem, sehingga 8 aitem dinyatakan gugur. Dari total aitem yang valid, 9 aitem termasuk dalam aitem

favorable dan 3 aitem unfavorable. Sedangkan dari total aitem yang gugur, 3

Skala kebersyukuran kerja mengacu pada konsep kebersyukuran Al-Ghazali dengan 3 aspek sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya, yaitu: Ilmu, Keadaan, dan Amal. Aspek pertama dan ketiga masing-masing diwakili dengan 7 aitem, sedang aspek kedua 6 aitem. 7 aitem dari aspek pertama, yaitu ilmu menunjukkan bahwa aitem yang valid ada 3 dan 4 aitem yang gugur. Dalam aspek Keadaan terdapat 5 aitem valid dan 1 aitem gugur. Terakhir, dalam aspek Amal masing-masing ada 2 aitem baik yang termasuk dalam kategori valid ataupun gugur.

Dokumen terkait