• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Metode Penelitian

E. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas berbeda dengan yang nonkualitatif. Pada penelitian nonkualitatif sampel itu dipilih dari suatu populasi sehingga dapat digunakan untuk mengadakan generalisasi. Jadi, sampel benar-benar mewakili ciri-ciri suatu populasi. Didalam penelitian kualitatif sangat erat kaitanya dengan faktor-faktor kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (constructions). Jika ditinjau dari penelitian di SMPN 03 Malang sampling yang digunakan untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dapat diperoleh dari Guru PAI dan siswa berkenaan dengan pengembangan sikap. Dengan demikian tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya

10

dikembangkan ke dalam generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam rumusan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling ialah menggali informasi yang akan muncul. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).11 Sampel bertujuan yang di maksud adalah strategi pembentukan sikap.

Sampel bertujuan dapat diketahui dari ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Rancangan sampel yang muncul: sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan: tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan atau diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui. Dalam hal ini, peneliti menarik informasi dari guru PAI berkenaan dengan strategi guru PAI dalam mengembangkan pembelajaran PAI dalam membentuk kompetensi sikap siswa maka data yang diperoleh dari guru PAI di analisis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan mencari informasi untuk memperluas informasi tentang pengembangan sikap. Dari mana atau siapa dia mulai tidak

11

menjadi persoalan, tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya bergantung pada apa keperluan peneliti. Teknik sampling bola salju bermanfaat dalam hal ini, yaitu mulai dari satu menjadi

makin lama makin banyak.

3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya. Namun, sesudah makin banyak informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, akan terlihat bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian.

4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah diakhiri. Jadi, pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan. 12

F. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kondisi yang alami, sumber data primer, dan lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif lokus utama adalah peneliti sendiri, untuk mencari data dengan berinteraksi secara

12

simbolik dengan informan atau subjek yang diteliti. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi.13 Sehingga, dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu :

1. Interview (wawancara)

Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data yang khas penelitian kualitatif.14 Wawancara adalah proses Tanya jawab di dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang terdiri atas dua orang dengan cara bertatap muka secara langsung untuk mendapatkan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview). Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept-interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 15 Dalam hal ini, peneliti akan melakukan wawancara kepada Guru Pendidikan Agama Islam yang

13

Sugioyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung:Alfabeta, 2008) cet, IV, hlm.62.

14

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung:Tarsito), hlm. 78. 15

bersangkutan untuk mendapatkan informasi dan peneliti membuat pertanyaan yang sifatnya terbuka, agar informasi yang diperoleh lebih luas.

2. Metode Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah observasi partisipan pasif, yang mana peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Selain itu juga, peneliti menggunakan observasi terus terang atau tersamar. Yang mana peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi objek penelitian mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.16 Peneliti mengamati langsung proses pembelajaran di kelas tanpa terlibat langsung dalam prosesnya.

16

3. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengambil data baik tertulis berupa catatan dan sejenisnya, maupun data tidak tertulis seperti foto kegiatan dan rekaman untuk menunjang dengaN tujuan penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh dokumen-dokumen penting. Seperti profil SMPN 3 Malang, sejarah SMPN 3 Malang, struktur organisasi dan dokumentasi sarana dan prasarana yang ada pada SMPN 3 Malang.

4. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.17 Triangulasi ini digunakan untuk mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data yang ada.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman, analisis data kualitatif adalah suatu proses analisis yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau

17

verifikasi.18 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Nasution menyatakan bahwa Analisi dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.19

1. Analisis data sebelum ke lapangan

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.20

2. Analisis data di lapangan model Miles and Huberman

Dalam proses analisis data, terdapat tiga komponen didalamnya :21 a. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui redusi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

18

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta : Ar-ruz Media, 2011), hlm. 238. 19 Sugiyono, Op.cit., hlm. 245.

20 Ibid., hlm. 245. 21

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Verifikasi

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kreadibel.

Dokumen terkait