BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel, Teknik Sampling
4.2.3 Teknik Sampling
Teknik sampling untuk Ibu pada penelitian ini peneliti menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu dilakukan dengan memilih sampel di antara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
4.3Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (terikat).
4.3.1 Variabel independen (variabel bebas)
Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT).
4.3.2 Variabel dependen (variabel terikat)
Variabel dependen (variabel terikat) dalam penelitian ini adalah perilaku Ibu (pengetahuan dan sikap) dalam pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies. 4.4 Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor
Independen: Metode Ceramah dan Diskusi Terpadu (CDT) Penambahan pengetahuan Ibu tentang pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT) Metode CDT meliputi ceramah 1x40 menit (hari
pertama) dan diskusi terpadu 1x50 menit (hari kedua):
1. Pengertian Rabies
2. Cara penularan
Rabies
3. Tanda dan gejala
anjing Rabies 4. Gejala Rabies pada manusia 5. Pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies SAP, leaflet dan Flip-chart - - Dependen: Perilaku Ibu (Pengetahuan) Segala sesuatu yang diketahui Ibu tentang pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies Pengetahuan Ibu memahami tentang pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies:
1 Pengertian Rabies
2 Cara penularan
Rabies
3 Tanda dan gejala
anjing Rabies
Kuesioner Ordinal Pilihan jawaban:
Benar = 1 Salah = 0 Skor: Baik = 76-100% Cukup = 56-75% Kurang = ≤55% (Arikunto, 2010)
4 Gejala Rabies pada manusia 5 Pertolongan pertama pada gigitan anjing Perilaku Ibu (sikap) Respon Ibu tentang pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies yang disertai kecenderungan bertindak
Sikap Ibu tentang: Melakukan
pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies 1. Menerima 2. Merespon 3. Menghargai 4. Bertanggung jawab
Kuesioner Ordinal Pernyataan positif
Kriteria:
Sangat setuju = 4 Setuju = 3 Tidak setuju = 2 Sangat tidak setuju = 1 Pernyataan negatif Kriteria: Sangat setuju = 1 Setuju = 2 Tidak setuju = 3 Sangat tidak setuju = 4 Skor: Sikap positif T ≥ (mean) Sikap negatif T < (mean) 4.5 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui kuesioner pada responden yang diteliti. Kuesioner berisi data umum, pengetahuan dan sikap responden tentang pertolongan pertama pada gigitan anjing di daerah KLB Rabies.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari penelitian Liu et al (2017) dan Mendrofa (2014), serta dimodifikasi dan dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner pengetahuan terdapat 15 pertanyaan, jika dijawab benar skornya 1 dan jika salah skor 0 sehingga skor total 15. Kemudian dari total skor yang didapat dibuat persen. Jika total skor didapat 15 maka responden 100% menjawab benar dengan kategori baik: 76-100%, cukup: 56-75%, kurang: ≤55%.
Tabel 4.2 Blue Print Kuesioner Pengetahuan
Variabel Indikator No. Soal Jumlah Soal Pengetahuan Ibu tentang pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies 1. Pengertian Rabies 2. Cara penularan Rabies
3. Tanda dan gejala anjing Rabies
4. Gejala Rabies pada manusia
5. Pertolongan pertama pada gigitan anjing
1, 2, 3 4, 5, 11 6 7, 12, 13 8, 9, 10, 14, 15 3 3 1 3 5
Pada kuesioner perilaku terdapat 10 pernyataan, pernyataan dibuat dalam bentuk favorable (nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9) dan unfavorable (nomor 4, 5, 6, 10).Untuk pernyataan favorable setiap pernyataan dijawab sangat setuju diberi skor empat (4), setuju diberi skor tiga (3), tidak setuju diberi skor dua (2), dan sangat tidak setuju diberi skor satu (1).Pernyataan unfavorable setiap pernyataan dijawab sangat setuju diberi skor satu (1), setuju diberi skor dua (2), tidak setuju diberi skor tiga (3), dan sangat tidak setuju diberi skor empat (4). Perilaku dikategorikan positif bila T ≥
mean dan negatif bila skor T < mean bila berdistribusi positif. Kuesioner dilakukan uji validitas dan reabilitas terlebih dahulu.
Tabel 4.3 Blue Print Kuesioner Sikap
Variabel Indikator No. Soal Jumlah Soal
Perilaku (sikap) Ibu pada pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies
- Pernyataan positif 1 sangat tidak setuju 2 tidak setuju 3 setuju 4 sangat setuju - Pernyataan negatif 1 sangat setuju 2 setuju 3 tidak setuju
4 sangat tidak setuju
1, 2, 3, 7, 8, 9
4, 5, 6, 10
6
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen pada penelitian ini sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas menggunakan uji Product Moment kepada sepuluh responden Ibu-ibu yang memelihara anjing. Dari uji tersebut diperoleh hasil nilai Alpha Cronbach sebesar 0,803 yang berarti reliabel.
4.7 Waktu dan Tempat Pengambilan Data
Pengambilan data sudah dilakukan pada tanggal 5-6 November 2017 di Desa Merti Jaya, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Barat, dibawah wilayah kerja Puskesmas Jelimpau.
4.8 Prosedur Pengumpulan dan Pengambilan Data
Sesudah melakukan uji etik di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, peneliti melakukan pengambilan data di Desa Merti Jaya, Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat di bawah wilayah kerja Puskesmas Jelimpau. Peneliti menghitung jumlah sampel dari data jumlah KK Desa Merti Jaya per 31 Agustus 2017 untuk dijadikan responden yang akan diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT). Undangan kegiatan penelitian untuk responden dibantu pihak Desa, baik Kepala Desa maupun semua perangkat Desa.
Besar sampel di peroleh sebanyak 72 orang, dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol 36 orang dan 36 kelompok perilaku. Pada pelaksanaannya jumlah kelompok perlakuan yang hadir sebanyak 44 orang, dan masuk kriteria inklusi sebanyak 40 orang, 36 orang dipilih menjadi responden dan sisanya 4 orang dijadikan sebagai cadangan responden dalam proporsi kegagalan. Kelompok
kontrol yang hadir sesuai dengan jumlah perhitungan sampel yang telah ditentukan yaitu sebanyak 36 orang dan semuanya masuk kriteria inklusi.
Pengambilan data dilakukan selama dua hari pada tanggal 5-6 November 2017 di dua Dusun di Desa Merti Jaya. Pada kelompok perlakuan dilakukan di Dusun Mansik pada pukul 13.00 WIB. Pada hari pertama diberikan pre-test berupa kuesioner pengetahuan dan sikap tentang rabies dan pertolongan pertama gigitan anjing rabies. Setelah itu dilakukan metode ceramah selama 40 menit di Balai Desa Merti Jaya. Diskusi terpadu dilakukan keesokan hari selama 50 menit. Pada saat diskusi responden dibagi menjadi 5 kelompok kecil yang terdiri dari 7-8 responden di setiap kelompok. Masing-masing kelompok didampingi oleh satu fasilitator yang merupakan perawat di Puskesmas Jelimpau. Setelah diskusi, responden mengisi kuesioner post-test.
Kelompok kontrol dilakukan di Dusun Remiang pada pukul 10.00 WIB. Pada hari pertama responden mengisi pre-test berupa kuesioner pengetahuan dan sikap responden. Setelah itu dibagikan leaflet tentang rabies dan pertolongan pertama gigitan anjing rabies. Keesokan harinya pada jam yang sama dilakukan post-test. Setelah pengisian kuesioner post-test, kelompok kontrol diberikan CDT untuk menjalankan prinsip justice atau prinsip keadilan.
Peneliti melakukan penelitian selama 2 hari dan dalam jarak waktu yang singkat yaitu pada hari minggu setelah warga pulang dari gereja dan dilanjutkan keesokan harinya. Peneliti mempertimbangkan keadaan demografis Desa Merti Jaya dan pekerjaan warga yang mayoritas adalah Petani dan Pekebun Karet yang hampir setiap harinya ke ladang dan ke kebun untuk bekerja. Letak ladang dan
kebun yang sangat jauh dari Desa membuat warga sering menginap di pondok di ladang selama beberapa hari terutama di musim menanam padi seperti saat ini.
4.9Analisis Data
Analisis data yang digunakan peneliti yaitu menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi α ≤ 0,05 dan uji Mann-Whitney U Test dengan nilai signifikansi p < 0,05.
Pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Coding/mengkode
Peneliti telah memberikan kode pada 25 soal kuesioner dengan mengklasifikasikan jawaban pada responden ke dalam kategori alternatif. Jawaban diberi skor satu (1) jika jawaban benar dan nol (0) jika jawaban salah untuk kuesioner pengetahuan sebanyak 15 pertanyaan. Pada kuesioner perilaku terdapat 10 pernyataan dalam bentuk favorable dan bentuk unfavorable. Pernyataan favorable setiap pernyataan dijawab sangat setuju diberi skor empat (4), setuju diberi skor tiga (3), tidak setuju diberi skor dua (2), dan sangat tidak setuju diberi skor satu (1). Pernyataan unfavorable setiap pernyataan dijawab sangat setuju diberi skor satu (1), setuju diberi skor dua (2), tidak setuju diberi skor tiga (3), dan sangat tidak setuju diberi skor empat (4).
2. Scoring/memberi nilai
Peneliti telah memberikan nilai dari masing-masing pertanyaan sesuai dengan kategori yang ada (pengetahuan dan sikap). Jawaban diberi skor satu (1) jika jawaban benar dan nol (0) jika jawaban salah untuk kuesioner pengetahuan. Pada kuesioner perilaku dalam bentuk favorable setiap pernyataan dijawab sangat setuju diberi skor empat (4), setuju diberi skor tiga (3), tidak setuju
diberi skor dua (2), dan sangat tidak setuju diberi skor satu (1). Pernyataan unfavorable setiap pernyataan dijawab sangat setuju diberi skor satu (1), setuju diberi skor dua (2), tidak setuju diberi skor tiga (3), dan sangat tidak setuju diberi skor empat (4).
3. Sorting/mengelompokkan
Peneliti telah memilih atau mengelompokkan jawaban kuesioner pengetahuan ke dalam kategori baik, cukup dan kurang serta kuesioner sikap ke dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif.
4. Tabulating/tabulasi
Peneliti telah menabulating jawaban responden dan dikelompokkan dalam bentuk tabel dengan masing-masing kategori. Tabulasi dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikansi α ≤ 0,05 dan uji Mann-Whitney U Test dengan nilai signifikansi p < 0,05. Peneliti melakukan analisis bivariat untuk menjelaskan hubungan antara kedua variabel (variabel independen dan variabel dependen).
4.10 Kerangka Kerja
Kerangka kerja yang digunakan peneliti pada penelitian ini disajikan pada bagan berikut:
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian pengaruh kombinasi pemberian metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT) terhadap perilaku Ibu dalam pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies
Populasi
Seluruh Ibu yang tinggal di daerah KLB Rabies (Desa Merti Jaya) Jumlah populasi penelitian ini 237 responden per 31 Agustus 2017
Hari 1 : Ceramah tentang
pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies Hari 2 : Diskusi Terpadu tentang
pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies
Observasi akhir Observasi awal (pengetahuan dan sikap)
Sampel :
36 responden kelompok perlakuan dan 36 responden kelompok kontrol Purposive sampling
Analisis data dengan uji statistik Wilcoxon Sign dan uji Mann-Whitney
Kesimpulan hasil penelitian Hasil
Hari 1 : Pembagian leaflet Hari 2 : Post-test
dilanjutkan dengan CDT Kelompok kontrol Kelompok perlakuan
4.11 Etik Penelitian
Dalam melakukan penelitian, etik penelitian yang digunakan diantaranya : 1. Lembar persetujuan (Informed Consent)
Peneliti menerangkan kepada responden tentang maksud, tujuan, dan harapan peneliti selama pengumpulan data. Hal ini dilakukan kepada responden yang bersedia dan tanpa paksaan, bila responden setuju maka peneliti mempersilahkan responden menandatangani lembar persetujuan.
2. Tanpa nama (Anonymity)
Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial atau kode tertentu yang hanya diketahui oleh peneliti. 3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti merahasiakan semua informasi yang telah diperoleh dari responden dalam penelitian ini dengan tidak menyebarkan informasi tentang responden kepada siapapun serta hasilnya tidak dipublikasikan kepada pihak manapun. 4. Manfaat (Benificience)
Penelitian ini dilakukan dengan mengutamakan manfaat untuk masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat Rabies. Penelitian ini tidak mengandung resiko sedikitpun karena Peneliti melakukan intervensi yang tidak membahayakan dengan memberikan metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT) dengan menggunakan alat bantu berupa flip-chart dan leaflet serta kuesioner pre-test dan post-test. Peneliti menjaga agar responden tetap nyaman saat ceramah dan diskusi terpadu berlangsung serta sepanjang penelitian ini dilakukan sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
4.12 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan informasi hanya melalui observasi/kuesioner dan tanpa deep interview kepada responden. Responden hanya berfokus kepada ibu-ibu yang berusia 18-59 tahun, pendidikan mayoritas SD, tinggal di daerah KLB Rabies dengan jumlah responden yang masih terbatas dan waktu yang singkat.
2. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini masih mengadaptasi dari penelitian lain, yang tidak disusun untuk karakteristik masyarakat di Kalimantan.
3. Pada kelompok perlakuan terdapat kelebihan 4 jumlah responden yang dari awal memang dipersiapkan sebagai cadangan apabila ada responden yang tidak dapat mengikuti kegiatan CDT sampai selesai. Responden cadangan ini tidak dimasukkan ke dalam penghitungan tabulasi data.
4. Beberapa responden membawa anaknya ketika dilakukan CDT, sehingga dapat mengganggu responden ketika mengisi kuesioner serta menyulitkan peneliti dalam melakukan intervensi. Peneliti meminimalkan hal tersebut dengan cara meminta bantuan salah seorang warga setempat yang bukan responden untuk mengajak anak-anak bermain di luar ruangan.
5. Dalam proses pengisian kuesioner terdapat beberapa responden terlihat kurang mengerti tentang pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Peneliti meminimalkan hal tersebut dengan mendampingi dan menjelaskan kuesioner tersebut kepada responden selama proses pengisian kuesioner serta dibantu oleh beberapa petugas dari Puskesmas Jelimpau sebagai asisten penelitian.
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh kombinasi pemberian metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT) terhadap perilaku ibu dalam pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies yang pelaksanaannya dilakukan pada tanggal 05-06 November 2017.
Hasil penelitian disajikan meliputi data umum dan data khusus. Data umum menjelaskan mengenai karakteristik lokasi penelitian dan karakteristik responden yang meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, riwayat keluarga digigit anjing dalam setahun terakhir ini, dan jenis hewan peliharaan. Data khusus meliputi tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies. 5.1 Hasil penelitian
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Desa Merti Jaya terletak di Kecamatan Tempunak, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Barat. Desa Merti Jaya mempunyai luas wilayah sebesar 2400 ha dan terbagi menjadi dua kampung dan tiga Dusun, yaitu Dusun Batu Limau dan Dusun Mansik (kampung Mansik) dan Dusun Remiang (kampung Remiang). Jumlah penduduk di Desa Merti Jaya sebanyak 821 jiwa, terdiri dari 446 jiwa laki-laki dan 375 jiwa perempuan. Terdapat 237 Kepala Keluarga (KK), yang terdiri dari KK laki-laki sebanyak 225 orang dan KK perempuan sebanyak 12 orang. Sebagian besar penduduk Desa Merti Jaya bekerja sebagai Petani dan Pekebun Karet. Desa Merti Jaya masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Jelimpau.
Puskesmas Jelimpau memiliki wilayah kerja yang meliputi 12 Desa di daerah Tempunak bagian Hulu, yaitu Desa Merti Jaya, Benua Kencana, Pekulai Bersatu,
Riam Batu, Kupan Jaya, Pulau Jaya, Gurung Mali, Sungai Buluh, Kuala Tiga, Jaya Mentari, Pudau Bersatu dan Desa Benua Baru. Puskesmas Jelimpau memiliki tenaga kesehatan dokter 1 orang, kesehatan masyarakat 2 orang, bidan 7 orang, perawat 7 orang, kesehatan lingkungan 1 orang serta asisten apoteker 1 orang. Berdasarkan data dari Puskesmas Jelimpau, pada tahun 2016-2017 terdapat 36 orang yang digigit anjing dan melaporkan ke Puskesmas serta mendapatkan suntikan Vaksin Antirabies (VAR). Terdapat 1 pasien meninggal karena setelah terkena gigitan anjing tidak segera memeriksakan diri ke Puskesmas. Kegiatan pencegahan yang telah dilakukan sejauh ini sebatas pada pembagian leaflet tentang Rabies secara umum serta penyuluhan kesehatan di beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Jelimpau.
5.1.2 Karakteristik responden
Pada bagian ini akan dibahas mengenai umur, pendidikan, pekerjaan, apakah keluarga memelihara anjing dan adakah riwayat keluarga yang digigit anjing dalam satu tahun terakhir ini.
1. Data karakterisktik responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol di Desa Merti Jaya
Tabel 5.1 Data karakteristik demografi responden kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
No Demografi Responden Perlakuan Kontrol
Ʃ % Ʃ % 1.Umur Umur 18-25 tahun Umur 26-35 tahun Umur 36-59 tahun 4 14 18 11,1 38,9 50 7 14 15 19,4 38,9 41,7 Jumlah 36 100 36 100
No Demografi Responden Perlakuan Kontrol
Ʃ % Ʃ %
Ibu Rumah Tangga Swasta Pendeta 10 1 1 27,8 2,8 2,8 15 1 - 41,7 2,8 - Jumlah 36 100 36 100 3.Pendidikan SD SMP SMA/SMK SARJANA 22 7 6 1 61,1 19,4 16,7 2,8 27 6 2 1 75 16,7 5,5 2,8 Jumlah 36 100 36 100 4.Memelihara anjing Iya Tidak 19 17 52,8 47,2 17 19 47,2 52,8 Jumlah 36 100 36 100 5.Riwayat keluarga digigit
anjing Iya Tidak 6 30 16,7 83,3 5 31 13,9 86,1 6.Frekuensi gigitan anjing
Tidak pernah Pernah : 1x 30 6 83,3 16,7 31 5 86,1 13,9 Jumlah 36 100 36 100 Berdasarkan tabel 5.1 di atas dari 36 responden pada kelompok perlakuan sebagian besar berada pada usia 36-59 tahun (50%). Pekerjaan paling banyak pada kelompok perlakuan sebagai Petani/Pekebun sebesar 66.7%. Pada karakteristik tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SD sebesar 61,1%. Terdapat responden lulusan Sarjana hanya 1 orang dari 36 responden. Sebagian responden (52,8%) memelihara anjing di rumah dan 16,7% responden pernah digigit anjing sebanyak 1 kali.
Responden pada kelompok kontrol berada pada usia 36-59 tahun, yaitu sebesar 41,7%. Pekerjaan paling banyak pada kelompok kontrol sebagai Petani/Pekebun sebesar 55,6%. Pada karakteristik tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tamatan SD sebesar 75%. Terdapat 1 responden lulusan Sarjana dari 36 responden. Sebagian responden (47,2%) memelihara anjing di rumah dan 13,9% responden pernah digigit anjing sebanyak 1 kali.
5.1.3 Hasil observasi nilai pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah dilakukan CDT pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
1. Pengetahuan ibu dalam pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies Tabel 5.2 Pengetahuan ibu sebelum dan setelah dilakukan CDT di Desa Merti
Jaya tanggal 5-6 November 2017 No Tingkat
Pengetahuan
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Pre Post Pre Post
Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ % 1. Baik 30 83,3 36 100 21 58,3 30 83,3 2. Cukup 4 11,1 0 0 11 30,6 6 16,7 3. Kurang 2 5,56 0 0 4 11,1 0
Jumlah 36 100 36 100 36 100 36 100 Wilcoxon Sign Rank Test
p = 0,023
Wilcoxon Sign RankTest p = 0,002
Mann-Whitney p = 0,002
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas didapatkan nilai pengetahuan responden pada kelompok perlakuan saat pre-test pada kategori baik sebesar 83,3%. Pada saat post-test terdapat 6 responden (16,67%) yang mengalami peningkatan skor pengetahuan kurang dan cukup menjadi baik.
Pada kelompok kontrol, saat pre-test didapatkan 58,3% memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Pada saat post-test, sejumlah responden mengalami peningkatan pengetahuan. Terdapat 7 responden mengalami peningkatan skor pengetahuan cukup menjadi baik, 2 responden mengalami peningkatan skor pengetahuan kurang menjadi baik, dan 2 responden mengalami peningkatan skor pengetahuan kurang menjadi cukup. Sedangkan 7 responden lain yang mengalami peningkatan skor tetapi dalam kategori yang sama, yaitu pada tingkat pengetahuan baik.
Hasil analisis Wilcoxon Sign Rank Test pada kelompok perlakuan yaitu
pengetahuan responden. Pada kelompok kontrol setelah diberikan leaflet, hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan p=0,002 di mana α<0,05 yang berarti terdapat pengaruh pada tingkat pengetahuan setelah pemberian leaflet.
Hasil uji Mann Whitney pada dua kelompok yang tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol yaitu p=0,002 dimana
α<0,05.
2. Sikap ibu dalam pertolongan pertama pada gigitan anjing Rabies di Desa Merti Jaya
Tabel 5.3 Sikap ibu sebelum dan setelah dilakukan CDT di Desa Merti Jaya tanggal 5-6 November 2017
No Sikap
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Pre Post Pre Post
Ʃ % Ʃ % Ʃ % Ʃ %
1 Positif 21 58,3 27 75 21 58,3 19 52,8 2 Negatif 15 41,7 9 25 15 41,7 17 47,2 Jumlah 36 100 36 100 36 100 36 100
Wilcoxon Sign Rank Test p = 1,000
Wilcoxon Sign RankTest p = 1,000
Mann-Whitney p = 0,000
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas didapatkan nilai sikap pada kelompok perlakuan saat pre-test sebesar 58,3 % bersikap positif, dan setelah post-test jumlah responden yang bersikap positif meningkat menjadi 75%. Pada kelompok kontrol, saat pre-test didapatkan 58,3% bersikap positif dan saat dilakukan post-test turun menjadi 52,8% yang bersikap positif.
Hasil analisis Wilcoxon Sign Rank Test pada kelompok perlakuan menunjukkan p=1,000 di mana α<0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh setelah pemberian metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT) terhadap sikap responden. Hal yang sama pada kelompok kontrol setelah diberikan leaflet,
hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan p=1,000 di mana α<0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh pada sikap responden setelah pemberian leaflet. Hasil uji Mann Whitney pada dua kelompok yang tidak berpasangan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada sikap responden antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol yaitu p=0,000 di mana α<0,05. 5.2Pembahasan
5.2.1 Pengaruh ceramah dan diskusi terpadu (CDT) terhadap pengetahuan ibu. Berdasarkan Tabel 5.2 di atas didapatkan bahwa pada kelompok perlakuan sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik setelah dilakukan metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT). Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh setelah pemberian metode ceramah dan diskusi terpadu (CDT) terhadap peningkatan pengetahuan responden.
Responden no 1 dan 16 pada kelompok perlakuan, memiliki nilai pre test pengetahuan dengan kategori rendah (40% dan 53%) dan meningkat menjadi baik (80% dan 93%). Pada responden no 1, menunjukkan bahwa responden mempunyai pengalaman digigit dan memelihara anjing di rumah. Pada responden no 16, tidak mempunyai pengalaman digigit anjing, namun memelihara anjing di rumah. Responden no 24 dan 35 tidak mengalami kenaikan nilai pengetahuan, dengan karakteristik tingkat pendidikan lulusan SD serta tidak mempunyai riwayat digigit anjing, pada responden no 35 memelihara anjing di rumah.
Pada kelompok kontrol memiliki pengetahuan yang baik setelah diberikan leaflet. Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh setelah pemberian leaflet terhadap peningkatan pengetahuan responden pada kelompok kontrol. Responden no 1, 11, 19, 20 dan 30 pada kelompok kontrol,
memiliki nilai pre-test pengetahuan yang rendah dan meningkat menjadi baik setelah dilakukan post-test. Kelima responden diatas merupakan tamatan SD, kecuali responden no 1 yang merupakan lulusan SMP. Dari 5 responden, 3 diantaranya memiliki riwayat keluarga pernah digigit anjing serta memelihara anjing di rumah. Pertanyaan kuesioner pengetahuan no 7, 9 dan 10 hampir sebagian responden pada kelompok kontrol mengalami kesulitan untuk menjawab dengan tepat. Ketiga soal yang dimaksud mengenai gejala rabies pada manusia dan pertolongan awal pada luka gigitan. Hal yang dijelaskan di atas merupakan hal yang berkaitan dengan peningkatan skor pengetahuan responden pada kelompok perlakuan dan kontrol.
Peningkatan pengetahuan dari pemberian informasi melalui berbagai media dan metode ini sesuai dengan penelitian dari Dixit et al., 2012; Herbert, S, & Thangaraj, 2012; Kabeta et al., 2015; Wagiu et al., 2013. Hasil penelitian tentang metode CDT ini bertentangan dengan hasil penelitian Bintari (2016) yang menyebutkan bahwa peningkatan pengetahuan secara signifikan lebih besar melalui media leaflet dibandingkan dengan pemberian ceramah. Lokasi gigitan anjing yang kebanyakan terdapat pada kaki dan tangan juga sesuai dengan hasil penelitian dari Khazaei et al (2016) yang mengatakan bahwa banyak gigitan hewan yang terjadi pada kaki (48,1%) dan tangan (40,6%).
Menurut Notoatmodjo (2011), salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Pengetahuan juga erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka semakin luas pula pengetahuannya. Dengan pendidikan tinggi maka akan mempermudah seseorang dalam menerima informasi dan melalui jenjang pendidikan, seseorang