Dari sudut pandang peneliti kualitatif, realitas kehidupan harus dipandang sebagai suatu perangkat kostruksi mental yang bersifat majemuk. Manusia sebagai pembuat konstruksi tersebut memiliki pikiran yang dapat mengarahkan agar konstruksi mental tersebut diterima atau ditolak oleh orang lain meski harus melalui persuasi atau bahkan hipnotis. Oleh karena itu, mengukur validitas berdasarkan ada tidaknya hubungan dengan realitas kehidupan bukan merupakan suatu keharusan tetapi sekedar pilihan (Lincoln dan Guba, 1985 : 295).
Dalam penelitian kualitatif, untuk menunjukan validitas atau nilai kebenaran (truth value) harus dibuktikan dengan ada atau tidaknya konstruksi mental yang bersifat majemuk secara tepat. Artinya, bahwa penemuan dan interpretasinya memiliki kredibilitas yang menurut istilah konvensional disebut validitas internal. Kredibilitas dalam penelitian kualitatif dicapai dengan cara : (1) mengusahakan agar penelitian dilakukan sedemikian rupa sehingga penemuan dan penafsirannya sesuai dengan hal yang sebenarnya; (2)
50
Abi Darda, 2014
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendemonstrasikan kredibilitas penemuan dengan jalan mengusahakan agar penemuan penelitian disetujui oleh penyusun realitas yang bersifat majemuk tersebut (subjek yang diteliti).
Cara yang terakhir biasa disebut dengan istilah “triangulasi” dengan jalan meminta subjek yang diteliti untuk mengecek kebenaran interpretasi peneliti dengan meminta mereka membaca (atau dibacakan peneliti) draft laporan penelitianan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kebasahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekanatau sebagai pembanding terhadap data itu.
Meskipun bias yang disebabkan oleh instrumentasi mungkin sekali terjadi dalam penelitian kualitatif, interaksi secara kontinyu dan dalam jangka waktu yang lama memungkinkan peneliti kualitatif mengatasi bias penelitiannya. Penelitian kualitatif didisain sehingga ada kecocokan antara data dengan apa yang benar-benar dikatakan dan dilakukan oleh subjek penelitian. Dengan mengamati subjek dalam kehidupannya sehari-hari, mendengar apa yang dipikirkannya, peneliti kualitatif memperoleh pengetahuan tentang kehidupan sosial dari tangan pertama (Bogdan dan Taylor, 1984 : 7).
Validitas data pada penelitian ini dilakukan dengan cara member check,yaitu dengan cara pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data (Sugiyono, 375:2009), pelaksanaan member check dilakukan dengan observer yang hadir, mengawasi dan melakukan penilaian pada saat pembelajaran berlangsung. Kemudian dilaksanakan diskusi mengenai data yang diperoleh pada saat penelitian.
Abi Darda, 2014
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Otomasi Industri mengenai pendekatan model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada standar Dasar-dasar Elektronika di SMK angkasa Lanud Husein sastranegara Bandung, diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Proses implementasi model pembelajaran kooperatif two stay two stray pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika di SMK angkasa Lanud Husein sastranegara Bandung dinilai baik, dilihat dari aktivitas guru selama kegiatan penelitian dilakukan mengalami kenaikan pada tiap siklusnya, yaitu dari siklus pertama ke siklus kedua mengalami keniakan sebesar 0,61 dari 2,05 berubah menjadi 2,66 dan siklus kedua ke siklus ketiga mengalami kenaikan sebesar 0,89 menjadi 3,55, dengan rata-rata kenaikan pada tiap siklusnya sebesar 0,75.
b. Penilaian terhadap aktivitas siswa secara keseluruhan diperoleh hasil Indeks Prestasi Kelompok (IPK) pada siklus pertama sebesar 58,77 mengalami kenaikan sebesar 2,7 pada siklus kedua menjadi 61,47 dan siklus ketiga yaitu sebesar 19,17 menjadi 80,64. Rata-rata kenaikan IPK pada tiap siklusnya yaitu sebesar 11,73.
Aspek kognitif siswa memperoleh Peningkatan hasil belajar yang berpatokan kepada nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 70, siklus kesatu sebanyak 85.71% siswa tergolong “Kompeten”, siklus kedua 53.57% siswa, dan siklus ketiga sebanyak 85.71% siswa.
120
Abi Darda, 2014
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada aspek afektif, antara siklus pertama 56,46 ke siklus kedua menjadi 73,45, dengan ke siklus yang ketiga 87,32 terdapat kenaikan IPK siklus kedua sebesar 16,99 dan siklus ketiga 13,87 sehingga tergolong positif.
Hasil belajar siswa pada aspek psikomotor rata-rata, perolehan IPK. Pada siklus pertama perolehan nilai siswa mencapai angka 56,24, naik menjadi 75,75 pada siklus kedua, dan pada siklus ketiga naik menjadi 82,32. sedangkan pada siklus dua IPK siswa naik menjadi 75,75 dengan angka kenaikan sebesar 19,51dan tergolong terampil.
c. Berdasarkan pada hasil angket dan wawancara yang dilakukan kepada siswa, sebagian besar menyatakan setuju atau memberikan respon positif terhadap penerapan model kooperatif two stay two stray dalam kegiatan belajar mengajar ,dari seluruh data yang diperoleh, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai penerapan model kooperatif two stay two stray pada Standar Kompetensi Dasar-dasar Elektronika yang telah dilakukan, diperoleh rekomendasi bagi peneliti selanjutnya sebagai berikut :
a. Untuk lebih mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran, sebaiknya waktu yang dialokasikan untuk penelitian lebih diperbanyak sehingga memungkinkan siswa untuk lebih menggali pengetahuan yang ada.
b. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, pengecekan terhadap kelengkapan sarana pendukung harus lebih di tingkatkan agar pada saat pembelajaran berlangsung, segala kebutuhan dapat langsung tersedia.
121
Abi Darda, 2014
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Tema proyek atau tugas yang akan dikerjakan oleh siswa, sebaiknya benar-benar didasarkan pada kebutuhan di industri. Sehingga, hasil akhir yang didapat benar-benar berguna bagi siswa apabila kelak siswa tersebut memasuki dunia industri.
d. Optimalisasi sarana yang disediakan sekolah untuk menunjang pembelajaran harus benar-benar dilakukan, agar hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang diharapkan.
Abi Darda, 2014
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S.(2006). Prosedur Peneleitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara. Kunandar (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Winkel (1986). Psikologi pendidikan dan evaluasi belajar. Jakarta: Gramedia
Joyce, B., Weil, M., and Shower, B. (1992) Models of Teaching. Massachusetts: Allyn and Bacon
Kardi, S. dan Nur, M. (2000). Pengajaran Langsung .Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.
Ersah, siti . (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMA. Skripsi Strata-1 : Tidak diterbitkan. Bloom, Benjamin. S.e t a l . (1979).Taxonomy of Educational Objective Book
I Cognitive Domain. London : Longman Group LTD.
Wiriatmadja, R.(2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Spencer Kagan, (1992). Cooperative Learning (Model pembelajaran kooperatif two stay two stray),jogjakarta :pustaka insani madani.
Ausubel , D.P,. (1963), The Psycholoy of meaningful verbal Learning, New York : Grune & Stratton Publishers.
Bungi,B.(2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
UPI (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:UPI.
Arikunto, Suharsimi.(2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Subandi,Ade. (2007). Daftar Otomati dengan Menggunakan Microsoft Word cara praktis
menyusun daftar isi,daftar gambar,daftar grafik dan daftar tabel. Bandung: Alfabeta. Solihah. (2009). Konsep Belajar Bermakna David Ausubel. [Online].
Tersedia:http://www.google.com/belajarbermakna.pdf.
suprijono,Agus.(2012). Cooperative Learning TEORI & APLIKASI PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana, (1991). Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru. Nasution, S.(1989). Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermnas.
Abi Darda, 2014
IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ELEKTRONIKA.
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Robert E. Slavin (2005). COOPERATIVE LEARNING Teori,Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Hopkins,David. (2011). Panduan Guru PENELITIAN TINDAKAN KELAS A TEACHER’S GUIDE TO CLASSROOM RESEARCH. Yogyakarta: pustaka pelajar.
Novak JD dan Godwin DB (1985). Learning How to learn .New York. Combridge.University Press.
Raka Joni, T. (1998). Penelitian Tindakan Kelas:Beberapa Permasalahannya. Jakarta:PCP PGSM Ditjen Dikti.
Anita Lie.(2002). Cooperative learning (mempraktekan cooperative learning diruang-ruang kelas). Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Rustaman N.(2005). Pengembangan model pembelajaran MIPA. Bandung UPI. Sagala,S.(2012). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode PenelitianPendidkan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D.Bandung: Alfabeta.
Rusyan, Tabrani.(1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Balai Pustaka. Wahyono, Teguh. (2006 ). Analisis data statistik . Jakarta : PT. Eleks media komputindo. Hamalik, Oemar, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem , Jakarta
: Penerbit Bumi Aksara.
Hamalik,O. (2011). Proses belajar mengajar. Jakarta:bumi aksara.
Surakhmad, Winarno, (1994), Pengantar Penelitian Ilmiah dan Dasar Metode Teknik, Bandung: Transito.
Bogdan, Robert dan steven taylor. (1975). Introducing to qualitative methods : phenomenological. New York : a willey interscience Publication.
Kasbolah, Kasihani E. S. & Sukaryana, I. Wayan.(2001). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang: Universitas Negeri Malang.
TIM PLPG. (2009). Models Of Teaching, Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Lincoln, Yvona S, dan Egon G. Guba. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills : Sage Publications.
Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Depdikbud.
Situs : www.google.com id.wikipedia.org id.scrbd.com www.blogspot.com www.perpustakaan.upi.edu