• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Vokal

Dalam dokumen Katalog Dalam Terbitan (KDT) (Halaman 54-62)

Bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan baik bagi pendengarnya maupun bagi penyanyinya sendiri.

Seseorang yang bernyanyi dengan menggunakan teknik vokal yang benar niscaya dia akan menghasilkan suara yang baik dan layak didengar.

Kegiatan!

Tontonlah sebuah konser dua penyanyi solo Indonesia. Amati dengan saksama dan uraikan hasil pengamatan siswa pada tabel berikut ini! Setelah dipraktikkan hasil data dari pengamatan di atas, berikut ini tahapan teknik vokal yang baik yang juga harus dipahami dan dipraktikkan oleh siswa sebelum mulai bernyanyi solo/tunggal.

No. PegamatanKriteria ...Penyanyi Solo 1 ...Penyanyi Solo 2 1. Sikap bernyanyi.

2.

Cara mengolah napas pada saat bernyanyi. 3. Gerak mulut pada saat bernyanyi. 4. Pengkalimatan dalam menempatkan napas pada saat bernyanyi.

5.

Cara pengucapan kata per kata.

6. Mimik wajah pada saat bernyanyi. 7. Gerakan tubuh pada saat bernyanyi.

2.1 Sikap Bernyanyi

Bernyanyi yang baik harus diawali dengan sikap bernyanyi yang baik pula, karena sikap berdiri yang baik ini dapat memaksimalkan tenaga untuk bernyanyi. Berikut ini cara berdiri yang baik pada saat bernyanyi.

2.1.1 Badan tegak dan rileks, kaki dibuka sedikit.

2.1.2 Berat badan bertumpu di kedua kaki dengan seimbang. 2.1.3 Dada dibusungkan tapi tetap rileks.

2.1.4 Pandangan lurus ke depan.

2.1.5 Posisi tangan rileks di samping kiri kanan.

2.2

Pernapasan Diafragma

Pernapasan yang dianjurkan digunakan pada saat bernyanyi yaitu pernapasan diafragma. Di dalam diafragma ini, terdapat otot yang jika

terus dilatih dengan olah napas akan menjadi lebih kuat sehingga dapat memperpanjang durasi keluarnya napas kita pada saat bernyanyi. Otot diafragma ini juga dapat menjadi sumber tenaga yang besar untuk mencapai nada tinggi dan menambah tenaga, pada saat bernyanyi. Jika pada saat bernyanyi olah pernapasan dan sumber tenaga bermuara di diafragma, maka suara juga akan lebih bulat dan bening. Selain itu, tenggorokan kita tidak akan terasa sakit dan mudah lelah. Berikut ini tahapan berlatih olah pernapasan diafragma.

2.2.1 Ambil napas melalui hidung atau mulut, bayangkan seperti mencium bau parfum dengan lembut, lalu udara langsung masuk ke ruang diafragma dan seketika otot diafragma akan mendesak ke bagian depan dan seluruh udara menyebar di

Sumber: perahuawanaelogym.

blogspot.com

Gambar 3.3 Posisi berdiri yang baik untuk bernyanyi.

2.2.2 Tahan napas tersebut kira-kira 5 detik, rasakan benar otot diafragma makin kencang

2.2.3 Lalu, keluarkan napas tersebut dengan lembut, mengeluarkan suara desis halus dan rata sambil dihitung berapa detik siswa dapat menghabiskan napas dengan desis tersebut. Suara desis ini bisa diganti dengan suara menyerupai lebah misalnya zzzz... atau tiupan ffffff.... yang penting keluarnya udara rata dan stabil.

2.2.4 Ulangi beberapa kali latihan di atas sambil berupaya agar banyaknya hitungan desis yang dikeluarkan semakin banyak setiap kali berlatih. Semakin bertambah durasinya, berarti kekuatan otot diafragma siswa pun bertambah kuat.

Setelah terbiasa melakukan olah pernapasan seperti di atas, mulailah untuk memproduksi suara pada saat bernyanyi dengan sumber tenaga dari kekuatan otot diafragma.

2.3 Resonansi

Dalam bernyanyi, seseorang harus dapat menggemakan suara dengan cara menempatkan sumber suara agar suara lebih keras pada saat dikeluarkan dan sampai kepada pendengar. Proses menggemakan suara ini disebut dengan resonansi.

Lakukanlah!

Bunyikan suara menyerupai sirine dari rendah ke tinggi sampai paling tinggi dan kembali lagi sampai ke yang paling rendah. Untuk yang kedua kalinya, rasakan perlahan udara yang menjadi sumber suara kita akan berjalan dari dada ke mulut ke wajah sampai ke kepala sesuai dengan ketinggian nada tertentu. Uraikanlah pengalaman ini ke dalam bentuk lisan dalam sebuah diskusi singkat.

Setelah melakukan kegiatan di atas, siswa dapat merasakan bahwa dalam membunyikan nada dengan ketinggian tertentu, penempatan pantulan sumber suaranya berbeda-beda. Penempatan pantulan sumber bunyi ini yang harus dipelajari dan dipraktikkan saat bernyanyi.

Ada 3 jenis resonansi atau tempat memantulkan sumber bunyi sesuai fungsinya, yaitu:

2.3.1 Resonansi Dada

Memantulkan sumber bunyi pada bagian dada akan menghasilkan suara rendah. Jika akan memproduksi suara yang rendah, hendaklah menggunakan resonansi dada agar nada rendah dapat dicapai dengan tepat dan halus.

2.3.2 Resonansi Hidung

Memantulkan sumber bunyi pada bagian wajah seputar hidung yaitu meliputi tulang rahang mulut sampai ke pipi, akan menghasilkan suara sedang yang tepat dan halus. Selain itu juga, kerja tenggorokan tidak terlalu berat dan tidak mudah lelah. Suara yang dihasilkan pun akan terdengar lebih bening dan bersih.

2.3.3 Resonansi Kepala

Memantulkan sumber bunyi pada bagian kepala akan menghasilkan suara tinggi dan halus. Untuk dapat menghasilkan nada-nada tinggi yang tepat dan halus, resonansi kepala ini harus juga di-support dengan kerja otot diafragma yg maksimal juga. Jangan sekali-kali memaksakan memproduksi suara tinggi di tenggorokan, karena sudah pasti nadanya tidak akan sampai dengan tepat, suara tidak bening dan akan terasa sakit di tenggorokan, dan jika hal ini sering dilakukan maka akan merusak kualitas pita suara.

Setelah mengetahui jenis resonansi, hendaknya siswa membiasakan bernyanyi dengan menggunakan resonansi yang tepat sesuai kebutuhan nada yang ingin dicapai.

2.4 Artikulasi dan Gerak Mulut

Bernyanyi yang baik tidak bisa terlepas dari pengucapan kata-kata yang ada pada lirik lagu dengan jelas.

2.5

Phrasering/Pengkalimatan

Phrasering atau pengkalimatan merupakan teknik vokal yang mengatur tentang pengelompokkan kalimat di mana vokalis dapat mengambil napas pada setiap jeda antarkalimat. Pengkalimatan ini hendaknya dilakukan sebelum memulai bernyanyi, beri tanda pada jeda antarkalimat sehingga ketika bernyanyi siswa akan tepat mengambil napas sesuai makna lagu.

Lakukanlah!

Tulis atau cetak lirik lagu pilihan siswa, kemudian beri tanda koma (,) di atas atau di bawah pada jeda setiap kalimatnya. Setelah itu nyanyikanlah lagu tersebut bersama-sama teman sekelas, pastikan semua siswa bernapas di tempat yang sudah diberi tanda untuk bernapas.

2.6 Ekspresi (Mimik dan Gestur)

Pada saat bernyanyi, hendaknya siswa memberikan ekspresi sesuai dengan tema lagu. Dengan begitu, makna lagu akan lebih mudah diterima oleh pendengar. Ekspresi meliputi mimik wajah dan gestur atau gerak tubuh.

Lakukanlah!

Coba nyanyikanlah dua lagu berikut ini dengan ekspresi yang sesuai dengan tema dan makna lagu.

Sumber: Penotasian oleh Masripah

Sumber: Penotasian oleh Masripah Gambar 3.5 Lagu populer untuk melatih ekspresi.

Setelah membaca dan memahami kedua lagu di atas, tentukanlah gambaran ekspresi seperti apa yang harus dilakukan, tuliskan pada tabel di bawah ini!

Coba perhatikan tayangan konser seorang penyanyi di TV atau secara langsung di sebuah panggung yang besar, lihatlah bagaimana penampilan mereka. Dapat dipastikan seorang penyanyi yang profesional akan mempersiapkan penampilan mereka mulai dari baju atau kostum yang digunakan, gaya rambut, sepatu, aksesoris, dan riasan wajah yang akan disesuaikan dengan tema acara, tema lagu, dan tempat yang menjadi tempat tampil untuk bernyanyi. Hal ini dilakukan agar pertunjukkan menyanyi mereka akan lebih indah dilihat dan berkesan.

Improvisasi adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dalam

bernyanyi merupakan pengembangan ornamentasi pada sebuah

lagu dengan tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan

lebih menarik. Improvisasi ini tidak dilakukan pada semua bagian

lagu, hanya pada bagian-bagian tertentu saja agar bentuk lagu

yang aslinya tetap jelas. Karena sifatnya untuk memperindah lagu,

bayangkan saja improvisasi ini seperti renda yang dipasangkan

hanya di sudut-sudut taplak meja, maka taplak tersebut akan

Lagu Mimik Wajah Gestur/Gerak Tubuh

1. Kepompong ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 2. Indonesia Jaya ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Dalam dokumen Katalog Dalam Terbitan (KDT) (Halaman 54-62)

Dokumen terkait