• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknis Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan

BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL NOMOR PHN.HN.01.03-08

D. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan

Teknis pelaksanaan evaluasi peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

1. Penelusuran dan Penjaringan Isu

Penelusuran isu dapat dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan sebagai berikut:

• Putusan Mahkamah Konstitusi mengenai hasil pengujian Undang-Undang;

• Putusan Mahkamah Agung mengenai mengenai hasil pengujian peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang;

• Putusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum mengikat (incracht);

• Perjanjian internasional yang terkait;

• Hasil penelitian hukum dan/atau non-hukum;

• Hasil kajian hukum dan atau non-hukum;

• Kebijakan Pemerintah;

• Surat kabar, berita online, atau pemberitaan di televisi.

Sedangkan penjaringan Isu dapat dilakukan dengan cara mengundang stakeholder terkait bidang kerja evaluasi peraturan perundang-undangan, atau dengan menjaring partisipasi publik.

2. Pembahasan dan Penentuan Objek Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan Penentuan objek evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat dilakukan sesuai dengan hasil pembahasan atas penelusuran dan penjaringan Isu yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan kebutuhan hukum masyarakat.

Sedangkan penentuan objek evaluasi perundang-undangan pada tingkat daerah dilakukan sesuai dengan hasil pembahasan atas penelusuran dan penjaringan Isu yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), kebutuhan dan kesesuaian dengan permasalahan hukum di daerah, dan/ atau dalam rangka mendukung kebijakan/ Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Pusat.

3. Penyusunan Term of Refrence (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan

Penyusunan Term of Refrence (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan dilakukan pada tahun Anggaran sebelumnya dan disesuaikan kembali dengan pada tahun Anggaran berjalan. Term of Refrence (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) disusun oleh Kepala Bidang yang bertanggung jawab terhadap Pokja yang akan dibentuk.

4. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)

Penentuan nama ketua, sekretaris, dan anggota pokja disesuaikan dengan keahlian, kemahiran, atau peminatan khusus terkait dengan peraturan perundang-undangan yang akan di evaluasi. Surat Keputusan Pokja evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat ditandatangani oleh Kepala BPHN atau pimpitan tinggi

4 madya pada Kementerian/Lembaga yang berkedudukan di pusat. Sedangkan Surat Keputusan Pokja evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat daerah ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI atau Kepala perwakilan Kementerian/Lembaga yang berkedudukan di daerah. Masa kerja anggota evaluasi peraturan perundang-undangan ditentukan sesuai dengan kebutuhan waktu penyelesaian.

5. Pembagian Tugas dan Penyusunan Rencana Kegiatan

Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan keahlian, kemahiran, atau peminatan khusus anggota Pokja dengan mempertimbangkan pemerataan beban kerja.

Penyusunan Rencana Kegiatan dilakukan berdasarkan arahan dari ketua pokja, untuk selanjutnya disusun oleh sekretaris pokja dan dibahas bersama anggota pokja untuk mendapatkan persetujuan bersama.

6. Rapat Pokja

Kegiatan rapat Pokja evaluasi peraturan perundang-undangan dilaksanakan untuk melakukan pembahasan terkait dengan perencanaan kegiatan, penyusunan evaluasi peraturan perundang-undangan, pembahasan hasil evaluasi peraturan perundang-undangan, dan penyusunan laporan hasil evaluasi peraturan perundang-undangan. Rapat Pokja dilakukan minimal sebanyak 4 kali kegiatan dengan tetap memperhatikan ketersediaan anggaran. Adapun agenda kegiatan rapat Pokja evaluasi peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

a. Rapat Pertama :

Rapat pertama dibuka oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional tertentu dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja untuk pengenalan Pokja.

Selanjutnya rapat dipimpin oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan pada rapat pertama adalah sebagai berikut:

• Pembukaan rapat;

• Brain storming;

• Presentasi urgensi evaluasi peraturan perundang-undangan dan pengenalan pedoman evaluasi peraturan perundang-undangan oleh pejabat pimpinan tinggi pratama pada tingkat pusat dan oleh Kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan HAM RI pada tingkat daerah;

• Presentasi overview pokja oleh sekretaris pokja;

• Penentuan tanggal rapat lanjutan;

• Penutupan.

b. Rapat Lanjutan Setelah Rapat Pertama

Rapat Lanjutan Setelah Rapat Pertama dibuka oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional tertentu dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja untuk penyampaian informasi terkait administrasi apabila diperlukan.

Selanjutnya rapat dipimpin oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan pada rapat pertama adalah sebagai berikut:

• Pembukaan rapat;

• Presentasi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara oleh anggota pokja;

• Diskusi terkait hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;

• Identifikasi Permasalahan Pokja;

• Penentuan tanggal rapat lanjutan;

5

• Penutupan.

c. Rapat Lanjutan

Rapat Lanjutan dapat dilakukan lebih dari 1 kali kegiatan dengan disesuaikan dengan kemampuan anggaran. Rapat lanjutan dibuka oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional tertentu dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja untuk penyampaian informasi terkait administrasi apabila diperlukan.

Selanjutnya rapat dipimpin oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan pada rapat pertama adalah sebagai berikut:

Sub agenda pertama:

• Pembukaan rapat;

• Presentasi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara oleh anggota pokja;

• Diskusi terkait hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;

Sub agenda kedua:

• Mengintegrasikan hasil yang diperoleh dari kegiatan Rapat dengan Narasumber dan/atau Focus Group Discussion dengan evaluasi peraturan perundang-undangan yang dilakukan apabila dilakukan;

• Mengintegrasikan hasil yang diperoleh dari partisipasi publik, yang antara lain berasal dari aplikasi partisipasi publik digital BPHN, hasil seminar, lokakarya, focus group discussion, diskusi publik, serta media massa baik cetak atau elektronik;

• Diskusi terkait hasil integrasikan yang dilakukan;

• Penguatan substansi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan;

• Penentuan tanggal rapat lanjutan;

• Penutupan.

d. Rapat Terakhir

Rapat Terakhir dibuka oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional tertentu dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja untuk penyampaian informasi terkait administrasi apabila diperlukan. Selanjutnya rapat dipimpin oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan pada rapat pertama adalah sebagai berikut:

• Pembukaan rapat;

• Penajaman hasil evaluasi peraturan perundang-undangan;

• Penyusunan draft hasil evaluasi peraturan perundang-undangan;

• Finalisasi laporan akhir;

• Penutupan.

7. Rapat dengan Narasumber (pakar/ akademisi/ praktisi)

Penyelenggaraan rapat dengan Narasumber diselenggarakan minimal 1 kegiatan dengan tetap memperhatikan ketersediaan anggaran baik tingkat pusat atau daerah. Tujuan penyelenggaraan rapat dengan Narasumber adalah untuk mendapatkan jawaban dan data dukung terkait permasalahan tertentu dan/atau untuk mendapatkan arahan, masukan, atau review atas hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara yang disusun oleh Pokja. Narasumber berasal dari akademisi atau praktisi yang memiliki keahlian dan pengetahuan terkait dengan tema Pokja. Rapat dengan Narasumber dihadiri oleh seluruh anggota Pokja dan

6 Narasumber yang diundang (maksimal 2 Narasumber dalam sekali pertemuan).

Adapun agenda kegiatan rapat dengan Narasumber adalah sebagai berikut:

Tahap persiapan:

• Menghimpun hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;

• Menyusun dan mengirimkan daftar pertanyaan terkait permasalahan tertentu kepada Narasumber;

Tahap pelaksanaan:

• Pembukaan rapat;

• Presentasi oleh Narasumber;

• Pertanyaan/tanggapan dari pokja;

• Diskusi;

• Penutupan.

8. Focus Group Discussion (FGD)

Penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) diselenggarakan apabila dibutuhkan dan ketersediaan anggaran mencukupi dan Jumlah kegiatannya disesuaikan dengan ketersediaan anggaran baik tingkat pusat atau daerah. Apabila kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tidak diselenggarakan maka dapat langsung melakukan penyusunan laporan akhir. Tujuan penyelenggaraan Focus Group Discussion adalah untuk mendapatkan informasi, konfirmasi, dan/atau klarifikasi tentang isu tertentu dari stakeholder yang lebih luas (diluar anggota pokja) guna memperkaya dan mempertajam temuan hasil evaluasi peraturan perundang-undangan. Focus Group Discussion dihadiri oleh seluruh anggota Pokja dan stakeholder terkait. Adapun agenda kegiatan rapat dengan Narasumber adalah sebagai berikut:

Tahap persiapan:

• Menghimpun hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;

• Menyusun dan mengirimkan daftar inventarisasi permasalahan kepada peserta FGD.

Tahap pelaksanaan:

• Pembukaan rapat;

• Penyampaian informasi, konfirmasi, dan/atau klarifikasi dari stakeholder terkait (disertai dengan penyampaian secara tertulis berbentuk paper);

• Pertanyaan/tanggapan;

• Diskusi;

• Penutupan.

9. Pemantauan Lapangan

Kegiatan meninjau langsung para lembaga-lembaga atau pihak-pihak yang terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang sedang dilakukan proses evaluasi peraturan perundang-undangan, untuk mengumpulkan bahan evaluasi peraturan perundang-undangan (data primer). Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara langsung, kuisioner atau metode lainnya dengan lembaga terkait (apabila memungkinkan), atau melalui media lainnya yang dapat memudahkan proses pengumpulan bahan.

10. Penyusunan Resume Hasil Pokja

7 Kegiatan menyusun sebuah laporan sementara mengenai perkembangan hasil kerja serta temuan-temuan kelompok kerja evaluasi peraturan perundang-undangan setelah dilakukanya kegiatan rapat dan diskusi bersama Narasumber, Focus Group Discussion bersama stakeholder terkait, dan Pemantauan Lapangan terkait dengan peraturan undangan yang menjadi objek evaluasi peraturan perundang-undangan.

11. Publikasi Hasil

Kegiatan mempublikasikan hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan oleh kelompok kerja, baik melalui media cetak, elektronik, dll. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan keterbukaan informasi publik terhadap hasil kerja yang telah dilakukan oleh BPHN terutama Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional kepada masyarakat luas.

12. Audiensi

Kegiatan sosialisasi dalam rangka menyampaikan dan memberikan pemahaman hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan oleh Pokja kepada stakeholder terkait/ instansi yang diharapkan dapat menindak lanjuti hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan.

13. Forum Tanggapan

Kegiatan untuk memperoleh tanggapan dan rencana tindak lanjut dari stakeholder terkait/ instansi yang diharapkan dapat menindak lanjuti hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan.

14. Forum Pemantauan

Kegiatan untuk memantau perkembangan (progress), dan hasil tindak lanjut atas rekomendasi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan berdasarkan rencana tindak lanjut yang telah disampaikan sebelumnya oleh stakeholder terkait/ instansi yang menindak lanjuti hasil evaluasi peraturan perundang-undangan.

15. Penyusunan Laporan Hasil Tindak Lanjut Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan

Laporan akhir adalah produk atau hasil kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan yang sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan. Laporan akhir wajib disertakan dengan kata sambutan dari pejabat pimpinan tinggi pratama dan kata pengantar dari ketua Pokja. Konsep laporan akhir diperiksa secara berjenjang hingga disetujui oleh pejabat pimpinan tinggi pratama. Sistematika laporan evaluasi peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan 1. Latar Belakang;

2. Permasalahan;

3. Metode.

Bab II Hasil Pemantauan dan Peninjauan UU No. xxxx 1. Efektivitas Pelaksanaan;

2. Dampak Pelaksanaan;

3. Kemanfaatan Pelaksanaan.

Bab III Penutup

1. Kesimpulan (Tabel Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan);

2. Rekomendasi:

a. Umum;

8 b. Khusus.

E. Koordinasi

Koordinasi kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat dipimpin oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional melalui Kepala Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, sedangkan pada tingkat daerah dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kementerian Hukum dan HAM RI.

F. Pengendalian

Pengendalian kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat dipimpin oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional melalui Kepala Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, sedangkan pada tingkat daerah dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kementerian Hukum dan HAM RI.

Dokumen terkait