• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan agroindustri di Indonesia berpeluang besar karena didukung oleh besarnya dan beraneka ragam potensi sumber daya alam yang dimiliki atau yang lebih dikenal dengan keunggulan komparatif. Karet merupakan salah satu komoditi yang memilliki potensi besar untuk dikembangkan ke arah agroindustri karena beragam produk yang dapat dihasilkan dari komoditi tersebut. Produk dari lateks ini dapat diolah untuk menghasilkan lateks pekat, lembaran karet (sheet), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet yang selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai produk turunannya seperti ban, komponen, sarung tangan dan sebagainya.

Suparto dan Syamsu (2008) menjelaskan bahwa industri barang jadi lateks pada umumnya tidak memerlukan teknologi yang canggih, sehingga mudah dikembangkan di negara penghasil lateks pekat. Barang jadi lateks dapat dibuat menggunakan berbagai teknologi proses diantaranya proses celup (kondom, sarung tangan), ekstrusi (benang karet, kateter), pembusaan (kasur busa), pelapisan (kertas berlapis karet, kain berkaret) dan pengolesan atau perekatan (adhesive). Beberapa jenis barang jadi lateks seperti sarung tangan rumah tangga dan keperluan industri, balon, busa, karet gelang, topeng dan produk tuang cetak (casting) serta perekat dapat diproduksi oleh industri rumah tangga (home industry). Secara umum berbagai produk olahan karet dapat dilihat pada Gambar 8. Pohon Karet Hevea SIR 10, SIR 20 SIR 3 CV, SIR 3L, SIR 3WF Pale Crepes Ribbed Smoked Sheets (RSS) Lateks Dadih Lateks Pekat Koagulum Lapangan Lateks Karet busa Sarung tangan medis Karet untuk peralatan medis Sarung tangan untuk industri Sarung tangan untuk rumah tangga

Kondom Benang Karet Balon dll

Ban dan ban dalam Alas kaki

Komponen karet untuk otomotif Komponen karet untuk barang elektronik

Produk karet untuk industri Selang dan pipa karet Karet Penggunaan umum

Flat Bark Crepes Thick Blanket Crepes (Ambers)

Estate Brown Crepes (Compo) Thin Brown Crepes

(Remills)

Gambar 8. Pohon industri karet (Haris, 2006)

Lateks kebun adalah getah pohon karet yang diperoleh dari pohon karet (Hevea brasiliensis M.), berwarna putih dan berbau segar. Umumnya lateks kebun hasil penyadapan mempunyai kadar karet kering (KKK) antara 20-35%, serta

bersifat kurang mantap sehingga harus segera diolah secepat mungkin. Cara penyadapan dan penanganan lateks kebun sangat berpengaruh kepada sifat bekuan sekaligus tingkat kebersihannya. Komposisi kimia dari lateks adalah karet 30- 35%, resin 0,5-1,5%, protein 1,5-2 %, abu 0,3 -0,7%, gula 0,3-0,5% dan air 55- 60% (BPTK, 2002).

Dalam BPTK (2002) dijelaskan bahwa proses pembuatan barang jadi dari lateks secara garis besar terdiri dari penyiapan bahan baku lateks pekat, penyiapan dispersi dan larutan bahan kimia kompon, penyediaan kompon, pembentukan barang jadi melalui metode tertentu dan vulkanisasi pada suhu tertentu. Produk barang jadi karet pada umumnya mempunyai sifat-sifat tertentu yang diutamakan. Oleh sebab itu susunan kompon lateks disesuaikan dengan jenis produk yang akan dihasilkan sifat yang diutamakan.

Kompon lateks adalah campuran antara lateks dengan berbagai bahan kimia untuk memperoleh hasil akhir suatu vulkanisat dengan proses tertentu. Bahan kimia kompon yang secara umum terdiri dari bahan pemvulkanisasi, pengaktif, pencepat, antioksidan, pengisi, pewarna dan sebagainya. Formula kompon lateks disusun berdasarkan pada 100 bobot karet kering (psk) yang terdapat dalam lateks pekat. Produk karet pada umumnya mempunyai sifat tertentu yang diutamakan, oleh sebab itu formula kompon lateks pada umumnya disesuaikan dengan jenis produk yang akan dihasilkan.

Bahan kimia yang telah disediakan dicampurkan dengan lateks secara perlahan sambil dilakukan pengadukan hingga homogen, kemudian diperam sebelum diproses lebih lanjut. Proses pembentukan barang jadi dapat dilakukan dengan metode pembusaan, pencelupan dan pencetakan (BPTK 2002).

a. Metode Pembusaan

Pembusaan lateks umumnya dilakukan dengan pengocokan kompon yang telah ditambahi bahan pembusa. Bahan pembusa yang digunakan secara umum berupa sabun, seperti ammonium atau kalium oleat. Campuran kompon dengan bahan pembusa diaduk lebih dahulu agar homogen. Campuran yang telah homogen tersebut dikocok dalam waktu dan kecepatan pengocok tertentu hingga dicapai expansi volume kompon yang dikehendaki, disebut busa kompon lateks. Koagualan ditambahkan ke

dalam busa kompon lateks tersebut sambil diaduk agar homogen, dilanjutkan dengan penuangan ke dalam cetakan dan dibiarkan. Busa kompon lateks yang telah stabil divulkanisasi dengan menggunakan uap air pada suhu sekitar 90 C. Karet busa yang terbentuk dicuci hingga bersih dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 70-100o

b. Metode Pencelupan

C hingga diperoleh karet busa yang siap dimanfaatkan.

Pembentukan barang jadi karet dari lateks dapat pula dilakukan dengan pencelupan. Barang jadi karet dari lateks yang diproses dengan metode pencelupan antara lain sarung tangan, balon dan sebagainya. Kompon lateks yang telah siap diproses menjadi barang jadi karet dituangkan ke dalam tangki pencelupan. Proses pencelupan yang umum dilakukan adalah pencelupan sederhana, proses pencelupan anoda dan proses Teague (US Rubber).

Proses pencelupan sederhana dilakukan dengan cara mencelupkan cetakan ke dalam kompon kemudian dikering anginkan kemudian divulkanisasikan dalam oven pada suhu dan waktu tertentu. Proses ini biasanya digunakan untuk menghasilkan produk yang tipis seperti kondom.

Proses pencelupan anoda dilakukan dengan cara mencelupkan cetakan ke dalam koagulan terlebih dahulu kemudian cetakan berlapis koagulan tersebut dicelupkan ke dalam kompon lateks. Cetakan berlapis deposit kompon lateks dikering anginkan dan divulkanisasikan pada suhu dan waktu tertentu. Proses ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang relatif tebal seperti bladder untuk spygmo-manometer.

Proses Teague dilakukan dengan mencelupkan cetakan ke dalam kompon lateks kemudian cetakan yang berlapis kompon lateks dicelupkan ke dalam koagulan. Cetakan berlapis deposit lateks dikering anginkan kemudian divulkanisasikan pada suhu dan waktu tertentu.

c. Metode Pencetakan

Pencetakan barangjadi dari lateks umumnya digunakan untuk memperoleh barang jadi berongga seperti boneka berongga dan sebagainya. Cetaka yang digunakan untuk keperluan tersebut berupa pasangan atas dan bawah,

sehingga dapat ditutup rapat. Kompon lateks yang telah siap digunakan dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian cetakan berisi kompon diputar mengikuti beberapa arah sumbu putaran sambil dipanaskan. Cetakan didinginkan, kemudian deposit di bagian dalam dikeluarkan dan divulkanisasikan pada suhu dan waktu tertentu. Barangjadi masif dapat pula dibuat dengan menuangkan kompon lateks ke dalam cetakan dan mengeringkannya pada suhu rendah. Deposit kering dikeluarkan dari cetakan dan divulkanisasikan pada waktu dan suhu tertentu.

Dokumen terkait