• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

E. Telaah Pustaka

Pembahasan terkait perlindungan konsumen terhadap transaksi jual beli online sebenarnya bukan merupakan suatu pembahasan baru dalam dunia hukum, sudah banyak pembahasan yang beberapa kali membahas terkait perlindungan konsumen itu sendiri. Hal ini memungkinkan adanya kesamaan atau bersinggungan dengan penelitian-penelitian yang sudah ada. Namun, setelah melakukan observasi beberapa penelitian tersebut memiliki banyak perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, hal ini diperkuat dengan rumusan-rumusan masalah yang penulis

buat sehingga masalah-masalah yang penulis angkat belum pernah dibahas oleh penulis-penulis lain.

Beberapa karya ilmiah yang penulis temukan yang memiliki kemiripan dengan skripsi penulis diantaranya:

Pertama, Skripsi yang ditulis Rizky Arnando Yugistha,13 yang berjudul “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi Jual Beli Online di Semarang.

(Studi kasus OLX.co.id Cabang Semarang)”. Hasil penelitian ini yaitu perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian jual beli melalui media internet meliputi perlindungan hukum dalam perjanjian yaitu perlindungan hukum yang dibuat oleh pelaku usaha atau merchant dalam bentuk aturan yang disepakati kedua belah pihak dan perlindungan hukum yang berasal dari UUITE pasal 25 yang mengatur tentang privacy berupa data pribadi pelaku usaha dan customer. Hambatan-hambatan dalam transaksi di internet, khususnya mengenai cacat produk, informasi yang tidak jujur atau keterlambatan pengiriman barang dalam upaya mengenai pola pikir, minat dan kultur atau budaya masyarakat indonesia.

13 Rizky Arnando Yugistha, Pelaksanaan Perlindungan Hukum Bagi Konsumen dalam Transaksi Jual Beli Online di Semarang. (Studi kasus OLX.co.id Cabang Semarang), Skripsi, Fakultas Hukum dan Komunikasi Universitas Katholik Soegijapranata, Semarang, 2014.

17 Kedua, Artikel yang ditulis Cindy Aulia Khotimah dan Jeumpa Crisan Chairunnisa14, yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online (E-commerce)”. Hasil penelitian dari apa yang dituliskan dalam jurnal ini diantaranya yaitu mengetahui bagaimana proses penyelesaian terkait perlindungan konsumen apabila ada Wanprestasi dari pihak produsen dan lembaga apa saja yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa E-commerce meliputi Online Dispute Resolution (ODR) atau APS Online serta beberapa keuntungan.

Ketiga, Skripsi yang ditulis Ahmad Dewim Purnama15, yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Di Www.Kaskus.Co.Id.” Hasil penelitian ini yaitu Hasil penelitian ini yaitu Hasil penelitian ini yaitu Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan sebagai berikut yaitu yang pertama, adanya unsur penipuan dalam jual beli namun sebagian tidak terdapat unsur tersebut. Kedua, obyek barang yang diperjualbelikan

14 Cindy Aulia Khotimah dan Jeumpa Crisan Chairunnisa, dalam jurnal BLR, volume one, Nomor:Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online (E-commerce), Yogyakarta:Business law community UII, tt.

15 Ahmad Dewim Purnama, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Di Www.Kaskus.Co.Id. Skripsi Thesis:Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.

diharamkan seperti jual beli video porno dan jual beli jasa judi online. Ketiga, subyek penjual dan pembeli terjadi ketidakjelasan dalam jual beli online karena tidak bertemu langsung dan latar belakang penjual dan pembeli tidak diketahui secara pasti. Dan yang terakhir, dari ketidakjelasan obyek dan subyek diatas maka jual beli online dapat menimbulkan Gharar. Kemudian, dalam jual beli online di www.kaskus.co.id juga mengandung ketidakjelasan atau gharar karena jual beli online menggunakan sistem salam dan tidak langsung bertatap muka antara penjual dan pembeli, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan penipuan. Mulai dari ketidakjelasan apakah barang yang diterima sesuai dengan kesepakatan awal, latar belakang dan identitas penjual dan pembeli.

Keempat, Skripsi yang ditulis Jevi Cahya A. P,16 yang berjudul “Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Fashion Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik”. Hasil penelitian ini yaitu Hasil

16 Jevi Cahya A.P, Perlindungan Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk Fashion Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, Skripsi:Universitas Sebelas Maret Fakultas Hukum, 2015.

19 penelitian ini yaitu Hasil penelitian ini yaitu penyelesaian ganti kerugian konsumen online shop produk fashion sebagai upaya perlindungan konsumen berdasarkan UUPK dan UUITE. Selain itu untuk mengetahui faktor penghambat upaya perlindungan konsumen online shop produk fashion, online shop produk fashion yang mengalami kerugian karena tindakan pelaku usaha yang tidak bertanggungjawab cenderung memilih menginformasikan kerugian yang dialaminya kepada akun blacklist online shop di Instagram sebagai mediator yang membantu penyelesaian masalah antara konsumen dengan pelaku usaha online shop. Mediator dalam hal ini bersifat virtual namun memiliki peran besar dalam membantu upaya perlindungan konsumen online shop produk fashion. Pemerintah berperan pasif dalam perlindungan konsumen online shop produk fashion karena pemerintah tidak mendapat laporan dari adanya pelanggaran hak-hak konsumen online shop produk fashion. Faktor penghambat perlindungan konsumen online shop produk fashion antara lain adalah kurangnya kesadaran pelaku usaha online shop produk fashion dalam memberikan informasi produk dan kurangnya pengetahuan konsumen akan identitas pelaku usaha online shop produk fashion.

Kelima, Skripsi yang ditulis Putra Kalbuadi,17 yang berjudul “Jual Beli Online Dengan Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut Sudut Pandang Akad Jual Beli Islam (Studi Kasus Pada Forum Kaskus)”. Hasil penelitian ini yaitu Hasil penelitian ini yaitu Hasil penelitian ini yaitu Skema jual beli online dengan sistem dropshipping memiliki kesamaan dengan akad ba‟i as-salam. Dalam skema dropshipping terdapat muslam (pembeli), muslam ilaih (penjual), muslim fiihi (objek barang) dan juga sighat (ijab dan qabul) didalamnya. Fee yang didapat dari dropshipper berasal dari perjanjian nilai harga jual antara dropshipper dengan supplier.Sistem dropshipping ini juga memiliki kesamaan dengan akad wakalah. Dimana dalam sistem dropshipping ini terdapat supplier yang mewakilkan suatu benda/barang kepada dropshipper yang dapat dikatakan sebagai agen dari supplier tersebut. Sistem dropshipping dalam jual beli online, memenuhi rukun dan syarat sah yang berlaku dalam hukum fikih. Melihat dari proses dan skema sistem dropshipping, jual beli online dengan sistem dropshipping ini adalah bentuk yang diperbolehkan.

17 Putra Kalbuadi, Jual Beli Online Dengan Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut Sudut Pandang Akad Jual Beli Islam (Studi Kasus Pada Forum Kaskus), Skripsi:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum Muamalat, Ekonomi Islam, 2016.

21 Beberapa karya di atas mempunyai kesamaan dalam beberapa point dengan tema yang diangkat oleh penulis.

Namun yang kemudian menjadi pembeda dengan semua karya di atas ialah dalam objek penelitian. Selain itu lingkup kajian yang penulis angkat ialah perlindungan konsumen dalam transaksi jual beli online ataupun pelaku usaha dalam kasus wanprestasi. Dengan demikian, urgensi permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah diatas berbeda dengan objek kajian yang dibahas oleh penulis.

Dokumen terkait