• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

C. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra

1. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan

Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH), menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.

Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan

penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan.

Strategi pembangunan kesehatan Tahun 2015 -2019, meliputi :

a. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lanjut usia berkualitas

b. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat

c. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

d. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas

e. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas

f. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas sediaan farmasi dan alat kesehatan

h. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu sumber daya manusia kesehatan

i. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

j. Meningkatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi kesehatan

k. Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang kesehatan

l. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan

2. Telaahan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah aerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 - 2018, merupakan gambaran, sikap mental dan cara pandang jauh ke depan mengenai organisasi sehingga organisasi tersebut tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Berdasarkan kondisi dan tantangan yang akan dihadapi Sulawesi

yang dimiliki, maka ditetapkan Visi Pembangunan Sulawesi Selatan Tahun 2013 - 2018, yaitu : “Sulawesi Selatan

sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Kesejahteraan Masyarakat"

Dalam visi tersebut terdapat 2 (dua) pokok visi, yaitu : “pilar utama” dan “simpul jejaring pembangunan

nasional”. Pilar Utama adalah kondisi Sulawesi Selatan

pada tahun 2018 yang berkontribusi besar terhadap pembangunan kesehatan. Simpul Jejaring Pembangunan Nasional adalah gambaran kondisi Sulawesi Selatan pada tahun 2018 yang menjadi simpul layanan kesehatan.

Untuk mendukung visi tersebut, dirumuskan misi sebagai berikut :

a. Mendorong penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan berkeadilan

b. Meningkatkan peran serta masyarakat, kemitraan swasta dan lintas sektor

c. Meningkatkan Sumber Daya Kesehatan (SDK) secara merata baik kuantitas, kualitas dan distribusinya

Adapun strategi yang tertuang dalam Rencana Strategi Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan adalah: a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata

terjangkau dan berkualitas

b. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat swasta dan kemitraan lintas sektor

c. Menyediakan sarana dan prasarana kesehatan

d. Meningkatkan ketersediaan obat dan mengembangkan obat asli Indonesia

e. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Kesehatan f. Meningkatkan pembiayaan kesehatan dalam rangka

penguatan SJSN

Dalam mendukung strategi tersebut maka kebijakan diarahkan pada :

b. Perbaikan gizi masyarakat

c. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan d. Peningkatan promosi kesehatan, pemberdayaan

mayarakat dan kerjasama dengan swasta serta kemitraan lintas sektor

e. Standarisasi pelayanan kesehatan f. Peningkatan sumber daya kesehatan

3. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

a. Telaahan Terhadap RTRW Kabupaten Luwu Utara

1) Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kab. Luwu Utara

Tujuan dari Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Luwu Utara adalah ”Terwujudnya

Kabupaten Yang Berbasis Agro Dan Kelautan Dengan Memperhatikan Aspek Lingkungan dan Aspek Bencana Demi Terciptanya Kesejahteraan Masyarakat Luwu Utara”.

Sedangkan sasaran dari perencanaan tata ruang wilayah adalah :

a) Mempertahankan fleksibilitas dan kedinamisan rencana tata ruang wilayah sehingga dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin terjadi dalam pengembangan wilayah b) Mendayagunakan rencana tata ruang wilayah

sebagai alat untuk menyusun program pembangunan secara optimal dan sebagai pengendalian pemanfaatan ruang wilayah secara tepat

c) Memfungsikan rencana wilayah agar dapat menampung perkembangan dan dinamika perkembangan sosial ekonomi masyarakat wilayah yang kian dinamis

2) Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dirumuskan beberapa kebijakan yang akan dilaksanakan, yaitu:

a) Pengembangan kegiatan agroindustri dan agrobisnis melalui pendekatan agro politan yang ramah lingkungan, dengan strategi :

 Menetapkan kawasan dan penyusunan master plan agropolitan untuk seluruh kawasan potensial

 Mengembangkan komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi diantaranya kakao

 Mempertahankan dan meningkatkan ketahanan pangan regional melalui peningkatan produktifitas padi sawah dan bahan pangan lainnya

 Menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi sekunder dalam rangka penciptaan nilai tambah pasca panen dan meningkatkan daya layan infrastruktur pertanian dan

perkebunan untuk mencapai daya saing komoditas unggulan

 Penerapan pendekatan sistem agrobisnis secara utuh dan terpadu dengan penerapan IPTEK yang relevan untuk menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi dan mengandung nilai tambah

 Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agrobisnis dan agroindustri sesuai dengan potensi sumber daya alam dan kondisi wilayah/keunggulan komparatif

b) Pengembangan kegiatan perikanan budidaya menjadi core business dalam pengembangan wilayah dengan pengembangan kawasan minapolitan, yang mendorong pengembangan kawasan budidaya yang telah tumbuh secara alamiah di Kecamatan Malangke, Malangke Barat dan Bone-bone, dengan strategi sebagai berikut :

 Pengembangan sarana prasarana umum yang diperlukan dan kegiatan-kegiatan untuk memperlancar pengangkutan hasil perikanan ke pasar dengan effisien dengan resiko minimal dengan penyusunan masterplan kawasan minapolitan

 Pembangunan sistem dan usaha minabisnis berorientasi pada kekuatan pasar (market driven)

 Pemberdayaan masyarakat agar mampu mengembangkan usaha komoditas unggulan berdasarkan kesesuaian lahan/perairan dan kondisi sosial ekonomi budaya daerah

c) Memfasilitasi pengembangan kawasan produksi sektor di daerah tertinggal dengan penyediaan prasarana & sarana sosial dasar dalam peningkatan produktifitas sektor-sektor unggulan serta membangun pusat pertumbuhan sumber daya lokal di daerah tertinggal, dan

meningkatkan sinergi pembangunan antara wilayah di kabupaten, dengan strategi sebagai berikut :

 Meningkatkan kemandirian masyarakat dan daerah tertinggal, melalui pengembangan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, penyediaan prasarana dan sarana lokal/perdesaan

 Memperkuat integrasi ekonomi antara daerah tertinggal dan daerah maju, melalui pengembangan jaringan ekonomi antar wilayah, pengembangan jaringan prasarana antar wilayah, dan pengembangan pusatpusat pertumbuhan ekonomi wilayah  Meningkatkan penanganan daerah khusus

yang memiliki karakteristik keterisolasian melalui pembukaan keterisolasian wilayah dengan pengembangan jaringan prasarana dan sarana secara terintegrasi.

d) Peningkatan aksesibilitas dalam rangka pemerataaan pelayanan sosial ekonomi dan budaya keseluruh wilayah kabupaten dan meningkatkan kegiatan hasil produksi sektor-sektor unggulan kabupaten, dengan strategi sebagai berikut :

 Membangun dan meningkatkan kualitas jaringan transportasi ke seluruh bagian wilayah kecamatan, terutama pembangunan jaringan jalan di Kecamatan Seko, Rampi dan wilayah-wilayah terisolasi lainnya

 Meningkatkan kapasitas pembangkit listrik dan informasi dengan memanfaatkan sumber energi yang tersedia serta memperluas jaringan transmisi tenaga listrik dan pengembangan jaringan informasi/ telekomunikasi pada pusat-pusat kecamatan

 Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, pasar, olahraga dan pemerintahan)

 Memperluas jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis  Memversifikasi komoditi pertanian untuk

mendukung pengembangan sektor sekunder  Mengembangkan kawasan agropolitan

untuk meningkatkan perekonomian masyarakat

e) Pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup, serta mengurangi resiko bencana alam, dengan strategi sebagai berikut :

 Mempertahankan luasan hutan di Kabupaten Luwu Utara

 Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya

 Mencegah perusakan lingkungan hidup lebih lanjut melalui penerapan instrument pengendalian pemanfaatan ruang secara sistematis

 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana

f) Pengoptimalan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, dengan strategi sebagai berikut :

 Membatasi konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya lainnya

 Mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan tidur untuk kegiatan produktif

 Mengembangkan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahannya

 Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan budidaya pesisir untuk meningkatkan daya saing dan perekonomian masyarakat;

g) Peluang investasi dibuka dalam rangka meningkatkan perekonomian wilayah sebagai upaya mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal, dengan strategi sebagai berikut :  Mempermudah mekanisme perizinan dan

birokrasi iklim usaha

 Menyediakan informasi, sarana dan prasarana penunjang investasi

 Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan

 Meningkatkan sumber daya manusia dalam mengelola potensi wilayah setempat

 Meningkatkan prasarana dan sarana wilayah pada kawasan tertinggal

Isu-Isu strategis dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten Luwu Utara, antara lain :

1) Masih kurang kesadaran dan kepedulian masyarakat, aparat pemerintah setempat dan lintas sektor terhadap pengembangan dan pemanfaatan posyandu

2) Dana APBD yang terbatas sehingga untuk pembangunan fisik diharapkan dari dana DAK yang menunya terbatas

3) Pembangunan sarana kesehatan belum dibarengi dengan penyediaan tenaga kesehatan

4) Harapan sarana kesehatan terakreditasi sampai tahun 2019

5) Tidak adanya penerimaan pegawai untuk formasi kesehatan tahun 2014 dan 2015

6) Tidak adanya penerimaan pegawai untuk formasi kesehatan sampai tahun 2019

7) Penemuan suspect TB paru cenderung menurun dari tahun ke tahun yang diasumsikan oleh karena pembiayaan program ini cenderung menurun

8) Motivasi dari petugas puskesmas sangat rendah dalam penemuan kasus

9) Kurangnya perilaku hidup bersih sehat (PHBS) pada tingkat masyarakat

10) Akses penduduk terhadap air bersih sudah tinggi namun belum maksimal untuk kualitas dan keberlanjutannya

11) Terbatasnya dokter PTT

12) Adanya kebijakan BPJS yang mensyaratkan untuk tiap FKTP ada 2 tenaga dokter umum

13) Koordinasi dengan lintas sektor masih kurang

14) Kurangnya kepedulian orang tua terhadap pertumbuhan balita

15) Mulai meningkatnya Penyakit Tidak menular (PTM) di masyarakat

16) Masih ada kasus hamil diluar nikah

17) Masih ada masyarakat yang percaya kepada dukun

18) Keterbatasan tenaga kesehatan di daerah terpencil

19) Masih adanya perkelahian antar pemuda/kelompok

4. Penentuan Isu-Isu Strategis

Dengan menganalisa permasalahan yang terjadi, dapat dikemukakan beberapa isu strategis, sebagai berikut :

a. Belum terpenuhinya jumlah, jenis , kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan

b. Masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular

c. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh

d. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas terutama kelompok rentan di daerah terpencil

e. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal

f. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

g. Adanya ketentuan yang mengharuskan seluruh puskesmas harus terakreditasi pada tahun 2019

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN , STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN LUWU UTARA

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan selama ini disadari telah mampu meningkakan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna, meskipun belum seluruhnya memuaskan. Oleh karena itu untuk mencapai masyarakat dengan derajat kesehatan yang tinggi perlu diselenggarakan pembangunan yang berkelanjutan melalui pelaksanaan program secara menyeluruh, terarah dan terpadu dengan berdasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Target Sustainable Development Goals (SDG’s).

Kebijakan dan strategi yang ditetapkan diharapkan agar perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya mampu mempertimbangkan dampak terhadap kesehatan masyarakat, upaya-upaya di sektor kesehatan sendiri harus mengutamakan

upaya promosi dan preventif yang proaktif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan

Memperhatikan visi Pemerintah Kabupaten Luwu Utara yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Luwu Utara Tahun 2016 – 2021, yaitu “Luwu Utara yang Religius dengan

Pembangunan Berkualitas dan Merata yang Berlandaskan Kearifan Lokal”. Berdasarkan visi tersebut dan analisis

permasalahan pokok bidang kesehatan, maka dirumuskan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara sebagai berikut :

“Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Profesional Menuju Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat”

Visi tersebut mengandung makna :

Pelayanan Kesehatan adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promotif adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan suatu kondisi kesehatan

individu dan masyarakat. Preventif adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan untuk mencegah dan

mempertahankan kondisi kesehatan masyarakat.

Kuratif adalah suatu upaya kesehatan yang dialukan untuk

pengobatan dan perawatan kesehatan. Rehabilitatif adalah suatu upaya yang dilakukan untuk pembatasan kecatatan dan perbaikan makna hidup.

Profesional adalah pelayanan oleh tenaga yang cakap dan inovatif disertai kelembagaan yang kuat, efisien dan amanah serta memegang teguh prinsip akuntabilitas dan transparansi. Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat adalah masyarakat Luwu Utara yang sadar, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga bebas dari gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan maka dirumuskan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau

2. Meningkatkan sumber daya kesehatan secara merata baik kuantitas maupun kualitas

3. Menggerakkan dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat

4. Mengoptimalkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan

Tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang dirumuskan berdasarkan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2016 – 2021. Tujuan, sasaran dan indikator kinerja sasaran dijelaskan pada tabel 4.1.

C. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan

Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Tahun 2016 – 2021, maka diperlukan strategi dan arah kebijakan yang terencana, terpadu dan terukur dengan memperhitungkan lingkungan strategis. Strategi dan arah kebijakan Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021

BAB V

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berdasarkan penetapan visi, misi, tujuan, strategi, arah kebijakan dan memperhatikan analisis lingkungan internal dan eksternal, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara menetapkan beberapa program strategis, sebagai berikut :

1. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 2. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

3. Program peningkatan dan pengembangan capaian sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

4. Program peningkatan pelayanan kedinasan 5. Program obat dan perbekalan kesehatan 6. Program upaya kesehatan masyarakat

7. Program pengawasan obat dan makanan 8. Program pengembangan obat asli indonesia

9. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 10. Program perbaikan gizi masyarakat

11. Program pengembangan lingkungan sehat

12. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular

13. Program standarisasi pelayanan kesehatan 14. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin

15. Program pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya

16. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan 17. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia

18. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan

20. Program peningkatan disiplin aparatur

21. Program pelayanan administrasi perkantoran

BAB VI

INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Tahun 2016 – 2021 terdiri dari 30 (tiga puluh) indikator. Uraian indikator dan target capaiannya secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Selain indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, kinerja pelayanan Dinas Kesehatan juga mengacu

pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. SPM kesehatan terdiri dari 12 (dua belas) indikator. SPM merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Uraian indikator dan target capaian SPM secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 6.2.

BAB VII PENUTUP

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2016 - 2021 merupakan komitmen perencanaan yang sekaligus memberikan arah kepada pemangku kepentingan (stakeholder) untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan.

Sasaran Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2016 – 2021 bersifat fleksibel dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi objektif yang berkembang dan selalu berkaitan dengan keperluan strategis yang mendesak. Target dan sasaran pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan meliputi sasaran Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan juga merupakan sasaran seluruh unit kerja lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara. Untuk itu, setiap unit kerja harus menjabarkan sasaran-sasaran tersebut menjadi kegiatan yang layak dan dapat diterapkan sesuai dengan tugas masing-masing menjadi Rencana Kinerja (Renja) Tahunan.

Sasaran Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2016 - 2021 diarahkan dan dikendalikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh jajaran lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara termasuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan (UPTD Puskesmas dan UPTD Instalasi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan). Pencapaian sasaran Renstra ditetapkan berdasarkan program-program yang tercantum dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 sebagai pengganti dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

Upaya pencapaian sasaran Renstra Dinas Kesehatan didukung oleh pembiayaan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah termasuk oleh masyarakat dan swasta serta pembiayaan Luar Negeri baik itu berupa grant/hibah maupun pinjaman/loan. Monitoring dan evaluasi Renstra Dinas Kesehatan tidak terlepas kaitannya dengan pengukuran kinerja lingkup Dinas Kesehatan termasuk UPTD yang menunjukkan sejauhmana pencapaian tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, serta hasilnya disampaikan dalam bentuk laporan tertulis dengan memperhatikan prinsip-prinsip Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Evaluasi umum pelaksanaan Renstra Dinas Kesehatan dilaksanakan pada akhir periode dan dibuat sebagai evaluasi resmi kinerja Dinas Kesehatan dalam melaksanakan Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016 - 2021 sekaligus sebagai pertimbangan dalam penyiapan Rencana Strategis periode berikutnya.

Rencana Strategis ini dibuat sebagai dasar penyusunan perencanaan pembangunan kesehatan Tahun 2016 - 2021.

Rencana Strategis ini dibuat dalam proses menuju penerapan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi kesehatan. Dokumen ini disusun dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua aspek dan potensi yang ada antara lain masukan dari setiap program yang ada di Dinas Kesehatan dan UPTD Dinas Kesehatan. Disamping itu juga memperhatikan situasi perkembangan masyarakat, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015 - 2019, Dokumen Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 – 2018 serta perkembangan regional/global disamping perkembangan ilmu pengetahuan.

Disadari sepenuhnya bahwa penyusunan dokumen Renstra ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan, karena itu masih memungkinkan dilakukan perbaikan sesuai perkembangan kebijakan sebagaimana dokumen perencanaan pembangunan lainnya.

Renstra Dinas Kesehatan hendaknya dijalankan dengan penuh tanggung jawab moral dan dedikasi yang tinggi dalam

mendukung kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara secara keseluruhan sebagai wujud pengabdian kepada nusa dan bangsa. Diharapkan dokumen ini dapat menjadi dasar untuk penyusunan perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara, sehingga pelaksanaan tugas memiliki arah dan tujuan yang jelas. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Tabel 4.1

Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Dinas Kesehatan Kab. Luwu Utara Tahun 2016 - 2021

No. Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Target Renstra

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Misi ke-1 (Meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu dan

terjangkau) 1 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 1) Meningkatnya ketersediaan dan kemudahan akses bagi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

Angka Usia Harapan Hidup 67,60 67,80 68,00 68,20 68,50 68,70 Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan bergerak di daerah terpencil dan sangat terpencil

90,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Persentase Puskesmas yang menerapkan Manajemen 90,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Puskesmas

Persentase

Puskesmas yang bekerjasama dengan UTD dan RS dalam pelayanan darah - 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Persentase Puskesmas yang menerapkan Perkesmas 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Persentase Desa/Kelurahan yang mengalami Bencana yang ditangani 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Persentase puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional 85,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Persentase penduduk yang memilki Jaminan Kesehatan 80,0% 85,0% 90,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 15050 jiwa 16520 jiwa 17226 jiwa 18714 jiwa 20247 jiwa 21539 jiwa Persentase pengawasan terhadap pemenuhan standar pelayanan kesehatan rujukan - 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 2) Menurunnya jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit dan bencana Incidence Rate DBD per 100.000 penduduk < 50 < 49 < 49 < 49 < 49 < 49 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Cakupan penemuan Pneumonia balita 60,0% 60,0% 60,0% 60,0% 60,0% 60,0%

Incidence Rate diare

per 1000 penduduk < 350 < 350 < 350 < 350 < 350 < 350 Cakupan penemuan dan penanganan Diare 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Annual Parasite Insiden (API) per 1000 penduduk

< 5 < 1 < 1 < 1 < 1 < 1

Incidence Rate Kasus

Typoid per 100.000 pddk < 110 < 110 < 110 < 110 < 110 < 110 Cakupan penemuan Typoid 90,0% 91,0% 91,5% 92,0% 93,0% 94,0% Prevalensi kecacingan < 50 % < 50 % < 50 % < 50 % < 50 % < 50 % Persentase angka bebas jentik 80,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% 95,0% Persentase penderita rabies ditangani 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Persentase penderita

kusta selesai berobat

80,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0%

Persentase deteksi

dini Hepatitis B pada kelompok beresiko

Persentase orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapat pemeriksaan HIV sesuai standar 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Prevalensi HIV per

100.000 penduduk < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% < 0,5% Cakupan Penemuan penderita TB BTA Positif 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0% 100,0% Angka keberhasilan pengobatan TB 85,0% 85,0% 85,0% 85,0% 85,0% 85,0% Prevalensi TB per 100.000 penduduk < 235 < 235 < 235 < 235 < 235 < 235

Proporsi jumlah kasus

TB yang sembuh dan diobati dengan Program DOT's 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% 90,0% Persentase orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

96,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Persentase anak usia

0 sampai 11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap 91,0% 91,5% 92,0% 92,5% 93,0% 93,5% Persentase

penurunan kasus PD3I tertentu

10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0%

Cakupan penemuan

dan penanganan penyakit AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 2 per 100000 pddk ≥ 1 per 100000 pddk ≥ 1 per 100000 pddk ≥ 1 per 100000 pddk ≥ 1 per 100000 pddk ≥ 1 per 100000 pddk Persentase sinyal SKD KLB yang direspon 80,0% 85,0% 90,0% 95,0% 95,0% 95,0% Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan Epidemiologi < 24 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Jam Prevalensi Hipertensi ≤ 22,7% ≤ 22,2% 21,7% ≤ 21,3% 20,7% ≤ 20,2% Persentase penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus ≤ 8,7% ≤ 8,2% ≤ 7,7% ≤ 7,2% ≤ 6,7% ≤ 6,2% Persentase penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Persentase penduduk usia 15-59 tahun yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar 65,0% 70,0% 80,0% 90,0% 100,0% 100,0% Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker

Dokumen terkait