Menurut Soekanto (1990:395) dalam Anisa Octafinda Retnasih (2014, 38) masalah-masalah sosial yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial. Dalam keadaan normal terdapat hubungan yang sesuai antara lembaga-lembaga masyarakat (antara lain: rumah tangga, moral, politik, pendidikan, agama, kebiasaan, dan ekonomi). Namun apabila diantaranya terdapat keganjilan atau ketimpangan sosial antar aspek, maka akan timbul permasalahan sosial.
Masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat tersebut dapat dikurangi atau bahkan diatasi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengemukakan kritik. Melalui kritik sosial, diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat, sehingga keadaan yang ideal yang diharapkan dapat terwujud.
Berdasarkan masalah sosial diatas, maka Anisa Octafinda Retnasih (2014, 27) mengemukakan bahwa kritik sosial dapat dibagi menjadi sembilan aspek sesuai dengan masalah-masalah tersebut. meliputi politik, ekonomi, kebiasaan, pendidikan, keluarga, moral, gender, agama, dan teknologi.
a) Kritik Sosial Masalah Politik
34
Kritik sosial masalah politik merupakan kritik yang muncul seiring dengan terjadinya ketimpangan pada aspek-aspek politik yang meliputi pengaruh, kekuasaan, dan kewenangan. Ketimpangan bisa terjadi apabila pelaksanaan politik tidak dijalankan sesuai dengan porsi skala prioritas masing-masing aspek.
b) Kritik Sosial Masalah Ekonomi
Kritik sosial masalah ekonomi adalah kritik yang muncul akibat adanya ketimpangan ekonomi di masyarakat, misalnya pengangguran, tingginya harga bahan pokok, dan kurangnya lapangan pekerjaan. Adanya permasalahan tersebut menjadikan ekonomi sebagai prioritas untuk diperhatikan, berbeda lagi bila ekonomi telah mapan, maka yang menjadi prioritas bagi masyarakat bukan lagi faktor ekonomi, melainkan faktor lain, misalnya faktor budaya, moral, dan sebagainya.
c) Kritik Sosial Masalah Pendidikan
Kritik sosial masalah pendidikan merupakan kritik yang disebabkan adanya masalah yang terjadi oleh faktor pendidik dan anak didik itu sendiri. Masalah dari faktor pendidik antara lain: masalah kemampuan ekonomi, kemampuan pengetahuan dan pengalaman, kemampuan (skill), kewibawaan, kepribadian, attitude (sikap), sifat, kebijaksanaan, kerajinan, tanggung jawab, kesehatan, dan sebagainya.
Adapun permasalahan yang berasal dari faktor peserta didik sendiri meliputi: masalah kemampuan ekonomi keluarga, intelegensi, bakat dan
35
minat, pertumbuhan dan perkembangan, kepribadian, sikap, sifat, kerajinan dan ketekunan, pergaulan, dan kesehatan.
d) Kritik Sosial Masalah Kebudayaan
Kritik sosial masalah kebudayaan merupakan kritik yang muncul karena adanya masalah-masalah yang timbul akibat dari terjadinya penyimpangan-penyimpangan terhadap unsur-unsur kebudayaan.
e) Kritik Sosial Masalah Moral
Kritik sosial masalah moral adalah kritik yang bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai kebenaran dan mengkritik nilai-nilai moral yang tidak memperhatikan segi kemanusiaan, serta norma-norma yang ada dalam suatu masyarakat.
f) Kritik Sosial Masalah Keluarga
Kritik sosial masalah keluarga adalah kritik yang muncul akibat adanya perubahan atau hilangnya keharmonisan dalam keluarga. Hal tersebut muncul akibat adanya konflik sosial akibat adanya perbedaan pandangan atau faktor ekonomi.
g) Kritik Sosial Masalah Agama
Kritik sosial masalah agama adalah kritik yang muncul akibat lemahnya pondasi iman manusia, sehingga manusia tidak mampu untuk menjalankan perintah tuhan dan menjauhi larangannya, ketidakmampuan
36
tersebut dapat menimbulkan penyelewengan yang mengakibatkan masalah-masalah sosial.
h) Kritik Sosial Masalah Gender
Kritik sosial masalah gender merupakan kritik yang muncul akibat adanya penilaian laki-laki kepada wanita, bahwa peran wanita lebih rendah. Antara lain wanita dianggap lemah dan tidak bisa memimpin, serta wanita diposisikan di bawah laki-laki.
i) Kritik Sosial Masalah Teknologi
Kritik sosial masalah teknologi muncul karena masalah teknologi tersebut masih berhubungan dengan aspek ekonomi, dimana teknologi merupakan hal penting dalam perkembangan ekonomi, sehingga ketika teknologi suatu negara tidak dapat menyokong perkembangan ekonominya, maka disaat itulah kritik akan terjadi.
Kemudian menurut Aqsha (2011 : 27) secara lebih ringkas, kritik sosial dapat dibedakan menjadi lima aspek menurut bentuknya, diantaranya adalah:
a. Kritik Sosial Pembangunan
Kritik sosial pembangunan ini muncul karena terdapatnya permasalahan atau isu sosial tentang pembangunan, seperti tidak meratanya pembangunan, fasilitas umum kurang memadai, rusaknya fasilitas umum dan sebagainya. Kritik sosial
37
pembangunan dapat dicontohkan dengan tersedianya fasilitas umum di tempat-tempat yang seharusnya ada.
b. Kritik sosial hukum
Kritik sosial hukum terjadi karena adanya isu sosial hukum yang ada. Seperti terjadinya negosiasi hukum dan sebagainya.
Contohnya adalah adanya kasus penyuapan, korupsi, kasus kriminalitas dalam masyarakat sampai dengan kasus persidangan yang dinilai tidak adil.
c. Kritik sosial moral masyarakat
Kritik sosial masyarakat ini berawal dari adanya isu atau permasalahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini dapat dicontohkan dengan perilaku anarkis masyarakat, penipuan dalam masyarakat dan kerukunan dalam masyarakat. Hal tersebut dapat memicu sebuah kritik sosial moral masyarakat.
d. Kritik sosial agama
Kritik sosial agama ini berawal dari adanya isu sosial agama, seperti adanya indikasi pemanfaatan agama, adanya tekanan terhadap suatu agama dan sebagainya. Hal tersebut dicontohkan dengan adanya kerukunan umat beragama, aplikasi ajaran agama dan munculnya aliran-aliran agama yang baru.
e. Kritik sosial ekonomi
Kritik sosial ekonomi berawal dari adanya permasalahan sosial ekonomi yang ada, seperti masih banyaknya kemiskinan, adanya bantuan kemiskinan dan sebagainya. Dapat dicontohkan
38
dengan masih banyaknya keluarga miskin yang ada di Indonesia, adanya bantuan dari pemerintah kepada warga miskin, kesenjangan sosial pada masyarakat dan sulitnya masyarakat dalam menjangkau harga.
Pendapat-pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Harsono Suwardi dalam Novy Eryanti (2012, 14) bahwa kritik sosial dapat ditinjau dari tema kritik sendiri, antara lain :
a. Kritik Sosial Politik
Segala hal yang berhubungan dengan pengaturan pemerintahan atau Tata Negara, termasuk kebijakan-kebijakan pemerintah terkait pemilihan umum, politik luar negeri, dan lain-lain.
b. Kritik Sosial Ekonomi
Terdapat tiga aspek di dalam masyarakat, diantaranya yaitu aspek produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, keseimbangan antara tiga unsur tersebut harus merata. Sehingga terjadi keseimbangan antara kebutuhan dan persediaan dalam pemenuhan ekonomi masyarakat, serta kebijakan-kebijakan pemerintah atas masalah diatas seperti kebijakan moneter, perbankan, penanaman modal dan lain sebagainya.
c. Kritik Sosial Masalah Sosial
39
Segala hal yang menyangkut masalah sosial, seperti kualitas pendidikan, peran wanita, kemiskinan, keadilan, termasuk tindakan dan perilaku masyarakat, baik secara individual maupun organisasional, serta intelektual pers dan mahasiswa termasuk dalam kategori ini.
d. Kritik Sosial Budaya
Segala hal dalam masyarakat yang berhubungan dengan sistem, nilai, norma, gaya hidup, adat istiadat, kebiasaan serta kepercayaan.
e. Kritik Sosial Hukum
Segala hal dalam masyarakat yang menyangkut undang-undang, peraturan dan ketetapan formal. Hal-hal mengenai kriminalitas atau pelanggaran hukum peradilan, penyalahgunaan wewenang, korupsi dan semacamnya.
f. Kritik Sosial Agama
Semua hal yang berkaitan dengan nilai religius, atau tentang konsep dari kitab suci dan ajaran keagamaan. Termasuk pula kebijakan-kebijakan dari pemerintah ataupun lembaga yang berwenang lainnya yang berhubungan dengan keagamaan.
40 g. Kritik Sosial Militer
Semua yang berkaitan dengan militer atau TNI, termasuk sikap dan kebijakannya.
Dari beberapa pendapat diatas terdapat beberapa poin yang sama, namun dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk kritik sosial cukup beragam, diantaranya : militer, agama, hukum, budaya, sosial, ekonomi, politik, teknologi, gender, keluarga, moral, pendidikan dan pembangunan. Dengan adanya aneka ragam bentuk kritik sosial tersebut, maka kritik sosial dapat dilakukan secara bebas oleh siapapun dengan media apapun.
Sehingga sasaran kritik sosial didalamnya juga akan beragam. Namun ketika siapapun diperbolehkan melakukan kritik, tetap saja harus mengerti dan memahami etika-etika sebelum melakukan kritik.