Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Net-Centric Computing (NCC) Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor yang berlangsung mulai bulan Juni sampai Agustus 2013.
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sistem E-Voting Pilkada Kota Bogor
Sistem e-voting pilkada kota Bogor menggunakan protokol Two Central Facilities yang dimodifikasi. Protokol ini dipilih karena menurut Schneier (1996) termasuk protokol yang paling memenuhi sebagian besar persyaratan untuk menjalankan secure election dan dibandingkan protokol-protokol lain.
Sistem e-voting pilkada kota Bogor memiliki tiga komponen utama yaitu mesin voting, server CLA, dan server CTF.
Mesin voting merupakan satu unit Personal Computer yang dijalankan dengan sistem operasi Microsoft Windows client. Lingkungan sistem pada mesin voting sebagai berikut:
a. Apache Friends XAMPP sebagai server web. b. MySQL sebagai server database.
c. PHP sebagai bahasa pemrograman. d. Mozilla Firefox sebagai browser.
e. VPN PPTP digunakan untuk jalur komunikasi. f. Mivare card untuk alat autentikasi pemilih.
Fungsi utama dari mesin voting adalah untuk melakukan pemilihan dan menyimpan sementara hasil pemilihan sebelum dikirim ke server CTF untuk dilakukan perhitungan suara.
Server Central Legitimization Agency (CLA) merupakan satu unit Personal Computer yang dijalankan dengan sistem operasi Microsoft Windows Server 2008. Lingkungan sistem pada server CLA sebagai berikut:
a. MySQL sebagai server database. b. PHP sebagai bahasa pemrograman.
c. VPN PPTP digunakan untuk jalur komunikasi.
Server CLA merupakan badan sertifikasi pemilih yang memiliki tugas utama mengotentikasi dan mengotorisasi pemilih. Server CLA mempunyai database yang menyimpan data pemilih baik data diri maupun Unique Identification Number (UID) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pemilih. Setiap proses
16
yang membutuhkan data pemilih, contohnya login dan verifikasi pilihan harus melakukan pengecekan langsung dengan server CLA melalui mesin voting.
Server Central Tabulating Facilities (CTF) merupakan satu unit Personal Computer yang dijalankan dengan sistem operasi Microsoft Windows Server 2008. Lingkungan sistem pada server CTF sebagai berikut:
a. MySQL sebagai server database. b. PHP sebagai bahasa pemrograman.
c. VPN PPTP digunakan untuk jalur komunikasi.
Server CTF merupakan badan tabulasi/penghitungan suara. Pangkalan data yang terdapat pada CTF berisi suara atau pilihan pemilih dan perhitungannya untuk masing-masing kandidat.
Untuk keamanan pengiriman data dalam setiap proses, dilakukan pengenkripsian data menggunakan.
a. RSA (2048 bits): Enkripsi kunci publik. b. AES (128 bits): Enkripsi kunci simetris. c. SHA-2 (256 bits): Signature/Hashing.
Pada sistem e-voting pilkada Kota Bogor, tidak terdapat sistem keamanan yang diterapkan pada Apache Friends XAMPP dan MySQL yang digunakan sebagai server web dan server database.
Mesin voting tidak menyediakan keyboard ataupun mouse selama proses evoting. Hal ini di anjurkan agar interaksi antara manusia dengan mesin voting menjadi lebih terbatas, untuk memperkecil kemungkinan human error ataupun tindakan-tindakan yang tidak diinginkan lainnya. Pemilih hanya berinteraksi dengan sistem e-voting menggunakan layar sentuh.
Selanjutnya akan dijelaskan Proses pemilihan sistem e-voting pilkada Kota Bogor dengan informasi yang dihimpun dari (Prayanta 2011), Kusumah (2011), (Priyanggodo 2012).
Skema pemilihan dengan Two Central Facilities dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 5, alur kerja online voting berdasarkan gambar tersebut terbagi menjadi empat tahapan dengan penjelasan sebagai berikut:
Tahap pertama:
17
2. CLA mengirimkan kunci simetris yang telah dienkripsi menggunakan kunci publik yang diterima dari masing-masing mesin voting dan diberikan kepada masing-masing mesin voting sesuai alamat IP address masing-masing mesin voting.
3. Pemilih mengirimkan permintaan untuk memilih melalui mesin voting dengan cara menempelkan kartu identitasnya.
4. Mesin voting akan mengirimkan data kartu identitas pemilih yang telah dienkripsi kepada CLA.
5. CLA akan melakukan proses dekripsi terhadap data yang diterima. 6. CLA akan melakukan autentikasi pemilih dengan database. Diagam alir tahap pertama digambarkan pada Lampiran 2. Tahap kedua:
1. Apabila pemilih dinyatakan berhak memilih dengan ketentuan pemilih telah terdaftar di database dan belum memilih sebelumnya, pemilih akan diarahkan kepada halaman pemilihan dan status pemilih akan diubah menjadi status telah melakukan autentikasi. Namun, apabila pemilih dinyatakan tidak berhak memilih, pemilih langsung diarahkan ke halaman gagal memilih.
2. Setelah pemilih melakukan pemilihan, pilihan pemilih akan disimpan pada mesin voting dan status pemilih akan diubah menjadi status telah melakukan
Gambar 5 Skema pemilihan dengan Two Central Facilities dimodifikasi (Kusumah 2011)
18
pemilihan. Mesin akan terus menerus melakukan proses yang sama sampai pada waktu pemilihan usai.
Diagam alir tahap kedua digambarkan pada Lampiran 3. Tahap ketiga:
1. Pengiriman kunci publik oleh masing masing mesin voting kepada CTF. 2. CTF mengirimkan kunci simetris yang telah dienkripsi menggunakan kunci
publik yang diterima dari tiap-tiap mesin dan dikirimkan kepada masing-masing mesin sesuai alamat IP address mesin.
Diagam alir tahap ketiga digambarkan pada Lampiran 4. Tahap keempat:
1. Mesin secara periodik akan melakukan permintaan kepada CLA untuk mengirimkan data ke CTF dengan mengirimkan informasi identitas mesin yang dienkripsi.
2. CLA akan melakukan proses autentikasi dan mengirimkan suatu random key mesin kepada mesin voting dan CTF yang dienkripsi.
3. Mesin voting akan mengirimkan identitas mesin, data hasil pemilihan, dan juga nilai random kepada CTF yang didapatkan dari CLA yang telah dienkripsi.
4. CTF melakukan pencocokan nilai random key yang diberikan mesin dengan random key yang diterima dari CLA untuk mesin tersebut.
5. Apabila random key yang dikirimkan mesin dan CLA sesuai, jumlah suara yang diberikan mesin kepada CTF akan disimpan ke dalam CTF.
6. Mesin akan terus menerus melakukan proses yang sama sampai pada waktu pemilihan usai.
Diagam alir tahap keempat digambarkan pada Lampiran 5.
Kelebihan dari protokol Two Central Facilities yang dimodifikasi ialah penggunaan jalur komunikasi untuk autentikasi pemilih pada CLA tidak akan terganggu oleh data yang dikirimkan ke CTF, sebab waktu pengirimannya yang berbeda.
Pemisahan waktu pengiriman mempermudah penyelenggara untuk mengecek kecurangan yang terjadi pada mesin CTF. Sebab suara pemilih akan dikirimkan pada waktu yang random ke CTF setelah waktu pemilihan selesai,
19 sehingga apabila sebelum waktu pemilihan selesai pada CTF telah ditemukan suara pemilih dari mesin voting dapat dipastikan suara tersebut bukanlah suara yang sah.
Sistem ini tidak memenuhi salah satu kriteria secure election yang ideal yang disebutkan pada buku karangan (Schneier 1996), yaitu setiap pemilih dapat memastikan bahwa suara mereka sudah dikirimkan dan terhitung dalam penghitungan akhir sebab suara yang dikirimkan ke CTF bukanlah suara yang dikirimkan secara langsung oleh pemilih, melainkan suara yang diakumula si terlebih dahulu pada mesin voting. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui pemilih dan pilihan yang dipilihnya. Namun, di sisi lain, hal ini menjadi salah satu kekuatan dari sistem ini, sebab tidak akan dimungkinkan terjadi penelusuran ke belakang oleh pihak-pihak manapun yang mampu mengumpulkan database dari CLA, CTF, dan mesin voting.