• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian

4.5 Temuan Penelitian

4.5.4 Temuan Informan keempat (AI)

AI warga asli kabupaten Tegal. usianya sekitar 48 tahun, AI seorang duda, dulunya merupakan suami dengan 2 orang anak, namun perceraian tujuh tahun lalu merubah kehidupan AI. Sehari-hari AI bekerja sebagai seorang pedagang, dahulu AI bekerja di Jakarta, namun sekitar tahun 2009 AI memutuskan untuk kembali ke Tegal dan berjualan di sebuah tempat rekreasi “waterboom”. Daganganya cukup laris. Pendapatanya cukup untuk kebutuhan sehar-hari dan menafkahi karyawanya.

AI mulai menderita DM sejak tahun 2005, atau sudah sekitar 7 tahun sejak perceraian dengan istrinya. AI mulai berubah pola kehidupannya. Sebelum bercerai AI sangat menjaga pola hidupnya, namun sepertinya perceraian mengubah segalanya, pola pikirnya menjadi tidak menentu. Kesehatannya menjadi menurun, stres dan pemikiran yang terlalu ruwet, berimbas pada gaya hidup dan kesehatannya. Perubahan-perubahan pola hidup yang tidak teratur antara lain makan yang tidak tepat waktu, merokok, kurang istirahat dan tidur malam, dan terkadang AI makan di tengah malam.

AI merasa shock dengan perceraiannya, AI merasa kesepian dan jauh dari anak-anaknya. Dengan permasalan-permasalahan yang membebani membuat AI kurang memperhatikan kehidupanya, AI merasa bahwa kehidupannya tidak berarti lagi, terkadang dirinya pun harus berpikir bahwa kehidupan mesti berjalan terus, AI merasa bahwa kehidupannya tidak menentu seperti kehilangan arah dalam

kehidupannya. AI bingug dengan keadaanya dirinya sekarang, bahkan DM AI tidak disadari muncul begitu saja setelah AI kontrol atau cek ke dokter. Ketika itu gula darahnya cukup tinggi, padahal keluhan berat kurang dirasakan. AI mempunyai perawakan yang kurus, sementara biasanya penderita DM tipe 2 cenderung gemuk, hal tersebut membuat AI seperti tidak terkena DM. Sebagai penderita DM Keluhan-keluhan fisik sering AI alami seperti sering merasakan lemas, dan terkadang pegal-pegal pada area kaki. Namun hal tersebut tidak AI tanggapi dengan serius, AI hanya menganggap keluhan-keluhan tersebut hanyalah sakit kecil karena kurangnya istirahat.

AI sudah hampir tujuh tahun menderita DM, dan AI sering mengabaikan penyakitnya tersebut. AI orang sangat susah menjaga gaya hidupnya, berbeda dengan ketiga subjek diatas. Inilah yang membedakan ketiga subjek dengan AI, jika ketiga subjek diatas terjadi perubahan gaya hidup dan perilakunya menjadi patuh, berbeda dengan AI, sampai saat ini AI belum bisa merubah gaya hidupnya serta menjaga kesehatannya menuju arah yang bih baik.

“Ya sekitar tujuh tahunan lebih, saya memang bercerai dengan istri, dari situ memang pola hidup saya tidak teratur, saya merasa kesepian, berpisah dengan anak. Kemudian istirahat kurang……saya sering tidur malam, kemudian pola makan menurun mas, malah tengah malam makan mas,(ga teratur) mungkin karena itu berlangsung terus menerus……nah kemudian saya ngater bulik saya , itu kena darah tinggi, saya sekalian tanya dokternya dan cek darah ternyata katanya pola makan, saya sering makan malam, tahu-tahu 250 an mas” (AI.W3.31.09.2012)

AI sebenarnya takut dengan kadar gula yang dideritanya, namun bagaimana lagi, AI harus menerima kenyataan tersebut. AI secara sadar tidak menjadikan hal tersebut beban. AI jalani seperti biasa, terkadang ketika bekerja AI merasa

pegal-pegal dan kesemutan, AI cukup beristirahat dan pulang kerumahnya. AI merasa bingung, hal ini diceritakan kepada peneliti, bahwa dimana AI terkadang ingin mengubah pola tidak sehatnya, namun bagaimana lagi AI merasa tidak mampu. Keinginanya hanya sebatas dihati dan perasaan, belum sampai pada tindakan, pola perilakunya masih tetap seperti biasa.

Saya sebetulnya ada keinginan untunk teratur mas….tapi karena perceraian itu, tetap membebani saya mas, saya tetap dengan ,kebiasaan saya tengah malam jarang tidur mas, kepikiran hal-hal yang tidak diinginkan begitu mas (AI.W5.31.09.2012) Kalo menurut saya, sekali ada keinginan saya tetap tidak bisa berubah mas, (AI.W6.31.09.2012)

Ketidakpatuhan AI timbul karena perceraian dan permasalahan-permasalahan hidup yang membebani. Label dari masyarakat sekitar juga merupakan faktor yang membebani secara psikologis. Ketidakpatuhan AI dilihat dengan jarangnya ia kontrol ke dokter dan pengaturan pola makan yang belum teratur. Kepatuhan subjek AI hanya bisa dilihat dari seringnya berolahraga, hal tersebut juga dikarenakan salah satu hobi AI memang berolahraga. Olahraga yang sering dilakukan AI adalah bersepeda dan renang. AI biasanya renang di sela-sela aktivitasnya di waterboom ketika pengunjung sepi. Selain olahraga tidak ada kegiatan-kegiatan yang menunjukan AI bersikap patuh.

Kalo olahraga, saya punya club namanya slawi ayu, itu club sepeda ontel,, (pit dames) (W9.AI.31.08.2012)

Ya keliling, teman saya satu club banyak yang kena DM ya satu ini sama, jadi bareng-bareng. (W10.AI.31.08.2012)

Kurangnya kontrol pola makan dan istirahat sangat mempengaruhi kesehatan AI. Ketika masih muda AI memiliki pola hidup sehat, namun ketika menginjak sekitar usia 40 tahun yaitu sekitar tujuh tahun lalu, AI mulai berubah

pola hidupnya, ditambah dengan perceraian yang membuat dirinya terpisah dengan anak-anaknya. Setelah perceraian tersebut, AI sering begadang, merokok, makan diluar waktu jam makan, ditambah beban psikologis yang mungkin berat bagi diri AI. Pikiran-pikiran yang selalu membebani AI merusak kehidupan AI dengan dimanifestasikan melalui pola hidup dan perilaku tidak sehat, kemudian dari perilaku-perilaku tidak sehat tersebutlah, penyakit DM mulai muncul. Kini sudah hampir tujuh tahun AI menderita DM, pola makan dan kebiasaanya merokok tidak bisa dihentikan, status kesehatannya sangat berbahaya.

Setiap manusia ingin sembuh dari penyakitnya, begitu juga dengan AI, harapan yang wajar bagi setiap penderita DM. keinginan AI untuk sembuh masih dalam sebatas keinginan belaka, keinginannya untuk sembuh masih belum dilaksanakan dengan tindakan-tindakan. Namun dia mengatakan pada peneliti bahwa suatu saat dirinya akan berubah menjadi lebih baik dan bersikap patuh.

Harapan bapak kedepan apa pak..??

Harapanya ya saya tetap sehat,, bisa teratur lagi mas. (W40.AI.31.08.2012)

AI kini menjalani kehidupanya sebagaimana mestinya, AI menerima ujian yang diberikan Allah SWT dengan lapang dada. Tujuh tahun yang lalu, sebelum AI terkena DM dan perceraian dengan istrinya AI memiliki pola kehidupan yang sehat, setiap pagi lari-lari pagi ke sawah, atau sekedar bersepeda di pagi hari, pengaturan makan juga teratur tiga kali sehari namun setelah perceraian tersebut, pola kehidupanya mulai berubah.

Ya saya, seolah-olah rapuh mas, tidak seperti sebelum saya bercerai, berubah ketika saya masih berumah tangga saya melaksanakan pola sehat, dan teratur. Kehidupan saya, ya saya

jalani saja, pagi makan, kadang-kadang belanja dulu, terus baru jualan.. (w25.AI.08.09.2012)

AI sukar tidur karena sering memikirkan anak-anaknya, dan terkadang AI merasa lapar dan makan di tengah malam, AI juga kurang beristirahat karena pekerjaanya di cafe, segala makanan dan minuman ringan yang mengandung kadar glukosa tinggi terdapat pada tempat cafe tersebut, sehingga AI juga ikut mencicipi, merasakan makanan dan minuman tersebut.

Kemudian dari segi pola makan pak,, gimana pak??

Kalo dari segi pola makan saya pengin teratur…tetapi yang jelas karena saya jualan makanan, ya saya ikut nyicipi (makan) jadi tidak terkontrol mas, sampai sekarang ni saya belum makan mas. Makanya entar kalo laper kalo malem(W10.08.09.2012) Itu karena memang kebiasaan pak??

Ya karena kebiasaan (W11.08.09.2012)

AI belum bisa merubah kehidupanya hingga saat ini, keinginannya untuk patuh masih dalam sebatas harapan. Namun AI tetap menjalani segala ujian dari Allah SWT dengan ikhlas dan lapang dada, harapan AI adalah bisa merubah pola kehidupanya lebih sehat, teratur dan bermakna. Kedepan AI harus bisa merubah pola perilakunya agar kelak tidak terjadi komplikasi pada AI yang tidak diinginkan. Selain gaya hidup yang ingin diubah, AI juga ingin mendapatkan seorang pendamping yang bisa mengisi kesendirianya, sehingga pikiranya tidak terlalu terbebani akibat perceraian dan AI bisa kembali berkeluarga.

Saya masih kadang-kadang berpikir, suatu ketika saya pasti berumah tangga, tidak mungkin saya hidup sendiri terus, yang ngrawat siapa nanti. (W61.AI.31.08.2012)

Harapan AI tidak berbeda dengan HS, SO ataupun R yaitu ingin tetap bisa sehat dan beraktivitas dengan normal sehari-hari, bisa menikmati hidup

dengan keluarga serta lingkungan sekitar. Untuk mendapatkan itu semua, AI harus merubah gaya hidupnya menuju lebih sehat, namun AI belum melaksanakan sepenuhnya, dengan demikian AI harus lebih giat untuk merubah pola hidupnya. Niat yang baik sudah dimiliki AI, tinggal dilaksanakan secara nyata dalam kehidupan sehari-sehari.