• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebelum penelitian ini dilakukan penulis malakukan pendalaman materi yang bersifat teoritik yang berkaitan dengan topik yang telah diajukan dengan mendalami dan menguraikan hal-hal yang bersifat teoritik yang berkaitan dengan strategi persaingan dan pemsasaran dalam penyelenggraan pendidikan, tentang kurikulum berikut pengembangan dan inovasi yang bisa dilakukan di dalamnya, serta uraian teroritik yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler.

Selanjutnya penulis melakukan penelitian lapangan dengan topik utamanya tiga hal pokok yang telah disebutkan di atas terhadap lima lembaga pendidikan menengah pertama Islam yang berstatus sebagai lembaga pendidikan swasta di Kecamatan Gabus yaitu MTs Nurul Khosyi’in di Pantirejo, MTs Miftahul Huda di Sugihrejo, MTs Tarbiyatul Islamiyah di Tanjunganom, MTs Tuan Sokolangu di Mojolawaran, dan MTs Abadiyah di Kuryokalangan.

Dari serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan tersebut maka penulis kemudian menemukan mendapatkan hal-hal yang merupakan hasil temuan-temuan sebagai berikut;

No Realitas di Lapangan Temuan dalam Penelitian 1. Kesadaran tentang pentingnya

strategi dalam menghadapi persaingan antar madrasah di wilayah Kecamatan Gabus telah menjadi kesadaran bersama dari kelima MTs yang menjadi obyek penelitian. Mereka semua menyatakan bahwa dalam menghadapi persaingan tersebut diperlukan suatu strategi untuk menghadapinya.

Meski dari pihak-pihak yang mewakili dari masing-masing kelima MTs yang menjadi obyek penelitian tersebut tahu persis pentingnya suatu strategi dalam menghadapi persaingan antar madrasah, namun bisa dikatakan konsep strategi yang mereka ajukan sebagian besar masih bersifat umum dan normatif dalam arti mereka menyatakan telah menempuh strategi-strategi tertentu dalam menghadapi persaingan itu namun secara konseptual strategi itu tidak diuraikan secara detail dan jelas sehingga penulis tidak mendapatkan gambaran jelas dan menyeluruh mengenai strategi baik dalam konteks konsep maupun tindakan. Secara umum dapat dikatakan kelima madrasah yang menjadi obyek penelitian masih menggunakan strategi umum dalam hal menarik minat masyarakat dan calon peserta didik yaitu dengan cara sosialisasi ke berbagai SD/MI, menyebar brosur, memanfaatkan koneksitas, hubungan emosional, pengaruh tokoh agama dan tokoh masyarakat dan lain-lain.

2. Dari kelima madrasah yang menjadi obyek penelitian punya pemahaman konsep dan praktik yang tidak sama tentang pengembangan/inovasi

kurikulum yang diterapkan di lembaga pendidikan masing-masing.

Secara umum, terdapat 4 MTs yang punya pandangan dan praktik yang sama mengenai inovasi kurikulum dimana inovasi kurikulum dipahami dan dipraktikkan dengan menambah jumlah pelajaran pada mata pelajaran tertentu yang telah digariskan Kementerian Agama. Atau dengan cara lain yakni mengembangkan jumlah mata pelajaran muatan lokal (mulok), selain juga ditempuh cara memadukan pengajaran formal yaitu madrasah dengan pesantren yang berada dalam satu penyelenggaraan, seperti yang dilakukan oleh MTs Nurul Khosyi’in, MTs Mifathul Huda, dan MTs Tuan Sokolangu. Sementara untuk MTs Abadiyah dalam beberapa tahun terakhir mencoba melakukan hal yang berbeda dalam memahami dan mempraktikkan inovasi kurikulum yaitu selain mengembangkan kurikulum yang digariskan oleh Kemenag dengan melakukan penambahan jumlah dan jam pelajaran muatan lokal agama Islam, madrasah ini juga melakukan inovasi kurikulum dengan cara membuka dan menyelenggarakan tiga kelas khusus di luar kelas reguler.

Kelas-3. Dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksnakan di kelima madrasah disadari kegiatan tersebut dipandang sangat penting dan menunjang madrasah bersangkutan dalam menghadapi persaingan antar lembaga

kelas khusus tersebut adalah Kelas Tahfidz, Kelas Sains, dan Kelas Kitab.

Beberapa madrasah seperti MTs Nurul Khosyi’in, MTs Miftahul Huda, MTs Tarbiyatul Islamiyah karena keterbatasan fasilitas dan SDM menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak maksimal dalam segi jenis kegiatan, namun mereka berupaya agar out-put yang dihasilkan dari kegiatan ini bisa tetap menjaga kepercayan masyarakat terhadap keberadaan madrasah-madrasah tersebut. Sementara untuk MTs Tuan Sokolangu dan MTs Abadiyah mengusahakan agar kegiatan ekstrakurikuler juga diselenggarakan untuk tujuan prestasi dengan tujuan menjaga eksistensi mereka di mata masyarakat. Khususnya bagi MTs Abadiyah dengan fasilitas dan SDM yang bisa dibilang memadai maka madrasah ini menyelenggarakan

cukup banyak kegiatan

ekstrakurikuler dengan target utama kepada pencapaian hasil kegiatan dan catatan prestasi.

4. Pada kelima madrasah yang dijadikan obyek penelitian jelas berkeinginan agar strategi yang mereka tempuh, termasuk di dalamnya strategi berupa inovasi kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan akan mendukung terhadap capain hasil dalam menghadapi persaingan antar lembaga pendidikan di wilayah Kecamatan Gabus, di antaranya persaingan mendapatkan kepercayaan masyarakat dan berhasil menumbuhkan minat para calon peserta didik lulusan SD/MI untuk meneruskan jenjang pendidikanya.

Tiga madrasah yaitu Mts Nurul Khosyi’in, MTs Tarbiyatul Islamiyah, dan MTs Miftahul Huda yang karena pertimbangan berupa strategi yang dilakukan yang penulis nilai belum jelas baik dalam tataran konsep dan pelaksanaannya, serta juga karena masih terbatasnya ketersediaan fasilitas dan SDM, maka dalam beberapa tahun terakhir berusaha agar keberadaan mereka diakui oleh masyarakat sebagai lembaga penyelenggara pendidikan. Pada ketiga madrasah ini, dalam beberapa tahun belakangan tidak mengalami pergerakan penambahan jumlah murid jumlah peserta didik yang berarti dalam arti jika ada penambahan peserta didik, jumlahnya tidak signifikan. Demikian halnya jika terjadi pengurangan jumlah peserta didik, keadaannya juga sama. Pada ketiga MTs yang disebut itu jumlah murid secara keseluruhan memang terbilang minim dan sekedarnya. Sementara MTs Tuan Sokolangu setidaknya masih mempertahankan sebagai lembaga pendidikan yang masih dipercaya oleh masyarakat dan menjadi pilihan bagi para calon

peserta didik. Meski tidak melakukan hal yang luar biasa dalam hal inovasi kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler, MTs Tuan Sokolangu masih bisa menarik jumlah peserta didik dalam jumlah yang cukup siginifikan. Kemudian yang terakhir, MTs Abadiyah yang dalam beberapa tahun terakhir terlihat menempatkan unsur inovasi kurikulum dan ekstrakurikuler sebagai bagian penting dari strategi menghadapi persaingan selain juga menggunakan unsur-unsur lain yang ada sebelumnya sebagai strategi.

Upaya ini nampaknya

memperlihatkan hasil karena MTs Abadiyah merupakan madrasah dengan jumlah peserta didik paling besar di wilayah Kecamatan Gabus, dan ini sekaligus menandakan madrasah bersangkutan cukup berhasil dalam membangun dan mendapat kepercayaan dari masyarakat dan juga cukup berhasil dalam hal menarik minat para calon peserta didik.