BAB IV PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
a. Biografi Ibnu Qudamah
Nama Lengkap dari Ibnu Qudamah, Abu Muhammad bin Abdillah bin Ahmad bin Muhammad bin Quddamah Al Maqdisi Al Jumma’ili Ash- Shalihi Al Hanbali.56
Muwafiquddin dilahirkan di desa jamma’il, salah satu desa yang terletak di kota Nablus di Palsetina, pada tahun 541 H, tepatnya pada bulan sya’ban. Ketika beliau umur 10 tahun, beliau pergi bersama keluarganya ke damaskus. Di sana beliau berhasil menghafal Al Qur’an dan mempelajari kitab Mukhtasar Karya Al-Khairaqi dari para ulama pengikut Madzhab Hanbali.
Beliau berhasil Menghapal kitab tersebut, lalu beliau memaparkan hapalannya di hadapan mereka dan diakui kesempurnaan hapalannya itu, lalu mereka pun memberi belau ijazah (izin) untuk meriwayatkan kitab tersebut. Lalu belau pergi ke baghdad dan tinggal di baghdad selama 4 tahun tujuanya adalah tak lain untuk menuntut Ilmu. Beliau mendalami Ilmu fikih, hadist, perbandingan Madzhab, nahwu ( gramatika arab) , lughah (ilmu bahasa) , hisab (ilmu hitung), nujum (ilmu perbintangan /astronomi) dan sebagainya. Belau menerima ilmu lainnya dari sekelompok ulama lain.
56
Ibnu Qudamah, Terjemahan kitab Al-Mughni Ahmad Hotib Fathurrahman, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 4.
Beliau pindah ke Damaskus dan disana beliau namanya semakin terkenal. Beliau mengadakan majlis keilmuan di Masjid Al-Muzhaffari yang berada di Damaskus tujuannya adalah untuk memperluas mazhab Hanbali. Beliau menjadi imam shalat bagi kaum muslim dan para ulama pun sering juga datang kepadany untuk berdialog dan mendengarkan perkataan- perkataan beliau, dapat dikatakan bahwa tak seorang pun yang melihatnya kecuali dia akan mencintainya semua itu dikarenakan ilmu yang tinggi, sikap yang rendah hati dan juga ketaqwaan beliau kepada Allah Swt. Beliau tidak pernah merasa jemu untuk berdialog dengan mereka dalam waktu yang lama serta untuk menerima banyak pertanyan, baik dari kalangan awam maupun kalangan tertentu.
Muwafiquddin kembali lagi ke baghdad. Dari baghdad, kemudian beliau berangkat ke baitullah Al-Haram bersama rombongan dari irak untuk berhaji dan berguru kepada sebagian ulama mekkah. Kemudian beliau dari sana, dia pun kembali lagi ke baghdad.57
Muwafiquddin Menikah dengan maryam, putri Abu bakar bin Abdillah bin sa’ad Al-Maqdisi, paman Muwafiquddin. Dan dari pernikhannya itu beliau dikaruniai 5 orang anak 3 laki- laki dan 2 perempuan. Anak laki-laki bernama Abu Al-Fadhl Muhammad, Abu Al- Izzi Yahya, dan Abu Al-Majid Isa , kemudian anak perempuan bernama yaitu Fatimah dan Shafiyah. Muwafiquddin adalah seorang yang berparas tampan, memiliki jenggot panjang, cerdas, bersikap baik dan merupakan seorang penyair besar.
57
Ibnu Qudamah, Terjemahan kitab Al-Mughni, Ahmad Hotib, Fathurrahman,
Para sejarawan sepakat bahwa beliau wafat di Damaskus, lalu beliau di kebumikan di kuburannya yang terkenal yang terletak di gunung Qasyiun, Damaskus.
a. Guru-Guru Ibnu Qudamah
Muwafiquddin telah mendalami berbagai macam ilmu yang banyak dan tidak diperolehnya dari segelintir guru, akan tetapi, guru-guru Muwafiquddin itu berjumlah lebih dari 30 orang . mereka ada yang tinggal di Baghdad, Damaskus, Mousul, dan mekkah.sebagian dari guru-guru Muwafiquddin adalah
1. Abu zur’ah Thahir binMuhammad bin Thahir Al-Maqdisi Muwaffiq Menimba Ilmu darinya di Baghdad pada tahun 566 H.
2. Abu Muhammad Abdullah bin Ahmad bin Ahmad bin Ahmad atau yang terkenal dengan nama Ibnu Al-Khasysyab , seorang ahli Nahwu pada masanya, serta seorang ahli hadist dan ahli fikih pada masanya beliau merupakan imam dalam bidang ilmu nahwu, lughah (bahasa) dn ahli fatwa, para ulama pada masanya sering berkumpul di tempatnya dengan tujuan untuk meminta fatwa dan bertanya kepadanya tentang berbagai permasalahan. Dan beliau wafat pada tahun 567 H.
3. Jamaluddin Abu Al- Fajr Abdurrahman bin Ali bin Muhammad atau yang terkenal dengan nama Ibnu Al-Jauzi, seorang penulis berbagai itab terkenal. Dia adalah orang yang telah menyusun sejumlah kitab dalam berbagai bidang keilmuan, dimana dia telah melakukan dengan baik penyusunan kitab- kitab itu. Dia adalah serang ahli fikih, ahli Hadist, serta orang yang wara’ dan zuhud. Wafat pada tahun 597 H.
4. Abu Hasan Ali bin Abdurrahman Muhamad Ath-Thusi Al-Baghdadi atau Ibnu Taaj, seorng qari’ dan ahli zuhud.
5. Abu Al-Fath Nashr bin Fityan bin Mathar atau yang terkenal dengan nama Ibnu Al-Mina An-Nahrawani, seorang pemberi nasehat tentang agama Islam . Muwafiquddin telah belajar tentang fikih dan ushul fikih darinya. Dia meninggal dunia pada tahun 583 H
6. Muhammad Bin Muhammad As-Sakan (tidak tertera biografinya) Damaskus
1. Ayahnya sendiri yaitu Ahmad bin Muhammad bin Quddamah Al Maqdisi.
2. Abu Al Makarim Abdul bin Muhammad Muslim bin Hilal Al Azdi Ad-Dimsyaqi (wafat tahun 565 H)
3. Abu Al Fadhl Abdullah bin Ahmad Muhammad Ath – Thausi (wafat Tahun 578)
Makkah
1. Abu Muhammad Al Mubarak bin Ali Al Hanbali, seorang imam dalam madzhab Hanbali yang tinggal di makkah, serta seorang ahli hadist dan ahli fikih.
b. Murid-Murid Ibnu Qudamah
Hampir dapat dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang mendengarkan dan mendalami berbagai ilmu darinya. Dari sini, maka muncullah banyak orang yang memiliki andil dalam menyebar luaskan madzhab Hanbali, di antara mereka adalah:
1. Saifuddin Abu Abbas Ahmad bin Isa bin Abdullah bin Quddamah Al Maqdisi Ash- Shalihi Al-Hanbali (wafat tahun 643 H).
2. Taqiyuddin Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad Al-Azhar Ash-Sharifaini Al-Hanbali, seorang Hafizh (wafat tahun 643 H).
3. Taqiyuddin Abu Abbas Ahmad bin Muhammad bin Abdul Ghani Al-Maqdisi (wafat tahun 643 H).
4. Zakiyuddin Abu Muhammad Abdul Azhim bin Abdul Qawiy bin Abdullah Al-Mundziri, seorang pengikut madzhab syafi’i (wafat tahun 656 H).
5. Abu Muhammad Abdul Muhsin bin Abdul Karim bin Zhafir Al- Hashani, seorang ahli fikih yang tinggal din Mesir (wafat tahun 625). 6. Syamsuddin Abu Muhammad Abdurrahman bin Muhammad bin Ahmad
bin Quddamah Al- Maqdisi Al-Jummai’li (wfat tahun 685 H). Beliau adalah putra dari saudara laki-laki Ibnu Qudamah. Beliau telah berguru kepada Muwafiquddin dan telah menghafal kitab Al- Muqni’ darinya. Lalu dia memaparkan hapalannya kepada pamannya itu hingga sang paman pun memberinya ijazah (izin) untuk meriwayatkan kitab tersebut, dimana syarh-nya itu diberi nama dengan Asy-syarh Al-Kabir, kitab Asy-Syarh Al-Kabir ini merupakan kitab yang bagus, meskipun di dalamnya syamsddin tidak menambahkan sesuatu yang dapat diperhitungkan kecuali hanya sedikit sekali. Dalam syarh-nya itu, dia banyak terpengaruh oleh kitab pamannya, Muwafiquddin, yaitu kitab Al-Mughni. Kitab Asy-Syarh Al-Kabir ini dicetak bersama- sama dengan kitab Al-Mughni.
c. Karya-karya Ibnu Qudamah
Muwafiquddin memiliki sejumlah karya dalam berbagai bidang keilmuan adapun karya-karya Ibnu Qudamah adalah:
1. Al-Mughni Syarh Mukhtasar Al Khiraqi. 2. Al-Muqni .
3. Al-Kafi fi Al Fiqh.
4. Al- Kafi, sebuah kitab yang telah dicetak dalam 4 Juz dan telah ditahqiq oleh Zuhair Asy- Syawisy.
5. Al-Ibtishar Fi Nasb Al Anshar. 6. Al Burhan fi Masa’il Qur’an
7. Raudhah An-Nazhir Wa Jannah Al-Munazhir, sebuah kitab tentang ushul fikih yang telah dicetak di Mesir.
8. Dzammu’ Ma “alaihi Muda’u At-Tasawwuf. 9. Risalah fi Dzamm At-Ta’wil.
10. Risalah fi Dzamm Al-Muwaswissin. 11. Risalah fi lam’ah Al-i’tiqad.