• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu

2.3. Landasan Konseptual

2.3.1. Tenaga Kerja Asing

kerangka konseptual ini dituangkan beberapa konsepsi atau pengertian yang digunakan sebagai dasar dari penelitian hukum, berikut kerangka konsepsi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.

2.3.1. Tenaga Kerja Asing

Pengertian Tenaga Kerja Asing tercantum pada UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 pada Pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasikan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Kemudian Penggunaan Tenaga Kerja Asing diatur pada Bab VIII Pasal 42 yang disebutkan bahwa:

a. Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

b. Pemberi kerja orang perseorangan dilarang mempekerjakan tenaga kerja asing

c. Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi perwakilan negara asing yang mempergunakan tenaga kerja asing sebagai pegawai diplomatik dari konsuler

d. Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu

e. Ketentuan mengenai jabatan tertentu dan waktu tertentu sebagaimana dimakasud dalam ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Menteri f. Tenaga kerja asing sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) yang masa

kerjanya habis dan tidak dapat di perpanjang dapat digantikan oleh tenaga kerja asing lainnya

26

Secara umum Tenaga Kerja Asing yang berada di Indonesia dikategorikan pada 2 (dua) kategori, yaitu:

1. Tenaga Kerja Asing legal (memiliki dokumen resmi); hal ini mengacu pada ketentuan umum UU No. 6/2011 tentang keimigrasian, Pasal 1 Ayat 13 & 14 yang berbunyi:

a. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau organisasi internasional lainnya untuk melakukan perjalanan antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.

b. Dokumen Keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan Republik Indonesia, dan Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri.

Jadi agar dapat keluar masuk wilayah Indonesia maka setiap orang asing termasuk di dalamnya Tenaga Kerja Asing diwajibkan memiliki Dokumen Perjalanan (Paspor dan Surat Perjalanan Laksana Paspor) yang sah dan masih berlaku serta memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali ditentukan lain berdasarkan Undang-Undang ini dan perjanjian internasional (lihat ketentuan Pasal 8 Ayat (1) dan (2) UU Kemigrasian).

2. Tenaga Kerja Asing Illegal (tanpa dokumen resmi)

Pemberi kerja dapat memperkerjakan Tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia. Namun, jika penggunaan Tenaga kerja asing tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berarti telah memperkerjakan Tenaga kerja asing illegal. Penggunaan Tenaga kerja asing ilegal merupakan hal yang melanggar hukum dan

27

dapat menimbulkan akibat hukum berupa sanksi pidana. Sanksi pidana dapat dikenakan kepada Tenaga kerja asing maupun kepada pemberi kerja yang telah mempekerjakan orang asing yang melanggar ketentuan Pasal 185 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menyatakan:

a. Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 Ayat dan Ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 Ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90 ayat (1), Pasal 143, dan Pasal 160 Ayat (4) dan Ayat (7), dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).

b. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) merupakan tindak pidana II.

Jadi, pemberi kerja yang akan menggunakan Tenaga Kerja Asing wajib memiliki izin tertulis dari menteri atau pejabat yang ditunjuk dan pemberi kerja orang perseorang dilarang memperkerjakan Tenaga Kerja Asing sebagaimana diatur dalam Pasal 42 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan bila melanggar ketentuan penggunaan Tenaga Kerja Asing yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan maka akan dikenakan sanksi pidana.

Penggunaan Tenaga Kerja Asing secara filosofis yaitu asas manfaat, aspek keamanan, aspek legalitas, yaitu masuknya Tenaga Kerja Asing harus mendapatkan ijin kerja dari Menteri Tenaga Kerja, sejalan dengan penggunaan Tenaga Kerja Asing adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional di bidang

28

tertentu yang belum dapat terisi oleh Tenaga Kerja Indonesia dengan percepatan ahli teknologi dan keahlian serta peningkatan investasi. Sehingga Tenaga Kerja Asing di Indonesia tidak dapat dihindari penggunaannya, dan pada prinsipnya penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia adalah mereka yang dibutuhkan dalam dua hal yakni mereka Tenaga Kerja Asing yang membawa modal (sebagai investor) dan membawa skill dalam hal transfer of knowledge. Selain kedua hal tersebut maka pada hakekatnya tidak di perkenankan dan harus mengutamakan penggunaan tenaga kerja dari Indonesia (Muhammad Fadli, 2015:285).

2.3.2. Pengawasan

Dalam ketentuan Pasal 71 UU Keimigrasian disebutkan bahwa setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib:

a. Memberikan segala keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri dan/atau keluarganya serta melaporkan setiap perubahan status sipil, kewarganegaraan, pekerjaan, Penjamin, atau perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi setempat

b. Memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen Perjalanan atau Izin Tinggal yang dimilikinya apabila diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas dalam rangka pengawasan Keimigrasian

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyim- pangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien.Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang

29

bercirikan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri. Disebutkan pada Pasal 66 ayat (2) Undang-Undang Keimigrasian, bahwa pengawasan keimigrasian meliputi:

a. Pengawasan terhadap Warga Negara Indonesia yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau masuk wilayah Indonesia, dan yang berada di luar wilayah Indonesia

b. Pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing selama berada di wilayah Indonesia.

Sebagai langkah antisipasi untuk mengendalikan serbuan Tenaga kerja asing maka ada mekanisme pengendalian dan pengawasan penggunaan Tenaga kerja asing yang dilakukan oleh pengawsan Ketenagakerjaan yang tercantum pada Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat (32) yang berbunyi “Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan”.

Sedangkan pengawasan yang diatur di dalam keimigrasian tercantum pada Pasal 68 ayat (1) yang berbunyi “Pengawasan keimigrasian terhadap orang asing dilaksanakan pada saat permohonan Visa, masuk atau keluar dan pemberian izin tinggal”.

30

2.3.3. Penegakan Hukum

Penegakan hukum terhadap Tenaga kerja asing di lihat dari aspek hukumnya yang terdiri dari:

a. Proses tindakan administratif b. Proses tindak pidana

c. Karantina imigrasi d. Alur Deportasi

e. Pengawasan orang asing

Menurut Lawrence Meir Friedman (Friedman, 1975:12), seorang ahli sosiologi hukum dari Stanford University, Ia berpendapat bahwa berhasil atau tidaknya Penegakan Hukum bergantung pada tiga unsur sistem hukum yang diantaranya adalah:

a. Substansi Hukum (legal substance) bisa dikatakan sebagai norma, aturan, dan perilaku nyata manusia yang berada pada sistem

b. Struktur Hukum (legal structure) dan Struktur Hukum/Pranata Hukum.

31

Dokumen terkait