METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian
K. Tenik Analisis Data
Data penelitian dengan subjek tunggal dianalisis melalui statistik deskriptif. Menurut Nana Sudjana, dkk, (2007: 126) mengemukakan bahwa
85
statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran, teknik statitiska yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian antara lain persen, kuartil ranking (rmean, median, dan modus), variasi, simpangan baku, visualisasi data seperti bagan, tabel, grafik, dan lain-lain. Pemakaian teknik tersebut bergantung pada data hasil pengukuran. Data kuantitatif yang diperoleh dari perhitungan skor hasil yang diperoleh siswa pada pengetesan awal sebelum dilakukan penelitian menggunakan media pembelajaran “powerpoint” untuk meningkatkan kemampuan memahami konsep jenis kelamin dianalisa sehingga diperoleh hasil Baseline-1 (A1) dan fase intervensi (B).
Skor hasil yang diperoleh siswa autis pada pengetesan akhir sesudah menggunakan media pembelajaran “powerpoint” juga dianalisis sehingga diperoleh skor fase Baseline-2 (A2). Hasil baseline-1, intervensi, dan
baseline-2 akan dianalisis dengan skor dan persentase kemudian dikategorikan dengan menggunakan pedoman penilaian yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (2006: 102) sebagai berikut:
Keterangan :
NP : Nilai persen yang dicapai
R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap
Setelah nilai persentase baseline-1 dan baseline-2 didapatkan dengan rumus di atas, maka untuk mengetahui keefektifan media pembelajaran
NP =
86
“Powerpoint” terhadap kemampuan memahami konsep jenis kelamin dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang penyajian datanya menggunakan tabel dan grafik. Hasil analisis persentase dikategorikan menggunakan tabel pedoman penilaian seperti di bawah ini menurut Ngalim Purwanto (2006: 103) yaitu:
Tabel 6. Pedoman Penilaian Tingkat Penguasaan (%) Kategori / Predikat 86-100 76-85 60-75 55-59 ≤ 54 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Setelah nilai Baseline-1, Intervensi, dan Baseline-2 didapatkan dengan rumus di atas, maka untuk mengetahui keefektifan penggunaan media pembelajaran “powerpoint” terhadap kemampuan memahami konsep jenis kelamin dengan menggunakan statistik deskriptif yang penyajian data hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis visual grafik. Menurut Juang Sunanto (2006: 66) ada beberapa komponen penting yang dianalisis dengan cara ini, yaitu: (1) banyaknya data dalam setiap kondisi yang disebut panjang kondisi, (2) tingkat stabilitas dan perubahan data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, dan (3) kecenderungan arah grafik. Penggunaan grafik dalam penelitian ini untuk menunjukkan perubahan data skor rata-rata pada setiap sesi -B- . selain itu, kegiatan analisis data pada penelitian dengan subjek tunggal ini terdapat beberapa komponen penting ketika menganalisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Beberapa prinsip yang perlu
87
diperhatikan dalam membuat grafik menurut Juang Sunanto (2006: 31) adalah sebagai berikut.
1. Perbandingan ordinat (sumbu y) dan absis (sumbu x) idelanya adalah 2 : 3 Grafik ordinat yang terlalu panjang menyebabkan arah grafik yang menaik atau menurun terlihat terlalu tajam, sedangkan jika absis yang terlalu panjang menyebabkan kenaikan atau penurunan grafik tidak terlalu tampak.
2. Variabel terikat atau target behavior selalu diletakkan di ordinat (sumbu y). Oleh sebab itu variabel terikat atau target behavior ditulis pada ordinat (sumbu y), misalnya nilai kemampuan memahami konsep jenis kelamin. 3. Judul grafik dibuat dengan tujuan membawa pembaca mengetahui secara
jelas variabel terikat dan variabel bebas.
4. Tampilan skor pada grafik dibuat dalam bentuk tertentu agar dapat membedakan masing-masing target behavior.
5. Jejak data adalah garis penuh yang menghubungkan masing-masing data harus menggunakan garis penuh karena hal tersebut menandakan data berhubungan secara berkelanjutan.
6. Label kondisi menunjukkan fase intervensi dan fase baseline, biasanya menggunakan label A dan B.
7. Garis perubahan kondisi merupakan garis vertical penuh ataupun putus-putus yang berada diantara dua sesi sebagai pembatas kondisi.
Juang Sunanto (2006: 68) mengungkapkan komponen analisis dalam kondisi meliputi 6 komponen yaitu:
88 1. Panjang kondisi.
Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut 2. Kecenderungan arah.
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak.
3. Tingkat stabilitas.
Tingkat stabilitas menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat stabilitas data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah
mean.
4. Tingkat perubahan
Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data dalam suatu kondisi merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir pada satu kondisi.
5. Jejak data
Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun, dan mendatar.
6. Rentang
Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir.
89
Sedangkan analisis antar kondisi menurut Juang Sunanto (2006: 72) diantaranya:
1. Jumlah variabel yang diubah
Analisis antar kondisi ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap jumlah perilaku sasaran atau variabel yang diubah
2. Perubahan kecenderungan dan efeknya
Perubahan kecenderungan arah grafik anatara kondisi baseline dan intervensi menunjukkan makna perubahan perilaku sasaran (target behavior) sesuai dengan tujuan intervensi.
3. Perubahan stabilitas dan efeknya
Stabilitas data menunjukkan tingkat kestabilan perubahan dari sederetan data. Data dikatakan stabil apabila data tersebut menunjukkan arah (mendatar, menaik, atau menurun) secara konsisten. 4. Perubahan level.
Tingkat perubahan data antarkondisi ditunjukkan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi berikutnya.
5. Tumpang tindih (overlap).
Data yang tumpang tindih antara dua kondisi adalah terjadinya data yang sama pada kedua kondisi. Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi. Semakin banyak data yang tumpang tindih semakin meguat dugaan tidak adanya perubahan pada kedua kondisi.
90 L. Kriteria Keefektifan Media Power Point
Media power point dinilai efektif terhadap kemampuan memahami konsep jenis kelamin dalam pembelajaran IPA pada anak autis kelas VIII SMPLB di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita apabila memenuhi kriteria berikut:
1. Terjadi kenaikan nilai level dengan membaik pada saat sebelum diberikan intervensi (baseline-1) dan setelah diberikan intervensi (baseline-2). Nilai akhir yang dicapai siswa setelah pemberian intervensi lebih tinggi dibanding nilai sebelum pemberian intervensi. Hasil yang diperoleh siswa dapat dilihat melalui grafik data mean level.
91 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN