• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG KEBERATAN BANDING YANG DIAJUKAN PEMBANDING TIDAK

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI MEDAN (Halaman 32-48)

PENGADILAN TINGGI MEDAN

II. TENTANG KEBERATAN BANDING YANG DIAJUKAN PEMBANDING TIDAK

DIDUKUNG OLEH ALASAN SERTA ARGUMENTASI HUKUM YANG OBJEKTIF;

1. Tentang Hukuman yang di jatuhkan Majelis Hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan tidak sesuai dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Tidak sesuai dengan rasa keadilan masyarakat yang berkembang pada saat ini dan Putusan tersebut tidak memberikan efek jera kepada pelaku tindak pidana korupsi lainnya ;

- Bahwa didalam Memori Bandingnya tanggal 19 Mei 2016 Pembanding sama sekali tidak menguraikan alasan yuridis apa mendasari keberatan

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 33 dari 48

Pembanding tersebut diatas, oleh karena itu sudah seharusnya keberatan-keberatan Pembanding tersebut ditolak atau dikesampingkan; - Bahwa sebaliknya, tidak ada ketentuan dalam Undang-Undang yang

mewajibkan Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Pertama (Pengadilan Tipkor pada Pengadilan Negeri Medan) yang memeriksa dan menyidangkan perkara yang diajukan Penuntut Umum didalam memberikan pertimbangan mengenai berat ringanya pidana yang dijatuhkan pada Terdakwa harus sama dengan pertimbangan dari penuntut Umum;

- Bahwa adalah telah jelas adanya, bahwa kewenangan untuk menentukan berat ringannya hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim Tingkat Pertama pada Terdakwa bukanlah alasan yuridis untuk minta banding terhadap putusan hakim tingkat pertama oleh karena mengenai berat ringannya hukuman yang dijatuhkan oleh Hakim Tingkat Pertama kepada Terdakwa adalah kewenangan mutlak yang diberikan oleh Undang-Undang kepada Hakim Tingkat Pertama, Hakim Tingkat Banding, Hakim Agung termasuk Penuntut Umum tidak berhak menginterpensi, sepanjang hukuman yang dijatuhkan itu tidak melebihi dari hukuman yang ditentukan dalam Undang-Undang, serta mempunyai alasan hukum yang benar dan mempertimbangkan sikap Terdakwa selama persidangan yang secara

nyata telah bersikap sopan dipersidangan, mengembalikan

Rp.70.000.000,- sebagian kerugian negara, mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan Terdakwa yang masih menjadi tulang punggung keluarganya;

2.TENTANG MAJELIS HAKIM DALAM PUTUSANNYA TELAH MEMBUAT PERTIMBANGAN TIDAK LOGIS DAN OBJEKTIF (Keberatan Pembanding Point 1.4 halaman 4);

- Bahwa kembali, pada keberatan banding pada bahagian ini Pembanding

tidak dapat menguraikan alasan yuridis yang jelas yang menjadi dasar bagi Pemanding untuk menyatakan seolah Majelis Hakim Tingkat Pertama aquo dalam putusannya telah membuat pertimbangan yang tidak logis dan dan tidak objektif;

- Bahwa keberatan Pembanding pada point ini menjadi tidak beralasan dan oleh karena-nya harus ditolak atau dikesampingkan adanya, oleh karena pada nyatanya Pembanding tidak mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan keputusan Hakim Tingkat Pertama aquo, hal mana

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 34 dari 48

dinyatakan secara tegas oleh Pembanding pada Mermori Bandingnya yang termuat pada halaman 3 (tiga) alinea ke 2 (dua) Mermoi Banding Pembanding tanggal 19 Mei 20016 yang antara lain menyatakan :

“ Bahwa sampai dengan saat ini kami Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Tanjung Balai belum menerima putusan lengkap dari Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan sehingga kami tidak dapat mengetahui apa yang menjadi dasar dan pertimbangan dari keputusan tersebut”

- Bahwa menurut hemat Terbanding, didalam memeriksa dan memutus perkara aquo Majelis Hakim Tingkat Pertama telah didasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan yang sesungguhnya, yakni fakta hukum yang lahir dari analisa atas fakta-fakta persidangan yang didasari kepada keterangan para Saksi, Keterangan Ahli, Bukti Surat, Petunjuk serta keterangan Terdakwa berdasarkan hukum pembuktian yang diatur dalam KUHAP;

- Bahwa didalam menjatuhkan lamanya hukuman dalam perkara aquo Majelis Hakim Tingkat Pertama juga telah mempertimbangkan secara jelas dan menyeluruh (menggali kebenaran) tentang perbuatan materiil yang dilakukan oleh Terdakwa/Terbanding serta permohonan yang disampaikan Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya;

- Bahwa dengan demikian keberatan Pembanding yang menyatakan

bahwa seolah Hakim Pengadilan Tingkat Pertama aquo tidak menggali lebih dalam bagaimana keseluruhan peristiwa pidana yang terjadi akibat perbuatan Terdakwa dikaitkan dengan perbuatan Saksi Suhardi, S.T. juga harus ditolak dan dikesampingkan adanya;

- Bahwa keberatan Pembanding menjadi tidak beralasan dan oleh

karena-nya harus ditolak atau dikesampingkan adakarena-nya, oleh karena, selain Pembanding tidak mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan keputusan Hakim Tingkat Pertama aquo, berdasarakan fakta-fakta persidangan perkwa aquo ditingkat pertama tidak benar terdapat fakta hukum bahwa Saksi Suhardi, S.T (terdakwa dalam berkas terpisah) telah diputus terlebih dahulu oleh Mahkamah Agung berdasarkan Putusan Nomor 183 K/PID.SUS/2016 tertanggal 23 maret 2016 dan ditajuhi Pidana Penjara selama 4 (empat) tahun dan pidana denda sebesar Rp.200.000.000,-(dua ratus juta) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka kepada Terdakwa di kenakan pidana pengganti berupa pidana kurungan selama 6 (enam) bulan;

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 35 dari 48 - Bahwa seandainya pun benar (quod non) terdapat putusan an. Suhardi,

S.T, sebagaimana dikemukakan Pembanding, maka jelas hal tersebut tidak serta merta dapat dijadikan alasan bagi Pembanding untuk menyatakan bahwa putusan perkara aquo telah tidak mencerminkan keadilan yang dirasakan oleh terdakwa lainnya, yaitu terutama pada terdakwa terdakwa SUHARDI, S.T., oleh karena pada dasarnya di dalam memeriksa dan memutus serta menjatuhkan hukuman Majelis Hakim tingkat Pertama aquo semata-mata hanya terikat kepada fakta-fakta yang terungkap dipersidangan aquo, antara lain tentang status dan kedudukan Terdakwa/Terbanding dan dihubungkan dengan perbuatan materiil yang dilakukan oleh Terdakwa/Pembanding dalam peristiwa pidana yang sedang diperiksa;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dimohonkan kepada yang terhormat Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara a quo di dalam tingkat banding agar menolak seluruh dalil-dalil keberatan Pembanding/Jaksa Penuntut Umum untuk seluruhnya;

3. TENTANG PUTUSAN PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN TIDAK TEPAT TERKAIT STATUS BARANG BUKTI BERUPA 1 (SATU) BUAH HANDPONE MERK NOKIA WARNA PUTIH BESERTA 2 (DUA) BUAH SIM CARD DENGAN NOMOR NO. 0822 7666 8661 DAN 0812 6920 0455 DIKEMBALIKAN KEPADA TERDAKWA; (Keberatan Pembanding Point 1.5 halaman 4);

- Bahwa keberatan Pembanding pada point ini juga menjadi tidak beralasan dan oleh karenanya harus ditolak atau dikesampingkan adanya, oleh karena, selain Pembanding tidak mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan keputusan Hakim Tingkat Pertama aquo, Pembanding juga tidak mengemukakan alasan yuridis yang dapat mendukung keberatannya tersebut;

- Bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan perkara aquo ditingkat pertama terbukti adanya bahwa tidak ada satu pun fakta yuridis yang menunjukkan BARANG BUKTI BERUPA 1 (SATU) BUAH HANDPONE MERK NOKIA WARNA PUTIH BESERTA 2 (DUA) BUAH SIM CARD DENGAN NOMOR NO. 0822 7666 8661 DAN 0812 6920 0455 ada kaitannya dengan perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa, sehingga sudah seharusnya untuk dikembalikan kepada Terdakwa; 4. TENTANG JUDEX FACTIE DIDALAM PENERAPAN PASAL DAKWAAN TIDAK

SESUAI DENGAN FAKTA HUKUM DIPERSIDANGAN;

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 36 dari 48

- Bahwa keberatan Pembanding pada point ini juga menjadi tidak beralasan dan oleh karenanya harus ditolak atau dikesampingkan adanya, oleh karena, selain Pembanding tidak mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan keputusan Hakim Tingkat Pertama aquo, Pembanding juga tidak mengemukakan alasan yuridis yang kongkrit yang dapat mendukung keberatannya tersebut;

- Bahwa menurut hemat Terbanding, didalam memeriksa dan memutus perkara aquo Majelis Hakim Tingkat Pertama telah didasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dalam persidangan yang sesungguhnya, yakni fakta hukum yang lahir dari analisa atas fakta-fakta persidangan yang didasari kepada keterangan para Saksi, Keterangan Ahli, Bukti Surat, Petunjuk serta keterangan Terdakwa berdasarkan hukum pembuktian yang diatur dalam KUHAP dan juga telah mempertimbangkan secara jelas dan menyeluruh (menggali kebenaran) tentang perbuatan materiil yang dilakukan oleh Terdakwa/Terbanding serta permohonan yang disampaikan Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dimohonkan kepada yang terhormat Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara a quo di dalam tingkat banding agar menolak seluruh dalil-dalil keberatan Pembanding/Jaksa Penuntut Umum untuk seluruhnya;

5. TENTANG HUKUMAN UANG PENGGANTI ;

- Bahwa keberatan Pembanding pada point ini juga menjadi tidak beralasan dan oleh karena-nya harus ditolak atau dikesampingkan adanya, oleh karena, selain Pembanding tidak mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan keputusan Hakim Tingkat Pertama aquo, Pembanding juga tidak mengemukakan alasan yuridis yang kongkrit yang dapat mendukung keberatannya tersebut;

- Bahwa sesungguhnya terkhusus tentang penentuan besarnya uang

pengganti, Majelis Hakim Tiingkat Pertama telah mempertimbangkanya secara panjang lebar dalam putusannya halaman 98 s/d 99 Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan Nomor 123/Pid.Sus-TPK/2015/PN.Mdn tanggal 02 Mei 2016 yang dimohonkan Banding;

- Bahwa adalah benar, ditengah himpitan segala permasalahan yang dihadapinya saat ini, Terdakwa/Terbanding masih berupaya untuk berpikir jernih dan terus tabah atas segala permasalahan hukum yang saat ini

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 37 dari 48

dihadapinya, dan untuk itu dengan mengabaikan terlebih dahulu perdebatan hukum tentang apakah diri Terdakwa bersalah atau tidak dalam perkara aquo, dengan bantuan Sanak Saudara Terdakwa yang perduli, Terdakwa/Terbanding dengan itikad baik dan kesadaran penuh- pada tanggal 6 April 2016 telah menitipkan uang sejumlah Rp.70.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah) ke Rekening Kejaksaan Negeri Tanjung Balai Asahan pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA Nomor Rekening : 0154-01-000503-30-4, keseluruhan uang mana merupakan titipan uang pengganti atas potensi kerugian negara dari Terdakwa Faisal Fahmi, SP. terkait dengan Perkara yang aquo, yang sama-sama kita ketahui belum diperoleh angka yang pasti hingga sampai saat ini (tentang besarnya niai kerugaian negara ini mohon yang mulia Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara aquo berkenan untuk membaca apa yang telah kami uraikan dalam Pledoi dan Duplik Penasihat Hukum terdakwa pada bahagian UNSUR

“YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU

PEREKONOMIAN NEGARA”)

- Bahwa berdasarkan keterangan Saksi Suhardi,ST. dan dikuatkan bukti Surat yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa/Terbanding yaitu berupa Surat Keterangan Nomor 900/431 tanggal 05 April 2016 dan tanda terima rekening AC. OO1 atas nama Kantor Walikota Tanjung Balai diperoleh fakta atau petunjuk bahwa pada tanggal 22 Desember 2012 yang bersangkutan telah menyetorkan uang sejumlah 50.541.000,- (lima puluh juta lima ratus empat puluh satu ribu rupiah) untuk pengembalian kekurangan volum 75 x 2,0 meter pada Pekerjaan Pembuatan Jalan Setapak Beton di Jalan SMA Negeri 4 Lingkungan V Kelurahan Pematang Pasir, secara demikian maka seandainya benar (quod non) dalam terkait perkara aquo/ Pembuatan Jalan Setapak Beton di Jalan SMA Negeri 4 Lingkungan V Kelurahan Pematang Pasir terdapat kerugian negara sebesar Rp.119.906.297.00, maka sisa kerugian negara yang belum dipertanggung jawabkan adalah sebesar Rp.69.365.297,- (enam puluh sembilan juta tiga ratus enam puluh lima ribu dua ratus sembilan puluh tujuh rupiah);

- Bahwa berdasarkan fakta-fakta persidangan perkara aquo ditingkat pertama, tidak benar terdapat fakta hukum bahwa Saksi Suhardi, S.T (terdakwa dalam berkas terpisah) telah diputus terlebih dahulu oleh

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 38 dari 48

Mahkamah Agung berdasarkan Putusan Nomor 183 K/PID.SUS/2016 tertanggal 23 maret 2016 tidak ada dijatuhi hukuman membayar uang pengganti;

- Bahwa seandainya pun benar (quod non) terdapat putusan an. Suhardi, S.T, sebagaimana dikemukakan Pembanding, maka jelas hal tersebut tidak serta merta dapat dijadikan alasan bagi Pembanding untuk menyatakan bahwa dalam hal terjadi kerugian negara terkait putusan perkara aquo sebesar Rp.119.906.297,- masih terdapat kekurangan pembayaran sejumlah Rp.50.541.000,- (lima puluh juta lima ratus empat puluh satu ribu rupiah), oleh karena nyatanya berdasarkan keterangan Saksi Suhardi, ST. dan bukti surat tersebut diatas yang bersangkutan telah menyetorkan uang sejumlah Rp.50.541.000,- (lima puluh juta lima ratus empat puluh satu ribu rupiah) untuk pengembalian kekurangan volume 75 x 2,0 meter pada Pekerjaan Pembuatan Jalan Setapak Beton di Jalan SMA Negeri 4 Lingkungan V Kelurahan Pematang Pasir yang tidak lain merupakan pekerjaan yang dipermasalahkan dalam perkara aquo;

Menimbang, bahwa setelah majelis hakim tingkat banding mempelajari dengan seksama berkas perkara dan putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Medan tanggal 02 Mei 2015 Nomor:123/Pid.Sus-TPK/2015/PN.Mdn serta memori banding dari Jaksa Penuntut Umum dan kontra memori banding dari Terdakwa, majelis hakim tingkat banding tidak sependapat dengan majelis hakim tingkat pertama dengan pertimbangan sebagai berikut ;

Menimbang, bahwa pertimbangan majelis hakim tingkat pertama pada halaman 77 alinea terahir sampai halaman 78 yang mengemukakan :

“Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan surat dakwaan berbentuk subsideritas yaitu Dakwaan Primair melanggar Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Subsidair melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dari kedua pasal yang didakwakan tersebut sama-sama mengatur mengenai tindak pidana korupsi, maka Majelis Hakim berpendapat perlu dipertimbangkan

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 39 dari 48

mengenai penerapan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor :31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, yang didakwakan kepada Terdakwa dalam perkara ini .

“Menimbang, bahwa dalam kaitannya dengan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 UU No. 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tersebut, apabila ditelaah secara lebih mendalam, maka dapat disimpulkan bahwa unsur pokok atau inti delik dari kedua pasal tersebut sangat berbeda. Unsur pokok dari Pasal 2 ayat (1), yaitu : 1. secara melawan hukum, 2. memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, 3. dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Adapun unsur pokok dari Pasal 3, yaitu : 1. menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, 2. menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, 3. dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara.

“Menimbang, bahwa secara inplisit penyalah gunaan wewenang in haeren dengan melawan hukum. Unsur melawan hukum merupakan “genus” nya sedangkan unsur “penyalah gunaan wewenang” merupaakan “species”nya, oleh karena itu ketentuan Pasal 2 dirumuskan berbeda dari ketentuan Pasal 3, yang mana Pasal 3 ditujukan untuk subjek hukum yang memiliki kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan melakukan tindakan korupsi sebagaimana tersebut dalam pekara a-quo, hal ini telah pula diperkuat dengan pendapat guru besar hukum pidana Universitas Indonesia, Prof. Dr.Andi Hamzah, SH, maka pertimbangan tersebut dapat di ambil alih menjadi pertimbangan dalam perkara a-quo.

“Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana diuraikan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat perbuatan Terdakwa berhubungan dengan tugas dan kewenangannya, dalam kedudukannya selaku Ketua BKM “LPM Pematang Pasir “, sebagai kordinator pelaksana pekerjaan pembangunan jalan setapak di SMA N 4 Pematang Pasir TA. 2009 dan perbuatan melawan hukum dalam “penyalah gunaan wewenang”, secara gramatikal merupakan perbuatan melawan hukum yang diatur secara tersendiri didalam Pasal 3 dan bukan merupakan perbuatan melawan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 UU No. 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi oleh karena itu unsur perbuatan

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 40 dari 48

melawan hukum sebagaimana dimaksud dalam dakwaan primair tidak terpenuhi di dalam perbuatan Terdakwa”;

Menimbang, bahwa majelis hakim tingkat banding tidak sependapat dengan pertimbangan majelis hakim tingkat pertama tersebut yang menyatakan bahwa unsur melawan hukum dalam Pasal 2 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah dirubah dengan UU No.21 Tahun 2001 dalam dakwaan Primer Jaksa Penuntut Umum tidak terbukti dilakukan oleh Terdakwa Faisal Fahmi,SP,

Mernimbang, bahwa sebagaimana fakta persidangan dengan

memperhatikan keterangan saksi, kerterangan ahli dan keterangan Terdakwa dihubungkan dengan barang bukti yang diajukan dipersidangan bahwa Terdakwa Faisal Fahmi, SP selaku Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat/ LPM Pematang Pasir pada program NUSSP (Neighborhood Upgrading And Shelter Sector Project) Kota Tanjung Balai Tahun Anggaran 2009 berdasarkan Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan Nomor : 050/1.1.5/PSP-NUSSP/LOAN ADB-DAU/2009 tanggal 18 Mei 2009 melakukan pekerjaan Pembuatan Jalan Setapak Beton di Jalan SMAN 4 Lingkungan V Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung tanpa proses pelelangan secara umum, tanpa melakukan kajian Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan nomor : 050/1.1.5/PSP-NUSSP/LOAN ADB-DAU/2009 tanggal 18 Mei 2009., Suhardi,ST selaku Kasatker/KPA/KPB menunjuk langsung terdakwa Faisal Fahmi, SP selaku ketua BKM Pematang Pasir.

Menimbang, bahwa selanjutnya Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan No. 050/1.1.5/PSP-NUSSP/LOAN ADB-DAU/2009 tanggal 18 Mei 2009 yang ditandatangani oleh Suhardi Selaku Kasatker NUSSP Kota Tanjung Balai dan terdakwa Faisal Fahmi, SP Selaku Koordinator BKM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, untuk pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Jalan Setapak Beton di Jalan SMAN 4 Lingkungan V Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai, dengan nilai sebesar Rp. 274.915.000,- (dua ratus tujuh puluh empat juta sembilan ratus lima belas ribu rupiah) dalam jangka waktu selama 100 hari kalender dari tanggal 18 Mei 2009 s/d 25 Agustus 2009.;

Menimbang, bahwa setelah masa waktu 100 hari berlalu pekerjaan dalam Perjanjian Pekerjaan tersebut tidak dapat terselesaikan dengan 100 % sebagaimana keterangan dari akhli SON SYAFARA SIMATUPANG, ST,MM selaku ahli (Kepala Seksi Pengujian Bahan dan Geologi UPT. Pengujian dan Pengendalian

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 41 dari 48

Mutu Dinas Bina Marga Prov. Sumut) pada Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara Sejak Tahun 2004 berdasarkan Laporan Hasil Audit Tenaga Ahli Paket Pekerjaan Pembuatan Jalan Stapak Beton di jalan SMA Negeri 4 Lingkungan V Kelurahan Pematang Pasir No : 090/DBM.UPT.PPM/198A/2014 tanggal 27 Nopember 2014 menerangkan bahwa Paket Pekerjaan Pembuatan Jalan Setapak Beton di Jalan SMAN IV link. V kel. Pematang Pasir Kec. Teluk Nibung Kota Tanjung Balai memiliki Kotrak dengan No. 050/1.15/PSP-NUSSP/LOAN/ADB-DAU/2009 tanggal 18 Mei 2009 terdapat pekerjaan kurang dan tidak dilaksanakan sesuai dengan Surat perjanjian, pekerjaan yang dilaksanakan hanya mencapai 66,65 %, dengan total anggaran sebenarnya yang terlaksana terhadap item pekerjaan sebesar Rp.155.008.703,00 (seratus lima puluh lima juta delapan ribu tujuh ratus tiga rupiah).

Menimbang, bahwa juga merupakan fakta persidangan bahwa terdakwa selaku Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat/ LPM Pematang Pasir pada program NUSSP (Neighborhood Upgrading And Shelter Sector Project) mengetahui pekerjaan tersebut tidak selesai sesuai dengan surat perjanjian namun terdakwa tetap menerima pencairan dan pembayaran Pekerjaan Pembuatan Jalan Setapak Beton di jalan SMA Negeri 4 Lingkungan V Kelurahan Pematang Pasir, secara keseluruhan (100 %) pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian yaitu sebesar Rp.274.915.000,- (dua ratus tujuh puluh empat juta sembilan ratus lima belas ribu rupiah), walaupun terdakwa mengetahui ternyata pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan baru mencapai 66,65 %, dengan total anggaran sebenarnya yang terlaksana terhadap item pekerjaan hanya sebesar Rp.155.008.703,- (seratus lima puluh lima juta delapan ribu tujuh ratus tiga rupiah) sehingga ada sisa lebih uang diterimanya sebesar Rp.119.806.297,-(seratus sembilan belas juta delapan ratus enamribu dua ratus sembilan puluh tujuh rupiah);

Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa tersebut adalah suatu perbuatan melawan hukum karena telah bertentangan dengan kewajiban hukum Terdakwa selaku Ketua BKM/LPM Pematang Pasir yang seharusnya tidak dilakukan atau patut diketahuinya bahwa pekerjaan belum selesai 100%, namun Terdakwa dengan

sengaja membuat Berita Acara Prestasi Pekerjaan yang telah selesai 100% dan atas dasar itu Terdakwa menerma pembayaran pekerjaan 100% dan Terdakwa harus dipersalahkan danbertanggungjawab atas kebenaran formil dan materiil

sebagaimanadimaksud dalam :

Putusan Nomor:25/PID.SUS-TPK/2016/PT.MDN Halaman 42 dari 48

1. Pasal 5 Keputusan Presiden RI Nomor: 80 tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, yaitu :

Pengguna barang atau jasa, penyedia barang atau jasa dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika sebagai berikut:

i. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa

j. bekerja secara professional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa. k. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang

berakibat terjadinya persaingan tidak sehat

l. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak

m. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa.

n. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan Negara dalam pengadaan barang/jasa.

o. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara; dan

p. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi

Dalam dokumen PENGADILAN TINGGI MEDAN (Halaman 32-48)

Dokumen terkait