• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah terurai dalam duduk sengketa ;--- Menimbang, bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat pada pokoknya menyatakan terbitnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian

Halaman 29 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) atas nama : REVELINO CHANDRA E, yang menjadi objek gugatan a quo, (vide bukti P.1 = T.7), sangat merugikan Penggugat, dikarenakan tindakan Tergugat tersebut jelas-jelas cacat yuridis dan tidak sesuai dengan prosedur Peraturan Perundang-undangan yang berlaku khususnya bertentangan dengan Pasal 45 ayat (1) (2) jo Pasal 75 huruf (b), Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor : 19 Tahun 2012, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta bertentangan dengan Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) khususnya Azas Kecermatan dan Azas Keseimbangan ;--- Menimbang , bahwa Tergugat pada pokoknya membantah dan menyatakan terbitnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013 tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) atas nama REVELINO CHANDRA E yang menjadi objek gugatan a quo (vide bukti P.1 = T.7) telah sesuai dengan Peraturan Perundang undangan yang berlaku dalam instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia serta tidak melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) seperti yang dituduhkan Penggugat dalam gugatannya ; --- Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya pihak Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat yang bermeterai cukup sesuai dengan aslinya dan foto copynya diberi tanda P.1 sampai dengan P.10, juga telah mengajukan 1 (satu) orang saksi yang bernama: OKTOMI SAPUTRA, yang telah memberi keterangan dibawah sumpah yang tertuang dalam Berita Acara Persidangan ;---

Halaman 30 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. Menimbang, bahwa begitu juga untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya pihak Tergugat telah mengajukan bukti-bukti surat yang diberi meterai cukup dan disesuaikan dengan aslinya, dan foto copynya diberi tanda T.1 sampai dengan T.12 dan juga telah mengajukan 2 (dua) orang saksi yaitu : BRIPTU HIDINIA RAHMAT TUESA dan BRIPTU JHONIVER AKBAR, kesemuanya telah memberi keterangan dibawah sumpah yang tertuang dalam Berita Acara Persidangan ;--- Menimbang, bahwa didalam proses pembuktian dan untuk mempertimbangkan bukti-bukti tersebut, Majelis Hakim mengacu kepada ketentuan Normatif Pasal 100 jo Pasal 107 Undang Undang Nomor : 51 Tahun 2009, tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor : 5 Tahun 1986, tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;---

Menimbang, bahwa dari jawab jinawab dan bukti-bukti yang diajukan ditemukan fakta-fakta hukum sebagai berikut :--- - Bahwa Penggugat adalah anggota Polri yang diangkat berdasarkan Petikan Surat Keputusan Kepolisian Republik Indonesia Nomor : Pol.Skep/1418/XII/1997, tentang Pengangkatan Prajurit Siswa Pendidikan Pertama Bintara Prajurit Karier Polri Pria T.A 1997/1998 tanggal 23 Desember 1997. (vide bukti P.2) ;--- - Bahwa Penggugat telah meninggalkan tugas dari dinas Polri selama 49 hari dari dinas kesatuannya Anggota Banum Ditresnarkoba Polda dikarenakan mencari isteri dan anaknya sampai sekarang belum juga diketemukan ;--- - Bahwa berdasarkan laporan polisi Nomor : LP/122/X?2012/ Bid

Propam pada tanggal 04 Oktober 2012, terhadap Penggugat (Brigadir Revelino Chandra E) yang telah meninggalkan tugas

Halaman 31 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. tidak masuk kerja selama 49 hari dari tanggal 27 Juli 2012 s/d 24 Oktober 2012 (vide bukti T.1 dan T.2) ;--- - Bahwa telah dilakukan Pemeriksaan pendahuluan terhadap

Penggugat pada hari Senin tanggal 07 Januari 2013, yang dilakukan oleh JHONIVER AKBAR, Pangkat Briptu, jabatan Banum Subbid Wabprofbid Propam Polda Riau yang dilakukan dirumah orang tua Penggugat di Jalan Selindit No,17 Sukajadi Pekanbaru, dimana dalam pemeriksaan tersebut tidak ada pendampingnya (vide bukti P.6 = T.3) ;--- - Bahwa berdasarkan Putusan Sidang Kode Etik Polri Nomor : PUT

KKEP/05/V/2013KKEP, tertanggal 6 Mei 2013, terhadap Penggugat (REVELINO CHANDRA E), Pangkat Brigadir Polisi, NRP. 78060198, jabatan Banum Ditresnarkoba Polda Riau yang isinya terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 14 ayat 1 huruf a Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri dan menjatuhkan sanksi yang bersifat rekomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH). (vide bukti T.5) ; --- - Bahwa terhadap Rekomendasi tersebut tebitlah Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) dari dinas polri atas nama Brigadir Polisi Revelino Chandra E. (vide bukti P.1 = T.7) ; --- - Bahwa berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Republik

Indonesia No, 19 Tahun 2012, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian RI khususnya Pasal 45

Halaman 32 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. ayat (1) dan (2) jo Pasal 75 huruf (b) yaitu “ Jika pelanggar diperiksa dalam pemeriksaan wajib ada pendamping, akan tetapi jika menolak harus buat pernyataan penolakan dan pendampingan ini tidak ditingkat pemeriksaan saja, tetapi juga ditingkat sidang komisi kode etik “;--- Menimbang, bahwa dari fakta hukum tersebut diatas, yang menjadi permasalahan antara para pihak yang harus dipertimbangkan dan diputus oleh Pengadilan dengan mengedepankan pada suatu pertanyaan adalah apakah penerbitan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PTDH) dari dinas kepolisian atas nama Brigadir Revelino Chandra E (vide bukti P.1 = T.7) telah didasarkan pada alasan yang berdasarkan hukum ;---

Menimbang, bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara didalam mempertimbangkan terhadap pokok permasalahan ini hanya akan mempertimbangkan terhadap bukti-bukti yang relevan dengan pokok perkara ; ---

Menimbang, bahwa berdasarkan Azas Untersuchungs Maxim, dimana Hakim diberi kewajiban dan wewenang oleh Undang-Undang untuk mengumpulkan alat bukti secara teoritis dalam hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara dikenal adanya azas pembuktian bebas, dimana Hakim yang memeriksa dan memutus permasalahan ini diberi kebebasan untuk memutuskan sendiri fakta-fakta yang relevan berkaitan dengan menentukan alat-alat bukti yang digunakan untuk pembuktian suatu fakta ; ---

Halaman 33 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. Menimbang, bahwa pengujian apakah terhadap objek gugatan a quo telah diterbitkan oleh Tergugat pada suatu alasan yang berdasarkan hukum atau tidak, Pengadilan akan melakukan pengujian dengan merujuk pada Ketentuan Normatif yang termuat dalam Pasal 53 ayat 2 huruf (a) (b) Undang-Undang Nomor : 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1986, tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan alasan yang dapat digunakan dalam gugatan adalah : --- (1). Apakah tindakan Tergugat didalam menerbitkan Surat Keputusan

Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor :Kep/371/VII/2013 tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Polri atas nama Brigadir Polisi Revelino Chandra E (vide bukti P.1=T.7) telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;--- (2) Apakah juga terbitnya objek gugatan a quo (vide bukti P.1 =T.7)

tersebut juga telah sesuai dengan Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik ? ;---

Menimbang, bahwa kedua tolak ukur pengujian tersebut haruslah dihubungkan dengan dasar kewenangan, prosedural dengan merujuk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar hukum dan Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUBP) ;---

Menimbang, bahwa berdasarkan Ketentuan Normatif Undang-Undang No. 2 Tahun 2002, tentang Kepolisian Negara RI Pasal 30 ayat (1), (3) yang berbunyi sebagai berikut :---

Halaman 34 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. Pasal 30 ayat (1) berbunyi yaitu : “Anggota Kepolisian Negara RI dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat” ;--- Pasal 30 ayat (3) berbunyi yaitu : “Pelaksanaan Ketentuan sebagaimana

dimaksud ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah”;-- Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 2003, tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara RI, khususnya Pasal 15 berbunyi sebagai berikut :--- Pasal 15 berbunyi : Memberhentikan Anggota Kepolisian Negara dilakukan oleh : --- (a). Presiden RI untuk pangkat Komisaris Besar (Kombes Pol) atau yang

lebih tinggi ;.--- (b). Kepala Kepolisian Negara RI untuk pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) atau yang lebih rendah ;--- Dalam penjelasan BAB 1. Umum : --- Hal hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden, sedangkan hal hal yang bersifat rinci dan teknis kewenangan pengaturan lebih lanjut diserahkan kepada Kepala Kepolisian Negara RI selaku penanggung jawab penyelenggaraan pengelolaan sumber daya manusia dilingkungan Kepolisian Negara RI ;--- Menimbang, bahwa berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No.Pol.: Kep/74/XI/2003, tentang Pokok Pokok Penyusunan Lapis Lapis Pembinaan Sumber Daya Manusia , khususnya angka 5 berbunyi sebagai berikut : ---

Halaman 35 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. Angka 5 : Pemberhentian dan pengakhiran dinas Polri dengan kepangkatan AIPTU kebawah dilimpahkan kewenangannya kepada Kapolda dan di lingkungan Mabes Polri dilimpahkan kepada Deputy Sumber Daya Manusia Kapolri, ;--- Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara RI No.Pol.: Skep/993/XII/2004 tanggal 29 Desember 2004, tentang Pedoman Administrasi Pengakhiran Dinas Anggota Kepolisian Negara RI, khususnya angka 4 berbunyi sebagai berikut:--- Angka 4 : Kepala Kepolisian Negara RI melimpahkan kewenangan

kepada Kapolda untuk Pangkat Ajun Inspektur Satu (AIPTU) kebawah di kewilayahannya;--- Menimbang, bahwa atas dasar ketentuan-ketentuan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Tergugat (Kepala Kepolisian Derah Riau) secara Institusional adalah Lembaga yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk menerbitkan Surat Keputusan yang menjadi objek gugatan, maka dengan demikian secara yuridis Tergugat (Kepala Kepolisian Daerah Riau) mempunyai wewenang untuk menerbitkan Surat Keputusan objek gugatan telah sesuai dengan kewenangannya ;--- Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan akan mempertimbangkan terhadap penerbitan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013, tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Polri atas nama Brigadir Polisi REVELINO CHANDRA E. (Vide bukti P.1 = T.7), didasari dari rekomendasi Putusan Sidang Kode Etik Polri Nomor : PUT.KKEP/05/V/2013/KKEP tanggal 6 Mei 2013 terhadap Penggugat

Halaman 36 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. (vide bukti T.5), serta Pemeriksaan Pendahuluan yang dilakukan terhadap Penggugat pada hari Senin tanggal 07 Januari 2013, oleh Briptu JHONIVER AKBAR, jabatan Banum Subbid Wabrop Polda Riau (vide bukti P.6 = T.3), dari segi procedural apakah telah sesuai dengan Peraturan yang berlaku ;---

Menimbang, bahwa didalam permasalahan ini Majelis Hakim akan mempertimbangkan dengan mengedepankan pendekatan dengan penafsiran Sistematis, dimana berdasarkan ketentuan normatif Peraturan Kepala Kepolisian Nomor. 19 Tahun 2012, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian RI, khususnya Pasal 45 ayat (1), (2) jo Pasal 75 huruf (b) berbunyi sebagai berikut : --- Pasal 45 berbunyi : --- Ayat (1) : Dalam hal terduga pelanggar tidak menunjuk pendamping, akreditor meminta pengemban fungsi hukum menunjuk pendamping bagi terlanggar selama proses pemeriksaan ;--- Ayat (2) : Dalam hal terduga pelanggar menolak pendamping yang ditunjuk oleh fungsi hukum, terduga pelanggar wajib membuat surat penolakan ; --- Sedangkan Pasal 75 huruf (b) berbunyi sebagai berikut : --- Huruf (b) : Pendamping terduga pelanggar pada saat pemeriksaan

pendahuluan dan sidang Kode Etik ;--- Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 1 Tahun 2003, tentang Pemberhentian Anggota Polri pasal 14 ayat (1) huruf a, berbunyi sebagai berikut :--- Pasal 14 ayat (1) : Anggota Kepolisian Negara RI diberhentikan Tidak

Halaman 37 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. Negara RI apabila meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari kerja secara berturut-turut;--- Menimbang, bahwa terbitnya Surat Keputusan Kepolisian Daerah riau Nomor : Kep/371/VII/2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas Polri atas nama Brigadir Polisi REVELINO CHANDRA E. (vide bukti P.1 = T.7) didasari Rekomendasi Putusan Sidang Kode Etik Polri Nomor : PUT KKEP/05/V/2013/KKEP, tanggal 6 Mei 2013, terhadap Penggugat yang isinya menjatuhkan sanksi yang bersifat Rekomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) (vide bukti T.6) ;--- Menimbang, bahwa dari bukti T.5 tersebut berawal ditindaklanjuti adanya Laporan Polisi No : LP/122/X/2012/Bid Propam tertanggal 04 Oktober 2012 terhadap Penggugat (Brigadir Polisi Revelino Chandra E) yang telah meninggalkan tugas tidak masuk kerja selama 49 hari dari tanggal 27 Juli 2012 s/d 24 Oktober 2012 (vide bukti T.1 dan bukti T.2), dari hal tersebut langsung dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap Penggugat (Brigadir Polisi Revelino Chandra E), pada hari Senin, tanggal 07 Januari 2013 yang dilakukan oleh Briptu Jhoniver Akbar, Jabatan Banum Subbid Wabprop Bid Polda Riau dilaksanakan di Rumah Orang tua Penggugat di Jalan Selindit No.17 Sukajadi Pekanbaru (vide bukt P.6 = T.3) ;---

Menimbang, bahwa dari hal-hal tersebut diatas, Penggugat mendalilkan objek gugatan a quo (vide bukti P.1 = T.7) dari Rekomendasi Putusan Sidang Komisi Kode Etik Nomor : PUT KKEP/05/V/2013/KKEP tanggal 6 Mei 2013 terhadap Penggugat yang isinya menjatuhkan sanksi

Halaman 38 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. yang bersifat Rekomendasi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) (Vide bukti T.5), yang berawal dari Pemeriksaan Pendahuluan terhadap Penggugat yang dilakukan oleh Briptu Jhoniver Akbar, jabatan Banum Subbid Wabprop Bid Polda Riau yang dilakukan dirumah Orang tua Penggugat di Jalan Selindit No.17 Sukajadi Pekanbaru, (vide bukti P.6 = T.3), dimana didalam pemeriksaan tersebut Penggugat tanpa ditawari Pendamping ;--- Menimbang, bahwa terhadap hal-hal yang dipertentangkan para pihak tersebut diatas dikaitkan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta dengan cermat mempelajari bukti-bukti dan saksi para pihak dipersidangan ditemukan fakta hukum, bahwa berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/122/X/2012/Bid Propam tanggal 04 Oktober 2012 yang dibuat oleh NOPIKA SAPUTRA, Pangkat Briptu, Jabatan Anggota Hartib Sub Bid Provos Bid Propam Polda Riau (vide bukti T.1) berdasarkan daftar absensi ketidakhadiran Penggugat sebanyak 49 hari dari tanggal 27 Juli 2012 s/d 24 Oktober 2012 (vide bukti T.2), telah dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap Penggugat (Brigadir Polisi Revelino Chandra E) oleh Briptu Jhoniver Akbar yang dilakukan dirumah Orang tua Penggugat di Jalan Selindit No.17 Sukajadi Pekanbaru, (vide bukti P.6 = T.3), tanpa ditawari pendamping ;--- Menimbang, bahwa merujuk dari (bukti P.6 = T.3) yaitu berupa Pemeriksaan Pendahuluan terhadap Penggugat yang dilakukan dirumah Orang tua Penggugat di Jalan Selindit No.17 Sukajadi Pekanbaru pada hari Senin tanggal 07 Januari 2013 dan dibenarkan oleh Penggugat itu sendiri yang dalam persidangan memberi keterangan memang diperiksa di rumah Orang tuanya dan tanpa dengan pendamping, tetapi menurut

Halaman 39 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. keterangan pihak pemeriksa yaitu Briptu Jhoniver Akbar bahwa Penggugat tidak menyampaikan bahwa Penggugat minta didampingi pendamping didalam pemeriksaan pendahuluan tersebut ;--- Menimbang, bahwa dari hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat didalam pemeriksaan pendahuluan terhadap Penggugat yang dilakukan dirumah Orang tua Penggugat tersebut terlepas apakah Penggugat minta atau tidaknya pendamping, tetapi menurut Peraturan Kepala Kepolisian Nomor : 19 Tahun 2012, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian RI khususnya Pasal 45 Ayat (1) (2) jo Pasal 75 huruf (b) yaitu wajib didampingi pendamping, kalau tidak ada pendamping, maka terhadap Penggugat harus membuat Surat Pernyataan Penolakan pendamping tersebut;--- Menimbang, bahwa oleh karena Pemeriksaan Pendahuluan terhadap Penggugat yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 07 Januari 2013 oleh Briptu Jhoniver Akbar yang dilakukan dirumah Orang tua Penggugat, dimana dalam pemeriksaan tersebut tidak ditawari pendamping dan juga tidak ada surat Pernyataan Penolakan pendamping, maka Majelis Hakim berpendapat sudah jelas pemeriksaan terhadap Penggugat tersebut cacat hukum karena tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku, khususnya Pasal 45 ayat (1), (2) jo Pasal 75 huruf (b) Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No.19 Tahun 2012, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian RI ;---

Menimbang, bahwa dengan cacat hukum terhadap pemeriksaan pendahuluan terhadap Penggugat dikarena tidak sesuai dengan prosedur peraturan yang berlaku, maka juga terhadap hasil pemeriksaan sidang Komisi Kode Etik Nomor : PUT

Halaman 40 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. KKEP/05/V/2013/KKEP tanggal 6 Mei 2013 terhadap Penggugat yang isinya menjatuhkan sanksi yang bersifat Rekomendasi berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH), (vide bukti T.5) dan ditindaklanjuti terbit Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013, tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas Polisi atas nama Brigadir Polisi Revelino Chandra E (vide bukti P.1 = T.7) tidak dapat dibenarkan, karena cacat hukum, karena dari hasil pemeriksaan tanpa didasari oleh pemeriksaan prosedur yang berlaku ;---

Menimbang, bahwa berikutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan Azas Kecermatan dan Azas Keseimbangan yang mensyaratkan setiap Keputusan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang dikeluarkan/diterbitkan harus juga berdasarkan pada Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) ; ---

Menimbang, bahwa selanjutnya disayangkan Ankum (sebagai atasan yang berhak menghukum), dan dimana Penggugat (Brigadir Polisi Revelino Chandra E) yang langsung dibawah pembinaannya tidak pernah dipanggil terlebih dahulu untuk menghadap karena telah melakukan kesalahan dan pelanggaran tidak masuk kerja selama 49 hari dari bulan Juli 2012 s/d 24 Oktober 2012, (vide bukti T.2) ;--- Menimbang, bahwa terhadap hal tersebut diatas, dimana Ankum (sebagai atasan yang berhak menghukum), menurut Majelis Hakim kurang cermat, yang seharusnya Penggugat (Brigadir Polisi Revelino Chandra E) dipanggil terlebih dahulu untuk diminta keterangannya/penjelasannya dan ditegur secara lisan maupun tertulis berkaitan dengan ketidakhadirannya selama 49 hari kerja sesuai laporan

Halaman 41 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. absensi (vide bukti T.5) untuk diberikan pembinaan terlebih dahulu kepada Penggugat (Brigadir Polisi Revelino Chandra E), dan kalau tidak bisa diberikan pembinaan lagi, barulah Ankum (sebagai atasan yang berhak menghukum) mengambil tindakan lebih lanjut, tetapi bukan malah memberikan saran atau pendapat Penggugat (Brigadir Polisi Revelino Chandra E) untuk dibawa ke sidang Komisi Kode Etik Kepolisian (vide bukti T.5) ; --- Menimbang, bahwa begitu juga terhadap Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013, tanggal 24 juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas kepolisian an. Revelino Chandra E (vide bukti P.1 = T.7), yang berdasarkan Rekomendasi Hasil Sidang Komisi Kode Etik Kepolisian Nomor : PUT KKEP/05/V/2013/KKEP tanggal 6 Mei 2013, (vide bukti T.5) terhadap Penggugat, yang berawal dari pemeriksaan pendahuluan terhadap Penggugat yang dilakukan pada hari Senin, tanggal 07 Januari 2013, dirumah Orang tua Penggugat (Vide bukti P.6 = T.3), menurut Majelis Hakim bahwa sanksi yang berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) kepada Penggugat tidak seimbang dengan kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan Penggugat, karena Penggugat tidak masuk kerja selama 49 hari kerja tersebut dikarenakan masalah keluarga ;--- Menimbang, bahwa dimana seharusnya Penggugat karena kesalahan dan pelanggaran tidak masuk kerja selam 49 hari dikarenakan masalah keluarga yang tidak seharusnya Penggugat langsung diberikan sanksi berat yaitu berupa Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH), tetapi seharusnya diberikan sanksi administrative dulu yaitu berupa

Halaman 42 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. penundaan kenaikan pangkat, penundaan kenaikan gaji berkala, dipindahkan tugas kewilayah yang berbeda dengan sesuai kesalahannya, apalagi selama menjadi anggota Polri Penggugat pernah mendapatkan penghargaan dari Kapolda Riau pada tanggal 14 Januari 2003, atas prestasi, dedikasi, dan loyalitas sebagai anggota Polri (vide buki P.3), dan juga dapat penghargaan dari Kepala Kepolisian Resort Indragiri Hilir tanggal 2 Oktober 2007, atas keberhasilan menangkap narkoba jenis ganja sebanyak 2 ton 11 kg dalam wilayah hukum Polsek Kemuning (vide bukti P.4) ;---

Menimbang, bahwa dari rangkaian dan uraian-uraian pertimbangan hukum diatas, Pengadilan berkeyakinan berdasarkan bukti-bukti dipersidangan dan menjadi fakta hukum yang terjadi bahwa terbitnya Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013, tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas Polisi atas nama Brigadir Polisi Revelino Chandra E (Vide bukti P.1 = T.7) adalah cacat hukum karena diterbitkan tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku karena bertentangan dengan Pasal 45 Ayat (1), (2) jo Pasal 75 huruf (b) Peraturan Kepolisian Negara RI Nomor : 19 Tahun 2012, tentang Susunan Organsasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara RI dan serta melanggar Azas-Azas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB), khususnya Azas Kecermatan dan Azas Keseimbangan, dan oleh karenanya terhadap objek gugatan haruslah dibatalkan;--- Menimbang, bahwa oleh karena Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013, tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas Polri

Halaman 43 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. atas nama Revelino Chandra E (Vide bukti P.1 = T.7) telah dinyatakan batal, maka petitum gugatan Penggugat pada angka 2 (dua) dapatlah untuk dikabulkan ;--- Menimbang, bahwa terhadap objek gugatan telah dinyatakan batal, maka memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Keputusan Tata Usaha Negara/objek gugatan tersebut, hal ini berarti petitum gugatan Penggugat angka 3 (tiga) dapatlah dikabulkan pula ;--- Menimbang, bahwa oleh karena Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan Tergugat Nomor : Kep/371/VII/2013, tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas Polri atas nama Revelino Chandra E (Vide bukti P.1 = T.7) telah dinyatakan batal, maka merujuk Ketentuan pasal 97 ayat 8, 9 huruf (a) dan (b), 10 Undang Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka memerintahkan kepada Tergugat untuk merehabilitasi nama baik Penggugat dalam kedudukan harkat dan martabat Penggugat seperti semula, dan berarti petitum gugatan Penggugat angka 4 (empat) tersebut patut dikabulkan ;--- Menimbang, bahwa mengenai alat bukti lainnya yang tidak dijadikan pertimbangan dalam putusan ini, meskipun sah sebagai alat bukti, Majelis Hakim tidak akan mempertimbangkan lebih lanjut karena tidak ada relevansinya dengan pokok sengketa dan tetap dilampirkan dalam berkas perkara ;---

Menimbang, bahwa oleh karena pihak Tergugat adalah dipihak yang kalah, maka berdasarkan Ketentuan Normatif Pasal 110 Undang Undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang Undang

Halaman 44 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr. Nomor : 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, kepada Tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara yang jumlahnya akan dicantumkan dalam dictum putusan ini ; --- Mengingat ; Ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor : 1 Tahun

2003, tentang Pemberhentian Anggota Kepolisian RI jo Peraturan Kepolisian RI Nomor : 19 Tahun 2012, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara RI serta Undang Undang Nomor : 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor : 5 Tahun 1986, tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Peraturan lain yang bersangkutan ;---

M E N G A D I L I

DALAM POKOK PERKARA : --- 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; --- 2. Menyatakan Batal Surat Keputusan Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII /2013, tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari dinas Polri an. Revelino Chandra E ; --- 3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan

Kepala Kepolisian Daerah Riau Nomor : Kep/371/VII/2013, tanggal 24 Juli 2013, tentang Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Dinas Polri An. Revelino Chandra E ; --- 4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk merehabilitasi nama baik

Penggugat dalam kedudukan harkat dan martabat Penggugat seperti semula ; ---

Halaman 45 dari 46 halaman. Putusan Nomor : 38/G/2013/PTUN-Pbr.

Dokumen terkait