• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM :

Dalam dokumen P U T U S A N NOMOR : 13/G/2016/PTUN.SMD (Halaman 43-50)

Menimbang, bahwa adapun maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana dijelaskan dalam duduk sengketa di atas; ---

Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam sengketa a quo adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda, Sertipikat Hak Milik Nomor : 13983/Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, tanggal 09 Agustus 2005, dengan luas 1.412 M2, atas nama HASAN KWAN (vide bukti T-7= T.II.Int.-1); --- Menimbang, bahwa Penggugat dalam Gugatannya pada pokoknya memohon kepada Pengadilan agar objek sengketa a quo dinyatakan batal atau tidak sah; ---

Menimbang, bahwa untuk mempertimbangkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti surat dari P-1.B hingga P-5.B dan mengajukan 4 (empat) orang saksi yaitu : ARSANI, ABIDINSYAH, KASPUL ANWAR dan RUSDIANSYAH yang keterangannya terurai pada duduknya sengketa; --- Menimbang, bahwa untuk mempertimbangkan dalil-dalil bantahannya Tergugat telah mengajukan bukti surat dari T-1 hingga T-21; ---

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil bantahannya Tergugat II Intervensi telah mengajukan bukti surat dari T.II.Int-1 s/d T.II.Int-17; ---

Menimbang, bahwa dalam mempertimbangkan seluruh bukti pada proses pembuktian, Majelis Hakim mengacu pada ketentuan normatif Pasal 100 Jo. Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Petadilan Tata Usaha Negara; ---

Halaman 44 dari 49 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat, Tergugat di dalam Jawabannya tertanggal 1 Januari 2016 selain mengajukan sangkalan mengenai pokok perkara juga mengajukan eksepsi; --- Menimbang, bahwa setelah mencermati eksepsi Tergugat, Majelis Hakim berpendapat eksepsi yang diajukan Tergugat tidak bersifat ekseptif, namun termasuk dalam pokok sengketa; ---

Menimbang, bahwa Tergugat II Intervensi di dalam Jawabannya tertanggal 15 Juni 2016 menyampaikan pula eksespsi mengenai Gugatan Penggugat Telah Melampaui Batas Waktu, dan terhadap eksepsi tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa eksepsi yang diajukan oleh Tergugat II Intervensi merupakan eksepsi lain yang termasuk dalam ketentuan Pasal 77 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, sehingga dapat diputus bersama dengan pokok sengketa; ---

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan terlebih dahulu mempertimbangkan kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa in litis berdasarkan ketentuan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang mengatur bahwa meskipun tidak ada eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan apabila hakim mengetahui hal itu, maka Hakim karena jabatannya wajib menyatakan bahwa Pengadilan tidak berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan;---

Menimbang, bahwa mengenai kompetensi absolut Pengadilan Tata Usaha Negara diatur dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang menyebutkan bahwa “Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan mnyelesaikan sengketa tata usaha negara’, dan dibatasi secara limitatif pada Pasal 2, Pasal 48, Pasal 49 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara; ---

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Sengketa Tata Usaha Negara berdasarkan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yaitu “sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam

Halaman 45 dari 49 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha Negara termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”; ---

Menimbang, bahwa dalam mempertimbangkan apakah sengketa a quo merupakan sengketa Tata Usaha Negara yang menjadi kompetensi absolut Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan tersebut di atas, Majelis Hakim telah mencermati dalil-dalil yang diungkapkan Para Pihak dalam proses jawab-menjawab, juga terhadap alas hak dari Penggugat maupun Tergugat II Intervensi; Menimbang, bahwa dalam proses penilaian terhadap dalil Para Pihak berdasarkan alat bukti yang diajukan dalam persidangan, masing-masing mendalilkan riwayat/asal usul perolehan dan penguasaan tanah yang menurut Penggugat bahwa tanah di Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara (dahulu Kecamatan Samarinda Ilir), seluas 3.600 m2 diperoleh dari Orang Tua Penggugat bernama UTUH SADRI berdasar Surat Pernyataan Ahli Waris tanggal 12 Oktober 2011 (vide Bukti P-3.E), yang mana alas hak orang tua Penggugat tersebut adalah berdasarkan Surat Pernyataan Perwatasan Tanah tanggal 9 Maret 1982 yang dibuat dan ditandatangani oleh H.ISHAK dan UTUH SADRI (orang tua Penggugat yang juga anak kandung H.ISHAK) yang telah dicatatkan dalam buku daftar Kecamatan Samarinda Ilir dengan Register Nomor : 1 210/Kasi/1982 tanggal 17 Mei 1982 (Vide Bukti P-3.B); --- Menimbang, bahwa berdasarkan dalil Tergugat II Intervensi hak kepemilikan atas tanah yang terletak di Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara, luas 1.412 m2 diperoleh berdasarkan peningkatan dari Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 555/Kelurahan Sungai Pinang Dalam, tanggal 2 Januari 1984 atas nama Kwan Fuy San (Vide Bukti T.II.Int.-2) dimana Sertipikat Hak Guna Bangunan tersebut didasarkan atas Akte Pelepasan dan Pembebasan Penguasaan Atas Tanah tanggal 20 Mei 1978 (Vide Bukti T-2), Akte Pelepasan dan Pembebasan Penguasaan Atas Tanah No. 247/KASI/VI/1983 tanggal 16 Juni 1983 (Vide Bukti T-3), serta Surat

Halaman 46 dari 49 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 61/HGB-Smr/27-1983 tanggal 23 Agustus 1983 (Vide Bukti T-6); --- Menimbang, bahwa dengan mencermati dalil Para Pihak serta keterangan saksi di dalam Persidangan dan alas hak masing-masing pihak sebagaimana terurai dalam fakta hukum, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan diantara Para Pihak dalam hal keterangan terhadap riwayat/asal usul perolehan tanah yang mana Lokasi Tanah yang diakui dimiliki oleh Pihak Penggugat dan Tergugat II Intervensi berada di lokasi yang sama sebagaimana Pemeriksaan Setempat yang telah dilaksanakan (Vide Bukti Acara Sidang Pemeriksaan Setempat tanggal 5 Agustus 2016); ---

Menimbang, bahwa terhadap perbedaan riwayat dan asal usul kepemilikan tanah yang diatasnya telah terbit objek sengketa a quo, maka dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat permasalahan hukum yang harus dibuktikan dan diselesaikan terlebih dahulu dalam sengketa in litis yaitu siapakah yang sesungguhnya berhak memiliki bidang tanah yang diatasnya telah terbit objek sengketa a quo?, sehingga nantinya dapat ditentukan pihak yang memiliki kepentingan dalam mengajukan gugatan sengketa tata usaha negara terkait dengan prosedur penerbitan objek sengketa a quo; ---

Menimbang, bahwa sesuai dengan Pasal 85 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim telah meminta kepada Penyidik Polresta Samarinda untuk menghadirkan asli surat Hasil Pemeriksaan Laboratorium Forensik Cabang Surabaya yang menyatakan bahwa tanda tangan M. Yusuf Japrie, BA. selaku Camat Samarinda Ilir yang terdapat pada Surat Keterangan Perwatasan Tanah tertanggal 9 Maret 1982 atas nama H.Ishak (Vide Bukti P-3.B) tersebut bukan merupakan produk yang sama (NON IDENTIK atau MERUPAKAN PRODUK YANG BERBEDA) dengan tandatangan atas nama M.Yusuf Japrie, BA., sebagaimana yang terdapat pada dokumen pembanding, karenanya patut diduga telah terjadi Tindak Pidana membuat atau menggunakan surat palsu atau dipalsukan (Vide Berita Aacara Sidang tanggal 31 Agustus 2016); ---

Halaman 47 dari 49 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD Menimbang, bahwa dari pertimbangan tersebut di atas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa hasil Pemeriksaan Laboratorium Forensik Cabang Surabaya mengakibatkan alas hak yang dimiliki oleh Penggugat yang menjadi dasar kepentingan untuk mengajukan Gugatan in litis patut lah diragukan dan perlu diselesaikan terlebih dahulu mengenai Pembuktian Kepemilikan Tanah Penggugat terhadap tanah yang dituju oleh objek sengktea a quo; --- Menimbang, bahwa dalam menyelesaikan permasalahan hak atas tanah yang diatasnya telah terbit objek sengketa a quo, maka Majelis Hakim mengacu pada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 88K/TUN/1993, tanggal 7 September 1994 yang mengandung kaidah hukum bahwa meskipun sengketa terjadi akibat dari adanya Surat Keputusan Tata Usaha Negara, tetapi jika dalam sengketa tersebut menyangkut pembuktian kepemilikan atas tanah, maka gugatan atas sengketa tersebut harus diajukan terlebih dahulu ke Peradilan Umum; ---

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut diatas, maka dalam mengadili sengketa kepemilikan yang terkait dengan hak keperdataan adalah merupakan kewenangan peradilan umum, oleh karena itu Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda secara absolut tidak berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata usaha Negara in litis sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Perdailan Tata Usaha Negara Jo. Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara; ---

Menimbang, bahwa dengan tidak berwenangnya Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara dalam Perkara Nomor 13/G/2016/PTUN-SMD, maka secara yuridis gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak diterima; ---

Menimbang, bahwa karena Gugatan Penggugat telah dinyatakan Tidak Diterima maka terhadap Eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi demikian pula dengan Pokok Perkara tidak perlu untuk dipertimbangkan lebih lanjut; --- Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat dinyatakan tidak diterima, maka berdasarkan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Halaman 48 dari 49 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD Tata Usaha Negara kepada Penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan ini; --- Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Majelis Hakim telah memeriksa seluruh alat bukti, namun hanya mempertimbangkan bukti-bukti yang relevan baik berupa bukti tertulis, keterangan saksi, maupun keterangan para pihak di persidangan dan yang relevan tetapi tidak dipertimbangkan secara tegas dianggap dipertimbangkan, sedangkan bukti-bukti yang lain yang tidak dipertimbangkan oleh Majelis Hakim dianggap tidak relevan dengan perkara ini, namun bukti-bukti tersebut akan tetap terlampir dalam berkas perkara; ---

Mengingat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peadilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta Peraturan Perundang-undangan lain yang berkaitan dengan sengketa ini; ---

MENGADILI

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard); --- 2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam

perkara ini sebesar Rp. 1.647.000 (Satu Juta Enam Ratus Empat Puluh Tujuh Ribu Rupiah); ---

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda pada hari SELASA tanggal 27 SEPTEMBER 2016 oleh kami ERNA DWI SAFITRI, S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, YULIANT PRAJAGHUPTA, SH dan TRI JOKO SUTIKNO, S.Sos., SH M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan mana diucapkan dalam

Halaman 49 dari 49 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD persidangan yang terbuka untuk umum pada hari RABU tanggal 5 OKTOBER 2016 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh SURIANSYAH, S.H. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat, Kuasa Hukum Tergugat, dan Kuasa Hukum Tergugat II Intervensi:

Hakim Anggota I, Hakim Ketua Majelis,

YULIANT PRAJAGHUPTA, S.H. ERNA DWI SAFITRI, S.H.

Hakim Anggota II,

TRI JOKO SUTIKNO, S.Sos., S.H., M.H.

Panitera Pengganti,

SURIANSYAH, S.H.

Rincian Biaya Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD

1. Pendaftaran Gugatan : Rp. 30.000,- 2. Panggilan : Rp. 200.000,- 3. A T K : Rp. 100.000,- 4. Pemeriksaan Setempat : Rp. 1.280.000,- 5. Sumpah : Rp. 20.000,- 6. Meterai : Rp. 12.000,- 7. Redaksi : Rp. 5.000,- Jumlah Rp. 1. 647. 000,-

Halaman 50 dari 49 halaman Putusan Nomor : 13/G/2016/PTUN.SMD

Dalam dokumen P U T U S A N NOMOR : 13/G/2016/PTUN.SMD (Halaman 43-50)

Dokumen terkait