• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Teori tentang Risiko

Risiko memiliki definisi yang beragam, menurut Griffin dan Ebert (1996: 752) risiko adalah uncertainty about future events. Siegel dan Shim (1999: 400) mendefinisikan risiko pada tiga hal, pertama adalah keadaan yang mengarah pada sekumpulan hasil khusus, di mana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan telah diketahui oleh pengambil keputusan, kedua adalah variasi dalam keuntungan, penjualan, atau variabel keuangan lainnya, dan ketiga adalah kemungkinan dari

sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik, dan masalah industri.

Menurut Tandelilin (2001: 48) Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar risiko investasi tersebut. Risiko adalah penyimpangan (variasi) hasil pengembalian dari yang diharapkan.

2.3.2. Jenis Risiko

Menurut Bodie, et.al (2005: 407) bahwa setiap sekuritas mempunyai dua sumber risiko yaitu risiko pasar atau risiko sistematis dan risiko spesifik perusahaan atau risiko tidak sistematis. Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar (market

risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara

keseluruhan. Risiko sistematis adalah risiko yang dampaknya dirasakan oleh semua instrumen investasi seperti inflasi, kenaikan suku bunga, resesi ekonomi dan lain sebagainya. Sedangkan risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan) adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi pada sekian banyak jenis sekuritas.

Sedangkan menurut Widoatmodjo (2009: 144) risiko secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Risiko domestik (domestic risk)

Risiko domestik adalah risiko yang ditimbulkan oleh penyebab-penyebab domestik, misalnya inflasi, kenaikan suku bunga oleh pemerintah, terjadi kerusuhan massa di dalam negeri, dan lain sebagainya.

2. Risiko internasional (international risk)

Risiko internasional adalah risiko yang ditimbulkan oleh ekonomi internasional yang berpengaruh kepada ekonomi nasional, misalnya peningkatan harga minyak di pasar internasional menyebabkan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri, perubahan harga-harga saham di bursa Wall Street yang berdampak pada harga saham domestik, dan lain sebagainya.

2.3.3. Risiko Sistematis

Menurut Tandelilin (2001: 50) risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, perubahan pasar tersebut mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, risiko ini disebut juga dengan risiko pasar (market risk), disebut risiko pasar karena fluktuasi ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang beroperasi. Faktor-faktor tersebut adalah seperti kondisi perekonomian, tingkat inflasi, tingkat bunga, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut menyebabkan kecenderungan saham untuk bergerak bersama.

Menurut Jones (2009: 222),

Variability in a securitys total return that is directly associated with overall movements in the general market or economy is called systematic risk or market risk or nondifersifiable risk. Virtually all securities have some systematic risk, whether bonds or stocks, because systematic risk directly encompasses interest rate risk, recession, inflation, and so on. Most stocks are negatively impacted by such factors; therefore, diversification cannot eliminate market risk. After nonsystematic risk is eliminated, what is left is the nondiversifiable portion, or the market risk (systematic part). This part of the risk is inescapable because no matter how well an investor diversifies, the risk of the overall market cannot be avoided”.

Risiko pasar atau risiko sistematis ini dapat diukur dengan indeks beta (Brigham dan Houston, 2001: 201). Indeks beta suatu sekuritas adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Semakin tinggi indeks beta, semakin tinggi risiko sistematis yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk menghitung indeks beta digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi indeks beta suatu sekuritas dengan menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan return-

return pasar sebagai variabel bebas.

Indeks beta sekuritas menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahan-perubahan pasar dan fluktuasi (variasi) harga saham. Semakin tinggi fluktuasi harga saham, semakin tinggi indeks beta yang berarti risiko saham tersebut semakin besar. Indeks beta mengukur sampai sejauh mana harga saham individu turun naik bersamaan dengan turun naiknya harga pasar. Indeks beta dapat bernilai positif dan dapat juga bernilai negatif. Indeks beta negatif berarti selalu terjadi kondisi yang berlawanan. Jika secara umum harga saham mengalami kenaikan, maka saham yang mewakili indeks beta negatif mengalami penurunan.

Indeks beta mengindikasikan tingkat kepekaan suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Indeks beta yang normal adalah satu, jika indeks beta suatu saham lebih besar dari satu berarti saham tersebut termasuk memiliki risiko lebih tinggi dari risiko rata-rata pasar dan saham tersebut termasuk saham agresif. Sebaliknya, jika indeks beta suatu saham lebih kecil dari satu, berarti saham tersebut memiliki risiko lebih rendah dari risiko rata-rata pasar dan saham tersebut termasuk saham defensif.

Indeks beta sangat membantu investor untuk melakukan investasi terutama dalam hal memilih suatu saham atau lebih luas lagi untuk mengatur portofolio. Selain itu indeks beta ini juga digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keberanian investtor untuk menanggung risiko. Investor yang menyukai risiko (risk lover) akan memilih saham-saham yang mempunyai indeks beta yang besar dan sebaliknya investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) memilih untuk merencanakan keuntungan normal dengan memilih indeks beta yang kecil. Jika investor ingin mengoptimumkan risikonya yaitu dengan risiko yang minimum tetapi mengharapkan pendapatan yang maksimum, investor tersebut dapat mengkombinasikan beberapa saham dengan indeks beta yang berbeda-beda.

2.4. Teori tentang Harga Saham

Dokumen terkait