• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Akuntansi Positif - /

Istilah teori akuntansi positif menunjuk kepada sebuah teori yang mencoba untuk membuat prediksi yang bagus dari kejadian dunia nyata. Teori akuntansi positif berkaitan dengan memprediksi tindakan seperti pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana respon manajer terhadap standar akuntansi baru yang diusulkan (Scott, 2003).

Aliran positif didasarkan pada anggapan bahwa kekuasaan dan politik merupakan sesuatu yang tetap dan sistem sosial dalam organisasi merupakan fenomena empiris konkrit dan bebas nilai atau tidak tergantung pada manajer dan karyawan yang bekerja dalam organisasi tersebut (Machintos dalam Chariri dan Ghozali, 2007). Atas dasar hal ini, pendukung aliran positif menganggap dirinya sebagai seorang pengamat yang netral, obyektif, dan tidak dipengaruhi nilai berkaitan dengan fenomena akuntansi yang diamati.

Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati berdasarkan pada alasan9alasan yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, teori akuntansi positif dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam teori akuntansi positif didasarkan pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajer dengan kelompok

lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal, dan institusi pemerintah (Watts dan Zimmerman, 1990).

Teori akuntansi positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu bertindak atas dasar motivasi pribadi ( $ % ) dan berusaha memaksimumkan keuntungan pribadi. Teori akuntansi positif memiliki fokus ekonomi dan berusaha menjawab pertanyaan seperti (Chariri dan Ghozali, 2007): 1. apakah biaya yang dikeluarkan untuk memilih metode akuntansi sesuai

dengan manfaat yang diperoleh?

2. apakah biaya regulasi dan proses penentuan standar akuntansi sesuai dengan manfaatnya?

3. apakah laporan keuangan berpengaruh terhadap harga saham?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, teori akuntansi positif menggunakan asumsi sebagai berikut (Chariri dan Ghozali, 2007):

1. manajer, investor, kreditor, dan individu lain bersikap rasional dan berusaha memaksimumkan kepuasaan;

2. manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang memaksimumkan kepuasaan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi, dan pendanaan perusahaan untuk memaksimumkan kepuasaan mereka;

3. manajer mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan.

Menurut Watts dan Zimmerman (1990), teori akuntansi telah memberikan kontribusi bagi pengembangan akuntansi, misalnya:

1. menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan memberikan penjelasan spesifik terhadap pola tersebut;

2. memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi; 3. menunjukkan peran utama dalam teori akuntansi;

4. menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka dalam memprediksi pilihan9pilihan akuntansi;

5. mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dengan menekankan pada prediksi dan penjelasan terhadap fenomena akuntansi.

Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan bahwa perilaku oportunistik

manajer dapat diprediksikan dengan ke dalam tiga

bentuk hipotesis, yaitu:

1. !

Pada dasarnya tidak ada teori yang menjelaskan susunan pola kompensasi manajemen. Akan tetapi, ada dua tipe dasar rencana kompensasi untuk menghargai kinerja manajemen yang diukur dengan bilangan akuntansi (biasanya laba) yaitu rencana bonus dan rencana kinerja (kinerja saham dan rencana kinerja unit).

Jika rencana bonus memberikan dorongan kepada manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan, maka indeks kinerja dari perhitungan bonus harus berhubungan dengan dampak tindakan manajer terhadap nilai perusahaan. Jika faktor lain dianggap , maka semakin besar korelasi antara laba dengan dampak tindakan manajer terhadap nilai perusahaan, semakin mungkin digunakannya rencana bonus berdasarkan laba untuk memberikan penghargaan kepada manajer.

Lebih banyak penelitian empiris yang menguji dampak dari rencana bonus terhadap pilihan manajer atas prosedur akuntasi daripada dampak dari rencana kinerja terhadap pilihan manajer atas prosedur akuntansi. Parameter rencana bonus menetapkan bahwa bonus diberikan sepanjang tahun, dan jika bonus dapat diberikan, maka jumlah maksimumnya adalah fungsi linier positif dari laba periode berjalan. Hasil tersebut memberikan petunjuk kepada peneliti bahwa kompensasi manajer berdasarkan rencana bonus meningkat sejalan dengan peningkatan laba periode berjalan. Berdasarkan asumsi tersebut, peningkatan nilai sekarang atas laba perusahaan pada periode berjalan akan meningkatkan nilai sekarang dari kompensasi manajer. Hal tersebut dapat diringkas ke dalam hipotesis berikut:

! ! . Jika semua hal sama ( ), maka

manajer sebuah perusahaan yang mempunyai rencana pemberian bonus akan lebih mungkin untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat memindahkan laba periode yang akan datang ke dalam periode sekarang.

2. !

Dalam hipotesis ini diasumsikan bahwa jika semua hal sama ( ), semakin dekat manajer untuk melanggar $

, maka semakin memungkinkan manajer memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser penghasilan periode yang akan datang ke dalam periode sekarang. Alasannya adalah kenaikan laba bersih yang dilaporkan akan mengurangi kemungkinan kegagalan teknis.

Sebagian besar perjanjian hutang berisi persyaratan yang harus dipenuhi oleh peminjam selama jangka waktu perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan kreditur mensyaratkan untuk memelihara level $ $ .

tertentu, cakupan hutang, modal kerja, dan ekuitas pemegang saham. Jika perjanjian tersebut dilanggar, maka perjanjian hutang dapat menjatuhkan denda, seperti kendala pada dividen atau pinjaman tambahan. Jelas bahwa kemungkinan adanya pelanggaran perjanjian merupakan batasan bagi manajer untuk menjalankan perusahaan. Untuk mencegah, atau paling tidak menunda pelanggaran tersebut, manajer mungkin menerapkan kebijakan akuntansi untuk menaikkan laba masa kini.

Demikian pula, hipotesis perjanjian utang memprediksi bahwa manajer perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi akan memilih kebijakan akuntansi yang kurang konservatif dibandingkan manajer perusahaan dengan rasio yang rendah, dan akan lebih mungkin untuk menentang standar baru yang membatasi kemampuan mereka untuk melakukannya dan atau yang dapat meningkatkan pendapatan volatilitas. Hipotesis biaya politik juga memprediksi bahwa manajer dari perusahaan yang lebih besar akan memilih kebijakan akuntansi yang lebih konservatif daripada manajer dari perusahaan yang lebih kecil, dan kemungkinan kecil menolak standar baru yang dapat melaporkan laba bersih yang lebih rendah.

3. !

Dalam hipotesis ini dinyatakan bahwa jika semua hal sama ( ), maka perusahaan yang menghadapi biaya politis tinggi akan semakin memungkinkan manajer untuk memilih kebijakan prosedur akuntansi yang menunda penghasilan sekarang untuk dilaporkan pada periode berikutnya.

Hipotesis biaya politik memperkenalkan dimensi politik dalam pemilihan kebijakan akuntansi. Sebagai contoh, biaya politik dapat dikenakan bagi perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, yang mungkin menarik perhatian media dan konsumen. Perusahaan yang sangat besar mungkin ditampilkan dengan standar kinerja yang lebih tinggi, misalnya dengan mematuhi tanggung jawab sosial, hanya karena mereka merasa menjadi besar dan kuat. Jika perusahaan yang besar juga memberi keuntungan lebih besar, maka biaya politiknya akan diperbesar.

Tiga hipotesis di atas menunjukkan bahwa teori akuntansi positif mengakui adanya tiga hubungan keagenan: 1) antara manajemen dengan pemilik; 2) antara manajemen dengan kreditor; dan 3) antara manajemen dengan pemerintah. Beberapa situasi menetapkan adanya biaya agensi karena adanya konflik kepentingan antara agen dan prinsipal. Bartov ., (2000) memperhatikan bahwa biaya agensi termasuk dorongan manajer untuk mengelola laba. Manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan berbagai cara seperti melakukan perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya, mempercepat atau

menunda pendapatan dan biaya, menghilangkan atau mengurangi

, dsb. 5 merupakan biaya input yang tidak dapat ditelusuri dampak atau hubungannya dengan output, atau dapat juga disebut biaya yang tidak dapat dikendalikan hasilnya.

Dokumen terkait