• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

H. Teori Belajar yang Melandasi Alat Permainan Edukatif Kartu Kata

Alat permainan edukatif kartu kata dan gambar dikembangkan berdasarkan beberapa teori belajar yang mempengaruhi. Beberapa teori belajar yang melandasi pengembangan alat permainan edukatif ini adalah: 1. Teori Kognitif

Belajar menurut para ahli teori kognitif adalah sebuah proses mental aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Menurut Bruner (Asri Budiningsih, 2005: 41-42), perkembangan kognitif dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Enaktif

Pada tahap ini anak melakukan aktivitas dalam upaya memahami lingkungan sekitarnya dengan menggunakan pengetahuan motorik. b. Tahap Ikonik

Pada tahap kedua ini anak memahami dunianya melalui gambar dan visualisasi verbal.

c. Tahap Simbolik

Pada tahap terakhir ini anak telah memiliki gagasan atau ide abstrak yang dipengaruhi kemampuan bahasa dan logika.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan tahap enaktif sebagai tahap awal anak mendapatkan pengetahuan atau informasi melalui pengalaman langsung. Melalui media pembelajaran, tahap ikonik

64

dilakukan. Pada tahap ini, pengetahuan anak akan berkembang. Kemudian pada tahap terahir, anak mengalami tahap simbolik yaitu anak mampu mengembangkan informasi dari pengetahuan yang telah didapatnya. Oleh karena itu dalam penelitian pengembangan alat permainan edukatif ini, tahap perkembangan kognitif yang digunakan adalah tahap ikonik. Hal ini dikarenakan melalui gambar dan visualisasi verbal, anak-anak lebih mudah memahami informasi yang disampaikan, sehingga aspek kognitif pada anak usia dini akan lebih berkembang secara optimal.

2. Teori Revolusi-Sosiokultural Vygotsky

Menurut Vygotsky (Asri Budiningsih, 2005: 99) dalam teori belajar ini, jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Artinya, untuk memahami pikiran seseorang perlu diketahui asal usul tindakan sadarnya, dari interaksi sosial yang dilatari oleh sejarah hidupnya. Adapun konsep-konsep yang diungkapkan oleh Vygotsky (Asri Budiningsih, 2005: 100-104), yaitu:

a. Hukum genetik tentang perkembangan

Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua tataran, yaitu tataran sosial tempat orang-orang membentuk lingkungan sosialnya dan tataran psikologis di dalam diri orang yang bersangkutan.

b. Zona perkembangan proksimal

Perkembangan kemampuan seseorang dibedakan menjadi dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan aktual (kemampuan seseorang untuk

65

memecahkan masalah secara mandiri) dan tingkat perkembangan potensial (kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten).

c. Mediasi

Kunci utama untuk memahami proses-proses sosial dan psikologis adalah tanda-tanda atau lambang-lambang yang berfungsi sebagai mediator. Ada dua jenis mediasi, yaitu mediasi metakognitif (penggunaan alat-alat semiotik untuk melakukan regulasi diri) dan mediasi kognitif (penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu).

Berdasarkan penjelasan di atas, pengembangan alat permainan edukatif ini menerapkan konsep-konsep dari teori ini, dimana anak membutuhkan orang dewasa yaitu guru untuk mendampinginya dalam memainkan alat permainan edukatif ini agar berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dan aspek perkembangan yang diinginkan dapat tercapai secara optimal. Selain itu, lambang-lambang dalam alat permainan edukatif kartu kata dan gambar serta bahasa yang digunakan oleh anak untuk komunikasi merupakan mediator untuk memperlancar jalannya permainan ini.

3. Teori Humanistik

Belajar menurut para ahli teori humanistik adalah ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, teori ini

66

lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya. Menurut Maslow (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2010: 38), ada beberapa tahapan kebutuhan pada diri manusia, yaitu:

a. Physiological needs : kebutuhan paling dasar semua makhluk hidup, seperti makan, minum dan juga kebutuhan biologis.

b. Safety/security needs : kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikis. Aman secara fisik, misalnya terhindar dari gangguan kriminalitas. Sedangkan, aman secara psikis, misalnya tidak kena marah dan tidak diejek.

c. Social needs : kebutuhan sosial dibutuhkan manusia agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya.

d. Esteem needs : kebutuhan ego termasuk keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise.

e. Self-actualization needs : kebutuhan aktualisasi adalah kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukkan dirinya kepada orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, pengembangan alat permainan edukatif ini memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak yaitu kebutuhan akan rasa aman secara psikis, kebutuhan sosial, kebutuhan ego dan kebutuhan aktualisasi. Untuk itu, dalam pengembangan alat permainan edukatif ini, peneliti mengembangkan kartu penghargaan berupa gambar bintang yang bertujuan untuk memberikan penghargaan atas keberhasilannya dalam menyelesaikan tantangan permainan dalam media

67

pembelajaran ini. Dengan demikian, pada permainan ini tidak ada pemain yang gagal karena semua anak dihargai setiap kemampuannya, sehingga tiap anak berhak atas kartu penghargaan di setiap menyelesaikan tantangan dalam permainan ini. Walaupun yang membedakan antara anak yang satu dan lainnya adalah pada kuantitas (jumlah) gambar bintang pada kartu penghargaan yang diperolehnya. Pemain (anak) yang dinyatakan sebagai pemenang adalah pemain (anak) yang memiliki kartu penghargaan terdapat gambar bintang berjumlah 5 buah atau gambar bintang yang jumlahnya besar paling banyak.

I. Kerangka Berpikir

Salah satu aspek perkembangan yang penting dalam diri anak usia dini adalah aspek bahasa. Melalui bahasa anak dapat menyampaikan keinginan, pikiran, harapan maupun permintaan serta dapat berinteraksi dengan sesama. Keterampilan bahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan dan tidak bisa dilepaskan, namun berbeda antara satu dengan yang lainnya dan juga berbeda dari segi prosesnya. Keterampilan berbicara merupakan salah satu aspek penting karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia lebih banyak menggunakan bahasa lisan (berbicara) untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.

Keterampilan berbicara yang baik tidak akan dikuasai anak secara tiba-tiba. Diperlukan latihan secara terus menerus sejak usia dini (usia sejak anak baru dilahirkan sampai usia enam tahun) agar keterampilan berbicaranya

68

dapat berkembang secara optimal. Usia dini dipilih karena pada usia ini, anak berada di usia emas atau golden age. Untuk memaksimalkan perkembangan keterampilan berbicara anak pada usia emas tersebut, dibutuhkan suatu upaya untuk memfasilitasi perkembangan sekaligus pertumbuhan anak melalui pendidikan anak usia dini, salah satunya melalui TK.

Guru di TK biasanya menggunakan media berupa alat permainan edukatif untuk mendukung proses pembelajaran. Adapun alat permainan edukatif yang dapat mendukung perkembangan bahasa khususnya keterampilan berbicara antara lain adalah media pembelajaran non proyeksi berupa flash card dan kartu gambar.

Dari penjelasan di atas, peneliti berupaya untuk melaksanakan penelitian pengembangan dengan fokus mengembangkan media pembelajaran berupa alat permainan edukatif di kelompok B TK ABA Playen II Kabupaten Gunungkidul untuk membantu guru dalam mengembangkan keterampilan berbicara anak yang masih rendah karena berbagai kendala seperti kurang menariknya proses pembelajaran dan kurangnya penggunaan alat permainan edukatif dalam upaya mengembangkan kemampuan berbahasa anak khususnya keterampilan berbicara.

Untuk membantu guru dalam mengatasi kendala tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan alat permainan edukatif berupa kartu kata dan gambar untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak di kelompok B TK ABA Playen II Kabupaten Gunungkidul. Peneliti menamakan alat permainan edukatif tersebut “APE KAKA DANAR” (Alat Permainan

69

Edukatif Kartu Kata dan Gambar). Media ini diharapkan dapat menjadi salah satu media alternatif yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak kelompok B TK ABA Playen II Kabupaten Gunungkidul.

70

Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka berpikir dalam penelitian dan pengembangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Keterampilan berbicara

merupakan aspek bahasa yang penting

bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari

Keterampilan berbicara yang baik diperlukan latihan terus menerus

sejak usia dini

Upaya untuk mengembangkan keterampilan berbicara

melalui pendidikan anak usia dini, salah

satunya melalui TK

Kurangnya penggunaan alat permainan edukatif untuk mengembangkan

keterampilan berbicara di TK

Rendahnya keterampilan berbicara anak kelompok B di TK

Melakukan pengembangan Alat Permainan Edukatif Kartu Kata dan Gambar atau

“APE KAKA DANAR”

Keterampilan berbicara anak kelompok B di TK diharapkan dapat berkembang secara

71

Dokumen terkait