• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI KECERDASAN MAJEMUK (GANDA)

Dalam dokumen Teori Belajar dan Pembelajaran (Halaman 34-37)

A. SEJARAH KECERDASAN MAJEMUK (GANDA)

Semua berawal dari kegelisahan Howard Gardner, seorang Profesor pendidikan yang mengabdikan dirinya di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Menurutnya, selama ini para pendidik telah melakukan kekeliruan karena menganggap tes kecerdasan atau tes IQ adalah satu-satunya ukuran yang paling dapat dijadikan patokan untuk mengukur kecerdasan seseorang.

Menurut Gadner, kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan:  Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi hidup.

 Kemampuan menemukan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan atau dicari solusinya.

 Kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.

Gardner bersama rekan-rekannya yang mengembangkan penelitian untuk mengembangkan konsep MI tidak hanya menilai kecerdasan dengan cara menguji kemahiran seseorang memahami dan menyelesaikan soal-soal logika-matematika (sebagaimana yang dilakukan dalam tes IQ). Bersama tim, Gardner mengembangkan cara-cara mengukur kemampuan individu untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.

Dikembangkan dan diungkapkan pertama kali tahun 1983, Gardner mendefinisikan kecerdasan manusia yang tak berbatas, yang diantaranya dapat dikelompokkan menjadi delapan kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik (bahasa), kecerdasan logika-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan gerak tubuh, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Belakangan Gardner menambahkan satu kecerdasan tambahan, yaitu kecerdasan spiritual.

Meskipun menimbulkan pro dan kontra diantara para ahli terutama dalam mengembangkan tes untuk mengukur MI, namun MI mengantarkan para orang tua pada sebuah pemahaman baru yang sangat memberikan semangat dan harapan. Karena pada akhirnya tidak ada anak yang bodoh akibat nilai tes kecerdasan yang rendah. MI justru membantu orang tua mengenal kekuatan dan kekurangan anak. Dengan mengenal hal dua hal tersebut lebih dini, Gardner berharap orang tua mengambil peran penting dalam memberikan stimulasi terutama dalam rangka menyeimbangkan kehidupan anak.

B. JENIS-JENIS KECERDASAN MAJEMUK

Berikut ini 9 macam kecerdasan yang telah dipaparkan oleh Gardner:

1. Kecerdasan linguistik

Adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik untuk mempengaruhi maupun memanipulasi. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan linguistik bermanfaat untuk: berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis.

2. Kecerdasan logis-matematis

Yaitu melibatkan ketrampilan mengolah angka atau kemahiran mengunakan logika atau akal sehat. Dalam kehidupan sehari-hari bermanfaat untuk: menganalisa laporan keuangan, memahami perhitungan, atau mencerna laporan sebuah penelitian.

3. Kecerdasan visual-spasial

Yaitu melibatkan kemampuan seseorang untuk memvisualisaikan gambar di dalam kepala (dibayangkan) atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi. Kecerdasan ini sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, misalnya: saat menghias rumah atau merancang taman, menggambar atau melukis, menikmati karya seni.

4. Kecerdasan musikal

Yaitu melibatkan kemampuan menyanyikan lagu, membuat lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik. Manfaat dari kecerdasan ini dapat dirasakan dalam banyak hal dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: saat menyanyi, memainkan alat musik, menikmati musik di TV atau Radio.

5. Kecerdasan interpersonal

Yaitu melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain. Kecerdasan ini melibatkan banyak hal misalnya: kemampuan berempati, kemampuan memanipulasi, kemampuan memberikan solusi permasalahan, kemampuan berteman.

6. Kecerdasan intrapersonal

Adalah kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan untuk mengetahui “siapa diri saya sebenarnya”, untuk mengetahui “apa kekuatan dan kelemahan saya”. Ini juga merupakan kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk memercayai diri sendiri.

7. Kecerdasan kinestetik

Adalah kecerdasan seluruh tubuh dan juga kecerdasan gerak tubuh. Dalam dunia sehari-hari kecerdasan ini sangat dibutuhkan, misalnya: membuka tutup botol, memasang lampu di rumah, memerbaiki mobil, olah raga, dan berdansa.

8. Kecerdasan naturalis

Yaitu melibatkan kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita dan rasa ingin tahu terhadap lingkungan. Dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan itu sangat dibutuhkan untuk: berkebun, berkemah, atau melakukan konservasi ekologi.

9. Kecerdasan eksistensial

Adalah kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan manusia, misal sering muncul pertanyaan dalam diri sendiri mengapa aku ada, apa makna dari hidupku ini,

bagaimana seseoramg bisa mencapai tujuan hidup yang sejati, mengapa seseorang harus mati, bila sudah mati ke mana.

C. STRATEGI PEMBELAJARAN KECERDASAN MAJEMUK

Untuk memaksimalkan proses pembelajaran saat di kelas diperlukan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh masing-masing anak. Strategi pembelajaran yang tepat akan sangat menolong anak menangkap pelajaran dengan baik.

Saat mengajar anak dengan kecerdasan linguistik, metode yang digunakan adalah dengan bercerita, curah gagasan (brainstorming) dan dengan

tape recorder atau menulis jurnal. Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan

logis-matematis yang digunakan adalah dengan kalkulasi dan kuantifikasi, klasifikasi dan kategori atau penalaran ilmiah.

Sedangkan anak dengan kecerdasan visual dan spasial strategi pembelajaran dengan visualisasi, penggunaan warna, gambar dan sketsa gagasan serta symbol grafis. Anak yang memiliki kecerdasan musik mengajarnya dengan irama, lagu, senandung dan konsep musikal serta dengan musik suasana. Anak dengan kecerdasan interpersonal dapat belajar dengan barbagi rasa dengan teman sekelas, kerja kelompok, permainan dan simulasi.

Apabila mengajar anak dengan kecerdasan intrapersonal dapat menggunakan refleksi, hubungan materi dengan pengalaman pribadi, waktu memilih dan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan serta perumusan tujuan. Jika anak memiliki kecerdasan kinestetik dapat belajar dari teater kelas, konsep kinestetis dan peta tubuh. Anak yang memiliki kecerdasan naturalis dapat belajar dengan jalan-jalan di alam terbuka dan melihat ke luar jendela serta tanaman sebagai dekorasi atau membawa hewan peliharaan di kelas. Sedangkan anak dengan kecerdasan eksistensial untuk mengembangkannya yaitu dengan mendengarkan ceramah agama, membaca buku-buku agama, mengadakan refleksi diri, menghadiri upacara kematian, dan diskusi dengan ahli agama.

D. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam hidupnya. Mengingat akan pentingnya pendidikan maka pemerintah pun mencanagkan program wajib belajar sembilan tahun bahkan dua belas tahun. Melakukan perubahan kurikulum dan untuk mencoba mengakomodasikan kebutuhan siswa.

Kecerdasan intelektual bukan hanya mencakup kecerdasan logika dan verbal, tetapi juga harus dilihat dari aspek kinetis, musikal, visual-spartial, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Kita cenderung hanya menghargai orang yang memang ahli di dalam kemampuan logika dan bahasa. Kita harus memberikan perhatian yang seimbang terhadap orang-orang yang memiliki talenta (gift) di dalam kecerdasan yang lainnya.Melihat betapa penting proses pembelajaran bagi manusia terlepas sedikit atau banyak, peran guru sangat penting. Guru sebagai sosok pribadi, manusia yang memiliki banyak kelemahan dan kelebihan.

BAB XI

Dalam dokumen Teori Belajar dan Pembelajaran (Halaman 34-37)

Dokumen terkait