• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

4. TEORI LAYANAN INFORMASI a.Pengertian layanan informasi

Menurut atie nuridiani, Layanan informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran layanan agar individu dapat mengelola dan memanfaatkan informasi tersebut demi memenuhi kebutuhan individu.56

b. Standar Nasional Layanan Informasi.

Standar ini merupakan hasil amanat dari Undang-Undang No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan khususnya pasal 11 yaitu standar

53Haidar Dan Asmawati Mile,” Kualitas Pelayanan : Suatu Tantangan Di Era Globalisasi

Informasi”, Jupiter Vol 2 No 1 (Agustus 2004), Hlm 39

54Ag.Marsudi,” Pelayanan Koleksi (Jakarta : Para Madinah,1992) Hlm 10

55Ari Sudarajat,” Pelayanan Umum (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI ) Hlm 110

56Atiek Nurindriani, “Jenis-Jenis Pelayanan Dalam Meningkatkan Kualitas Perpustakaan,”

nasional perpustakaan dengan nomor standar nasional perpustakaan (SNP) 006:2011, Jam buka perpustakaan, sekurang-kurangnya 7 jam, jenis layanan sekurang-kurangnya meliputi : layanan baca di tempat, layanan sirkulasi, layanan refrensi, penelususran informasi, dan bimbingan pemustaka.Untuk mengoptimalkan pelayanan pemustaka melakukan kerjasama dengan unit kerja di lingkungan instansi, atau di luar instansi yang bersangkutan.57

c. Jenis jenis layanan informasi. 1) Ready Reference Questions

Ready reference questions adalah pertanyaan yang dapat dijawab secara cepat dengan melakukan konsultasi atau menggunakan 1 atau 2 alat bantu. Pada umumnya seperti pertanyaan mengenai alamat, terjemahan, arti kata, atau definisi suatu istilah, tanggal dan tempat sebuah kejadian atau biografi singkat seorang tokoh, dll. Dengan adanya internet, pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ready reference tidak hanyadapat dijawab dengan alat bantu manual, tapi juga bisa diperoleh secara cepat di internet. Media komunikasi antara pengguna dengan pustakawan pun dapat dilakukan dengan tidak hanya bertatap muka secara langsung, tetapi bisa melalui telephone, email, bahkan dengan chatting.

57Badan Standarisasi Nasional “Standar Perpustakaan Khusus Dan Standar Nasional Indonesia” https://ula3.files.wodpress.com/.../stndarisasi-perpustakaan-khusus.ppt diakses pada tanggal 21 april 2015 jam 00.12

2) Pertanyaan Penelitian (Research Questions)

Selain pertanyaan yang dapat dijawab secara mudah dan cepat, layanan refrensi juga menerima pertanyaan –pertanyaan yang kompleks untuk keperluan penelitian, dan untuk memperoleh jawabanya, pustakawan harus melakukan penelusuran informasi terlebih dahulu.

3) Peminjaman Antar Perpustakaan (Interlibrary Loan)

Pada perpustakaan diluar negeri, layanan ini bukan merupakan suatu yang baru tapi bagi perpustakaan khusus di Indonesia hal ini masih menjadi perdebatan. Beberapa factor layanan ini sulit terwujud antara lain ketidak percayaan antar perpustakaan, cakupan bidang studi atau kekuatan ilmu pada sebuah perpustakaan yang tidak jelas, perbedaan tingkat kemajuan yang tinggi, dan lain-lain.

4) Informasi Dan Layanan Rujukan (Information And Referral Service) Pustakawan harus dapat mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang ada di luar perpustakaanya untuk memenuhi kebutuhan informasi para penggunanya. Pustakawan harus dapat melokalisisr keberadaan informasi tertentu yang dibutuhkan pengguna. Dalam hal ini, fungsi layanan adalah menjembatani pengguna dengan informasiyang dibutuhkannya dari luar perpustakaan dan mempertemukanya.

5) Kerjasama (Cooperative Reference Service)

Salah satu bentuk layanan informasi adalah mengadakan hubungan dan kerjasama dengan perpustakaan atau pusat informasi lain dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Kerjasama dapat dilakukan secara formal berupa konsorsium, forum perpustakaan maupun kerjasama non formal, sehingga ketika kebutuhan pengguna tidak dapat dilayani di perpustakaan sendiri, pustakawan dapat mencarikan dari perpustakaan lain yang bekerjasama.

6) Selective Dissemination Of Information

Menyediakan layanan informasi terpilih yang diolah dan disajikan kepada pengguna sesuai dengan bidang ilmu atau minat masing-masing. Pada perpustakaan khusus, pustakawan dapat menyediakan informasi terbaru dan terpilih untuk tiap-tiap divisi sehingga para pegawai dapat mengikuti perkembangan informasi terbaru yang disediakan perpustakaan. Layanan ini juga bisa menjadi sarana promosi yang sangat tepat.

7) Layanan Database (Database Searches)

Layanan referensi juga mencakup layanan database, baik database yang tersedia dalam bentuk CD-ROM maupun online. Layanan ini mencakup dalam layanan referensi karena ketika pengguna ingin mencari informasi tertentu dari database, herarki subyek, cakupan sebuah subyek, dan dapat memberikan alternative judul lain jika yang dibutuhkan pengguna tidak ditemukan pada

database yang dimiliki. Dan kemampuan tersebut telah dimiliki oleh pustakawan dengan baik.

8) Kemas Ulang Informasi

Keberagaman jenis informasi yang dapat diperoleh baik dari media cetak maupun online memberikan pilihan yang luas terhadap informasi yang dibutuhkan. Keterbatasan waktu dari para pengguna informasi, khususnya para praktisi dan pengusaha memberi peluang bagi para pustakaan untuk menyediakan layanan paket informasi yang telah diolah atau dikemas ulang sesuai dengan kebutuhan pemesannya.58

Layanan informasi secara tidak langsung mengarah juga pada fungsi mendidik. Kemauan dan kemampuan pustakawan harus selalu diasah agar sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna yang dilayani. Pengetahuan tentang subyek-subyek yang menjadi fokus dari perpustakaan khusus yang dilayani mutlak untuk diketahui walaupun tidak secara mendalam. Pada fungsi ini, pustakawan juga harus dapat berkerjasama dengan para kepala divisi jika suatu saat mereka mengalami kesulitan dalam mendeskripsikansebuah topik atau subyek yang dibutuhkan oleh para pegawai Bank Indonesia wilayah VII.

Ketersediaan beragam informasi yang terkadang menyesatkan juga perlu diwaspadai oleh pustakawan, sehingga mereka dapat menyajikan

58 Bopp, Richard E, and Smith, Linda C (end), “Reference And Information Services

informasi yang akurat melalui kemampuan mereka melakukan evaluasi terhadap berbagai koleksi baik online maupun tercetak.

5. TEORI PUSTAKAWAN. A. Pengertian Pustakawan.

Menurut UU No 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan : Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.59

Pustakawan adalah tenaga kerja professional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku. Dengan situasi demikian sudahlah layak bila pustakwan menganjurkan masyarakat untuk giat membaca. Selanjutnya pustakawan pun dituntut untuk giat membaca demi kepentingan profesi, ilmu maupun pengembangan kepribadian si pustakawan itu sendiri. Adapun yang di baca pustakawan adalah pustaka yang menyangkut ilmu perpustakaan dan kepustakawanan. Ilmu perpustakaan berarti batang tumbuh pengetahuan yang terorganisasi, dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tujuan, obyek, dan fungsi perpustakaan, prinsip, teori, tata susunan, dan teknik yang digunakan dalam melakukan kinerja (unjuk kerja) jasa perpustakaan. Kepustakawanan merupakan penerapan

59

Perpustakaan Nasional, “Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 43 Tahun 2007

pengetahuan dari ilmu perpustakaan terhadap koleksi, tata sususnan, pelestarian dan pemanfaatan buku serta materi lain di perpustakaan.60

Sedangkan pengertian lainya menjelaskan bahwa pustakawan adalah pegawai negeri sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah dan unit tertentu lainya. Unit perpustakaan adalah satuan kerja perpustakaan yang sekurang-kurangnya mempunyai 1000 judul bahan pustaka yang terdiri sekurang-kurangnya atas 2500 eksemplar dan dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang.61

Dari penjelasan di atas pengertian pustakawan adalah staf perpustakaan yang bekerja di perpustakaan sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya, dan berfungsi sebagai modal nonmaterial/nonfinansial di alam organisasi yang dapat diwujudkan eksistensi organisasi tersebut.

Pengertian pustakawan dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangannya seorang pustakawan bukan hanya seorang pengelola di perpustakaan saja, melainkan suatu profesi jabatan fungsional yang kompeten di bidang perpustakaan yang didapat melalui pendidikan atau pelatihan, artinya tidaklah mudah untuk diangkat menjadi seorang pustakawan, dia harus

60

Sulistyo-basuki, pengantar ilmu perpustakaaan, hlm 159 61

Soetminah, “Perpustakaan Kepustakawanan Pustakawan”, (Yogyakarta: Kanisisus, 1992),Hlm, 161

memiliki proses tetapi kalau seorang pengelola administrasi perpustakaan siapapun bisa62

Tugas pokok pustakawan adalah kegiatan pustakawan yang wajib dilaksanakan oleh pejabat fungsional pustakawan dalam pengusulan penilaian angka kredit kenaikan pangkat /jabatan setingkat lebih tinggi. Jabatan fungsional pustakawan itu sendiri adalah jabatan karier pada unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang hanya dapat diduduki oleh seorang yang memiliki minimal pendidikan di bidang pusdokinfo dan diangkat sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai tetap perpustakaan lembaga tertentu , pustakawan di beri tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi, atau informasi tertentu.63

1) Peranan Pustakawan.

Sulistyo menjelaskan bahwa “prinsip perpustakaan merupakan pusat

kekuatan menyatakan bahwa yang menjadi sumber kekuatan sebenarnya adalah buku, bukan si pustakawan karena pustakawan tidak memegang peranan penting dalam pencaturan kekuasaan. Peranan pustakawan pada zaman mesir kuno, babylonia dan Assyria amat besar karena jabatan perpustakaan digabungkan dengan jabatan politik. Peranan seorang pustakawan akan menjadi penting bila perananya dipadukan dalam social

62 Mulyadi ,“Profesi Pustakawan”, (Palembang:Rafah Press,2011), Hlm 31 63

politik sehingga perpustakaan mampu memberikan sumbangan ke semua sector kehidupan. Dengan cara demikian perpustakaan mempunyai daya tarik dan manfaat dari masyarakat, terutama bagi mereka yang terdidik dan setengah terdidik, serta anggota masyarakat yang telah meninggalkan bangku sekolah.64

Rachaman Hermawan S, menjelaskan peranan pustakawan/karyawan

perpustakaan dalam melayani pengguna “memainkan berbagai peran

(berperan ganda) yang dapat disingkat dengan akronim EMAS dengan rincian sebagai berikut:65

a. EDUKATOR, sebagai educator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik, ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah mengembangkan kemajuan berfikir, dan melatih adalah membina mengembangkan keterampilan. Oleh karenanya pustakawan harus memiliki kecakapan mengajar, melatih, dan mengembangkan, baik para pegawai maupun para pengguna jasa yang dilayaninya.

b. MANAJER, pada hakikatnya pustakawan adalah “ Manajer Informasi” yang mengelola informasi pada satu sisi dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlahnya selalu bertambah harus dikelola dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar pengelolaan informasi. Bila dikaitkan dengan lembaga jasa lainya, maka pustakawan memiliki kedudukan yang sama dengan manajer sebuah toko buku, restoran, hotel, dan sebagainya. Sebagai manajer pustakawan harus mempunyai jiwa kepemimpinan, kemampuan memimpin dan menggerakan, serta mampu bertindak sebagai koordinator dan integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pustakawan dalam perananya sebagai manajer juga harus dapat mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia di

64Sulistyo Basuki, “ Pengentar Ilmu Perpustakaan, hlm 36

65 Ranchman Hermawan dan Zulfikar Zen, “Etika Kepustakawanan” (Jakarta : sagung seto)

perpustakaan, baik yang berupa sumber daya manusia, sumber daya informasi, dana, sarana, dan prasarana, untuk mendukung tercapainya visi, misi perpustakaan. Selain itu pustakawan harus mampu menjembatani antara para generalis dan spesialis, serta politisi dan para professional. c. ADMINISTRATOR, sebagai administrator pustakawan harus mampu

menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasikan program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. Oleh karena itu seorang pustakawan harus mempunyai pengetahuan yang luas di bidang organisasi, sistem dan prosedur kerja. Dengan pengetahuan itu, diharapkan pustakawan memiliki kemampuan dalam menafsirkan prosedur ke dalam kegiatan-kegiatan nyata, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas kerja, berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna. d. SUPERVISOR, sebagai supervisor pustakawan harus :

(a). dapat melaksanakan pembinaan professional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesame pustakawan sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerja, dan kebersamaan. (b). dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan, dan keterampilan.

(c). mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh kedepan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap bersabar, tetap tegas, adil, objektif, dalam melaksanakan tugasnya. Dan

(d). mampu berkoordinasi, baik dengan sesame pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya.

Dari berbagai pengertian di atas maka peranan pustakawan sangat penting, karena mereka dapat mengatur alokasi sumber daya bagi perkembanganya, mampu menyampaikan pelayanan kepada pengguna sepuas mungkin, mampu memenuhi seluruh sarana prasarana dan perlengkapan yang di perlukan, dan merekalah sebagai penentu yang dapat mengantisipasi berbagai gambaran dan imajinasi untuk perkembangan perpustakaan yang akan dicapai masa mendatang. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa dalam suatu perpustakaan, sumber daya

manusia merupakan titik sentral dari penyelenggara seluruh fungsi-fungsi manajerial. Artinya bahwa teknik, gaya dan mekanisme penyelenggaraan berbagai fungsi manajerial harus berangkat dan tiba pada pengakuan bahwa manusia merupakan unsur penting dalam seluruh proses organisasi tersebut.66

2) Kinerja pustakawan

Pengertian kinerja secara etimonologi kinerja berasal dari

penerjemahan kata yang berarti “penampilan atau prestasi. Dalam kamus

kepustakawanan yang di tulis Lasa HS kinerja merupakan hasil kerja yang di capai seseorang atau kelompok dalam suatu lembaga atau instansi atau organisasi, sesuai dengan tugas kewajiban, tanggung jawab, wewenang dan hak sesuai etika, moral, dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan. Di dalam kamus ini juga dijelaskan bahwa kinerja pustakawan dapat diukur dari aspek-aspek : pengetahuan tentang pekerjaan tingkat kehadiran, pemanfaatan sumber daya, kualitas kerja, keramahan, kemampuan kerja, dalam tim sikap terhadap kritik, adaptabilitas, dan fleksibilitas.67

Senada juga dengan Bambang Guritno dan Waridin kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim mendefinisikan

66

Sri Endang Yektiningsih, “ Peranan Pustakawan Dalam Mewujudkan Kinerja Perpustakaan Diperpustakaan Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Seni

Dan Budaya Yogyakarta”, (skripsi S1 fakultas adab uin sunan kalijaga), Hlm 20-21

67

Lasa,Hs “ Kamus Kepustakawanan Indonesia”(Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2009) Hlm 159-160

kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu priode waktu tertentu, yang di hubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dengan standar yang telah di tentukan.68

68 Guritno, Bambang Dan Waridin, “Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN KANTOR PERWAKILAN

BANK INDONESIA WILAYAH VII.

A. Sejarah Singkat Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan diri dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan pengetahuan dan teknologi informasi. Perkembangan bidang tersebut akan selalu beriringan dan akan memberikan sebuah tolak ukur perbandingan untuk melihat maju mundurnya sebuah perpustakaan.

Nam Et Ipsa Scientia Potesta Estatau Knowledge Is Power adalah ungkapan dari Francis Bacon yang seringkali digunakan untuk menggambarkan peran dan manfaat dari pengetahuan. Kebutuhan manusia akan pengetahuan dapat disamakan seperti halnya kebutuhan akan air, udara dan matahari, dan perpustakaan hadir untuk melayani kebutuhan akan pengetahuan.

Koleksi perpustakaan Bank Indonesia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan referensi bahan pustaka, dengan koleksi inti yang mencakup bidang tugas bank Indonesia yaitu bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran, tanpa melupakan kebutuhan akan materi lainya seperti agama, psikologi, kesehatan, fiksi, dan lain-lain.

Awalnya Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan internal pegawai Bank Indonesia. Namun, dengan seiring berjalannya waktu, Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia melakukan kerjasama dengan 10 perguruan tinggi yang ada di wilayah kota Palembang yang diadakan pada tahun 2012, antara lain adalah: Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah, Fakultas Ekonomi Universitas IBA, Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah, Fakultas Ekonomi Universitas Bina Darma, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mdp, Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti, Fakultas Ekonomi Universitas Palembang, Dan Fakultas Ekonomi Politeknik Sriwijaya. Selain itu Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII juga telah melakukan perubahan sistem pengolahan perpustakaan yang awalnya dikelola dengan menggunakan sitem manual, saat ini sudah menggunakan sistem otomasi.69

B. Visi dan Misi Perpustakaan Kantor Bank Indonesia Wilayah VII

Perpustakaan merupakan sebuah tempat yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang membutuhkannya. Informasi ini dapat diperoleh dari berbagai jenis bacaan yang disediakan di perpustakaan. Perpustakaan Bank Indonesia adalah perpustakaan khusus yang dikelola oleh Bank Indonesia yang menyediakan serta mengelola koleksi perpustakaan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas Bank Indonesia. Perpustakaan

69Ardillah Agnis,Maya Fadillah “ Laporan Praktik Pengalaman Lapangan Di Perpustakaan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia” (Laporan PPL Fakultas Adab Dan Humaniora, IAIN Raden Fatah : 2012) Hlm 9

Bank Indonesia mempunyai visi, misi dan tugas dalam menjalankan kegiatan yang ada di perpustakaan.

Adapun visi, dan misi perpustakaan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

Visi :

Mendukung kebijakan Bank Indonesia yang efektif dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengolahan perpustakaan yang profesional kelengkapan koleksi sesuai kebutuhan riset dan pelayanan prima.

Misi :

Mengelola referensi dan literatur untuk kegiatan riset dan penelitian dalam mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran serta bidang lain terkait peningkatan kompetensi sumber daya manusia.70

C. Tugas Dan Fungsi Perpustakaan Kantor Bank Indonesia Wilayah VII. Adapun tugas perpustakaan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Menyajikan layanan dan sumber informasi sesuai dengan kebutuhan

organisasi atau user.

2. Pengadaan serta pengelolaan informasi (identifikasi kebutuhan, pengelolaan bahan pustaka, dan layanan).

3. Promosi

4. Berjejaring dengan perpustakaan lain atau pusat informasi sejenis.

70Ardillah Agnis,Maya Fadillah “ Laporan Praktik Pengalaman Lapangan Di Perpustakaan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia” (Laporan PPL Fakultas Adab Dan Humaniora, IAIN Raden Fatah : 2012) Hlm 1

Adapun fungsi perpustakaan Bank Indonesia adalah menyediakan dan mengelola bahan pustaka bagi satuan kerja dan pegawai Bank Indonesia untuk membatu dalam pelaksanaan tugas pokok Bank Indonesia (bidang moneter, perbankan, sistem pembayaran, dan bidang intern).71

D. Struktur Organisasi Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII.

Perpustakaan kantor perwakilan Bank Indonesia wilayah VII berada di divisi Ekonomi tergabung dalam Unit Statistik dan database. Dengan penanggung jawab Ibu Suzanna selaku Manajer Unit Statistik dan database, dan sebagai Pustakawati Sdri. Novi Susilawati.

Adapun nama-nama petugas yang pernah mengelola perpustakaan kantor perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII adalah sebagai berikut:

1. Periode manual:

a. Sdri. Hamidah Henry b. Sdri. Robinga Sukayat 2. Periode Otomasi:

a. Sdr. Agus Rahman b. Sdri. Tuty fauziah c. Sdr. Awalludin

d. Sdri. Wiwin Nopian Siska

71Ardillah Agnis,Maya Fadillah “ Laporan Praktik Pengalaman Lapangan Di Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia” (Laporan PPL Fakultas Adab Dan Humaniora, IAIN Raden Fatah : 2012) Hlm 10

e. Sdri. Novi Susilawati.72

E. Sarana Dan Prasarana Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII

Ruangan yang di sediakan untuk perpustakaan seluas 48 m2, dengan ukuran 6x8 m. ruang perpustakaan pada dasarnya harus dapat memberikan rasa nyaman bagi pemustaka yang berkunjung sehingga dapat membaca dengan tenang. Penataan ruangan perpustakaan harus disesuaikan dengan ruangan yang tersedia, perabotan dan peralatan atau mesin yang dimiliki. Tata ruang (lay out) dan perabot diatur sedemikian rupa sehingga pintu masuk ke ruang perpustakaan dapat dicapai tanpa melalui ruang kerja lainya, pengunjung atau tamu (pemustaka) harus melewati meja pustakawan, sehingga pustakawan dapat melayani dan melakukan pengawasan dengan mudah.

1. Perlengkapan

Di dalam perpustakaan disediakan perabotan berupa meja sirkulasi dan kursi untuk pustakawan, meja baca dan kursi untuk pemustaka, meja khusus untuk meletakan buku-buku setelah dibaca pemustaka, rak koleksi untuk menyimpan koleksi (buku, dan perodikal), rak gantung untuk meletakan surat kabar atau Koran terbitan terbaru, rak CD untuk menyimpan koleksi multimedia, lemari (locker) dan kunci untuk menyimpan barang-barang pemustaka.

72Ardillah Agnis,Maya Fadillah “ Laporan Praktik Pengalaman Lapangan Di Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia” (Laporan PPL Fakultas Adab Dan Humaniora, IAIN Raden Fatah : 2012) Hlm 10

Perpustakaan juga menyediakan perlengkapan ruangan berupa papan penunjuk ruang perpustakaan, papan indikator berisi informasi klasifikasi atau subyek koleksi di rak, papan pengumuman untuk menginformasikan kegiatan perpustakaan, poster petunjuk informasi pencarian buku dan tata tertib perpustakaan dekorasi ruangan (poster, lukisan dan hiasan bunga), penerangan atau cahaya yang baik, serta suhu dan sirkulasi udara yang baik.

2. Peralatan atau mesin

Untuk peralatan atau mesin, perpustakaan menyediakan PC sirkulasi dan printer untuk pustakawan, telepon untuk pustakawan, PC untuk penelusuran (katalog online) untuk pemustaka dan mesin fotocopy. 3. Perlengkapan fisik buku

Pada fisik buku, perpustakaan menyediakan stempel atau cap perpustakaan, stempel tanggal (time stamp), stiker atau label punggung

buku, stiker atau label barcode, sensor magnetic, lembar slip “tanggal harus kembali”, dan sampul plastik.

4. Perlengkapan lainya

Perpustakaan juga menyediakan perlengkapan lainya seperti buku induk (ukuran folio bergaris) untuk pencatatan koleksi terbaru, buku tamu

untuk pencatatan pemustaka yang datang ke perpustakaan, penggaris untuk mengukur panjang/ tinggi buku, dan kotak saran.73

F. Fasilitas Umum Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII.

Perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum yang dapat digunakan oleh para pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII antara lain yaitu:

a. Ruang baca yang nyaman

b. On-Line Public Access Catalogue (OPAC) c. Ruang Baca dan Mainan Edukasi Anak d. Free Wifi

e. Telivisi

f. Mesin Fotocopy

g. Komputer dan Internet.74

G. Tata Tertib Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Jam Operasional Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Dokumen terkait