• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visibilitas berkaitan dengan aspek dapat tidaknya sebuah media reklame dipandang atau dibaca oleh pengamat dengan jelas. Karena pemasangan reklame berkaitan dengan proses komunikasi, dimana media reklame adalah alat bagi pemasang iklan sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan (informasi produk, ajakan untuk membeli, atau sekedar membentuk imaji) kepada komunikan yaitu pengamat atau masyarakat pemakai jalan. Salah satu aspek yang penting dalam menentukan keberhasilan penyampaian pesan ini adalah dapat tidaknya gambar atau tulisan pada papan reklame dibaca masyarakat, terlepas dari dapat tidaknya isi pesan dimengerti oleh pengamat.

Visibilitas sebuah media iklan billboard dipengaruhi oleh banyak aspek. Jika dianalogikan sebagai lanskap, dimana papan iklan dapat dianggap sebagai elemen lanskap buatan, maka kita dapat merujuk pada teori Higuchi (1989) tentang Visibilitas dan struktur lanskap lainnya. Dalam hal ini visibilitas merupakan aspek utama yang dipengaruhi oleh:

a. Jarak pandang

b. Posisi atau sudut pandang pengamat c. Durasi pandang pengamat terhadap obyek

d. Ukuran obyek, dalam hal ini papan reklame

e. Ada tidaknya penghalang pandang (blockage), yang merupakan noise

(pengganggu) dalam proses komunikasi visual.

Dari keseluruhan aspek yang mempengaruhi visibilitas sebuah media reklame, maka dapat disusun suatu kategorisasi media iklan yang memiliki nilai visibilitas tertinggi hingga yang terendah.

2.3.1 Pengaruh Jarak Pandang terhadap Visibilitas

Kinerja sistim visual dipengaruhi oleh jarak. Berdasarkan sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Asihara (1986), maka dapat diketahui bagaimana jarak sangat mempengaruhi tingkat rincian (kedetailan) dari obyek yang diamati. Secara sederhana Asihara menyusun sebuah serial foto berdasarkan perubahan jarak untuk memperlihatkan bagaimana jarak yang berubah mempengaruhi kesan obyek yang dipandang.

Gambar 8. Medan Visual menurut H. Martens (digambar ulang)

Pada dasarnya obyek yang dapat ditangkap dengan baik oleh mata pengamat memilki jarak tertentu, yang merupakan jarak optimal yang ini juga dipengaruhi oleh medan pandangan atau medan visual (field of vision) menurut teori Hans Martens (dalam Asihara 1986), yang mengemukakan prisip bahwa

Medan visual secara vertikal Medan visual secara horisontal Sudut

optimal

23 kesan artistik secara total dari aspek visual berkaitan dengan area (range) dan jarak (distance) yang dapat ditangkap oleh mata manusia secara normal. Menurut teori ini medan pandangan manusia secara normal memiliki area pandang yang membentuk sudut 600 baik secara horisontal maupun vertikal yang dapat digambarkan sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 8.

Dengan demikian, papan reklame yang memiliki visibilitas tinggi/ baik memiliki jarak tertentu terhadap pengamat. Tidak selalu yang lebih dekat yang terbaik, karena diperlukan jarak yang yang cukup jauh untuk menangkap image pertama untuk kemudian merangsang mata untuk membaca pesan dan mengamati rinciannya. Dan itu juga dipengaruhi oleh aspek lainnya, yaitu ukuran dan kecepatan gerak pengamat selama pengamatan.

2.3.2 Posisi atau Sudut Pandang Pengamat terhadap Visibilitas

Besarnya sudut yang terjadi antara obyek dengan mata pengamat mempengaruhi tingkat visibilitas sebuah bidang. Menurut Higuchi, sudut ini (oleh Higuchi disebut sebagai Angle of Incidence /sudut kejadian) dapat terjadi pada bidang yang vertical maupun yang horizontal (misalnya bidang lantai/dasar, dan bidang langit-langit) dari mata pengamat.

Gambar 9 Sudut kejadian pandangan (Angle of Incidence) dan pengaruhnya terhadap visibilitas suatu obyek visual

Pada kasus media reklame berupa papan reklame, dapat kita temukan sudut kejadian yang tegak lurus terhadap pengamat, yang memiliki visibilitas tertinggi, dan sudut yang hampir sejajar dengan pengamat, yang memilki visibilitas tyerendah. Pada kasus pertama, yaitu pada sudut yang tegak lurus terhadap

A B

C

A. Sudut insiden terbesar, tegak lurus terhadap pengamat, visibilitas paling baik B. Sudut insiden cukup besar, visibilitas baik C. Sudut insiden kecil,

pengamat, jenis reklame yang memiliki nilai visibilitas tertinggi misalnya adalah jenis bando jalan serta reklame yang dipasang pada jembatan penyeberangan yang melintang jalan. Sedangkan jenis reklame yang dipasang sejajar dengan arah pengamat, atau sejajar jalan nilai visibilitasnya tidak terlalu tinggi, misalnya jenis billbioard tempel pada sisi muka bangunan.

Sebagai obyek visual, dapat tidaknya sebuah media reklame dibaca juga sangat ditentukan oleh ukurannya. Semakin besar ukuran, semakin mudah dibaca, serta semakin lama waktu untuk membacanya. Tetapi karena merupakan obyek visual juga, keterbacaan sebuah media juga tetap terkait dengan hukum medan Visual Martens, dimana reklame berukuran besar tidak akan terbaca pesannya jika jaraknya terlalu dekat, karena papan reklame itu sebagai keseluruhan akan berada diluar kerucut pandang. Sebaliknya, reklame berukuran kecil akan lebih mudah dibaca pada jarak yang dekat. Dengan demikian, dapat diperlihatkan analisis grafis dari aspek ukuran terhadap visibilitas seperti pada gambar berikut (Gambar 10).

Gambar 10. Aspek ukuran dan pengaruhnya terhadap visibilitas suatu obyek visual

2.3.3 Keterhalangan (blockage) terhadap Visibilitas

Adanya penghalang pandangan terhadap suatu obyek visual jelas akan mempengaruhi visibilitas media iklan. Penghalang pandangan terhadap media iklan dapat berupa struktur fisik berupa bangunan buatan (jembatan, gedung), pohon atau papan reklame lainnya yang dipasang terlalu dekat, atau oleh elemen lanskap alami seperti bukit, maupun kontur tanah yang bergelombang. Dalam pertimbangan perancangan lanskap, aspek keterhalangan ini tidak selalu negatif,

25 karena dengan adanya kesan hilang timbul justru merangsang rasa ingin tahu pengamat, sebagaimana yang dikemukakan oleh Asihara (1986).

Visibilitas ruang iklan pada media reklame ruang luar perlu mempertimbangkan faktor penghalangan ini sehingga tidak terlalu merugikan. Tetapi sebaliknya, keberadaan media reklame juga tidak menjadi penghalang bagi view di sekitarnya, baik bagi view alami di daerah pegunungan maupun terhadap bangunan sebagi elemen arsitektur kota yang penting.

Gambar 11. Aspek penghalangan terhadap visibilitas suatu obyek visual

Dalam penyelenggaraan reklame, keterhalangan pesan sebuah media reklame dapat dihilangkan dengan dilakukannya pengaturan jarak antara satu media dengan yang lain. Selain itu juga dengan mempertimbangkan atau mengatur jarak media reklame dengan elemen lanskap lain seperti pohon maupun bangunan lainnya.

Keterhalangan sebuah pesan bagi penyelenggaraan reklame akan menjadi sangat merugikan bagi penyelenggara reklame sehingga biasanya dalam perjanjian sewa antar penyewa dan pemilik lahan terdapat klausul tidak diperkenankannya penyelenggaraan reklame lain pada radius tertentu, misalnya 50 meter.

Dokumen terkait