• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1.3 Teori Peramalan

Peramalan merupakan pendugaan terhadap kejadian di masa yang akan datang berdasarkan data pada masa lampau. Terdapat dua metode peramalan yaitu metode peramalan kualitatif dan metode peramalan kuantitatif. Menurut Makridakis (1999) dalam Rozak (2009) peramalan kualitatif membutuhkan input yang tergantung pada metode tertentu dan biasanya dari hasil pemikiran intuitif, pertimbangan, dan pengetahuan yang telah didapat. Sedangkan metode peramalan kuantitatif memiliki sifat yang lebih objektif berdasarkan pada keadaan aktual (data) yang diolah dengan menggunakan metode-metode tertentu. Peramalan kuantitatif dapat diterapkan jika tersedia informasi pada masa lalu, informasi dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numerik, dan dapat diasumsikan pola masa lalu akan berlanjut dimasa yang akan datang.

Metode peramalan time series merupakan metode yang digunakan atas dasar pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu yang merupakan deret waktu. Metode tersebut antara lain metode trend, metode rata-rata (simple average), metode rata-rata bergerak sederhana (simple moving average), metode pemulusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing), metode pemulusan eksponensial ganda (single exponential smoothing), metode pemulusan eksponensial ganda Holt (Holt-double exponential smoothing) metode Dekomposisi, serta Metode Box Jenkins (ARIMA-SARIMA) yang akan diolah dengan menggunakan program Minitab 14. Metode yang akan

32 dipilih sebagai metode yang tepat dalam melakukan peramalan adalah dengan memilih metode mana yang memiliki MSE (Mean Square Error) terkecil sebagai salah satu ukuran keakuratan model.

Menurut Makridakis (1995) beberapa peranan dari peramalan yaitu :  Penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber daya yang

efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas personalia, dan sebagainya. Input yang penting untuk penjadwalan tersebut adalah peramalan permintaan untuk produk, bahan, tenaga kerja, finansial, atau jasa pelayanan.  Penyediaan sumber daya tambahan. Waktu tenggang (lead time) untuk

memperoleh bahan baku, menerima pekerjaan baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.

 Penentuan sumber daya yang diinginkan. Setiap organisasi (perusahaan) harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki. Semua penentuan ini memerlukan peramalan yang baik sehingga manager dapat menafsirkan pendugaan serta membuat keputusan yang tepat.

3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

PT. Istana Alam Dewi Tara merupakan salah satu produsen tanaman hias yang berlokasi di Sawangan Depok. Dalam proses produksinya, setiap perusahaan selalu dituntut untuk berproduksi dengan optimal dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. . Namun, dalam kegiatan produksinya terdapat berbagai macam kendala yang harus dihadapi seperti keterbatasan input yang dimiliki (media tanam, pupuk, bahan kimia), keterbatasan sumber daya manusia (jumlah jam kerja karyawan), dan keterbatasan modal.

Persaingan usaha dalam bisnis tanaman hias menyebabkan perusahaan untuk mampu berproduksi secara efisien dan efektif. Persaingan usaha dapat dilihat dengan semakin bertambahnya usaha pada bidang tanaman hias di Jawa Barat (tabel 7). Hal ini tentunya menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh Istana Alam Dewi Tara dalam memproduksi dan memasarkan produknya agar mampu bersaing dan tetap exist dalam bisnis tanaman hias.

Tabel 8. Jumlah Usaha Tanaman Hias di Jawa Barat Tahun 2001 – 2006 Tahun Jumlah Usaha Florikultur Peningkatan (%)

2001 20 unit - 2002 44 unit 120 2003 68 unit 54,54 2004 93 unit 36,76 2005 119 unit 27,96 2006 126 unit 5,88

Sumber : Badan Pusat Statistik 2009

Adenium dan aglaonema merupakan salah satu tanaman yang menjadi andalan bagi Istana Alam Dewi Tara. Kedua jenis tanaman ini memberikan kontribusi pendapatan yang cukup besar selian itu harganya pun relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan jenis tanaman hias lain. Pada tahun 2008 pendapatan dari penjualan aglaonema pada Istana Alam Dewi Tara adalah sebesar Rp. 33.735.000 dan hasil penjualan dari jenis adenium adalah Rp. 134.904.500. Kedua jenis tanaman ini memberikan kontribusi pendapatan sebesar 40 persen terhadap pendapatan perusahaan. Namun, dalam proses produksinya tentunya dihadapi banyak kendala seperti kendala keterbatasan sumber daya baik sumberdaya input maupun sumberdaya manusia.

Keterbatasan dan kelebihan sumberdaya tersebut akan menyebabkan penambahan produksi suatu output atau akan dapat megurangi produksi output lainnya. Untuk itu diperlukan sebuah teknik yang dapat memberikan alternatif kombinasi output yang dihasilkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan keuntungan.

Perencanaan produksi yang optimal dapat dilakukan dengan teknik linear programming. LP dapat memberikan pemecahan persoalan sebagai alternatif pengambilan keputusan. Program LP ini mampu menghasilkan kombinasi output yang optimal untuk memaksimumkan keuntungan dengan memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. Analisis LP yang dapat dilakukan yaitu analisis primal, analisis dual, analisis sensitivitas, dan analisis post optimal. Berdasarkan hal diatas, maka kerangkan alur pemikiran dari penelitian ini terlihat pada Gambar 3.

34 Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional

PT. Istana AlamDewi Tara Persaingan usaha

Memaksimumkan keuntungan

Adenium dan

Aglaonema Kontribusi thd pendapatan

perusahaan besar Optimalisasi produksi Kendala : Keterbatasan input dan sumberdaya Linear Programming

(Analisis primal – dual, analisis sensitivitas, dan

analisis post optimal)

Hasil optimalisasi Kondisi aktual Evaluasi Rekomendasi Peramalan Persaingan

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Istana Alam Dewi Tara yang berlokasi di Sawangan, Depok Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT. Istana Alam Dewi Tara merupakan salah satu perusahaan baru yang bergerak di bidang tanaman hias sehingga sedang mengalami pertumbuhan dan perlu dilakukan optimalisasi produksi. Pengambilan data akan dilakukan pada pertengahan bulan akhir Maret sampai Mei 2009.

4.2 Perolehan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan manajer produksi, pemilik perusahaan, dan karyawan yang bekerja pada PT. Istana Alam Dewi Tara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur terkait, catatan dan laporan perusahaan, data dari BPS, Dinas Pertanian, dan Direktorat Jendral Hortikultura.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data perusahaan yang akan digunakan sebagai input dalam melakukan analisis optimalisasi apakah perusahaan telah memperoleh keuntungan maksimal dan telah menggunakan sumberdaya yang dimiliki secara efisien. Data tersebut terdapat dalam tabel Tabel 9.

36 Tabel 9. Jenis dan Sumber Data yang Diperoleh pada PT. Istana Alam Dewi

Tara

No Nama Data Jenis Data Sumber Cara Pengumpulan

1 Gambaran umu perusahaan Primer sekunder Manager PPIC Website perusahaan Wawancara Mengakses data melalui internet 2 Harga jual produk Primer Sekunder Manager PPIC Data penjualan perusahaan Wawancara Pengumpulan dari laporan keuangan perusahaan 3 Harga beli dan

besarnya jumlah pembelian input produksi Primer Manager PPIC Wawancara 4 Penggunaan

input produksi Primer Manager Produksi Wawancara

5 Produksi aktual Sekunder Manager

PPIC Pengumpulan dari laporan produksi perusahaan 6 Ketersediaan input Primer Manager PPIC Wawancara 7 Ketersediaan jam tenaga kerja Primer Manager Produksi Wawancara 8 Permintaan produk Sekunder Manager PPIC Pengumpulan dari laporan penjualan perusahaan

4.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Istana Alam Dewi Tara yang berlokasi di Sawangan, Depok. Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2009. Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara kepada manager perusahaan yaitu manager produksi, manager keuangan, dan manager marketing. Selain itu, pengumpulan data akan dilakukan dengan pengamatan langsung semua proses yang terdapat dalam produksi dan terlibat langsung dalam proses produksi.

4.4 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif dijabarkan secara deskriptif yaitu mengenai gambaran umum dan kondisi perusahaan. Sedangkan data kuantitatif diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 14. Kemudian data diolah menggunakan program linier LINDO (Linier Interactive and Discrete Optimizer). Data kuantitatif diperoleh melalui waancara langsung dan laporan perusahaan. Dari pengolahan LINDO akan dihasilkan kombinasi output optimal yang akan menghasilkan keuntungan maksimal. Sedangkan dari Minitab 14 akan diperoleh hasil peramalan penjualan.

4.4.1 Analisis Primal

Analisis primal dilakukan untuk menentukan tingkat kombinasi produk optimal yang akan memaksimalkan keuntungan dengan kendala-kendala yang dihadapi. Hasil analisis primal akan dibandingkan dengan kombinasi produk aktual yang dihasilkan perusahaan. Dengan pembandingan ini maka akan diketahui apakah perusahaan telah berproduksi optimal atau belum. Menurut Gass (1975) dalam Maryati (2008), analisis primal yaitu jumlah setiap output yang harus diproduksi dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai dari total produksi.

4.4.2 Analisis Dual

Analisis nilai dual dilakukan untuk mengetahui sumberdaya yang langka ketersediaanya dan yang berlebihan. Hal ini dilakukan dengan cara melihat nilai slack / surplus dan nilai dualnya pada setiap jenis kendala. Slack merupakan variabel (bernilai positif) yang ditambahkan pada sisi kiri pertidaksamaan kendala yang mempunyai tanda <= untuk merubahnya menjadi persamaan pada metode simplek. Sedangkan surplus merupakan variabel yang ditambahkan pada sisi kiri pertidaksamaan kendala yang mempunyai tanda >= untuk merubahnya menjadi persamaan pada metode simplek (Soekartawi, 1995). Shadow price dapat berarti harga bayangan dari sebuah variabel. Nilai slack / surplus yang lebih besar dari nol dan nilai dual (shadow price) sama dengan nol maka sumber daya tersebut merupakan sumber daya yang berlebihan. Dan jika nilai slack / surplus sama dengan nol dan nilai dual lebih besar dari nol, maka sumber daya tersebut

38 termasuk dalam sumber daya yang langka atau terbatas jumlahnya dan termasuk dalam jenis kendala yang membatasi nilai fungsi tujuan (Z). Nilai dual juga menggambarkan harga tertinggi suatu sumber daya yang bersedia di beli perusahaan, sehingga dengan nilai dual tersebut perusahaan akan bersedia untuk menambah ketersediaan sumber daya yang langka jika nilai dualnya lebih besar daripada harga beli satu satuan sumber daya langka (Nasendi dan Anwar, 1985).

Menurut Siswanto (2008), bila dalam kasus pemrograman pertama disebut primal maka kasus pemrograman linier kedua disebut dual sehingga penyelesaian kasus primal secara otomatis akan menyelesaikan kasus dual dan sebaliknya. Bentuk hubungan primal dan dual adalah jumlah kendala primal akan sama dengan jumlah variabel keputusan dual dan jumlah variabel keputusan primal akan sama dengan jumlah kendala dual.

4.4.3 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan setelah solusi optimal tercapai untuk mengetahui sejauh mana perubahan pada tingkat keuntungan dan ketersediaan sumber daya tidak akan mengubah solusi optimal. Pengaruh perubahan dilihat dari selang kepekaan minimum (allowable decrease) atau batas penurunan dan kepekaan maksimum (allowable increase) atau batas kenaikan. Semakin sempit selang menunjukkan pengaruh yang kuat dalam perubahan tingkat keuntungan. Menurut Siswanto 2007, dalam analisis sensitivitas akan dijelaskan mengenai interval perubahan parameter fungsi tujuan dan nilai ruas kanan kendala yang akan membuat nilai variabel keputusan optimal, nilai fungsi tujuan, nilai slack / surplus variabel, dan nilai dual price / shadow price tidak berubah.

4.4.4 Analisis Post Optimal

Analisis post optimal dilakukan jika solusi optimal awal yang sudah diperoleh tidak dapat menjawab perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya perubahan yang berada diluar selang sensitivitas solusi optimal awal. Analisis ini juga dilakukan jika terdapat perubahan atau pengurangan variabel keputusan, penambahan atau pengurangan fungsi kendala dan terjadinya perubahan koefisien

pada setiap fungsi (Taha, 1996). Pada penelitian ini akan dilakukan analisis post optimal pada skenario penurunan harga jual dan pengurangan jam tenaga kerja.

4.5 Formulasi Model

4.5.1 Penentuan Variabel Keputusan

Variabel keputusan ditentukan berdasarkan produk apa saja yang akan dioptimalkan produksinya. Dalam hal ini produk yang akan dioptimalisasikan adalah jenis tanaman hias adenium dan aglaonema yang terdapat pada Istana Alam Dewi Tara.

4.5.2 Penentuan Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan merupakan hubungan matematik yang menggambarkan tujuan perusahaaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat kombinasi produksi yang optimal sehingga memberikan keuntungan yang maksimal. Fungsi tujuan diawali dengan menghitung selisih antara harga jual dan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan output. Biaya yang digunakan adalah biaya variabel karena biaya variabel sangat bergantung pada besarnya produk yang dihasilkan.

Formulasi model optimalisasi produksi tanaman hias pada PT. Istana Alam Dewi Tara dapat dirumuskan sebagai berikut :



   n j m k Xjk Cjk Z 1 1 .

Dimana :

Z = nilai fungsi tujuan (Rp)

Cjk = koefisien keuntungan setiap tanaman berdasarkan pot

Xjk = jumlah tanaman yang diproduksi setiap tanaman berdasarkan pot

j = jenis tanaman

k = jenis pot

4.5.3 Penentuan Fungsi Kendala

Dalam proses produksinya, perusahaan dihadapkan pada keterbatasan- keterbatasan yang ada. Keterbatasan ini akan menjadi suatu kendala bagi perusahaan yang berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan.

40 Formulasi fungsi kendala pada PT. Istana Alam Dewi Tara adalah sebagai berikut :

a. Kendala Ketersediaan Lahan



  n j m k Xjk ajk 1 1 .

≤ A dimana :

ajk = koefisien luas lahan untuk setiap tanaman berdasarkan pot

(cm2/tanaman)

A = luas lahan yang tersedia

b. Kendala Indukan Aglaonema dan Adenium



  n j m k Xjk bjk 1 1 . ≤ B dimana :

bjk = koefisien indukan untuk setiap tanaman berdasarkan pot

B = indukan yang tersedia

c. Kendala Media Tanam



  n j m k Xjk cjk 1 1 . ≤ C dimana :

cjk = koefisien media tanam untuk setiap tanaman berdasarkan pot

C = media tanam yang tersedia

d. Kendala Pot



  n j m k Xjk djk 1 1 . ≤ D dimana :

djk = koefisien pot untuk setiap tanaman berdasarkan pot

D = pot yang tersedia

e. Kendala Pupuk



  n j m k Xjk ejk 1 1 .

≤ E dimana :

ejk = koefisien pupuk untuk setiap tanaman berdasarkan pot

E = pupuk yang tersedia f. Kendala Pestisida



  n j m k Xjk fjk 1 1 .

≤ F dimana :

fjk = koefisien pestisida untuk setiap tanaman berdasarkan pot

F = pestisida yang tersedia

g. Kendala Bonggol Adenium



  n j m k Xjk gjk 1 1 . ≤ G dimana :

gjk = koefisien bonggol adenium untuk setiap tanaman adenium berdasarkan

pot

G = bonggol adenium yang tersedia

h. Kendala Tenaga Kerja



  n j m k Xjk hjk 1 1 . ≤ H dimana :

hjk = koefisien jam tenaga kerja untuk setiap tanaman berdasarkan pot

H = jam tenaga kerja yang tersedia

i. Kendala Tingkat Permintaan

Xjk ≥ Ijk

dimana :

Xjk = jumlah produksi untuk setiap tanaman berdasarkan pot

Ijk = jumlah permintaan untuk setiap tanaman berdasarkan pot

4.6 Peramalan Penjualan

Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode trend kuadratik. Pemilihan metode ini dikarenakan memiliki nilai MSE (Mean Square Error) terkecil dibandingkan dengan metode lain. Sehingga metode trend kuadratik ini dapat merepresentasikan data pada masa lalu untuk menduga data

42 yang akan datang dengan error yang lebih kecil. Metode trend kuadratik ini dapat dihasilkan kecenderungan yang meningkat, menurun, atau konstan. Peramalan akan dilakukan untuk masing-masing variabel yang menjadi fungsi tujuan pada optimalisasi produksi adenium dan aglaonema

Rumus MSE yaitu :

MSE = keterangan :

et =error pada waktu ke t

t = 1, 2, 3, ..., n (waktu/periode) n = jumlah error (periode) Rumus Trend Kuadratik yaitu : Ýt = a + b1t + b2t2

keterangan :

Ýt = nilai yang akan diramalkan

a = konstanta b1 dan b2 = koefisien t = periode (waktu)

 

n e n t t

1 2

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Istana Alam Dewi Tara

Istana Alam Dewi Tara merupakan sebuah perusahaan berbentuk PT (perseroan terbatas) yang bergerak pada bidang tanaman hias. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 November 2006 oleh Bapak Ang Andi Bintoro sebagai pimpinan Olympindo Multi Finance Group diatas lahan seluas ± 3 hektar. Pada awalnya pemilik Olympindo Multi Finance Group mendirikan sebuah usaha yang bergerak dalam bidang leasing, namun dikarenakan perusahaan ini tidak mampu bertahan dan akhirnya mengalami kebangkrutan maka kemudian muncullah sebuah ide untuk mendirikan sebuah usaha tanaman hias. Pemilihan tanaman hias sebagai usaha baru yang akan dijalankan dikarenakan pemilik usaha merasa bahwa lokasi pada daerah tersebut cocok jika digunakan untuk memproduksi berbagai jenis tanaman hias. Saat ini Istana Alam Dewi Tara biasa disebut sebagai “Istana Alam Nursery”, dimana perusahan ini memfokuskan kegiatan usahanya pada bidang tanaman hias yang terlengkap dan memiliki banyak kelebihan- kelebihan dibandingkan dengan tanaman hias lainnya.

Dalam perkembangannya, Istana Alam Dewi Tara melakukan penambahan lahan seluas ± 2 hektar. Lahan baru ini terletak tidak jauh dengan lokasi pertama. Produk tanaman hias yang dihasilkan oleh Istana Alam Dewi Tara adalah jenis tanaman indoor dan outdoor. Lahan pada lokasi pertama digunakan untuk jenis tanaman indoor dan outdoor, sedangkan lahan pada lokasi kedua lebih digunakan untuk jenis tanaman indoor dan lanskap.

Istana Alam Dewi Tara memiliki konsep usaha yaitu sebagai perusahaan one stop shoping sehingga tidak hanya berproduksi tanaman hias saja tetapi menyediakan sebagian besar kebutuhan tentang tanaman. Terdapat showroom yang digunakan untuk tempat transaksi penjualan yang sekaligus digunakan untuk memajang dan menjual kebutuhan tentang tanaman hias seperti pot tanaman dan sarana produksi pertanian (pupuk, hormon, dll). Selain itu, Istana Alam Dewi Tara juga menyediakan jasa salon tanaman sehingga konsumen dapat berkonsultasi tentang tanaman hias dan dapat melakukan perawatan untuk tanamannya seperti pemotongan batang dan grafting.

44 Visi dari Istana Alam Dewi Tara yaitu menjadi perusahaan yang terdepan didalam melakukan inovasi, produksi dan pemasaran hias di Indonesia yaitu dengan cara selalu menciptakan varietas yang beraneka ragam dan menampilkan jenis-jenis baru tanaman tersebut. Perusahaan berusaha untuk menjadi trend center dalam produksi tanaman hias dari pesaing-pesaingnya. Misi yang dilakukan preusan untuk mencapai tujuannya adalah :

1. Melakukan pembenahan dan penataan terhadap peningkatan mutu sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan,

2. Menetapkan pola kerja yang disiplin, tanggung jawab dan profesional yang selalu mengacu pada prosedur yang telah digariskan,

3. Menetapkan sistem dan prosedur yang sesuai malalui jasa pelayanan konsultan (baik dalam bidang operasional, akuntansi maupun keuangan),

4. Menetapkan kebijakan yang terkait dengan legalitas pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja Kodya Depok,

5. Menetapkan aturan kedisiplinan dan kepatuhan serta penerapan sistem reward dan punishment untuk setiap karyawan

6. Pembenahan terhadap pola/sistem administrasi dan pendokumentasian yang baik dan benar

7. Menetapkan sistem pelayanan yang baik untuk dapat menciptakan kepuasan pelanggan

8. Melakukan perbaikan berkesinambungan untuk dapat selalu meningkatkan mutu dan kwalitas produk yang dihasilkan

Penjualan dari produk yang dihasilkan yaitu dilakukan dengan penjualan langsung dan melakukan kerjasama dengan carrefour. Penjualan langsung dilakukan di showroom yang terletak di lokasi produksi, sedangkan kerjasama dengan carrefour dilakukan dengan carrefour Puri Indah dan Ciputat. Kerjasama dengan carrefour ini dilakukan dengan cara dimana perusahaan menyewa tempat untuk dapat menjual produknya, namun tidak terdapat keterikatan kontrak mengenai jumlah produk yang harus dipasok. Selain itu, perusahaan juga memiliki agen-agen yang terletak di Cinangka, Alam Sutra, dan Peluit. Perusahaan juga mengikuti berbagai macam pameran tanaman hias untuk

mengenalkan produk tanaman hias yang diproduksi dan mengenalkan kepada konsumen tentang Istana Alam Dewi Tara.

5.2 Lokasi Perusahaan

Istana Alam Nursery berlokasi di Jl. Cinangka Raya No. 168 (Jl.Raya Ciputat Ke Arah Parung), Sawangan – Depok. Keadaan iklim pada daerah ini yaitu dengan suhu rata-rata 24,3 – 33 °C dengan kelembaban rata-rata 25 persen7.

5.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi Istana Alam Dewi Taramenganut sistem berbentuk lini atau garis. Dimana dalam sistem ini bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasannya. Setiap divisi yang terdapat dalam nursery memiliki tanggung jawab dan wewenang yang berbeda-beda dan memiliki bawahan yang bertanggung jawab langsung kepada kepala divisi masing-masing. Struktur organisasi Istana Alam Nursery terdapat pada Lampiran 2.

Pada struktur organisasi perusahaan, masing-masing manager bertanggung jawab langsung kepada direktur. Masing-masing divisi memiliki bawahan yang bertugas untuk menunjang kegiatan pada divisi tersebut agar tujuan dapat tercapai. Divisi Produksi terbagi menjadi empat bagian yaitu bagian technical support dan maintenance, bagian propagation, bagian laboratorium, dan bagian administrasi produksi. Divisi marketing terbagi menjadi empat bagian yaitu marketing bagian Cinangka dan pameran, marketing bagian Carrefour Ciputat, bagian staf jaga cabang Alam Sutera, dan bagian staf jaga cabang Pluit. Divisi PPIC terbagi menjadi dua bagian yaitu yaitu bagian gudang dan bagian stok showroom. Divisi keuangan, HRD, dan general affair terbagi menjadi enam bagian yaitu staf kasir dan admistrasi keuangan, staf kasir dan administrasi penjualan, pantry dan messanger, driver, security, dan staff IT dan design.

Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka tugas, tanggungjawab, dan wewenang dari masing-masing divisi pada Istana Alam Dewi Tara yaitu :

46 1. Direktur

Fungsi : merencanakan, mengatur, mengkoordinasi, dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan.

Tugas :

a. Mengatur, mengawasi, dan mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan agar dapat berjalan dengan lancar.

b. Mengadakan rapat kerja dan meeting secara berkala untuk mengetahui tingkat perkembangan perusahaan.

c. Mengadakan rapat pertanggungjawaban secara berkala kepada komisaris atau shareholder atas pencapaian hasil kegiatan melalui laporan keuangan perusahaan.

2. Manager produksi

Fungsi : memimpin, melaksanakan, mengkoordinir, dan mangawasi kegiatan laboratorium, propagation, dan pemuliaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tugas :

a. Membantu Direktur dalam merumuskan sistem produksi perusahaan yang akan diterapkan.

b. Melaksanakan dan mengusahakan penyempurnaan kegiatan dalam bagian produksi dan nursery, laboratorium, propagation, pemuliaan, maintenance dan administrasi produksi perusahaan secara optimal melalui pelatihan dan pembinaan serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap sistem produksi untuk mencapai hasil yang optimal.

c. Menerima dan membuat laporan atas tindak perbaikan dari keseluruhan hasil pelaksanaan audit divisi produksi yang dilakukan secara berkala untuk dapat mencapai perbaikan berkesinambungan yang efektif dan optimal.

d. Menjaga kondisi mesin, peralatan, dan perlengkapan perusahaan selalu dalam keadaan siap pakai.

e. Mengadakan koordinasi dalam pembuatan perencanaan pada divisi produksi.

g. Membuat perencanaan biaya divisi produksi dan pengawasannya.

Dokumen terkait