• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Permintaan Uang

Dalam dokumen Analisis Permintaan Uang Kuasi Di Indonesia (Halaman 32-38)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Teori Permintaan Uang

Uang menjadi salah satu hal sentral atau hal pokok dalam perekonomian sehingga studi tentang perubahan jumlah uang beredar mendapat perhatian yang sangat besar. Studi ini disebut juga sebagai teori moneter. Perkembangan analisis kebijakan moneter lebih banyak membahas tentang teori-teori permintaan uang dibandingkan dengan penawaran uang karena penawaran uang bersifat otonomus. Teori-teori permintaan uang yaitu :

2.3.1 Teori Permintaan Uang Klasik

Teori klasik tentang permintaan uang terdiri dari teori kuantitas uang yang dikembangkan oleh Irving Fisher, model cambridge oleh Marshall dan Pigou dan teori kuantitas modern oleh Milton Friedman.

A. Teori kuantitas uang

Teori ini dikembangkan oleh Irving Fisher yang disampaikan dalam bukunya The Purchasing Power of Money tahun 1911. Teori ini berpendapat bahwa uang hanya digunakan sebagai alat tukar saja dan perekonomian berada dalam kondisi kesempatan kerja penuh atau full employment. Kondisi perekonomian dalam kesempatan kerja penuh atau full employment dimaksudkan perekonomian berproduksi pada saat dimana faktor-faktor produksi secara penuh (Nasution, 1998).

Teori ini juga menyatakan bahwa semakin banyak transaksi yang dibutuhkan oleh seseorang, maka akan semakin banyak jumlah kuantitas uang tunai yang dipegangnya dan erat kaitannya dengan kecepatan perputaran jumlah uang atau money velocity yang dipertukarkan dengan transaksi. Oleh sebab itu, hubungan antara transaksi dan uang dirumuskan oleh Irving Fisher sebagai berikut (Mankiw, 2007):

MV = PT

Sisi kiri persamaan kuantitas menyatakan uang yang digunakan untuk transaksi. M adalah kuantitas uang atau jumlah uang yang beredar. V disebut sebagai velocity of money atau kecepatan perputaran uang dalam suatu periode dalam perekonomian. Sisi kanan persamaan kuantitas menyatakan transaksi. P menunjukkan tingkat harga dari suatu transaksi tertentu atau jumlah Rupiah yang dipertukarkan. T menyatakan total jumlah barang dan jasa yang diperdagangkan dalam perekonomian pada suatu periode tertentu. Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa jumlah uang yang diterima oleh penjual sama dengan jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli dan jika salah satu variabel M, V, P atau T berubah maka variabel lainnya akan berubah. Contohnya jika kuantitas uang (M) meningkat, maka jumlah transaksi ( T) harus meningkat.

B. Model Cambridge

Model ini dikembangkan oleh para ekonom Cambridge yaitu oleh Alfred Marshall dan Pigou. Aliran Cambridge memandang pendapat Irving Fisher atau teori kuantitas uang dengan perbedaan, dimana teori ini menekankan pendapatan nasional yang diwujudkan dalam uang kas atau penguasaan bukan pada

perputaran uang (V) atau pembelanjaan (Nasution, 1998). Sebagai bagian dari aliran klasik, teori ini juga menyatakan bahwa uang digunakan sebagai alat tukar, tetapi juga mengakui uang sebagai alat penyimpan kekayaan (store of wealth). Dalam hal ini masyarakat tidak hanya bisa memegang uang tunai saja tetapi bisa mengkonversikan uangnya atau kekayaannya dalam bentuk surat-surat berharga. Pengalokasian kekayaan tersebut ditentukan oleh tingkat bunga dan tingkat hasil yang diharapkan ( expected return). Persamaan yang dibuat Marshall dalam transaksi yaitu:

M = k (PT)

M adalah kuantitas uang atau jumlah uang yang beredar. T adalah jumlah transaksi yang terjadi. P adalah tingkat harga rat-rata pada setiap transaksi. k adalah bagian dari transaksi dalam bentuk uang tunai. Sedangakan persamaan Marshall dalam bentuk pendapatan yaitu:

M = k (PY)

M adalah kuantitas uang atau jumlah uang beredar. Y adalah pendapatan nasional, P adalah tingkat harga dari suatu transaksi, dan k adalah bagian pendapatan dalam bentuk uang tunai.

C. Teori kuantitas modern oleh Milton Friedman

Milton Friedman (1956) berpendapat bahwa uang adalah salah satu bentuk asset atau kekayaan sama seperti bentuk kekayaan lainnya seperti obligasi, tanah, emas, termasuk kemampuan yang lain. Milton menyatakan bahwa kekayaan adalah bentuk dari pendapatan yang diharapkan manusia untuk mampu bertahan

hidup di masa depan. Tingkat suku bunga berhubungan secara langsung dengan jumlah kekayaan dan aliran pendapatan. Hal ini dirumuskan sebagai berikut:

W = Y/i

W adalah kekayaan, Y adalah aliran pendapatan (income flow) dan i adalah tingkat bunga.

2.3.2 Teori Keynes Tentang Permintaan Uang

Teori ini dikemukakan oleh Jhon Maynard Keynes (1936), dimana Keynes mengabaikan pendapat teori klasik yang mengatakan permintaan uang berhubungan dengan kecepatan perputaran uang (velocity of money). Keynes menyatakan permintaan uang (demand for money) oleh masyarakat didasari oleh tiga motif yaitu:

1. Permintaan uang untuk transaksi

Dalam hal ini Keynes setuju dengan pendapat aliran klasik bahwa uang berfungsi sebagai alat tukar yang digunakan untuk tujuan transaksi. Permintaan uang untuk transaksi sangat erat kaitannya dengan jumlah pendapatan seseorang, jika pendapatan semakin besar, maka transaksi yang dilakukan akan semakin besar begitu juga sebaliknya apabila tingkat pendapatan semakin kecil, maka transaksi yang dilakukan akan semakin kecil. Permintaan uang untuk tujuan transaksi juga dipengaruhi oleh tingkat harga. Bila harga naik akan mempengaruhi besarnya permintaan uang untuk transaksi.

Hubungan antara jumlah permintaan uang untuk tujuan transaksi dengan besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh seseorang dapat ditunjukkan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1.

Hubungan antara jumlah permintaan uang untuk tujuan transaksi dengan besar kecilnya pendapatan

Sumber: Nasution, 1998

Gambar di atas menunjukkan bahwa apabila tingkat pendapatan (Y) naik dari 1 ke 2, maka jumlah permintaan uang untuk transaksi (MT) juga akan naik dari 10 ke 20. Jika pendapatan semakin tinggi, maka aktivitas perekonomian juga akan semakin tinggi, yang dapat menyebabkan berbagai kegiatan yang tak dapat diprediksikan bisa terjadi sehingga transaksi semakin besar.

2. Permintaan uang untuk berjaga-jaga

Dalam hal ini tindakan yang dilakukan seseorang adalah menyimpan sebagian uang tunai yang dimilikinya untuk tujuan berjaga-jaga (precontionary motive) dan untuk berbagai pengeluaran yang tidak bisa diperkirakan. Misalnya: seorang karyawan menerima gaji di awal bulan sebesar Rp 2.000.000,00 dia menyimpan Rp 500.000,00 uangnya untuk berbagai keperluan tak terduga di akhir

1

1 2

2

MT (Permintaan uang untuk

Y 0

M

bulan. Ternyata di akhir bulan karyawan tersebut sakit dan harus membeli obat seharga Rp 300.000,00 maka dia menggunakan uang tersebut untuk membeli obat. Keynes mengatakan bahwa tingkat uang untuk berjaga-jaga ditentukan oleh besarnya transaksi yang akan dilakukan seseorang di masa yang akan datang. Permintaan uang untuk berjaga-jaga pada akhirnya digunakan untuk tujuan transaksi.

3. Permintaan uang untuk spekulasi

Selain sebagai alat transaksi dan untuk berjaga-jaga, orang juga memegang uang untuk tujuan spekulasi. Yang sangat diperhatikan dalam permintaan uang untuk tujuan spekulasi adalah nilai waktu dari uang (time value of money) dan biaya ekonomi dari memegang uang tunai. Untuk berspekulasi biasanya masyarakat akan menyimpan uang tunai mereka dalam bentuk obligasi (bond). Tujuan masyarakat menyimpan uang mereka dalam bentuk obligasi adalah untuk mendapatkan bunga di masa depan.

2.3.3 Teori IS-LM

Teori IS-LM dikembangkan oleh Jhon Hicks (1937). Tujuan dari model IS-LM adalah menunjukkan apa yang menentukan pendapatan nasional pada berbagai tingkat harga. Dalam jangka panjang, harga sifatnya fleksibel dan penawaran agregat menentukan pendapatan, dalam jangka pendek harga sifatnya kaku sehingga perubahan agregat mempengaruhi penawaran.

Model IS-LM terdiri dari dua bagian yaitu kurva IS dan kurva LM. Kurva IS menyatakan investasi dan saving dan menyatakan apa yang terjadi di sektor riil (pasar barang dan jasa). Kurva LM menyatakan Likuiditas dan Money dan

menyatakan apa yang terjadi di sektor moneter ( pasar uang dan modal). Tingkat bunga mempengaruhi keseimbangan investasi dan permintaan uang sehingga menggabungkan kurva IS-LM. Tingkat bunga di sektor moneter akan mempengaruhi pengeluaran investasi dan akan mempengaruhi keseimbangan pasar barang dan jasa. Perubahan yang terjadi di sektor riil yaitu adanya pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan permintaan uang untuk tujuan transaksi. Jika pendapatan nasional meningkat permintaan akan uang untuk transaksi akan meningkat. Hal ini akan mempengaruhi tingkat bunga dan keseimbangan sektor moneter. Terjadi keseimbangan perekonomian apabila pasar barang atau jasa dan pasar uang atau modal berada dalam keseimbangan simultan dimana pada tingkat bunga tertentu jumlah uang yang ditawarkan sama dengan jumlah uang diminta sehingga pasar uang dan modal berada dalam keseimbangan dan pada tingkat bunga tersebut produksi sama dengan pengeluaran agregat, sehingga pasar barang dan jasa juga berada dalam keseimbangan. Banyak ahli ekonomi yang menggabungkan teori klasik dan model IS-LM yang disebut dengan sintesis klasik-keynesian atau neo klasik-keynesian.

Dalam dokumen Analisis Permintaan Uang Kuasi Di Indonesia (Halaman 32-38)

Dokumen terkait