• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

4. Teori Tentang Current Ratio

Current ratio merupakan jenis dari rasio likuiditas. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban finansial jangka pendeknya pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Dengan menggunakan rasio ini perusahaan bisa melakukan pembenahan terhadap tingkat likuiditasnya untuk masa depan perusahaan.

Menurut Husnan (2003) menyatakan bahwa:

“Current Ratio merupakan likuiditas yang mengukur sejauh mana kemampuan aktiva lancar perusahaan dapat dipergunakan untuk memenuhi kewajiban lancarnya”.

Menurut Van (2005; hal 206) “current ratio adalah untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia”.

Sedangkan menurut Hani (2014; hal 73) “Current ratio adalah merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar”.

Menurut Darsono (2005; hal 52) “Current ratio yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki”.

Menurut Shayunan (2013; hal 93) Current Ratio merupakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan”.

Harahab (2002; hal 301) Apabila current ratio perusahaan semakin besar maka kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya akan semakin besar pula, tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga tidak baik karena akan menunjukkan manajemen yang buruk terhadap sumber likuiditas perusahaan.

Dengan kata lain, rasio lancar yang rendah menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap rentabilitas perusahaan (Hanafi, 2007; hal 77).

Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena itu rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa current ratio adalah perbandingan antara kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar yaitu hutang yang harus dibayar segera mungkin (tidak lebih dari satu tahun).

b. Manfaat Current Ratio

Menurut Munawir (2014; hal 71) menyatakan bahwa “current ratio bermanfaat untuk menunjukkan tingkat keamanan (margin safety) kreditur jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut”.

Sedangkan menurut Hery (2016; hal 151) tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan:

1) Untuk mengukur kemempuan dalam membayar kewajiban atau hutang yang akan segera jatuh tempo.

2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek denga menggunakan total aset lancar. 3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. 4) Untuk mengukur tingkat kesediaan uang kas perusahaan dalam

membayar hutang jangka pendek.

5) Sebagai alat perencanaan keuangan dimasa mendatang terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang jangka pendek.

6) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkan selama beberapa periode.

Menurut Kasmir (2012; hal 133), Current ratio bagi pihak luar perusahaan seperti pihak penyandang dana (kreditur), investor, distributor, dan masyarakat luas. Rasio ini bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dalam rasio yang dimilikinya.

Menurut Hani (2015; hal 121) menyatakan bahwa current ratio bermanfaat untuk menjawab seberapa besar kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar current ratio maka semakin baiklah posisi kreditor, karena tidak perlu ada kekhawatiran kreditor pada perusahaan dalam membayar kewajibannya tepat waktu sangat besar.

Perhitungan rasio ini memberikan banyak manfaat bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri dalam memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Current Ratio

Current ratio dapat dipengaruhi beberapa hal, jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan akan membayar tagihan-tagihan (hutang usaha) secara lambat dan melakukan peminjaman dana kepada bank dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat lebih cepat dari aktiva, rasio lancar akan turun, dan hal ini pertanda adanya masalah. Karena current ratio merupakan

indikator tunggal terbaik sampai sejauh mana klaim kreditor jangka pendek telah ditutup oleh aktiva-aktiva yang diharapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat.

Menurut Brigham & Houston (2006; hal 96) yang mempengaruhi current ratio adalah: 1) Aktiva lancar  Kas  Sekuritas  Persediaan  Piutang usaha 2) Kewajiban lancar  Hutang usaha

 Wesel tagih jangka pendek

 Hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun  Akrual pajak

Menurut Riyanto (2008; hal 28) faktor-faktor yang mempengaruhi current ratio adalah sebagai berikut: 1) Menjual aktiva tetap, 2) Mendapatkan tambahan modal sendiri, 3) Mendapatkan tambahan hutang jangka panjang.

Menurut Subramanyam (2012; hal 273), berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi likuiditas sebagai berikut:

1) Kas asset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dana, money orders, cek

2) Setara kas (cash equivalents) juga tergolong sangat lancar, investasi jangka pendek yang (1) siap dikonversi menjadi kas dan (2) hampir jatuh tempo sehingga risiko perubahan harga yang akan disebabkan pergerakan tingkat bunga yang hanya minimal.

Menurut Jumingan (2010), berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi current ratio adalah:

1) Distribusi pos-pos aktiva

2) Data tren dari aktiva lancar dan hutang jangka pendek untuk jangka waktu 5 tahun atau 10 tahun

3) Syarat kredit yang diberikan oleh kreditur kepada perusahaan dalam pengembalian barang, dan syarat kredit yang diberikan perusahaan kepada langganan dalam penjualan barang

4) Nilai sekarang atau nilai pasar atau nilai ganti dari barang dagangan dan tingkat pengumpulan piutang

5) Kemungkinan adanya perubahan nilai aktiva lancar

6) Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang dan yang akan datang

7) Besar kecilnya kebutuhan modal kerja untuk tahun mendatang 8) Besar kecilnya jumlah kas dan surat-surat berharga dalam

hubungannya dengan kebutuhan modal kerja 9) Credit rating perusahaan pada umumnya

10) Besar kecilnya piutang dalam hubungannya dengan volume penjualan

11) Jenis perusahaan, apakah merupakan perusahaan industri, perusahaan dagang, atau public utility.

Menurut Jumingan (2009; hal 126) rasio likuiditas dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Besarnya investasi pada harga tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang,

2) Volume kegiatan perusahaan, 3) Pengendalian harta lancar. d. Ukuran Current Ratio

Current ratio ini dapat dihitung dengan cara membagi dengan cara membagi aset lancar (current asset) dengan liabilitas lancar (current liabilities), Hanafi (2007; hal 76). Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Secara sistematis current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Darsono, 2005; hal 52):

5. Teori Tentang Total Asset Turnover

Dokumen terkait