• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori-Teori Masuknya Agama Hindu ke Indonesia

SEJARAH PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN HINDU DI

B. Teori-Teori Masuknya Agama Hindu ke Indonesia

Perenungan.

”Prajàpate na tvad etàny anyo viúvà jàtàni pari tà babhùva, yatkàmàs te juhumas tan no astu vayam syàma patayo rayinàm.

Terjemahan:

‘Om Hyang Prajapati, pencipta alam semesta, tidak ada yang lain yang maha kuasa, mengendalikan seluruh ciptaan-Mu, kami persembahkan segala cita-cita kami, kepada-Mu, anugrahkanlah karunia berupa segala kebajikan kepada kami’ (Ågveda X.121.10).

2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan materi penerapan kebudayaan prasejarah dan sejarah agama Hindu, guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ ibu guru yang mengajar di kelasmu!

3. Apakah yang anda ketahui tentang kebudayaan prasejarah dan sejarah agama Hindu? Jelaskanlah!

4. Bagaimana cara kita untuk mengendalikan diri baik itu dari unsur jasmani maupun rohani menurut petunjuk kitab suci yang pernah anda baca? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya!

5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mewujudkan kebudayaan prasejarah dan sejarah agama Hindu”? Tuliskanlah pengalaman anda!

6. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan penerapan kebudayaan prasejarah dan sejarah agama Hindu guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4!

Dari lembah Sungai Sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, seperti ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Di Indonesia banyak ditemukan berbagai bentuk peninggalan sejarah bercorak ke-‘Hindu’-an.

Kehadiran budaya Hindu di Indonesia menyebabkan terjadinya akulturasi dan perubahan tatanan sosial sistem religius dari bangsa Indonesia. Akulturasi merupakan perpaduan beberapa budaya, dimana unsur-unsur kebudayaan itu menyatu dan hidup berdampingan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kebudayaan aslinya. Kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia diterima dengan tidak begitu saja melainkan dengan melalui proses pengolahan dan penyesuaian kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena;

1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan kebudayaan aslinya.

2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau lokal genius merupakan kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsanya.

3. Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing ”India” sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

Dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia, terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas Varna ”profesi” atau yang lebih dikenal dengan sebutan

wangsa. Perubahan yang terjadi tidak begitu berpengaruh besar terhadap

ekonomi masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia telah mengenal sistem pelayaran dan perdagangan tersendiri jauh

Kita semua patut bersyukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehadiran agama Hindu bangsa Indonesia mengenal sejarahnya. Bagaimana ajaran agama Hindu masuk ke Indonesia? Diskusikanlah, sesuai dengan petunjuk Bapak/Ibu Guru yang mengajar di kelas-mu!

yang bersangkutan dipandang memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota masyarakat/kelompok lainnya. Setelah pengaruh Hindu masuk maka berdirilah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari Dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja, sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.

Agama Hindu dinyatakan masuk ke Indonesia pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis dari benda-benda purbakala pada zaman abad ke 4 Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yajña oleh Raja Mulawarman”. Sang Mulawarman adalah raja yang berperadaban tinggi, kuat, dan berkuasa merupakan putra dari Sang Aúwawarman, dan sebagai cucu dari Sang Maharaja Kundungga. Keterangan yang lain menyebutkan bahwa Raja Mulawarman melakukan yajña (Kenduri) pada suatu tempat suci untuk memuja Dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan ”Vaprakeswara”.

Kehadiran agama Hindu di Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, seperti berakhirnya zaman prasejarah Indonesia. Perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama dengan memuja Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kitab Suci Weda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Mengenai masuknya agama Hindu ke Indonesia, ada beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut. Teori-teori yang dimaksud antara lain:

Sumber: http://unikahidha.ub.ac.id 15-07-2013.

1. Teori Brahmana;

Dikemukakan oleh J.C. Van Leur, berisi bahwa kebudayaan Hindu dibawa oleh para brahmana yang diundang oleh para kepala suku agar mereka dapat mensahkan/ melegitimasi (investitur) kekuasaan mereka sebagai kepala suku di Indonesia sehingga setaraf dengan raja-raja di India. Teori ini pun dapat disanggah karena raja di Indonesia akan sangat sulit mempelajari kitab Weda dan ada pula aturan bahwa kaum Brahmana tidak diperbolehkan menyebrangi lautan, apalagi meninggalkan tanah kelahirannya

2. Teori Ksatriya;

Dikemukakan oleh F.D.K Bosch dan C.C. Berg, berisi bahwa agama Hindu dibawa oleh kaum kasta Ksatria (raja, pangeran) yang melarikan diri ke Indonesia karena kalah perang/ kekacauan politik di India. Di Indonesia sendiri, mereka mendirikan kerajaan sendiri dengan bantuan masyarakat sekitar dan karena kedudukannya sebagai raja, maka penduduk pun akan pula menganut agama Hindu. Teori ini pun juga memiliki kelemahan yaitu; a. Kalangan ksatria tidak mengerti agama dan

hanya mengurusi pemerintahan.

b. Adanya ketidak-mungkinan seorang pelarian mendapat kepercayaan dan kedudukan mulia sebagai raja.

c. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa raja di Indonesia adalah raja asli Indonesia, bukan orang India.

Sumber: http://4. bp.blogspot.com 15-07-2013.

Gambar 2.12 Brahmana

Sumber: http://3. bp.blogspot. com 15-07-2013.

3. Teori Wesya;

Dikemukakan oleh N. J. Kroom, berisi bahwa agama Hindu dibawa oleh para pedagang India yang singgah dan menetap di Indonesia ataupun bahkan menikah dengan wanita Indonesia. Merekalah yang mengajarkan kepada masyarakat dimana mereka singgah. Teori ini pun dapat dibantah dimana hanyalah Varna Brahmana yang mampu dan bebas mengetahui isi dari kitab suci agama Hindu, Weda. Ini disebabkan bahasa yang dipakai adalah bahasa kitab, Sanskerta, bukan bahasa sehari-hari, Pali

4. Teori Sudra;

Dikemukakan oleh Van Faber berisi bahwa agama Hindu dibawa oleh para orang buangan berkasta Sudra (tawanan perang) yang dibuang dari India ke Nusantara. Teori ini lemah karena pada dasarnya kebudayaan Hindu bukanlah milik dan cakupan varna mereka sebab kebudayaan Hindu dianggap terlalu tinggi untuk mereka

5. Teori Arus Balik

Teori ini berisi dua cara bagaimana Agama Hindu masuk ke Indonesia, antara lain;

a. Para Brahmana diundang kepala suku di Indonesia untuk memberikan ajaran Hindu dan juga melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara khusus untuk meng-Hindu-kan seseorang.

b. Para raja di Indonesia pergi ke India untuk mempelajari agama Hindu. Setelah menguasai agama Hindu, mereka kembali ke Indonesia, memiliki kasta Brahmana, lalu mengajarkan agama Hindu kepada masyarakatnya. Sumber: http://4. bp.blogspot.com 15-07-2013. Gambar 2.14 Wesya Sumber: http://1. bp.blogspot.com 15-07-2013. Gambar 2.15 Arus-balik

c. Dari seluruh teori yang telah disebutkan di atas, teori Brahmana adalah teori yang paling dapat diterima karena yaitu.

d. Agama Hindu dalam kehidupan di masyarakat segala upacara keagamaan cenderung dimonopoli oleh kaum Brahmana sehingga hanyalah Brahmana yang mungkin menyebarkan agama Hindu.

e. Prasasti yang ditemukan di Indonesia berbahasa Sanskerta yang merupakan bahasa kitab suci dan upacara keagamaan, bukan bahasa sehari-hari sehingga hanya dimengerti oleh Kaum Brahmana.

Diantara pendapat dan teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut di atas yang paling mendukung terkait dengan masuk dan diterimanya pengaruh Hindu oleh bangsa Indonesia adalah teori Brahmana. Hal ini dilandasi dengan asumsi dan pemikiran bahwa, yang paling banyak tahu tentang urusan agama adalah golongan ”warna” brahmana. Warna brahmana dalam tata kehidupan masyarakat Hindu disebut-sebut sebagai kelompok masyarakat yang ahli agama.

Sedangkan teori-teori yang lainnya masing-masing memiliki kelemahan tertentu dan kurang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah yang dituju serta sifat-sifat Hindu itu sendiri. Demikianlah beberapa teori yang dikemukan oleh para ahli tentang bagaimana pengaruh Hindu masuk ke Indonesia pada zamannya.

Uji Kompetensi:

1. Setelah anda membaca tentang teks teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia, apakah yang sudah anda ketahui terkait dengan keberadaan agama Hindu di tanah air? Jelaskan dan tuliskanlah!

2. Buatlah ringkasan materi yang berhubungan dengan penerapan teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia, guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ ibu guru yang mengajar di kelasmu!

C. Bukti-Bukti Monumental Peninggalan Prasejarah