• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Umum

Dalam dokumen Contoh Proposal KJI Kayu (Halaman 57-62)

PERAKITAN DAN PELUNCURAN JEMBATAN

5.1 Teori Umum

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari pulau – pulau besar dan kecil.Indonesia juga terkenal sebagai negara tropis yang memiliki banyak gunung berapi sehingga pulau – pulau di Indonesia cenderung memiliki perbedaaan elevasi yang sangat signifikan. Dengan memperhatikan kondisi alam Indonesia yang berupa pulau dan bukit – bukit, pegunungan, dan sungai – sungai besarnya serta kondisi tanah lunak (rawa-rawa dan gambut) yang tersebar di seluruh kepulauan tersebut, sehingga untuk memperbaiki sistem jaringan jalan masih banyak diperlukan pembangunan dan rehabilitasi jembatan sesuai dengan perkembangan teknologi. Jembatan merupakan suatu konstruksi yang menghubungkan antara suatu wilayah dengan wilayah lain yang dipisahkan oleh rintangan dibawahnya berupa sungai atau laut (jalan air) ataupun jalan lalu lintas biasa.

Jembatan dapat dibagi atas berbagai jenis bergantung pada titik acuan yang ditinjau. Bila ditinjau berdasarkan material yang digunakan, konstruksi rangka batang pada jembatan yang dikenal oleh dunia ada dua jenis, yaitu rangka batang baja, dan rangka batang kayu. Walaupun sudah tidak lagi sepopuler jembatan rangka baja, namun jembatan rangka kayu masih banyak digunakan khususnya pada daerah-daerah terpencil yang sulit akan akses distribusi produksi baja sehingga penggunaan kayu hutan adalah alternatif yang paling tepat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan bertambahnya usia jembatan yang mendekati umur rencananya,semakin tinggi pula kebutuhan akan pemeliharaan rutin, rehabilitasi dan penggantiannya. Kondisi jembatan di Indonesia pada saat ini hampir diseluruh daerah menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan, hal tersebut dikarenakan umumnya jembatan di Indonesia

Kayu merupakan salah satu material jembatan yang dapat bertahan lama, bahkan jembatan kayu dapat bertahan hingga umur 50 tahun, tetapi dalam jangka waktu tersebut jembatan kayu dapat mengalami kerusakan dari pembusukan, serangan serangga, atau kerusakan mekanis. Oleh karena itu, diperlukan perawatan dan perbaikan jembatan kayu guna memelihara kekuatannya sehingga jembatan kayu dapat bertahan hingga mencapai umur perencanaannya.

Jembatan Kayu

Rusak Ringan Rusak Berat

Perawatan Perbaikan Cek Kekuatan Masa Layan OK NOT OK NOT OK

Gambar 37. Diagram Alir Pemeliharaan Jembatan 5.2 Jenis – Jenis Kerusakan pada Jembatan Kayu

1. Kerusakan kayu yang di sebabkan oleh non-makhluk hidup

Keawetan kayu dalam ketahanan rendah atau tinggi, tergantung pada kondisi dalam pemakaian umur yang diharapkan sesuai dengan hitungan kelasnya. Dalam hal ini perlu diketahui apakah faktor penyebabnya. Adapun faktor penyebabnya digolongkan menjadi:

Faktor non makhluk hidup ialah pengaruh yang disebabkan oleh unsur pengaruh alam dan keadaan alam itu sendiri. Penyebab non makluk hidup terdiri dari:

> Faktor fisik, ialah keadaan atau sifat alam yang mampu merusak komponen kayu sehingga umur pakainya menjadi pendek. Yang termasuk faktor fisik antara lain: suhu dan kelembaban udara, panas matahari, api, udara dan air. Semua yang termasuk faktor fisik itu mempercepat kerusakan kayu bila terjadi penyimpangan. Misalnya bila kayu tersebut terus-menerus kena panas maka kayu akan cepat rusak.

> Faktor mekanik, terdiri atas proses kerja alam atau akibat tindakan manusia. Yang termasuk faktor mekanik antara lain: pukulan, gesekan, tarikan, tekanan dan lain sebagainya. Faktor mekanik berhubungan erat sekali dengan tujuan pemakaian.

> Faktor kimia, juga mempunyai pengaruh besar terhadap umur pakai kayu. Faktor ini bekerja mempengaruhi unsur kimia yang membentuk komponen seperti selulosa, lignin dan hemiselulosa. Unsur kimia perusak kayu antara lain: pengaruh garam, pengaruh asam dan basa.

2. Kerusakan Kayu Akibat Makhluk Hidup

Makhluk hidup perusak kayu beraneka macam, kebanyakan serangan perusak ini sangat cepat menurunkan nilai keawetan dan umur pakai kayu. Ada jenis yang langsung memakan komponen kayu tersebut, ada juga yang melapukkan kayu, mengubah susunan kimia kayu, tetapi ada pula yang hanya merusak kayu dengan mengubah warna. Jenis-jenis serangga sering melubangi kayu untuk memakan selulosa dan selanjutnya menjadikan tempat bersarang. Adapun jenis-jenis perusak kayu makhluk hidup antara lain:

> Jenis jamur (cendawan), ialah jenis tumbuhan satu sel, yang berkembang biak dengan spora. Hidupnya sebagai parasit terhadap makhluk lain. Umumnya hidup sangat subur di daerah lembab. Jamur

menyerang kayu kering. Sifat utama kerusakan oleh jamur ialah pelapukan dan pembusukan kayu, tapi ada juga yang merubah warna kayu misalnya jamur biru (blue stain). Macam-macam jamur antara lain: jamur pelapuk kayu, jamur pelunak kayu, jamur pewarna kayu .

> Jenis serangga, merupakan perusak kayu yang sangat hebat, terutama di daerah tropik. Serangga tersebut makan dan tinggal di dalam kayu, antara lain: rayap dan serangga bubuk kayu (Dumanauw, 1982, hal 63).

Jenis binatang laut, terkenal dengan nama Marine borer. Kayu yang dipasang di air asin akan mengalami kerusakan lebih hebat daripada kayu yang dipasang di tempat lain. Hampir semua kayu mudah diserang oleh binatang laut. Akan tetapi ada pula beberapa jenis kayu yang memiliki faktor ketahanan, karena adanya zat ekstraktif yang merupakan racun bagi binatang laut, antara lain kayu lara, kayu ulin, kayu giam, dan lain-lain. 5.3 Perawatan Jembatan

Perawatan jembatan adalah suatu aksi pemeliharaan jembatan sebelum terjadinya suatu kerusakan besar pada jembatan tersebut.Tujuan perawatan jembatan tidak hanya untuk memperbaiki kekurangan yang ada, tetapi juga untuk mengambil tindakan korektif untuk mencegah atau mengurangi masalah dimasa yang akan datang. Secara umum merawat jembatan kayu adalah melakukan perawatan pada kayu itu sendiri.Perawatan jembatan adalah cara yang tepat untuk meningkatkan keselamatan publik, memperpanjang umur jembatan, dan mengurangi biaya perbaikan.

Berdasarkan tingkat keseringannya, perawatan jembatan dibedakan atas tiga kategori, yaitu perawatan rutin, perawatan berkala dan perawatan utama.

1. Perawatan Rutin

Pencegahan dilakukan sejak dini untuk mengurangi resiko pada masa yang akan datang dengan melakukan perawatan secara rutin. Pada tahap ini memang tidak ada kerusakan tetapi kita harus mencegah berbagai kemungkinan sebab yang mungkin timbul pada masa yang akan datang pada jembatan. Pencegahan dilakukan dengan cara melakukan perawatan rutin yang

meliputi pembersihan jembatan, melancarkan air pada saluran dan perbaikan kerusakan kecil.

2. Perawatan Berkala

Untuk menjaga kondisi jembatan dalam keadaan baik perlu banyak dilakukan perwatan, tidak terkecuali perawatan berkala.Pada tahap ini mungkin sudah terjadi kerusakan pada jembatan, tetapi tidak mempengaruhi kinerja jembatan pada keadaan normal.Tindakan perbaikan atau perawatan harus sudah di lakukan agar tidak terjadi kerusakan lebih parah.Perawatan berkala mencakup pengecetan, perbaikan lapisan lantai jembatan, serta perbaika-perbaikan kecil pada jembatan, bangunan pengaman dan permukaan struktur jembatan.

3. Perawatan Utama

Perawatan utama adalah penanganan segera pada jembatan untuk mengembalikan jembatan pada kapasitas asli dan kondisi normal. Disini kerusakan jembatan sudah mencapai tahap kritis dimana struktur utama sudah mulai kehilangan kekuatan untuk menopang beban sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk dapat menahanbeban dan kembali pada kondisi optimal. 4. Perawatan di daerah pasang surut

Perawatan pada daerah ini adalah dengan cara menggunakan pembungkus beton atau pembungkus logam sebanyak 40 cm dibawah muka air rendah dan 30 cm diatas muka air tinggi. Ujung – ujung permukaan kayu harus dilapisi denga petroleum jelly (petunjuk teknis pembangunan dan pemeliharaan jembatan 1998)

5. Perawatan pada daerah sambungan

Pada daerah sambungan harus diberi minyak creosole. Semua bagian yang ditutup dengan minyak creosate harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum pekerjaan pengecatan dan masing-masing bagian tidak boleh diminyaki selama atau segera setelah hujan atau permukaan kayu masih lembab/basah.Setiap pemakain minyak creosate pada bagian yang sama harus

dengan minyak creosate (petunjuk teknis pembangunan dan pemeliharaan jembatan 1998)

Seluruh permukaan kayu yang akan dilakukan perawtan harus dibersihkan seluruhnya denggan membuang debu dan benda-benda lepas serta benda asing lainnya. Semua belahan-belahan dan lubang-lubang yang menahan air harus disumbat dengan sumbat creosate (potongan kayu yang direndam dengan minyak creosate). (petunjuk teknis pembangunan dan pemeliharaan jembatan 1998)

Dalam dokumen Contoh Proposal KJI Kayu (Halaman 57-62)

Dokumen terkait