• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORISASI (ANALISIS DAN PEMBAHASAN) DAN REFLEKSI

Dalam dokumen LAPORAN KULIAH KERJA NYATA (Halaman 50-61)

Metode PRA yang diterapkan dalam KKN PAR memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan desa. Masyarakat desa dari berbagai elemen turut berpartisipasi dalam kemajuan desa. Dimulai dari teknik pemetaan (mapping) yang menggambarkan kondisi geografis Desa Lebanisuko, penelusuran desa untuk mengetahui kondisi fisik dan sosial desa yang disebut dengan kegiatan transect, perlu juga adanya pembuatan timeline guna memahami keadaan masyarakat masa kini dengan mengetahui latar belakang masa lalu melalui peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat di masa lalu. Selanjutnya digambarkan pula bagan perubahan dan kecenderungan (trend and change) untuk memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta mampu mengantisipasi kecenderungan tersebut. Yang juga tidak bisa dilewatkan adalah pembuatan kalender musim (season calendar) yang digunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan di desa Lebanisuko. Selanjutnya digambarkan pula suatu bentuk diagram yang disebut dengan diagram venn yang digunakan untuk melihat hubungan masyarakat dengan lembaga yang terdapat didesa (lingkungan) Lebanisuko.untuk menggambarkan arus dan hubungan diantara semua pikah dan komoditas yang terlibat dalam suatu sistem diperlukan diagram alur.

Analisa tentang akar masalah yang muncul di desa Lebanisuko serta harapan-harapan untuk penyusunan program aksi selanjutnya dituangkan dalam bentuk pohon masalah dan pohon harapan selanjutnya dalam menentukan masalah dari segi penting atau tidaknya bagi masyarakat dapat dilihat dari matrik rangking.

Mapping

Mapping yang telah dilakukan menggambarkan kondisi fisik Desa Lebanisuko. Secara geografis Desa Lebanisuko termasuk daerah perbukitan sehingga berhawa dingin. Masih banyak pula ditemui jalan setapak, namun jalan utama sudah berpaving. Area persawahan cukup luas namun kurang dimanfaatkan, terlihat banyak sawah yang tandus dan kering. Tanaman yang banyak ditanam adalah padi, jagung, tebu, kangkung dan kacang-kacangan. Pada

daerah ini juga terdapat aktivitas pengerukan tanah, ini menyebabkan berkurangnya lahan pertanian dan daerah di sekitar pengerukan berdebu, kering dan panas. Tidak nampak pula dijumpai sungai, sedangkan sumber air berasal dari sumur namun sumber air itu tidak merata, pada daerah yang lebih tinggi air sangat sulit didapat terlebih pada musim kemarau.

Transect

Wilayah Desa Lebanisuko termasuk wilayah padat penduduk, Jika dilihat dari bentuk bangunan rumah penduduk yang sebagian besar sudah berupa tembok masyarakat Desa Lebanisuko termasuk masyarakat yang mampu dalam hal perekonomian. Di setiap rumah juga sudah terdapat fasilitas MCK namun selokannya masih belum dicleansing. Dilihat dari segi teknologi masyarakat Desa Lebanisuko sudah cukup maju terlihat pada sebagian besar rumah telah memiliki televisi, radio dan sepeda motor, mayoritas penduduk juga memiliki handphone bahkan telah tersedia persewaan play station.

Banyak area persawahan yang mengandung tanah liat sehingga mayoritas ditanami padi, jagung, tebu, kangkung, dan kacang-kacangan. Irigasi sawah sangat kurang hanya mengandalkan air hujan dan sumur bor, kadang air yang keluar asin dan sulit keluar ketika musim kemarau. Tegalan juga dimanfaatkan untuk ditanami seperti mangga, bengkoang, kacang, ketela dan tanaman rempah seperti lombok. Sebagian besar tegalan tidak dimanfaatkan sehingga hanya ditumbuhi rumput liar dan semak belukar, pemanfaataanya lebih banyak digunakan untuk paras (tanah kerukan) karena merupakan tanah liat, tandus, dan kekurangan air.

Masyarakat Desa Lebanisuko dapat dikatakan masyarakat religius, hal ini nampak dari aktif dalam kegiatan-kegiatan syiar keagamaan, hal ini nampak dari banyaknya masjid atau musholla serta TPA/TPQ-nya serta organisasi-organisasi keislaman. Banyaknya TPA/TPQ ini juga diimbangi dengan banyaknya jumlah santri yang mereka juga aktif. Selain itu, kegiatan pengajian Bapak-bapak atau Ibu-ibu juga sangat semarak, mulai dari kegiatan mingguan, bulanan hingga tahunan. Untuk kegiatan keagamaan remaja terfokus pada remas, IPNU dan

IPPNU, namun kegiatan-kegiatan rutin remaja ini kurang berjalan secara optimal karena terbentur dengan aktivitas para remajanya yang bekerja di siang hari.

Meskipun secara geografis letak Desa Lebanisuko di daerah perbukitan dan terdapat banyak area persawahan dan tegalan, namun pertanian bukan menjadi penopang utama perekonomian masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya berbagai hambatan dalam bidang pertanian seperti sulitnya mendapat pengairan dan kelangkaan pupuk. Maka untuk menunjang perekonomian masyarakat, mayoritas bertopang pada sektor industri yakni sebagai karyawan pabrik dan industri rumah tangga. Kegiatan perekonomian pada sektor industri ini dipengaruhi oleh letak Desa Lebanisuko yang berdekatan dengan jalan raya dan kota-kota besar seperti Sidoarjo dan Surabaya, mayoritas masyarakat baik laki-laki maupun perempuannya bekerja sebagai karyawan pabrik yang berada di daerah Surabaya dan Sidoarjo. Untuk industri rumah tangga, masyarakat mengembangkan kerajinan keranjang dari bambu dan bududaya anggrek. Selain itu di Desa Lebanisuko terdapat lima pabrik tikar, meskipun pabrik-pabrik tersebut bukan milik penduduk setempat.

Sarana pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai tingkat sekolah dasar cukup memadai, antusiasme masyarakat dalam bidang pendidikan cukup tinggi, namun hal ini tidak dibarengi dengan kemampuan masyarakat dalam hal pendanaan pendidikan. Sebagian besar masyarakat hanya mampu menempuh pendidikan hingga tingkat sekolah dasar, hal ini yang menyebabkan banyaknya pengangguran karena skill dan ketrampilan masyarakat kurang. Pendanaan pendidikan bergantung pada bantuan pemerintah dan sumbangan lembaga (donatur/organisasi). Selain itu yang menjadi kendala dalam kemajuan pendidikan adalah kemajuan teknologi baik televisi maupun play station sehingga hal ini mengganggu proses belajar anak-anak.

Masyarakat Desa Lebanisuko dapat dikatakan telah menerapkan hidup sehat, hal ini terbukti dengan tidak adanya kasus wabah penyakit yang serius yang menimpa masyarakat. Meskipun wilayah Lebanisuko jauh dari lembaga kesehatan seperti puskesmas, klinik, maupun rumah sakit. Namun sering diadakan penyuluhan kesehatan dari dinas kesehatan dan masyarakat mempunyai kegiatan

kerja bakti seminggu sekali. Untuk mengontrol kesehatan ibu dan balita difasilitasi dengan adanya posyandu yang diselenggarakan setiap bulan pada minggu ketiga di balai desa. Kendalanya adalah kurang perhatian dari para ibu untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi balitanya dari posyandu.

Dalam masalah politik, masyarakat dapat dikatakan sangat tertutup dan acuh. Keaktifan masyarakat dalam aktivitas politik hanya sebatas keikutsertaan pada setiap pemilihan umum mulai dari pemilihan kepala desa hingga pemilihan presiden.

Aktivitas kepemudaan di Desa Lebanisuko tidak begitu nampak, meskipun terdapat sarana seperti remas dan karang taruna. Ketidakaktifan para pemuda ini disebabkan karena kesibukan mereka untuk bekerja selain itu kecenderungan mereka lebih pada hal-hal yang negatif semisal kebiasaan judi, minuman keras, hingga narkoba. Selain itu sarana olahraga juga cukup memadai seperti lapangan bulu tangkis, bola voli, dan sepak bola. Namun karena kekurangan pelatih dan pendanaan kegiatan keolahragaan kurang berkembang

Dalam hal keamanan Desa Lebanisuko belum dapat dikatakan aman dari hal-hal pencurian atau tindakan kriminalitas lainnya. Hal ini dikarenakan tidak adanya koordinasi desa dengan pihak kepolisian, keamanan desa juga dipandang bukan hal yang prioritas terbukti dengan ketiadaan anggaran khusus dan aparat keamanan desa. Selama ini anggaran untuk keamanan berasal dari swadaya masyarakat. Namun untuk mengatasi hal ini telah diupayakan program ronda malam dan Pemerintah Daerah Gresik juga menyelenggarakan lomba kampung aman, hal ini cukup memacu motivasi masyarakat untuk menjaga keamanan desa.

Kegiatan sosial dan budaya masyarakat Desa Lebanisuko tidak begitu nampak. Kegiatan sosial masyarakat hanya nampak pada kegiatan gugur gunung (kerja bakti), sedangkan untuk kegiatan budaya hampir tidak nampak terbukti dengan ketiadaan kelompok kesenian di samping itu para pemuda kurang antusias mengembangkan bakat dan minatnya dalam bidang kesenian.

Secara garis besar fasilitas umum di Desa Lebanisuko sudah terpenuhi seperti masjid, mushola, balai RW, tandon air, dan akses jalan. Fasilitas yang kurang terpenuhi adalah TPU. Pembangunan fasilitas umum di Desa Lebanisuko

kurang berkembang dengan maksimal karena kurangnya pendanaan dari pemerintah sehingga untuk memenuhi pendanaan tersebut berasal dari swadaya masyarakat.

Timeline

Dari berbagai kejadian penting peristiwa masa lalu yang terjadi di Desa Lebanisuko yang nampaknya begitu menyita perhatian masyarakat adalah adanya tawuran anak muda yang terjadi hampir di setiap kegiatan hiburan semisal orkesan. Tawuran ini disebabkan tiada lain karena perilaku anak muda yang tidak terkontrol, agaknya hal ini akan menjadi sesuatu yang tetap lestari jika tidak segera dibenahi.

Trend and Change

Trend and change (Bagan perubahan dan kecenderungan) pada bab III di Desa Lebanisuko meliputi kepemilikan lahan, jumlah penduduk, tempat judi dan mabuk, jumlah guru ngaji, dan jumlah santri.

Kepemilikan lahan pada tahun 1980, 1990, 2000, 2005, dan 2009 menurun, hal ini disebabkan dari tahun ke tahun kepemilikan lahan terus menerus dibagi kepada anak, hal ini yang menyebabkan kepemilikan lahan di Desa Lebanisuko cenderung menurun.

Jumlah penduduk di Desa Lebanisuko dari tahun ke tahun terus meningkat, hingga pada tahun 2009 jumlah penduduk Desa Lebanisuko mencapai 3.223 penduduk meliputi laki-laki dan perempuan. Hal ini di sebabkan oleh tingkat kelahiran dari tahun ke tahun yang terus meningkat.

Tempat judi dan mabuk dari tahun 1980 sampai tahun 2009 menurun, hal ini disebabkan adanya lapangan kerja, sehingga pengangguran semakin berkurang.

Jumlah guru ngaji di Desa Lebanisuko dari tahun 1980 sampai 2009 tidaklah tentu, hal ini disebabkan oleh regenerasi yang silih berganti sehingga mempengaruhi jumlah guru ngaji.

Jumlah santri di Desa Lebanisuko berbanding terbalik dengan jumlah guru ngaji yang dari tahun ke tahun menurun. Jumlah santri yang ada di Desa

Lebanisuko terus meningkat dari tahun 1980 sampai tahun 2009, hal ini disebabkan oleh generasi Lebanisuko yang semakin banyak.

Season Calender

Kalender musim Desa Lebanisuko yang telah dibuat meliputi curah hujan, jenis tanaman yang ditanam, tenaga kerja, kebutuhan hidup, kriminalitas : pencurian, mabuk dan judi, serta tawuran, dan keagamaan.

Curah hujan di Desa Lebanisuko rendah pada bulan September, pada bulan Oktober curah hujan sedang, dan curah hujan tinggi pada bulan November dan Desember, sedangkan pada Bulan Januari curah hujan sangat tinggi, dan pada bulan Februari, Maret, dan April curah hujan di Desa Lebanisuko cenderung rendah.

Jenis tanaman yang di tanam di Desa Lebanisuko adalah padi, penanaman padi dilaksanakan pada bulan September dan Januari, sedang masa tanam adalah tiga bulan sehingga musim panen dilaksanakan pada bulan Desember dan April.

Tenaga kerja di Desa Lebanisuko pada bulan Juli sampai dengan Juni cenderung tinggi, artinya penduduk Desa Lebanisuko mayoritas bukan pengangguran.

Kebutuhan hidup Desa Lebanisuko terus meningkat dari bulan Juli – Januari, dan pada bulan Februari kebutuhan hidup penduduk Lebanisuko menurun, selanjutnya pada bulan Maret – Juni kembali meningkat.

Tingkat kriminalitas di Desa Lebanisuko tidak terlalu tinggi, artinya desa Lebanisuko cukup tinggi tingkat keamanannya. Kalaupun ada kriminalitas itu hanya sedikit, seperti pencurian dan tawuran.

Keagamaan di Desa Lebanisuko meningkat di bulan Agustus sedangkan di bulan yang lain cukup rendah. Hal ini bukti bahwa masyarakat desa Lebanisuko kurang berpartisipasi dalam bidang keagamaan.

Diagram Venn

Gambar diagram venn pada bab 3 adalah gambaran pola komunitas masyarakat desa Lebanisuko, dimana terdapat organisasi social maupun keagamaan yang hidup di desa lebanisuko. Adapun organisasi keagamaan lebih menonjol di masyarakat lebanisuko. Organsasi yang keagamaan yang terbesar adalah Muhammadiyah di ikuti oleh NU dan LDII, dan sebagian kecil HTI dan MMI. Organisasi keagamaan seperti muhamadiyah, NU, dan LDII merupakan organsasi yang berpengaruh di dalam pola interaksi maupun dalam lembaga-lembaga desa. Muhammadiyah merupakan komunitas terbesar di desa ini, hal ini bisa dilihat hampir sebagian besar masyarakatnya yang menganut organisasi ini dengan ditandai keberadaan 3 masjid yang didirikan oleh Muhammadiyah sedangkan NU dan LDII berdiri 2 Masjid di desa Lebanisuko.

Adapun HTI (Hizbuz Tahrir Indonesia) dan MMI (Majelis Mujahidin Indonesia)merupakan komunitas kecil yang hidup di lingkungan desa Lebanisuko. Keberadaanya belum begitu kentara karena cenderung tertutup dari masyaraat lebanisuko.

Adapun masyarakat yang masyarakat yang masih eksis lainnya adalah karang taruna. Keberadaan karang taruna sangat penting di desa tersebut terutama dalam kegiatan keremajaan dan kegiatan pembinaan organisasi bagi pemuda di desa lebanisuko semisal lomba olahraga saat 17 Agustusan dll.

Satu hal lagi ada beberapa komunitas yang sangat berpengaruh sekali dalam masyararakat lebanisuko yaitu komunitas pemabuk dan tawuran. Dari rumor masyarakat luar maupun dalam, masyarakat lebanisuko terkenal dengan anak-anak nakalnya. Hal ini ditandai dengan sering terjadinya tawuran setiap setelah ada pertunjukan. Selain itu, banyak ditemui remaja-remaja pada malam hari sering bergerombol untuk merokok, bahkan ada minum minuman keras di tempat sepi yang remang-remang.

Diagram Alur

Gambar diagram alur di atas menjelaskan pola kegiatan remaja desa Lebanisuko, terdapat organisasi kepemudaan yang bersifat sosial maupun keagamaan yang hidup di desa Lebanisuko yaitu Remaja Masjid (Remas) dan

Karang Taruna. Karang taruna dan Remas memiliki hubungan yang sangat erat karena mereka yang aktif dalam kegiatan karang taruna juga merupakan anggota remas. Selain itu hubungan antara remaja dan kyai desa jug dapat dikatakan bagus. Karang taruna juga cukup memiliki kedekatan dengan elit desa. Namun yang lebih mendominasi adalah kegiatan yang ditampakkan oleh komunitas pemuda yang lebih cenderung ke arah negatif. Wujud dari bentuk penyimpangan itu seperti tawuran, minum-minuman keras, berjudi dan penggunaan narkoba.

Yang patut disayangkan juga bahwa ternyata kenakalan remaja tersebut juga dilakukan oleh remaja-remaja yang berada dalam karang taruna, sehingga hal ini membawa pengaruh bagi para remaja masjid. Kegiatan-kegiatan dalam karang taruna maupun remaja masjid bisa dikataan vakum kecuali jika terdapat event-event tertentu. Adanya kenakalan remaja ini juga tidak lepas dari intervensi elit desa, sekilas nampak bahwa kenakalan remaja ini sengaja diciptakan dan dipelihara.

Analisa Pohon Masalah dan Harapan

Dengan mengambil satu masalah yang dianggap mendesak untuk dicarikan lebih dulu pemecahannya adalah kenakalan remaja sehingga harapan yang muncul kemudian adalah terwujudnya pribadi remaja yang shaleh.

Maka untuk mewujudkan harapan itu tindakan riil yang mungkin dilakukan adalah dengan dilakukannya penyuluhan sosial yang ditujukan kepada anak-anak, orang tua dan remaja. Tiga elemen inilah yang penting untuk dijadikan sasaran dalam penyuluhan karena ketiganya memegang peranan penting dalam penanggulangan kenakalan remaja. Pertama kepada anak-anak yang beberapa tahun kemudian mereka akan menjadi remaja dan jika mereka tidak dibentengi mulai sejak dini dari pengaruh-pengaruh negatif perilaku remaja, maka ketika mereka tumbuh sebagai remaja kelak, bisa dipastikan mereka akan mengulangi perilaku buruk kenakalan remaja.

Selanjutnya adalah orang tua, baik buruk moral anak juga merupakan hasil dari bentuk pendidikan yang diberlakukan oleh orang tua. Kenakalan remaja yang

muncul bukan diakibatkan karena ketiadaan pendidikan dari orang tua, tetapi terkadang orang tua kurang mampu dalam mengenal dan mempelajari karakter anak-anaknya sehingga hal ini menyebabkan pola didik yang diterapkan terhadap anak-anak kurang sesuai sehingga malah menyebabkan pemberontakan pada diri anak. Faktor lain yang menjadi penyebab kenakalan remaja dari peran orang tua adalah kesibukan orangtua dalam mencri nafkah. Tidak sedikit para bapak dan ibu bekerja sekaligus sehingga pendidikan anak diserahkan kepada orang lain, misalnya mereka merasa telah memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya dengan menyekolahkannya atau mengajikannya di TPA. Padahal pendidikan yang pertama dan utama bagi anak didapatkannya di dalam rumah yakni dari bapak dan ibunya sendiri.

Terakhir, pentingnya penyuluhan terhadap remaja karena mereka adalah subjek utama dari kenakalan remaja. Oleh karenanya mereka menjadi obyek utama pula dalam kegiatan penyuluhan ini. Tidak mudah memberikan penyuluhan kepada para remaja karena secara emosional mereka sudah sulit untuk dikendalikan, karena itu butuh pendekatan yang khusus

Matrik Rangking

Berangkat dari analisa terhadap hasil time line maka masyarakat dapat mengurutkan masalah-masalah mulai dari yang dianggap ringan hingga masalah yang paling berat mengenai penyebab kenakalan remaja yang terjadi di Desa Lebanisuko. Pengurutan masalah dari segi prioritasnya sangat penting dilakukan karena dengan mengetahui masalah yang paling urgen maka akan dengan mudah dicarikan solusinya. Dari berbagai masalah yang ada di masyarakat Desa Lebanisuko, masyarakat menemukan lima masalah yang dianggap prioritas yakni pengangguran, pengaruh media teknologi, rendahnya status pendidikan, pendidikan orangtua dan pengaruh lingkungan. Terhadap kelima masalah tersebut, masyarakat memberikan scor tertinggi pada masalah pengaruh media teknologi. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena teknologi juga mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi juga mendorong hasrat masyarakat untuk mengikuti gaya hidup modern dan

hedonis. Ini semua mereka maksudkan agar tidak dikatakan ketinggalan jaman meskipun tinggal di daerah pedesaan.

Walau bagaimanapun perkembangan media teknologi tidak bisa dijadikan kambing hitam akan adanya kenakalan remaja. Namun yang harus lebih diperhatikan adalah bagaimana sikap setiap individu agar tidak begitu mudahnya terpengaruh dengan perkembangan teknologi. Media teknologi menyuguhkan berbagai hal, tidak hanya yang baik tetapi juga yang buruk dan sayangnya media teknologi tidak memiliki alat filterisasi akan dampak buruk yang dibawanya bagi para konsumennya. Maka bagi mereka yang tidak pandai menyaring, memilih dan memilah informasi serta mengambil manfaat dari kemajuan teknologi ini, akan dengan mudah terbawa arus globalisasi.

Sebenarnya pencegahan terhadap akibat buruk media teknologi ini tidak membutuhkan penanganan yang sulit, namun dalam realitasnya akibat yang ditimbulkan oleh dampak buruk media teknologi ini mendapat perhatian yang khusus dengan menduduki rangking pertama dalam urutan perangkingan masalah yang dibuat. Dampak buruk akan pengaruh media teknologi ini baru akan sangat sulit untuk dilakukan penanganannya jika sudah mulai menyerang masyarakat karena hampir setiap waktu masyarakat bersinggungan dengan media teknologi dan kehidupan masyarakat selamanya tidak akan bisadipisahkan dari teknologi.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Puji syukur kepada Allah SWT, kegiatan kerja yang dirumuskan oleh peserta KKN Fakultas Ushuluddin kelompok kerja Desa Lebanisuko Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik secara garis besar 90% berjalan sesuai dengan rumusan awal. Walaupun secara teknis pelaksanaan di lapangan ternyata masih ada sedikit kendala. Dari Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2009 yang dilaksankaan di Desa Lebanisuko selama satu bulan mulai dari tanggal 15 Juli sampai 14 Agustus, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kegiatan mahasiswa KKN fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2009 di desa Lebanisuko dapat terealisasi dengan baik walaupun banyak kendala yang merintangi. Hal ini terbukti dengan antusiasme warga yang tinggi dalam melaksanakan setiap kegiatan KKN.

2. Sosialisasi kegiatan dengan tokoh masyarakat merupakan kunci keberhasilan perealisasian kegiatan KKN.

3. Masyarakat yang ditempati adalah objek sasaran kegiatan KKN sekaligus mitra kerja terlaksananya setiap kegiatan KKN.

B. SARAN

Setelah satu bulan terjun langsung ke masyarakat, terasa sekali perjuangan kami untuk mencapai hasil optimal dalam perealisasian setiap kegiatan dalam peningkatan sumber daya manusia di desa Lebanisuko- Wringinanom- Gresik. Berbagi suka dan duka telah kami alami. Dan demi peningkatan dan perbaikan KKN di tahun depan, maka terlintas di benak kami untuk memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepala badan pelaksana Kuliah Kerja Nyata ( BP KKN IAIN Sunan Ampel Surabaya) hendaknya :

a. Mempersiapkan konsep KKN yang lebih matang agar mahasiswa lebih siap terjun di masyarakat

b. Memperhatikan aspirasi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN, dan kebijakan yang diambil bukan top down tetapi juga bottom up.

c. Diharapkan terdapat subsidi dana yang memadai untuk mahasiswa pelaksana KKN sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan finansial saat

melaksanakan kegiatan KKN.

2. Kepada masyarakat Desa Lebanisuko-Wringinanom-Gresik.

a. Masyarakat desa Lebanisuko hendaknya bisa menjaga persatuan diantara sesama anggota masyarakat sehingga tercipta suasana yang harmonis. b. Masyarakat desa Lebanisuko bisa lebih giat lagi untuk taat menjalankan

perintah agama.

c. Masyarakat desa Lebanisuko kami harapkan bisa memiliki kesan yang baik terhadap mahasiswa KKN dari manapun.

3. Kepada Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ushuluddin.

a. Hendaknya selalu terjadi kekompakan dalam hal apapun karena hal itu bisa menunjang keberhasilan setiap kegiatan KKN

b. Hendaknya setiap permasalahan yang timbul senantiasa dapat diatasi dan dipecahkan dengan jalan musyawarah.

c. Hendaknya sistem kehidupan masyarakat desa Lebanisuko yang telah ada yakni sifat gotong-royong dipertahankan.

d. Hendaknya suasana kekeluargaan antara karang taruna dan remas dalam satu dusun tetap dipertahankan dan suasana kekeluargaan serta persaudaraan antara karang taruna dan remas dari satu dusun dengan karang taruna dan remas dusun lain dapat tercipta. Sehingga dapat saling bahu membahu membangun desa.

Dalam dokumen LAPORAN KULIAH KERJA NYATA (Halaman 50-61)

Dokumen terkait