• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN

5.7 Terapi Selain OAT

Pasien AIDS-TB paru selain mendapatkan terapi OAT juga mendapat berbagai macam terapi farmakologi lainnya. Sebaran terapi yang diterima pasien selain OAT dapat dilihat pada tabel V.14.

Tabel V.14 Sebaran terapi selain OAT

Kelas Terapi Nama Obat Jumlah Pasien yang

Menggunakan Kelas Terapi Nama Obat

Jumlah Pasien yang Menggunakan Antibiotik dan Antimikroba Levofloxacin 15 Antifungi Nistatin 20 Seftriakson 30 Flukonazole 24 Gentamicin 10 Mycamine 1

Amikacin 8 Miconazole (Krim) 1

Clindamycin 6 Antiviral Asiklovir 1 Kanamicin 1 Valgansiklovir 2 Kotrimoksazol 36 Gansiklovir 1 Kloramfenikol 1 Obat Batuk Fluimucil 28 Ceftazidim 2 N-Asetil Sistein

Vankomisin 2 Gliseril Guaiakolat Ambroxol Ciprofloxacin 10 Dextrometorphan

Fosfomisin 1 (Narkotika) Antitusif Codein 9 Cefixime 2 Hepatoprotektor Heparmin 4 Doksisiklin 2 Vitamin B6, B12 36 Tetrasiklin 1 B6 Metronidazole 1 B1/B6 Meropenem 1 Bronkodilator Salbutamol 15 Antiparasit Pirimetamin 6 Farbivent

Antiretroviral Nevirapine (Neviral) 5 Combivent Efavirenz 18 Pulmicort Lamivudine 12 Duviral 10 Tenofovir 12 5.8 Paduan ARV-OAT

Selain mendapatkan OAT pasien AIDS-TB paru juga mendapatkan terapi ARV. Terapi ARV bertujuan untuk menghambat replikasi virus HIV yang secara bertahap dapat menurunkan jumlah virus dalam darah (Kemenkes, 2011). Pada gambar 5.7 disajikan data prosentase pasien AIDS-TB paru yang mendapatkan terapi ARV disamping OAT.

Gambar 5.7 Diagram prosentase penggunaan ARV pada pasien AIDS-TB paru

Dari 14 pasien yang tidak mendapatkan ARV diketahui 6 pasien tercatat hasil CD4nya dan sisanya (8 pasien) tidak diketahui. Sedangkan pada 22 pasien (39%) yang mendapatkan terapi ARV, 11 pasien diketahui jumlah CD4nya dan 11 lainnya tidak. Kesesuaian penggunaan ARV pada pasien AIDS-TB paru disajikan pda tabel V.15 dan V.16.

61% 39%

Prosentase pasien yang mendapatkan ARV

Prosentase pasien yang tidak mendapatkan ARV

Tabel V.15 Terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru yang nilai CD4nya tidak diketahui

ARV yang

digunakan OAT yang digunakan Waktu memulai ARV Pustaka Kesesuaian terapi ARV dengan pustaka Duviral+Neviral

(setelah 32 hari diganti EFV)

Fase intensif kat II

(RHZES) Pasien sudah mendapatkan ARV 3 hari sebelum memulai OAT

Mulai terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru berapapun jumlah CD4. Gunakan EFV sebagai

pilihan NNRTI pada pasien yang memulai ARV selama terapi OAT.

Mulai terapi ARV sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi.Secepatnya 2 minggu hingga 8 minggu. (Kemenkes, 2011)

Waktu memulai sesuai(1), namun pilihan ARV tidak sesuai

Duviral+EFV Fase intensif 4FDC

kat I Bersamaan dengan mulai OAT Sesuai

(2)

FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Fase intensif 4FDC kat I Pasien sudah mendapatkan ARV 9 hari sebelum memulai OAT

Sesuai (pada pasien saat OAT sudah mulai digunakan ARV ditunda) FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Fase intensif kat I (RHZE) Bersamaan dengan mulai OAT Sesuai (2)

FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Fase lanjutan 2FDC kat I Pasien sudah mendapatkan ARV 2 hari sebelum memulai OAT

Sesuai(3)

Duviral+Neviral Fase intensif kat I

(RHZE) Pasien sudah mendapatkan ARV 6 hari sebelum memulai OAT

Waktu memulai sesuai(1), namun pilihan ARV tidak sesuai

FDC ARV

Lanjutan Tabel V.15 Terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru yang nilai CD4nya tidak diketahui

ARV yang

digunakan OAT yang digunakan Waktu memulai ARV Pustaka Kesesuaian terapi ARV dengan pustaka FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Fase lanjutan 2FDC kat I Bersamaan dengan mulai OAT Mulai terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru berapapun jumlah CD4. Gunakan EFV sebagai

pilihan NNRTI pada pasien yang memulai ARV selama terapi OAT.

Mulai terapi ARV sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi.Secepatnya 2 minggu hingga 8 minggu. (Kemenkes, 2011)

Sesuai(3)

FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Fase intensif kat I (RHZE) Setelah penggunaan OAT selama 13 hari Sesuai TDF+3TC+EFV Fase intensif kat II

(RHZES) Setelah penggunaan OAT selama 1 hari Sesuai (2)

FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) OAT kondisi khusus E,S Pasien sudah mendapatkan ARV 16 hari sebelum memulai OAT

Sesuai(2)

Keterangan:

(1) Pasien sudah memiliki riwayat penggunaan ARV sebelumnya, namun neviral seharusnya diganti dengan EFV.

(2) Pasien sudah memiliki riwayat penggunaan OAT dan ARV.

(3) Pengobatan OAT pasien sudah memasuki fase lanjutan (pasien telah menggunakan OAT lebih dari 2-8 minggu).

Tabel V.16 Terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru yang nilai CD4nya diketahui

Jumlah CD4 (sel/μl)

ARV yang

digunakan OAT yang digunakan Waktu memulai ARV Pustaka Ket 5 TDF+3TC+EFV Fase intensif kat II

(RHZES) Setelah penggunaan OAT selama 14 hari

Mulai terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru berapapun jumlah CD4. Gunakan EFV sebagai

pilihan NNRTI pada pasien yang memulai ARV selama terapi OAT. Mulai terapi ARV

sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi.Secepatnya 2 minggu hingga 8 minggu. (Kemenkes, 2011)

Sesuai

27 FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Pergantian Fase intensif kat II (RHZES) ke MDR-OAT (E,Z,Km,Lfx,Cs,Eto) Setelah penggunaan OAT selama 21 hari Sesuai 2 FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Fase intensif 4FDC kat I Bersamaan dengan mulai OAT

Tidak Sesuai 16 Duviral+EFV Fase intensif kat I

(RHZE) Setelah penggunaan OAT selama 21 hari

Sesuai

1 Duviral+EFV Fase intensif 4FDC kat I Pasien sudah mendapatkan ARV 3 hari sebelum memulai OAT

Sesuai(1)

391 TDF+3TC+EFV Fase intensif kat II

(RHZES) Setelah penggunaan OAT selama 15 hari

Lanjutan Tabel V.16 Terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru yang nilai CD4nya diketahui

Jumlah CD4 (sel/μl)

ARV yang

digunakan OAT yang digunakan Waktu memulai ARV Pustaka Ket 109 Duviral+EFV Fase intensif kat I

(RHZE) Setelah penggunaan OAT

selama 15 hari Mulai terapi ARV pada pasien AIDS-TB paru berapapun jumlah CD4. Gunakan EFV sebagai

pilihan NNRTI pada pasien yang memulai ARV selama terapi OAT. Mulai terapi ARV

sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi.Secepatnya 2 minggu hingga 8 minggu. (Kemenkes, 2011)

Sesuai 4 FDC ARV

(TDF+3TC+EFV) Fase intensif kat II (RHZES) Pasien sudah mendapatkan ARV 3 hari sebelum memulai OAT

Sesuai(2)

243 Duviral+EFV Fase lanjutan kat I

(4R3H3) Bersamaan dengan mulai OAT Sesuai 4 Duviral+EFV Fase intensif kat I

(RHZE) Dimulai pada hari ke-2 MRS dan hanya digunakan selama 5 hari

Sesuai(3)

10 Duviral+EFV Pergantian Fase intensif kat I (RHZE) menjadi OAT kondisi kusus (E,S,Lfx)

Bersamaan dengan

mulai OAT Sesuai

(4)

Keterangan:

(1) Pasien TSS sudah memiliki riwayat penggunaan ARV saat rawat jalan setelah MRS-1. (2) Hasil tes SPS dan gene Xpert pasien belum keluar sementara CD4 pasien rendah.

(3) Pemberian ARV ditunda hingga terapi kotrimoksazol hari ke-14 untuk mencegah terjadinya tumpang tindih efek samping (Kemenkes, 2011).

Dokumen terkait