• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teras Datar (level terrace)

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 29-33)

Gamabar 2.7.Elemen – elemen Triangular dan Largrange

A. Teras Datar (level terrace)

Teras datar atau teras sawah (leve terrace) adalah bangunan konservasi tanah berupa tanggul sejajar kontur, dengan kelerengan lahan tidak lebih dari 3 % dilengkapi saluran diatas dan dibawah tanggul. (Yuliarta, 2002).

Teras datar dibuat tepat menurut arah garis kontur dan pada tanah – tanah yang permeabilitasnya cukup besar sehingga tidak terjadi penggenangan dan tidak terajadi aliran air melalui tebing teras. Teras datar pada dasarnya berfungsi menahan dan menyerapa air, dan juga sangat efektif dalam konservasi air. (Arsyad, 1989)

Tujuan utama dari teras datar ini adalah konservasi air / kelembaban tanah, sedangkan pengendalian erosi adalah tujuan skunder. Karena itu teras tipe ini dibangun di daerah dengan curah hujan rendah sampai sedang untuk menahan dan meresapkan air ke lapisan tanah. Di daerah yang permeabilitasnya tinggi, teras tipe ini dapat digunakan untuk di daerah dengan curah hujan tinggi. Sketsa teras datar ditunjukan pada Gambar 2.14. (Schwab et. al., 1966)

1,0 m 1,0 m 1,0 m

Jarak horizontal < 5m Jarak vertikal

Gambar 2.12 Mengukur garis lintasan.

Sumber: Mindanao Baptist Rural Life Center (MBRLC), (1971)

Gambar 2.13 Teras Datar

Sumber: Priyono, et. al., (2002)

33 Cara pembuatan teras datar adalah : (a) tanah digali menurut garis kontur dan tanah galiannya ditimbunkan ke tepi luar, (b) teras dibuat sejajar dengan garis kontur, (c) lebar guludan atas 0,37 – 0,5 m, lebar dasar guludan bawah menyesuaikan kemiringan guludan, (d) jarak tepi bawah saluran di bawah guludan terhadap tengah guludan 2,5 – 3,5 m, sedang jarak tepi atas saluran di atas guludan terhadap tengah guludan 3 – 6 m, (e) guludan ditanami rumput makanan ternak. (Priyono, et. al., 2002) B. Teras Kredit (ridge terrace)

Teras kredit merupakan banguanan konversi tanah berupa guludan tanah atau batu sejajar kontur, bidang olah tidak dirubah dari kelerengan tanah asli. Teras kredit merupakan gabungan antara saluran dan guludan menjadi satu. (Priyono, et. al., 2002).

Teras kredit biasanya, dibuat pada tempat dengan kemiringan lereng antara 3 – 10 persen, dengan cara membuat jalur tanaman penguat teras (lamtorom, kaliandra, gamal) yang ditanam mengikuti kontur. Jarak antara larikan 5 – 12 meter. Tanaman pada larikan teras berfungsi untuk menahan butir – butir tanah akibat erosi dari sebelah atas larikan. Lama kelamaan permukaan tanah bagian atas akan menurun, sedangkan bagian bawah yang mendekat dengan jalur tanaman akan semakin tinggi. Proses ini berlangsung terus – menerus sehingga bidang oleh menjadi datar atau mendekati datar.

(Sukartaatmadja, 2004)

Cara pembuatan teras kredit adalah : (a) persiapan lapangan dimulai dengan memancangkan patok – patok menurut garis kontur dengan menggunakan waterpas plastik. Jarak patok dalam garis kontur 5 m, dan jarak antar barius 5 – 12 m, (b) pembuatan bangunan teras berupa guludan tanah atau guludan batu yang arahnya sejajar garis kontur, (c) penamaman tanaman penguat teras (kaliandra, lomtoro, gamal) secara rapat di sepanjang guludan. Benih / biji jenis tanaman tahunan (legume tree crop) ditanam dengan secara merata. Bila digunakan stek atau stump, jarak tanamnya 0,5 m sepanjang guludan. Informasi teknis lain berkaitan dengan teras kredit adalah : (a) pembuatan teras tipe ini akan mengakibatkan pengurangan luas lahan sebesar 10 – 20 %, (b) teras kredit tidak cocok diterapkan pada tanah – tanah yang peka longsor, (c) sedimen untuk meninggikan guludan, (d) arah pengolahan tanah dimulai dari bagian lereng bawah. Sketsa teras kredit ditunjukan pada Gambar 2.14. (Priyono, et.

al., 2002).

34 C. Teras Guludan (cotour terrace)

Teras guludan adalah suatu teras yang membentuk guludan yang dibuat melintang lereng dan biasanya dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng 10 – 15

%. Sepanjang guludan sebelah dalam terbentuk saluran air yang landau sehingga dapat manampung sedimen hasil erosi. Saluran tersebut juga berfungsi untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah menuju saluran pembuang air. Kemiringan dasar saluran 0,1%. Teras guludan hanya dibuat pada tanah yang bertekstur lepas dan permabilitas tinggi. Jarak antar teras guludan 10 meter tapi pada tahap berikutnya di antara guludan dibaut guluda lain sebanyak 3 – 5 jalur dengan ukuran lebih kecil.

(Sukartaatmadja, 2004).

Teras guludan adalah bangunan konservasi tanah berupa guludan tanah dan selokan / saluran air yang dibuat sejajar kontur, dimana bidang olah tidak diubah dari kelerengan permukaan asli. Di antara dua guludan besar dibuat satu atau beberapa guludan kecil. Teras ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) sebagai pengumpul limpasan dan drainase teras. Sketsa teras guludan ditunjukan pada Gambar 2.15. (Priyono, et. al., 2002).

Gambar 2.14. Teras Kredit

Sumber: Priyono, et. al., (2002)

Gambar 2.15 Teras Guludan Sumber: Priyono, et. al., (2002)

35 D. Teras Bangku (bench terrace)

Teras bangku adalah bangunan teras yang dibuat sedemikian rupa sehingga bidang olah miring ke belakang (reverse back slope) dan dilengkapi dengan bangunan pelengkap lainnya untuk menampung dan mengalirkan air permukaan secara aman dan terkendali. (Sukartaatmadja, 2004).

Teras bangku adalah serangkaian dataran yang dibangun sepanjang kontur pada interval yang sesuai. Bangunan ini dilengkapi dengan saluran pembuangan air (SPA) dan ditanami dengan rumput untuk penguat teras. Jenis teras bangku ada yang miring ke luar dan miring ke dalam. (Priyono, et. al., 2002)

Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan jalan memtong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terjadi suatu deretan bentuk tangga atau bangku. Teras jenis ini dapat datar atau miring ke dalam. Teras bangku yang berlereng ke dalam dipergunakan untuk tanah – tanah yang permeabilitasnya rendah dengan tujuan agar air yang tidak segera terinfiltrasi tidak mengalir ke luar melalui talud. Teras bangku sulit dipakai usaha pertanian yang menggunakan mesin – mesin pertanian yang besar dan memerlukan tenaga dan modal yang besar untuk membuatnya. Sketsa teras bangku ditunjukan pada Gambar 2.16. (Arsyad, 1989).

Gambar 2.16 Teras Bangku Sumber: Priyono, et. al., (2002)

36 Menurut Peraturan Mentri Pertanian (2006) beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembuatan teras bangku:

 Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10 – 40%, tidak dianjurkan pada lahan dengan kemiringan >40% karena bidang olah akan menjadi terlalu sempit.

 Tidak cocok pada tanah dangkal (<40 cm).

 Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang menggunakan mesin pertanian.

 Tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan aluminium dan besi tinggi.

 Tidak dianjurkan pada tanah – tanah yang mudah longsor.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 29-33)

Dokumen terkait