• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isu Terkini

Dalam dokumen Unduh IERO | Macroeconomic Dashboard (Halaman 44-48)

Tantangan Tekanan Ekonomi Global dan Instabilitas Nasional Menuju AEC 2015

E. Isu Terkini

Membangun Optimisme Ekonomi Kepemimpinan Nasional Muhammad Edhie PURNAWAN, PhD²

² Penulis adalah Wakil Dekan pada FEB UGM (Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada)

Membangun lonjakan nilai tambah sumber daya manusia berarti pula membangun perekonomian yang unggul. Hal ini bisa dimulai dengan mengembangkan tiga jenis kekuatan. Kekuatan yang pertama adalah

kekuatan kejujuran. Kekuatan yang kedua adalah kekuatan inovasi/imaginasi, dan kekuatan ketiga adalah kekuatan network. Dengan tiga jenis kekuatan ini, Indonesia akan menjadi bangsa yang kompetitif, tumbuh pesat, dan percaya diri menghadapi bangsa-bangsa lain yang sudah lebih dahulu maju. Penjelasan ketiga kekuatan tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, kekuatan kejujuran. Kekuatan jenis ini adalah fondasi dasar dari segala jenis pembangunan sumber daya manusia. Dengan kekuatan kejujuran ini, maka bangunan ekonomi akan menjadi sangat kokoh. Tak mudah digoyang gempa, diterpa badai dan tak rontok diterjang bencana apapun. Tanpa kekuatan kejujuran sebagai fondasi, maka bangunan ekonomi yang berada di atasnya, meski terlihat megah nan kokoh, akan mudah roboh. Karena itu, jangan pernah menunda kejujuran karena kejujuran adalah ibu dari segala macam kebaikan.

Kedua, kekuatan inovasi/imaginasi. Bayangkan saja dua peristiwa ini. Pertama adalah peristiwa Korea Selatan. Negara ini berdasarkan sejarah loncatan nilai tambahnya telah menaruh perhatian luar biasa pada inovasi teknologi semikonduktor. Founding fathers negara ini dahulu telah menancapkan gagasan besar semikonduktor untuk pembangunan industri dasarnya. Sekarang kita saksikan, inovasi semikonduktor ini telah melaju dahsyat menjadi industri telekomunikasi yang menggurita seperti Samsung dan LG serta industri otomotif yang spektakuler seperti Hyundai, Daewoo dan Kia. Rahasia terbesar mereka sehingga mampu melompat seperti saat ini adalah kekuatan inovasi technopreneur yang membudaya. Peristiwa kedua, adalah fenomena Steve Jobs. Dengan biaya produksi hanya sekitar 10 dollar US, iPhone dijual seharga 400 dollar US. Artinya, imaginasi lompatan nilai tambah 390 dollar adalah inovasi yang luar biasa, bukan keringat. Kecerdasan jenis ini tak akan pernah bisa disemai hanya melalui pengumpulan pengetahuan, namun dengan pengembangan daya imaginasi.

Setelah jujur dan penuh inovasi memanfaatkan daya imaginasi, maka kekuatan ketiga adalah kekuatan network. Tak akan pernah ada burung

terbang sangat jauh melewati batas wilayah negara hanya dengan sayap-sayapnya sendiri. Karena itu, kekuatan network menjadi sedemikian sentral dalam pembangunan ekonomi. Dengan kekuatan ini maka sebuah bangsa tak hanya akan dikenal, namun juga akan dijadikan sahabat baik. Untuk menjadi sahabat baik diperlukan interpersonal skill yang baik. Menanamkan pola pikir yang didasari penghargaan kepada pihak lain adalah syarat utama membangun network yang luas. Telah terbukti sepanjang sejarah peradaban bahwa hubungan antarmanusia yang sangat baik mampu menghantarkan individu maupun institusi terbang tinggi. Karena itu, networking yang baik adalah syarat mutlak lompatan nilai tambah ekonomi.

* * *

Memandang dua calon pemimpin nasional yang bertarung saat ini (Prabowo vs Jokowi), saya menyampaikan gagasan supaya keduanya fokus dan antusias pada peningkatan nilai tambah manusia yang disuntikkan ke dalam perekonomian nasional. Hal ini bisa dimulai dari paradigma dan konsep dasar yang melambungkan nilai tambah dan setelah itu harus mampu mencari teknik implementasinya, sehingga bisa menggerakkan secara cepat roda perekonomian nasional. Keringnya paradigma dan konsep maupun visualisasi pencapaian nilai tambah yang berasal dari sumber daya manusia ini telah menjadi akut pada bangsa ini. Selayaknya, pemimpin nasional ke depan selain menjadi the father of central gravity, maka dia juga harus punya pemikiran besar yang dapat menggerakkan perekonomian dengan lonjakan yang besar, dan memecahkan kebuntuan solusi persoalan peningkatan nilai tambah sumber daya manusia. Karena itu, kunci utama pada semua jenis pintu-pintu pembangunan ekonomi nasional sejatinya terletak pada sumber daya manusianya dan ledakan nilai tambahnya. Setelah itu: Silakan kencangkan sabuk pengaman Anda, lalu dengan penuh optimistis kita saksikan, perekonomian nasional kita akan melaju dengan sangat kencang. InsyaAllah.

Hingga tulisan ini dimuat, perekonomian Indonesia masih tetap bergerak dalam tren yang positif, namun sejumlah indikator memberi sinyal yang mengkhawatirkan. Indikator daya saing Indonesia masih tetap lemah yang terefleksikan pada pelemahan kurs rupiah yang tidak diikuti oleh kenaikan nilai ekspor secara signifikan. Akibatnya, nilai impor yang melonjak tidak bisa diimbangi oleh kenaikan ekspor yang cukup, sehingga ekspor neto menjadi turun. Selain itu, Bank Indonesia tidak melakukan kebijakan moneter yang drastis karena upaya perbaikan pada neraca perdagangan dan neraca pembayaran juga harus diikuti dengan kebijakan pemerintah.

Sementara itu, indikator lain menunjukkan beban keuangan negara yang meningkat akibat proyeksi penurunan target penerimaan negara dan subsidi BBM yang sangat tinggi. Pembahasan terakhir pada 13 Juni 2014 di Badan Anggaran DPR dan pemerintah memutuskan defisit 2,4% dari PDB ditutup dengan penerbitan SBN sebesar IDR 72 triliun. Menariknya, meskipun terdapat beban subsidi yang besar akibat impor BBM, namun subsidi dalam RAPBNP justru turun dari pagu awal dalam RAPBNP IDR 285 triliun menjadi IDR 246,49 triliun. Konsekuensinya, pemerintah baru nanti akan mendapat carry over beban subsidi ini sebesar IDR 46,26 triliun.

Berbagai perkembangan ekonomi nasional ini kemudian ditangkap dalam GAMA LEI yang memprediksikan penurunan siklus perekonomian Indonesia. Perlu dicatat bahwa penurunan siklus perekonomian tidak serta merta berakibat pada penurunan pertumbuhan ekonomi karena siklus ekonomi sudah mengeluarkan faktor-faktor yang sifatnya volatile. Seiring dengan hal tersebut, konsensus ekonomi memperkirakan pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada kuartal II-2014 masih akan meningkat meskipun tinggi.

Meskipun pertumbuhan ekonomi diproyeksikan naik, namun siklus PDB yang diperkirakan turun harus menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan. Pembuat kebijakan tidak boleh hanya memperhatikan aspek teknis dari kebijakan, mereka juga harus terbuka dan tegas agar mendapat trust dari masyarakat. Terakhir, relatif suksesnya Pemilu Legislatif berhasil menghindarkan perekonomian Indonesia dari instabilitas, sehingga hal ini harus dipertahankan menjelang Pemilu Presiden pada 9 Juli nanti. Hal ini penting karena perekonomian yang tumbuh merupakan prasyarat bagi kesejahteraan sosial dan masyarakat yang berkeadilan.

INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK

Dalam dokumen Unduh IERO | Macroeconomic Dashboard (Halaman 44-48)

Dokumen terkait