• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH MATA HARI DAN

5.1 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Fisiologis

Setiap orang pasti memerlukan kebutuhan fisiologis, karena kebutuhan ini paling mendesak. Jika kebutuhan ini belum tercapai, tidak akan bergerak menuju kebetuhan yang selanjutnya. Kebutuhan fisiologis ini meliputi pangan, sandang, papan, oksigen, seks, dan sebagainya.

Waktu umur 14 tahun, setelah datang bulan Mata Hari merasakan kebutuhan fisiologis yang belum dapat dia penuhi. Dia selalu menemukan

kesenangannya dengan meraba-raba dan mengorek-orek alat kelaminnya. Selain itu, dia membayangkan jarinya seperti wortel atau kentang. Keadaan ini menunjukkan bahwa Mata Hari kurang terpenuhinya kebutuhan fisiologis berupa seks dalam dirinya, sehingga membuat Mata Hari melakukan perbuatan seperti itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(1) Umur 14, setelah datang bulan, aku merasa terjadi sesuatu yang ajaib dalam kelaminku. Tiba-tiba aku merasa menemukan kesenangan meraba-raba dan mengorek-orek kelaminku dengan jariku. Kemudian, aku lena, aku membayangkan jariku itu membesar seperti entah wortel entah kentang, yang masuk-keluar di situ dengan irama tertentu (hlm. 16).

Mata Hari sejak berada di Indonesia, dia selalu melupakan baju bagusnya yang selalu dia pakai waktu di negaranya Belanda. Di Indonesia, Mata Hari menanggalkan Bh-nya. Mata Hari harus melupakan kebiasaan-kebiasaan yang berada di Barat karena saat ini dia berada di Timur. Mata Hari di Indonesia hanya memakai sarung goyor Pekalongan atau batik Lasem. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia kebutuhan fisiologis akan sandangan bagus-bagus tidak terpenuhi karena Mata Hari harus mengikuti tradisi Timur. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(2) Barangkali aku pun harus melupakan kebiasaan-kebiasaan Barat. Aku sekarang di Timur. Dan aku lihat banyak perempuan desa di perkampungan yang sengaja melanjutkan leluri-leluri lama: tidak memakai BH (hlm. 59).

(3) Kalau begitu, selama aku di sini, apa salahnya aku pun melupakan cerita tentang baju bagus, lantas menanggalkan BH dan cukup menutupi bagian tubuh yang tidak boleh digigit semut, memakai sarung goyor Pekalongan atau batik Lasem yang mentabir pinggang, pantat, paha, sampai betis (hlm. 59).

(4) Aku mulai terbiasa menanggalkan BH-ku. Rasanya dengan begitu aku menjadi manusia merdeka dari kain peradaban Barat (hlm. 61).

Mata Hari pergi meninggalkan suaminya yang bernama Ruud, kemudian dia pergi ke sanggar seni pinggir Kali Elo. Mata Hari meninggalkan rumah karena dia marah kepada suaminya yang selalu berbuat semena-mena terhadapnya. Untung saja, Mbah Kung memberikan penginapan kepada Mata Hari di rumahnya, walaupun hanya sampai lusa. Mata Hari juga berpikir setelah itu dia akan pergi ke mana, untuk mendapatkan papan sebagai tempat tinggalnya lagi. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(5) Rencana yang sudah ada dalam pikiranku, adalah aku masih akan tinggal di sini sampai lusa, dan setelah itu aku belum menentukan ke mana arah langkahku. Satu dan lain hal, karena rasa-rasanya aku masih berminat memelihara marahku pada Ruud (hlm. 93).

Ruud mengajak Mata Hari berjalan-jalan ke daerah Semarang. Mata Hari pergi ke Semarang dengan tujuan ingin jalan-jalan dan cucimata dengan suaminya. Akan tetapi, di luar dugaan Mata Hari menggerutu karena di Semarang dia gigit jari disertai bara di jantung yang berasap di kepala. Ini menunjukkan kebutuhan fisiologis Mata Hari belum terpenuhi untuk mencapai kebahagiaan dengan jalan-jalan dan cucimata. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(6) Aku menggerutu tanpa mengucapkannya, sebab maksud hati ke sini untuk jalan-jalan dan cucimata, nyatanya hanya gigitjari disertai bara di jantung yang berasap di kepala (hlm. 132).

Mata Hari di Batavia menjadi seorang penari Jawa yang eksotik. Ini dilakukan Mata Hari saat pertama kali tampil menari di gedung Societeit de Harmonie. Keesokan harinya, Mata Hari menantikan kedatangan Cremer di rumahnya. Akan tetapi, Cremer tidak kunjung datang ke rumahnya Mata Hari. Padahal Mata Hari menunggu Cremer dengan hati yang deg-degan karena Mata

Hari ingin Cremer membawa uang. Ini menandakan bahwa kebutuhan fisiologis pada diri Mata Hari belum terpenuhi karena Cremer tak kunjung datang membawakan uang. Menurut Mata Hari yang namanya kerjasama adalah sama- sama menguntungkan. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(7) Jika begitu, apakah deg-degan menunggu Cremer ini sebab aku ingin dia membawa uang sebagai honorariumku? (hlm. 197). (8) Yang aku lakukan tadi malam, tak ayal adalah memenuhi

permintaannya untuk bekerja dengannya. Yang namanya kerjasama adalah, aku melakukan hal-hal yang menguntungkan baginya, dan dia pun melakukan hal-hal yang menguntungkan bagiku. Aku melakukan secara jasa, dia harus mengimbal secara upah. Itulah arti hakikat dari kerjasama (hlm. 197).

Mata Hari mengakui bahwa menjadi seorang penari yang berada di Batavia itu tidak berkembang. Ini berarti penghasilan dan ketenaran di Batavia tidak terpenuhi, padahal yang dicari Mata Hari adalah penghasilan dalam jumlah yang besar. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(9) “Di Batavia sini kan kau bisa juga menari. Kau sendiri sudah berhasil melahirkan sensasi di sini.

“Tapi aku tidak berkembang di sini. Maksudku berkembang dalam hal penghasilan dan ketenaran.” (hlm. 321).

Bagi Mata Hari uang adalah segalanya, dia tidak ingin kekurangan uang. untuk itu Mata Hari bermimpi ingin mandi uang, kutipan (10). Mata Hari sangat optimis bahwa di Paris dia akan menghasilkan penghasilan uang yang banyak. Dengan uang dia akan membeli kemewahan, kesenangan, dan kenikmatan. Selain itu, uang yang dimiliki Mata Hari akan digunakan sebagai modal membuat rumah bersama kekasihnya Maslov. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(10) Namun, ini benar-benar absurd, dari orang-orang yang aku benci pandangannya, aku justru mencari dan menemukan yang aku maui: uang. Di atas orang-orang itu, aku bersumpah demi nama ibuku, tidak mau hidup berkekurangan. Aku ingin mandi uang (hlm. 448). (11) Dengan begitu, di kota-kota itu, aku ingin memperoleh uang yang

bisa membeli kemewahan dari bakat tariku. Aku yakin, hanya orang-orang dengan bakat yang terlatih dan tidak gampang puas pada keberhasilan di debut pertama, yang boleh berharap dari bakatnya itu untuk memperoleh penghasilan lebih, membeli kemewahan, kesenangan, kenikmatan (hlm. 382)

(12) Dalam pekerjaan inilah aku melakukan ‘dialog bantal‟ untuk mendapatkan keuntungan yang menyenangkan mimpi-mimpiku. Semuanya aku lakukan untuk modal membangun rumah dan rumahtangga di Borobudur dengan satu-satunya lelaki yang sungguh-sungguh aku cintai Vadim Maslov, atau orang lain menyebutnya Vladimir de Masloff. Makanya aku ingin perang ini segera usai supaya aku bisa cepat mewujudkan mimpi-mimpi itu (hlm. 512).

Kutipan (10) dan (11) merupakan sebuah angan-angan Mata Hari untuk ke depannya. Dia mempunyai angan-angan seperti itu karena penghasilan Mata Hari saat di Paris memang sangat banyak. Akan tetapi, itu semua hanyalah mimpi yang tidak bisa menjadi nyata. Uang yang dimiliki Mata Hari sudah disita bank. Mata Hari mengetahui uang disita bank saat ingin membiayai kekasihnya Maslov yang sedang sakit. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(13) “Tidak benar!” kataku berteriak senyaringnya. “Kalau betul dia cacat, dan tidak ada biaya untuk menolong kesembuhannya, biarkan saya mencari uang untuk menutup seluruh ongkos perawatannya. Uang yang saya punya sekarang pun akan saya

pakai untuk pengobatannya.” “Sia-sia”.

“Kenapa sia-sia?”

“Pertama uangmu sudah disita di bank.” (hlm. 541).

Saat Mata Hari berada di dalam penjara, dia kekurangan air. Padahal air merupakan kebutuhan yang sangat penting buat kehidupan manusia. tidak adanya

air dalam penjara itu membuat Mata Hari sangat menderita. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(14) Yang terakhir ini, sudah aku ceritakan, adalah penjara busuk yang sangat menyiksa diriku, karena tidak tersedia cukup air untuk mandi (hlm. 525).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis yang menimpa tokoh Mata Hari. Ini membuktikan bahwa tokoh Mata Hari belum mapan untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Mata Hari merasa belum adanya penyaluran seks ketika dia mulai beranjak dewasa. Sehingga dia hanya membayangkan barang milik kaum lelaki itu seperti kentang ataupun wortel, hal ini dapat dilihat dalam kutipan (1).

Tradisi di Indonesia seolah-olah merubah cara pandang Mata Hari untuk berpenampilan memakai sandangan. Di Belanda Mata Hari selalu membeli dan memakai baju yang bagus-bagus. Di Indonesia Mata Hari mau tidak mau harus menerapkan kebiasaan berpakaian orang Indonesia. Dia harus menanggalkan BH- nya. Ini membuktikan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis berupa baju- baju yang bagus. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (2-4).

Mata hari meninggalkan rumahnya, dia pergi ke daerah sanggar tari milik Mbah Kung. Mbah Kung mengijinkan sementara waktu tinggal di sanggar tarinya. Akan tetapi tidak selamanya Mata hari harus menetap di sana, dia lalu bingung memikirkan ke mana selanjutnya dia akan pergi untuk mencari tempat menginap. Ini membuktikan tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis berupa papan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (5).

Jalan-jalan dan cuci mata memang suatu kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi untuk mencapai suatu kebahagiaan. Tetapi tidak dengan Mata hari, dia malah menggerutu. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (6). Mata Hari menantikan Cremer untuk membawakan uang. Cremer tak kunjung datang, padahal Mata Hari menantikan honorarium hasil menarinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan (7- 8).

Jadi, yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis pada tokoh Mata Hari adalah Mata Hari tidak punya papan saat dia ada masalah dengan Ruud, uang yang akan digunakan untuk membangun rumah di dekat Borobudur dan membangun rumah tangga dengan Maslov hanyalah sebuah impian yang tak bisa terwujud (10-12) karena uang Mata Hari disita bank (13). Selain itu, air juga merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Tetapi tidak dengan Mata Hari, saat di penjara air sangat begitu sulit di dapat (14).

Dokumen terkait