• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

P- tersedia tanah

Hasil sidik ragam memperlihatkan (Lampiran 12.1 dan 13.1) bahwa kompos enceng gondok setelah 2 minggu inkubasi berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan P-tersedia tanah tetapi pada akhir masa vegetatif perlakuan kompos enceng gondok, sisa kotoran lembu dan interaksinya tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan P-tersedia tanah. Pengaruh kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu serta interaksinya terhadap N-total tanah setelah 2 minggu inkubasi dan akhir masa vegetatif dapat disajikan pada Tabel 7 dan 8.

Tabel 7. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap P-tersedia Tanah setelah 2 Minggu Inkubasi.

Sisa Kotoran

Lembu

Kompos Enceng Gondok

Rata-rata

E0 E1 E2 E3

……ppm……

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 7 diketahui bahwa pengaruh aplikasi kompos Enceng Gondok terendah pada taraf E0 (8,74 ppm) yang berbeda dengan taraf E1 (9,01 ppm), E2 (10,64 ppm) dan sangat berbeda dengan perlakuan tertinggi pada taraf E3 tetapi taraf E3 tidak berbeda dengan taraf E1 dan E2 sedangkan pada perlakuan sisa kotoran lembu tidak menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan dimana taraf terendah L2 (9,14 ppm) dan tertinggi pada faktor E3 (11,56 ppm) serta pengaruh interaksi kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu juga tidak berbeda dengan perlakuan sisa kotoran lembu. Untuk melihat hubungan pengaruh aplikasi kompos enceng gondok terhadap P-tersedia tanah setelah 2 minggu inkubasi dapat dilihat pada Gambar 5.

= 0,067x + 8,022 r = 0,932 0 5 10 15

0 Kompos Enceng Gondok (g/pot)25 50 75

P

-T

er

se

d

ia (

p

p

m

)

Gambar 5. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap P-tersedia Tanah setelah 2 Minggu Inkubasi.

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa pengaruh aplikasi kompos enceng gondok 2 minggu inkubasi meningkatkan P-tersedia tanah sejalan dengan

L1 7,75 8,80 9,25 15,10 10,23

L2 6,00 6,70 10,25 13,60 9,14

L3 12,30 10,10 10,60 13,25 11,56 Rata-rata 8,74 b 9,01 ab 10,64 ab 13,81 a 10,55

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

meningkatnya pemberian dosis kompos enceng gondok yang berhubungan linier positif dengan persamaan = 0,0674x + 8.0225 (r= 0,932).

Tabel 8. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap P-tersedia Tanah pada Akhir Masa Vegetatif.

Dari Tabel 8 terlihat bahwa faktor perlakuan kompos enceng gondok terendah pada taraf E0 (3,21 ppm) dan tertinggi pada taraf E2 (3,61 ppm) sedangkan sisa kotoran lembu terendah pada taraf L0 (2,52 ppm) dan tertinggi pada taraf perlakuan E3 (3,07 ppm) serta interaksi kompos enceng gondok dengan sisa kotoran lembu tidak berbeda dengan perlakuan tunggal lainnya.

Serapan N Tanah

Dari hasil sidik ragam memperlihatkan (Lampiran 14.1) bahwa interaksi dan pemberian tunggal kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu pada akhir masa vegetatif tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan Serapan N tanah. Pengaruh kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu serta intraksinya terhadap Serapan N tanah pada akhir masa vegetatif dapat disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap Serapan N tanah pada Akhir Masa Vegetatif.

Sisa Kotoran

Lembu

Kompos Enceng Gondok

Rata-rata E0 E1 E2 E3 …..mg….. Sisa Kotoran Lembu

Kompos Enceng Gondok

Rata-rata E0 E1 E2 E3 …..ppm…. L0 3,450 3,150 3,700 2,300 3,150 L1 3,100 4,300 3,450 3,050 3,475 L2 2,600 2,800 3,800 3,650 3,213 L3 3,700 3,800 3,500 4,350 3,838 Rata-rata 3,213 3,513 3,613 3,338 3,419

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010. L0 217,0 797,3 1322,5 569,6 726,62 L1 791,9 1127,4 908,1 2116,8 1236,06 L2 1495,9 756,8 1448,3 1450,0 1287,75 L3 1850,1 334,3 787,7 1929,3 1225,38 Rata-rata 1088,75 753,97 1116,66 1516,44 1118,95

Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa faktor perlakuan sisa kotoran lembu terendah pada taraf L0 (726,62 mg) dan tertinggi pada taraf L2 (1287,75 mg) dan untuk perlakuan kompos enceng gondok faktor terendah pada taraf E1 (753,97 mg) dan tertinggi pada taraf E3 (1516,44 mg) sedangkan interaksi juga tidak menunjukkan hasil signifikan dan tidak berbeda dengan perlakuan tunggal lainnya.

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam memperlihatkan (Lampiran 15.1) bahwa pemberian tunggal kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu pada akhir masa vegetatif berpengaruh nyata terhadap Tinggi tanaman namun berbanding terbalik dengan interaksi kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu yang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pengaruh kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu serta interaksinya terhadap Tinggi tanaman pada akhir masa vegetatif dapat disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap Tinggi Tanaman pada Akhir Masa Vegetatif.

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Sisa Kotoran Lembu

Kompos Enceng Gondok

Rata-rata E0 E1 E2 E3 ….cm…. L0 163,25 172,75 170,50 172,00 169,63 c L1 173,50 176,25 180,00 187,30 179,26bc L2 177,50 188,00 187,50 192,85 186,46ab L3 179,50 188,10 196,00 200,75 191,09 a Rata-rata 173,44b 181,28ab 183,50 a 188,23 a 181,61

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

Dari Tabel 10 diketahui bahwa pengaruh aplikasi kompos enceng gondok akhir masa vegetatif perlakuan terendah pada taraf E0 ( 173,44 cm) yang berbeda dengan taraf E1 (181,28 cm) dan sangat berbeda dengan taraf E2 (183,50 cm) dan E3 (188,23 cm) tetapi perlakuan dengan taraf E1, E2 dan E3 tidak berbeda sedangkan pada perlakuan sisa kotoran lembu pada akhir masa vegetatif dengan perlakuan terendah pada taraf L0 (169,63 cm) yang berbeda dengan taraf L1 (179,26 cm), dimana taraf L1 tidak berbeda dengan taraf L2 (186,46 cm) tetapi berbeda dengan faktor perlakuan tertinggi pada taraf L3 (191,09 cm) pengaruh interaksi kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap Tinggi tanaman.

Untuk melihat hubungan pengaruh aplikasi Kompos Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap Tinggi Tanaman dapat dilihat pada gambar 6 dan 7 berikut:

Gambar 6. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap Tinggi Tanaman pada Akhir Masa Vegetatif.

Pengaruh aplikasi sisa kotoran lembu pada akhir masa vegetatif meningkatkan tinggi tanaman sejalan dengan meningkatnya pemberian dosis sisa

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

kotoran lembu yang berhubungan linier dengan persamaan = 0.1864x + 0,174,62 (r= 0,974).

Gambar 7. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap Tinggi tanaman pada Akhir Masa Vegetatif.

Dari Gambar 7 diketahui bahwa pengaruh aplikasi kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu akhir masa vegetatif meningkatkan tinggi tanaman sejalan dengan meningkatnya pemberian dosis kompos enceng gondok yang berhubungan linier dengan persamaan = 0.2291x + 136, (r = 0,993).

Berat Kering Tanaman

Hasil sidik ragam memperlihatkan (Lampiran 16.1) bahwa aplikasi tunggal kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu pada akhir masa vegetatif berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering tanaman namun berbanding terbalik dengan interaksi kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu yang tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering tanaman. Pengaruh kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu serta interaksinya terhadap berat kering tanaman pada akhir masa vegetatif dapat disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Uji Beda Rataan Pemberian dan Interaksi Kompos Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap Berat Kering Tanaman pada Akhir Masa Vegetatif.

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 11 diketahui bahwa pengaruh aplikasi kompos enceng gondok akhir masa vegetatif perlakuan terendah pada taraf E1 (44,41 g) yang tidak berbeda dengan taraf E0 (48,41 g) tetapi berbeda dengan taraf E2 (55,98 g) dan sangat berbeda dengan taraf E3 (62,69 g) namun pada taraf E2 (62,98 g) memiliki nilai yang tidak berbeda dengan E3 sedangkan pada perlakuan sisa kotoran lembu pada akhir masa vegetatif perlakuan terendah pada taraf L0 (38,55 g) tidak berbeda dengan taraf perlakuan L1 (47,86 g) tetapi sangat berbeda pada taraf E3 (62,69 g) dan taraf E3 tidak berbeda dengan Taraf E2 (55,98 g) namun interaksi kompos enceng gondok dan sisa kotoran lembu tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap berat kering tanaman.

Untuk melihat hubungan pengaruh aplikasi Kompos Enceng Gondok dan Sisa Kotoran Lembu terhadap berat kering tanaman pada akhir masa vegetatif dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9 berikut:

E0 E1 E2 E3 ….gr…. L0 32,1 36,9 40,8 44,6 38,55 c L1 43,9 39,7 56,1 51,8 47,86 bc L2 57,9 49,1 57,7 59,3 55,98 ab L3 59,9 54,1 67,3 69,5 62,69 a Rata-rata 48,41 b 44,94 b 55,45 ab 56,28 a 51,27

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

Gambar 8. Pengaruh Aplikasi Kompos Enceng Gondok Terhadap Berat Kering Tanaman pada Akhir Masa Vegetatif.

Dari Gambar 8 diketahui bahwa pengaruh aplikasi kompos enceng gondok akhir masa vegetatif meningkatkan berat kering tanaman sejalan dengan meningkatnya pemberian dosis kompos enceng gondok yang hubungannya linier positif dengan persamaan = 0.1364 x + 46.154 (r = 0,800).

Gambar 9. Pengaruh Aplikasi Sisa Kotoran Lembu Terhadap Berat Kering Tanaman pada Akhir Masa Vegetatif.

Pengaruh aplikasi sisa kotoran lembu pada akhir masa vegetatif meningkatkan berat kering tanaman sejalan dengan meningkatnya pemberian dosis sisa kotoran lembu yang berhubungan linier dengan persamaan = 0.2577x + 31.352 (r = 0,996).

Dedi Frisandi Sitepu : Perubahan Beberapa Sifat Kimia Tanah Ultisol Asal Mancang Akibat Pemberian Kompos Enceng Gondok Dan Sisa Kotoran Lembu Serta Efeknya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays

L.), 2010.

Pembahasan

Dokumen terkait