• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

P- tersedia Tanah

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 9.1 memperlihatkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap p-tersedia tanah sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap P-tersedia Tanah.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi pupuk kandang ayam terhadap P tersedia tanah disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam terhadap P-Tersedia tanah pada akhir masa vegetatif

Perlakuan P-Tersedia tanah

---ppm---

A0 7,00 c

A1 5,23 d

A2 8,36 b

A3 12,37 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 5 diketahui bahwa pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan P-tersedia tanahpada setiap tarafnya dimana P tersedia tanah tertinggi terdapat pada taraf A3 (12,37 ppm) dan terendah pada A1 (5,23 ppm)

Serapan P

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 10.1 memperlihatkan bahwa aplikasi pupuk SP-36 dan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap serapan P tanaman sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap serapan P tanaman.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi SP-36, aplikasi pupuk kandang ayam terhadap serapan P tanaman disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap serapan P tanaman pada akhir masa vegetatif

Perlakuan Serapan-P Perlakuan Serapan-P

--mg/Tanaman--

--mg/Tanaman--P0 663,88 d A0 1714,43 d

P1 2386,23 c A1 2260,3 c

P2 2847,93 b A2 2346,23 b

P3 2983,43 a A3 2560,51 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan padaTabel 6 diketahui bahwa pengaruh aplikasi pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap peningkatan serapan P tanamanpada

setiap tarafnya dimana tertinggi pada P3 (2983,43 mg/tanaman) dan terendah pada P0 (663,88 mg/tanaman). Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap peningkatan serapan P tanaman pada setiap tarafnyadengan tertinggi pada A3 (2560 mg/tanaman) dan terendah pada A0(1714,43 mg/tanaman)

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 11.1 memperlihatkan bahwa aplikasi pupuk SP-36 sangat nyata dan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi SP-36, aplikasi pupuk kandang ayam terhadap tinggi tanaman disajikan pada Tabel 7

Tabel 7. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap tinggi tanaman pada akhir masa vegetatif

Pupuk SP-36 Tinggi Tanaman pupuk kandang ayam Tinggi Tanaman

----cm---- ---cm---

P0 65,72 c A0 81,03 d

P1 100,03 b A1 95,28 c

P2 109,88 a A2 102,56 b

P3 111,84 a A3 108,59 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 7 diketahui bahwa pengaruh aplikasi pupuk SP-36 pada taraf P3(150 g SP-36) tidak berpengaruh nyata dibandingkan taraf P2 (100 g SP-36) akan tetapi berbeda nyata pada taraf P1 (50 g SP-36)dan

tanpa aplikasi pupuk SP-36 (P0) dengan tinggi tanaman tertinggi pada taraf P3 (111,84 cm) dan terendah pada P0 (65,72 cm). Aplikasi pupuk kandang ayam

berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman pada setiap tarafnyadimanatingi tanaman tertinggi pada A3 (108,59 cm) dan terendah pada A0(81,03 cm)

Berat Kering Akar Tanaman Jagung

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 12.1 memperlihatkan bahwa aplikasi pupuk SP-36,aplikasi pupuk kandang ayam dan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering akar.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi SP-36, aplikasi pupuk kandang ayam, interaksi pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam terhadap berat kering akar disajikan pada Tabel 8

Tabel 8. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam, interaksi pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam terhadap berat kering akar

pupuk SP-36 Pupuk Kandang Ayam Rataan

A0 A1 A2 A3 P0 0,60 j 4,10 ij 8,10 i 13,60 h 6,60 d P1 20,40 g 23,80 g 3,70 ij 83,40 a 32,83 c P2 25,70 g 35,00 f 59,80 c 47,70 e 42,05 b P3 54,20 d 74,80 b 44,40 e 86,00 a 64,85 a Rataan 25,23 d 34,43 b 29,00 c 57,68 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 8 diketahui bahwa pengaruh aplikasi pupuk SP-36 berpengaruh nyata meningkatkan berat kering akar pada setiap tarafnya dengan berat tertinggi pada P3 (64,85 g) dan terendah pada A0 (6,6 g). Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap berat kering akar pada

setiap tarafnya dengan tertinggi pada A3 ( 57,68 g) dan terendah pada A0 (25,23 g). Kombinasi pupuk SP-36 dan pupuk kandang ayam pada P3A3

berbeda nyata dibandingkan P0A0.

Berat Kering Tajuk Tanaman Jagung

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 13.1 memperlihatkan bahwa aplikasi pupuk SP-36 dan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh sangat nyata terhadap bobot kering tajuk sedangkan interaksi pupuk SP-36 dengan pupuk kandang ayamtidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk.

Hasil uji beda rataan pengaruh tunggal aplikasi SP-36, pupuk kandang ayamterhadap berat kering tajuk disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh aplikasi pupuk SP-36, pupuk kandang ayam terhadap berat kering tajuk pada akhir masa vegetatif

Perlakuan BKT Tanaman Perlakuan BKT Tanaman

---g--- ---g---

P0 19,30 c A0 50,81 c

P1 70,03 b A1 66,03 b

P2 84,65 a A2 68,50 b

P3 86,70 a A3 75,33 a

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 9 diketahui bahwa pengaruh aplikasi pupuk SP-36 pada taraf P3 (150 g SP-36) tidak berpengaruh nyata dibandingkan pada taraf P2 (100 g SP-36) akan tetapi berpengaruh nyata terhadap peningkatan berat kering tajuk tanaman dibandingkan taraf P1 (50 g SP-36)dan tanpa aplikasi pupuk SP-36 (P0) dengan berat tajuk tertinggi pada P3 (86,70 g) dan terendah pada P0 (19,30 g). Aplikasi pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan berat kering tajukpada taraf A1 (25 g pukan) dan A2 (50 g pukan)akan tetapi taraf A1 dan A2 berpengaruh nyata dibandingkanA3 (75 g pukan) dan tanpa aplikasi pupuk kandang ayam (A0) dengan berat tertinggi pada taraf A3(75,33 g) dan terendah pada A0 (50,81 g)

Pembahasan

Kemasaman Tanah (pH)

Hasil analisis keragaman pada Tabel 2 menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah pada akhir masa vegetatif. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam mengandung asam humat (humus) dan karboksil serta fenol yang mampu meningkatkan pH dengan mengikat sumber kemasaman seperti Al, Fe sehingga mengurangi kemasaman tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2005), Beberapa mamfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan pH pada tanah masam. Ditambahkan Hakim (2006), dari pelapukan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam vulvat, serta asam-asam organik lainnya yang dapat mengikat logam seperti Al dan Fe, sehingga mengurangi kemasaman.

Aplikasi pupuk SP-36 pada taraf P2 mengalami peningkatan pH bila dibandingkan dengan tanpa aplikasi (P0). Hal ini dikarenakan terikatnya unsur Al-dd yang menyebabkan kemasaman tanah pada Ultisol akibat pemberian pupuk SP-36 dimana dibawah pH 6 Aluminum (Al) merupakan sumber utama H+ sebagai akibat lepasnya Al dari mineral liat.

C-Organik Tanah

Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan C-Organik tanah pada akhir masa vegetatif seperti terlihat pada hasil analisis didik

ragam pada Tabel 3 dimana pH terendah pada pemberian pupuk kandang ayam terdapat pada A0 (1,61 %) dan yang tertinggi pada taraf A3 (2,62 %).

Peningkatan kandungan C-organik yang terdapat di dalam tanah Ultisol di sebabkan pupuk kandang ayam merupakan pupuk yang berbahan organik yang memiliki kandungan C-Organik yang tinggi yaitu 7,60 (lampiran 2) sehingga mampu memberikan pengaruh yang positif atau meningkat ketika diaplikasikan ke tanah yang memiliki C-Organik yang rendah dan dapat meningkatkan populasi dan aktivitas mikroorganisme yang dapat menghasilkan C-Organik. Hal ini sesuai dengan Hakim, dkk, (1986) yang menyatakan bahwa pada tanah masam proses dekomposisi bahan organik akan terganggu, sehingga pembebasan karbon dari bahn organik juga akan terhambat. Dengan penambahan bahan organik maka aktivitas mikroorganisme akan meningkat dan proses perombakan bahan organik yang menghasilkan karbon juga akan meningkat.

Al-dd Tanah

Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata menurunkan al-dd tanah setelah akhir masa vegetatif tanaman seperti terlihat pada Tabel 4. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam mengandung bahan organik yang didalamnya terdapat asam-asam organik yang dapat mengikat Al sehingga kandungannya menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim (2006), dari pelapukan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam vulvat, serta asam-asam organik lainnya yang dapat mengikat logam seperti Al.

PadaTabel 4 menunjukkan bahwa aplikasi pupuk SP-36 pada taraf P3 mampu menurunkan Al-dd pada tanah ultisol. Hal ini dikarenakan Al-dd yang terdapat pada tanah ultisol berikatan dengan P yang di aplikasikan kedalam tanah sehingga menghasilkan hikroksida fosfat.

Dokumen terkait