• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

P- Tersedia Tanah

Dimana penambahan pupuk fosfat pada tanah masam selain menambah kandungan fosfat tanah, jika pupuk fosfat diberikan dengan dosis yang tinggi. Dapat mengikat ion-ion Fe dan Al yang terlarut. Penambahan bahan organik dapat mengurangi pengaruh racun dari ion-ion Al, Fe dan Mn. Karena bahan organik dapat mengkhelate ion-ion tersebut sehingga kelarutannya di dalam tanah berkurang. Bahan organik juga dapat mengurangi penguapan air tanah.

P-Tersedia Tanah

Interaksi efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pemberian pupuk SP-36 berpengaruh nyata terhadap P-tersedia setelah 2 minggu inkubasi. Peningkatan yang terjadi berkisar antara kriteria sedang hingga tinggi berdasarkan kriteria penilaian kandungan hara menurut BPP Medan (1982).

Hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor perlakuan memiliki hubungan erat dalam mensuplai hara fosfat ke tanah. Limbah pabrik rokok merupakan salah satu sumber bahan organik yang mengandung P-tersedia yang tinggi, secara tidak langsung limbah ini dapat menyumbangkan hara fosfat ke tanah. Selain itu melalui dekomposisinya akan menghasilkan asam-asam organik yang dapat mengkhelate Al yang bebas di larutan tanah sehingga P menjadi lebih tersedia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ardjasa (1994) bahwa bahan organik di dalam tanah dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat. Anion organik yang

dihasilkan melalui dekomposisinya dapat mengikat Al, Fe dan Ca yang bebas di larutan tanah sehingga diharapkan fosfat yang tersedia akan lebih banyak.

Disamping itu pada tanah masam pemberian bahan organik dan pupuk fosfat secara bersama-sama memiliki keuntungan lebih karena fosfat yang berasal dari pupuk tidak akan langsung tertambat oleh Al melainkan dengan adanya asam-asam organik dari bahan organik, konsentrasi Al di tanah sudah ditekan terlebih dahulu karena telah dikhlelat oleh gugus fungsionalnya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Purwanto dan Sutanto (1997) bahwa aplikasi pemupukan fosfat harus disertai dengan penambahan bahan organik dengan demikian P yang terlarut tidak akan terfikasasi oleh Al3+.

Dari efek interaksi antara limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 terlihat bahwa pada perlakuan tanpa limbah peningkatan P-tersedia lebih konsisten seiring dengan peningkatan dosis pupuk Sp-36, sedangkan pada perlakuan dengan limbah peningkatan P-tersedia selalu tidak konsisten dengan penambahan dosis pupuk Sp-36. Tidak konsistennya peningkatan P-tersedia ini pada perlakuan limbah dapat terjadi karena pada saat limbah diaplikasikan, limbah masih dalam proses pelapukan, sehingga pelepasan hara ke tanah belum stabil dan sebagian hara dari pupuk diambil oleh mikrobia perombak sebagai sumber energinya, akibatnya penigkatan P-tersedia tidak konsisten.

Menurut Hakim, dkk (1986) penggenangan meningkatkan pH tanah masam menjadi netral dan mengakibatkan P menjadi tersedia, dimana pada pH yang tinggi kelarutan Al, Fe dan Mn menurun sehingga P yang terikat oleh logam-logam tersebut akan terlepas dan kelarutan P menjadi tinggi. Dengan penggenangan, kadar fosfor di dalam larutan tanah meningkat sekali dan juga

disebabkan oleh (1) tereduksinya ferifosfat menjadi ferofosfat yang lebih mudah larut (2) tersedianya senyawa fosfor larut-pereduksi sebagai akibat melarutkan lapisan yang sebelum nya teroksidasi yang mengelilingi 2 arah fosfat (3) adanya hidrolisis beberapa fosfat terikat besi dan terikat aluminium dalam tanah asam yang disebabkan karena dinaikkannya pH antara 6 dan 7 (4) meningkatnya kelarutan apatit di dalam tanah bergamping bila pH turun sampai 6 atau 7 dan (5) difusi yang lebih besar ion H2P04- pada volume larutan tanah yang lebih besar.

Efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pemberian pupuk SP-36 juga berpengaruh nyata terhadap P-tersedia setelah panen. Pada perlakuan limbah pabrik rokok 50 g (C2) P-tersedia nyata meningkat dan tidak berbeda nyata dengan pelakuan 75 g limbah. Hal ini berarti dengan pemberian 50 g limbah sudah terjadi peningkatan P-tersedia tanah dan hasilnya tidak jauh berbeda dengan pemberian 75 g limbah. Namun, peningkatan P yang terjadi belum mencapai kriteria tinggi untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Menurut kriteria BPP Medan (1982) nilai P-tersedia setelah panen termasuk ke dalam kriteria sangat rendah dan rendah sehingga limbah tidak banyak memberikan efek residu terhadap P-tersedia tanah.

Pada perlakuan pupuk peningkatan P-tersedia tampak pada perlakuan pupuk SP-36 200 ppm P yang berbeda nyata pada perlakuan Sp-36 0 ppm P. Menurut BPP Medan (1982) peningkatan ini masih termasuk kriteria rendah dan antara limbah dan pupuk SP-36 belum mampu meningkatkan efek residu yang baik terhadap P-tersedia tanah.

Dari hasil pengukuran P-tersedia setelah 2 minggu inkubasi dan setelah panen dapat disimpulkan bahwa secara umum nilai P-tersedia tanah setelah

inkubasi lebih tinggi dibandingkan dengan setelah panen. Hal ini disebabkan karena setelah panen tanaman menyerap fosfat untuk pertumbuhannya terutama untuk perkembangan akar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nyakpa, dkk (1988) bahwa di dalam tanaman fosfor memberikan pengaruh melalui kegiatan merangsang perkembangan akar halus dan akar rambut serta terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Penyerapan hara P berkaitan dengan peningkatan berat kering akar pada tanaman. Semakin banyak P yang diserap maka berat kering tajuk akan meningkat pula.

K-dd (Kalium Dapat Dipertukarkan)

Menurut kriteria BPPM (1982) kriteria K-dd termasuk dalam kriteria tinggi,namun Tanggapan terhadap kalium jarang nampak pada padi sawah. Pada umumnya tanah sawah cukup kaya deangan kalium-dapat-tukar.setiap tahunnya tanah ini masih pula mendapat tambahahan kalium dan basa lainnya dari air yang menggenanginya. Tanggapan terhadap kalium terdapat pada beberapa tanah bergamping karena adanya ketidakseimbangan Ca:K. Suatu penyakit padi yang umum, yaitu penyakit bercak daun yang disebabkanoleh Helminthosporium, dipertegas oleh adanya kahat kalium, dan diperlemah dengan pemupukan kalium. Beberapa lahan padi gogo mempunyai kandungan kalium yang rendah dan memberikan tanggapan yang sama terhadap unsur ini seperti tanaman apa pun lainnya.

Serapan P Tanaman

Dari hasil penelitian efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pemberian pupuk SP-36 terlihat bahwa serapan P tanaman berpengaruh nyata. Diketahui bahwa serapan P tanaman tertinggi pada perlakuan C3 (75 g residu

limbah pabrik rokok) yaitu sebesar 17,82 mg/tanaman dan terendah pada perlakuan C0 (0 g residu limbah pabrik rokok) yaitu sebesar 5,24 mg/tanaman (pada Tabel 2.).

Penurunan dan peningkatan P baik di dalam tanah maupun P yang terserap dalam bentuk H2PO4- maupun HPO4- tergantung pada tipe liat, pH tanah, waktu reaksi, temperatur tanah dan bahan organik tanah sesuai dengan pendapat Soepardi (1983). Serapan P oleh tanaman akan meningkat apabila terdapat amandemen baik berupa pupuk atau bahan organik sehingga meningkatkan laju difusi P kepermukaan sistem perakaran yang aktif. Hal ini sesuai yang dikemukakan oelh Hardjowigeno (1987) bahwa melalui pengaruh penambahan amandemen berupa pupuk dan P tanah dalam larutan sehingga tersedia bagi akar dan bergerak memasuki kompleks penyerapan yang mengakibatkan terjadinya peningkatan pertumbuhan dan serapan P total.

Serapan K Tanaman

Dari penelitian bahwa efek residu pemberian limbah pabrik rokok dan pupuk SP-36 berpengaruh nyata. Dimana nilai tertinggi terdapat pada perlakuan C3 (75 g residu limbah pabrik rokok) yaitu sebesar 114,54 dan perlakuan terendah pada C0 (0 g residu limbah pabrik rokok) (pada Tabel 2.). Mekanisme penyerapan P hampir sama dengan K, jika konsentrasi K dalam tanah juga rendah.

Menurut Hardjowigeno (1987) bahwa penyerapan unsur hara K melalui aliran massa hanya 10%, sedangkan melalui difusi sekitar 77,7%. Disamping itu K yang yang diserap tanaman lebih besar dibandingkan dengan unsur P. Unsur K diserap dalam bentuk K+ lebih banyak dibandingkan dengan unsur P. Hal ini disebabkan oleh kemampuan K+ dalam tanaman lebih stabil dan mampu

mendukung peningkatan K. Unsur K dalam tubuh tanaman mampu mengatur kondisi air tanaman sehingga lebih mendukung ketersediaan K tanaman serta mendukung reaktifitas unsur lain dan mampu memacu mekanisme transport hara N dan unsur lain dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Dokumen terkait