• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terumbu Pulau-pulau Batangpele

Dalam dokumen BASE LINE STUDY KEPULAUAN RAJAAMPAT, PAPUA (Halaman 45-49)

Sebutan “Pulau-pulau Batangpele”, untuk menyebutkan sekelompok pulau-pulau yang terletak di lepas pantai sebelah tenggara Pulau Waigeo, diberikan karena melihat kenyataan bahwa belum ada satu nama yang spesifik untuk menyebut gugusan pulau tersebut, baik pada Peta Hidrografi dari Dinas Hidro-oseanografi TNI-AL maupun pada Peta Lingkungan Laut Nasional tahun 1993 dari Bakosurtanal. Namun menurut SK Menhut No. 81/KPTS-II/93 ‘Pulau-pulau Batang Pele” termasuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Laut Kepulauan Raja Ampat. Untuk membedakan Kepulauan Rajaampat yang ada dalam Peta dan SML Kepulauan Raja Ampat, maka nama lokasi penelitian ini diambil dari nama pulau yang terbesar yang ada di dalam gugusan pulau-pulau tersebut.

Gugusan Pulau-pulau Batangpele terdiri dari pulau-pulau terumbu, yaitu pulau yang terbentuk karena pertumbuhan karang. dan pulau-pulau non-terumbu, yaitu yang pembentukannya tidak berkaitan dengan pertumbuhan karang. Dari citra satelit, terumbu yang ada di gugusan pulau tersebut dapat dibedakan menjadi : 1) terumbu yang menempel ke pulau (islanded reef), 2) terumbu dangkal yang soliter (shallow water reef), dan 3) terumbu dalam yang soliter (deep water reef). Di beberapa pulau terdapat lagoon yang dalam. Rataan terumbu terlebar terdapat di Pulau Yetsiep, dengan lebar sekitar 0,72 km. Rataan terumbu yang luas terdapat di sekitar pulau-pulau Miosmengkara, Miosarar Besar, Miosarar Kecil, Loyetmo, Yetsiep, Yefkabu, dan Mutus. Semua pulau-pulau tersebut adalah pulau-pulau terumbu. Pulau-pulau non-terumbu dengan rataan terumbu yang cukup luas adalah Pulau Gof Besar, Gof Kecil, dan Biansyi Besar.

Klasifikasi

Liputan citra satelit ketiga kawasan terumbu yang teliti cukup baik dan relatif bersih dari tutupan awan ( 5 %). Klasifikasi citra dilakukan pada citra false color composite dengan band 5,3,1, yang merupakan kombinasi yang terbaik untuk dapat melakukan interpretasi visual citra daerah studi.

Dengan kombinasi band tersebut, pada citra dapat dikenali hal-hal berikut: 1) Pulau dapat dikenali dengan mudah dari warna umumnya yang merah.

2) Areal mangrove, bila cukup luas, dapat dikenali dengan mudah dari warnanya yang merah gelap.

3) Tubuh-tubuh reef atau terumbu dapat dibedakan menjadi reef dangkal dengan warna biru muda, dan reef dalam dengan warna biru tua.

4) Pada skala yang lebih detil, daerah rataan terumbu dapat dibedakan menjadi: daerah tutupan koral, daerah seagrass, dan daerah bertutupan pasir.

Dalam penelitian ini, berdasarkan pada hasil pengamatan lapangan, daerah rataan terumbu dapat dibedakan menjadi:

1) Daerah tutupan koral, dengan kenampakan tutupan koral dominan sampai 100%.

2) Daerah tutupan seagrass, meliputi daerah bertutupan seagrass sangat jarang samai 100%. Di dalam daerah ini kadang-kadang dijumpai koloni-koloni koral dan kantong-kantong daerah bertutupan pasir.

3) Daerah tutupan pasir, meliputi daerah bertutupan pasir 100 % sampai bertutupan pasir dengan kantong-kantong tutupan seagrass dan koloni-koloni koral.

Karang

Secara keseluruhan, dari RRA diketahui bahwa persentase tutupan karang hidup di daerah Reef Edge relatif masih lebih baik bila dibandingkan dengan di daerah Reef Top, kecuali di daerah Pulau-pulau Batang Pele (Gambar dibawah ini). Selain faktor-faktor alami, aktivitas manusia yang banyak dilakukan di daerah Reef Top mungkin juga berperan dalam hal ini. Berdasarkan pengamatan dilapangan, terutama di P.P. Batang Pele, terlihat banyaknya pecahan-pecahan karang yang hancur tak beraturan yang diduga akibat bahan peledak, dan ini juga dikuatkan oleh informasi dari penduduk disekitar lokasi ini yang menceritakan bahwa mereka sering melihat nelayan-nelayan dari luar kawasan ini yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan.

6.14 15.89 6.28 24.67 25.36 23.81 0 5 10 15 20 25 30

Reef Top Reef edge

% live coral

P. Boni P. Ayu P. Batang Pele

Gambar 8. Persentase live coral cover di Kepulauan Rajaampat

Dari hasil RRA pula menunjukkan bahwa persentase tutupan karang hidup di Boni relatif lebih jelek dibandingkan dengan di P.P. Ayu dan P.P. Batang Pele. Hal ini didukung pula dengan hasil LIT yang dilakukan di 8 titik pengamatan (1 titik pengamatan di Boni, 4 titik pengamatan di P.P. Ayu dan 3 titik pengamatan di P.P. Batang Pele) dimana persentase tutupan karang hidup di Boni relatif lebih rendah dibanding di lokasi lainnya (lihat Tabel 4).

Tabel 4 Persentase Tutupan Bentic Lifeform Hasil LIT di Kepulauan Rajaampat

Bentic Life Form A B C D E F G H

Hard Coral 35.02 57.59 31.65 48.91 66.13 37.43 39.38 45.76 Hard Coral (Acropora) 11.33 12.04 3.45 11.02 19.03 4.37 24.74 24.26 Hard Corals (Non-Acropora) 23.69 45.55 28.20 37.89 47.10 33.06 14.64 21.5 Dead Scleractinia 0.90 10.19 18.73 4.17 2.70 2.86 17.84 9.18 Algae 54.25 8.97 40.84 33.58 15.58 28.18 9.62 1.85 Other Faauna 1.31 15.39 8.78 4.69 15.59 19.19 12.19 8.19

Abiotic 8.52 7.86 0.00 8.65 0.00 12.35 20.97 35.02

Keterangan :

A. P. Boni bagian Utara E. St.4 PP Ayu (reef I) bagian Utara B. St. 1 PP Ayu (reef I) bagian Selatan F. P. Yefnawan bagian Barat C. St. 2 PP Ayu (reef II) bagian Selatan G. P. Mutus bagian Barat D. St. 3 PP Ayu (reef I) bagian Timur H. P. Miosarar bagian Barat

Nilai Indeks kemerataan yang dihitung dari jenis-jenis karang batu yang dijumpai saat LIT menunjukkan bahwa di P.P. Batang Pele memiliki nilai indeks kemerataan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di lokasi lainnya (Tabel 5). Ini berarti bahwa setiap jenis karang batu di lokasi ini jauh lebih merata. Tak ada satu jenis karang batu yang lebih dominan dibanding jenis karang batu lainnya.

Selama pengamatan, berhasil dijumpai 294 spesies karang batu, dimana 153 jenis dijumpai di Boni, 277 jenis di P.P. Ayu dan 205 jenis di P.P. Batang Pele.

Tabel 5. Jumlah Spesies, Jumlah Individu, Nilai H’ dan J’ hasil LIT di Kepulauan Rajaampat

A B C D E F G H Jumlah Individu 123 185 179 268 290 153 65 108 Jumlah Spesies 32 53 41 74 45 75 34 40 H’ 1.212 1.492 1.308 1.609 1.253 1.751 1.415 1.396 J’ 0.805 0.865 0.811 0.861 20.758 0.934 0.924 0.872 Keterangan :

A. P. Boni bagian Utara E. St.4 PP Ayu (reef I) bagian Utara B. St. 1 PP Ayu (reef I) bagian Selatan F. P. Yefnawan bagian Barat C. St. 2 PP Ayu (reef II) bagian Selatan G. P. Mutus bagian Barat D. St. 3 PP Ayu (reef I) bagian Timur H. P. Miosarar bagian Barat

Ikan Karang

Sensus ikan karang dilakukan di tiga perairan di Pulau Pulau Radja Ampat yaitu : Pertama, di perairan antara Tg. Pamali sampai daerah Boni ( 19 St RRA Reef Edge, 14 St RRA Reef Top dan 1 St LIT). Kedua, di perairan Pulau Pulau Ayu (42 St RRA Reef Edge, 36 St RRA Reef Top dan 4 St LIT) ; dan ketiga di perairan Pulau-Pulau Batang Pele ( 80 St RRA Reef Edge, 36 St RRA Reef Top dan 3 St LIT).

Dari ketiga perairan tersebut berhasil diidentifikasi sebanyak 395 jenis ikan perairan karang yang mewakili 115 marga dari 42 suku (Lampiran 1 - 7). Jumlah total kelimpahan individu dari ikan yang ditemukan adalah sebanyak 81.142 ekor (Tabel 6) .

Tabel 6. Jumlah Jenis, Jumlah Suku dan Jumlah Individu Ikan Berdasarkan Kategori Karang Hasil RRA di

Perairan Rajaampat.

Kategori Jumlah Jenis Jumlah Marga Jumlah Suku Jumlah Individu

Major 202 72 24 58.999

Target 159 43 17 19.773

Indikator 34 5 1 2.370

Dalam dokumen BASE LINE STUDY KEPULAUAN RAJAAMPAT, PAPUA (Halaman 45-49)

Dokumen terkait