Misi V : Membangun dan mengembangkan ekonomi daerah melalui pengelolaan sumber daya alam lestari berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Sasaran 2 Terwujudnya Nias Utara yang tanggap bencana dengan
mengedepankan pengurangan resiko dan mitigasi penanganan bencana
Strategi Peningkatan kapasitas kelembagaan BPBD dan masyarakat dalam usaha
pengurangan resiko, mitigasi dan penanganan bencana, Arahan
Kebijakan 1) Pencegahan dan pengurangan resiko bencana
2) Pemberdayaan masyarakat dalam kesiapan menghadapi bencana
3) Penyiapan sarana dan prasarana, peralatan dan logistik
penanggulangan bencana
4) Peningkatan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran.
Sumber : RPJMD Kabupaten Nias Utara Tahun 2016-2021, Bappeda Kab. Nias Utara 2017
3.5.
RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA 3.5.1. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabuparten NiasUtara
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabuparten Nias Utara yang penyusunannya difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera melalui Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman pada tahun 2015 dimaksudkan sebagai pedoman dalam menangani berbagai permasalahan pelayanan air minum melalui pengembangan SPAM Kabupaten Nias Utara. 3.5.1.1. Sistem Pelayanan
A. Daerah Pelayanan
Pengembangan Wilayah Pelayanan (WP) atau service zone untuk air minum Kabupaten Nias Utara pada dasarnya diarahkan pada Ibu kota Kecamatan (IKK) masing-masing (11 Kecamatan). Untuk sasaran wilayah pelayanan tergantung pada beberapa kriteria yaitu: fungsi strategis, kota atau kawasan, tingkat kepadatan penduduk, dan ketersediaan sumber air baku.
Sesuai dengan prioritas rencana pembangunan Kabupaten Nias Utara, pengembangan sistem pelayanan air minum saat ini diarahkan pada ibukota kabupaten yaitu di Kecamatan Lotu, kawasan perkotaan Hilindundra yang mencakup 9 Desa/Kelurahan. Lokasi pelayanan yang sudah terpilih ini selanjutnya mencakup semua tahapan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pada lokasi-lokasi pelaksanaannya berdasarkan sistem pengembangan yang akan dilaksanakan, yang mencakup:
III - 84 a. Lokasi sumber air baku dan pengembangannya
b. Lokasi instalasi pengolahan dan pengembangannya c. Lokasi reservoir distribusi dan pengembangannya d. Wilayah pelayanan dan pengembangannya
B. Kriteria Daerah Pelayanan
Dalam pengembang SPAM sistem perpipaan, daerah-daerah yang dilayani direncanakan melalui 4 (empat) tahapan pengembangan, yaitu:
1. Dari tahapan perencanaan lima tahun, maka tahap pertama diambil daerah layanan yang paling urgensi yaitu di daerah Ibukota kabupaten beserta desa-desa hinterland –nya;
2. Tahapan kedua adalah layanan daerah strategis Provinsi Sumatera Utara yaitu pada jalur jalan provinsi serta desa-desa hinterland –nya; 3. Tahapan ketiga adalah di ibukota kecamatan dengan kepadatan tinggi
atau ibukota kecamatan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang pesat; 4. Dan tahapan selanjutnya adalah pada daerah-daerah IKK lainnya
seluruh desa-desa.
Sedangkan untuk sistem non perpipaan, daerah pelayanan diuatamakan pada desa-desa rawan air, rawan penyakit dan desa pusat pertumbuhan.
3.5.1.2. Rencana Pengembangan SPAM
Berdasarkan dokumen RISPAM ini, rencana wilayah pengembangan SPAM disesuaikan dengan Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Nias Utara, yaitu dikawasan budidaya pada wilayah perkotaan maupun di perdesaan melalui sistem zonasi (darah pelayanan).
A. Zonasi Wilayah Perkotaan
Pengembangan SPAM yang direncanakan hingga tahun 2035 pada wilayah perkotaan, sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nias Utara direncanakan pada jalur lintas utama (Jalan Arteri Primer) yang meliputi 10 zona pengembangan yaitu:
1) Zona I, pada wlayah perkotaan IKK Lotu dan IKK Lahewa Timur; 2) Zona II, pada wlayah perkotaan IKK Lahewa
3) Zona III, pada wlayah perkotaan IKK Afulu
4) Zona IV, pada wlayah perkotaan IKK Sawo dan IKK Tuhemberua 5) Zona V, pada wlayah perkotaan IKK Tuhemberua
III - 85 7) Zona VII, pada wlayah perkotaan IKK Alasa Talumuzoi
8) Zona VIII, pada wlayah perkotaan IKK Alasa
9) Zona IX, pada wlayah perkotaan IKK Namohalu Esiwa 10) Zona X, pada wlayah perkotaan IKK Tugala Oyo B. Zonasi Wilayah Perdesaan
Pengembangan SPAM untuk wilayah perdesaan yaitu pada daerah diluar cakupan dari Ibukota Kecamatan, diantaranya meliputi:
1) Pada waktu pengembangan perkotaan, pengembangan perdesaan yang menjadi hinterlandnya dapat di kembangkan secara bersamaan;
2) Untuk desa-desa lain dapat dikembangkan dengan sumur dangkal oleh masing-masing desa pada desa yang kondisi air tanah dangkal kecil dari 20 m;
3) Untuk desa-desa yang mempunyai mata air dapat dikembangkan dengan Program PNPM Mandiri Perdesaan atau Program PPIP dan Pamsimas; dan
4) Untuk derah yang mengharuskan dengan sumur dalam dapat dilaksanakan melalui APBD Kabupaten Nias Utara.
Rencana zonasi pengembangan SPAM di wilayah perkotaan dan perdesaan Kabupaten Nias Utara tahun 2016-2035 seperti ditunjukkan pada gambar peta berikut:
III
86
Sumber: RISPAM Kabupten Nias Utara Tahun Tahun 2015, Dinas Pekim Prov. Sumut, Bappeda Kabupten Nias Utara, 2017 Gambar 3. 12. Peta zona Pengembangan Pelayan SPAM Kabupaten Nias Utara 2016-2035
III - 87 3.5.1.3. Rencana Tingkat Pelayanan
A. Tingkat dan Pentahapan Pelayanan SPAM
RISPAM Kabupaten Nias Utara telah menentukan rencana capaian pelayanan air minum untuk Kabupaten Nias Utara yang mengacu pada kriteria-kriteria peraturan yang berlaku hingga masa rencana tahun 2035 melalui 4 (empat) tahapan rencana pelayanan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. 24. Rencana Tingkat pelayanan SPAM Kabupaten Nias Utara tahun 2016-20135
No Zona Wilayah Pelayanan
Tingkat Pelayanan Tahapan Rencana 2016 (%) 2020 (%) 2025 (%) 2030 (%) 2035 (%) 1 I IKK Lotu dan IKK
Lahewa Timur 9 50 70 80 95-100
2 II IKK Lahewa 75 - 80 90 95-100
3 III
IKK Afulu
13 50 70 80 95-1004 IV
IKK Sawo dan Tuhemberua
0 50 70 80 95-1005 V
IKK Tuhemberua
7 50 70 80 95-1006 VI
IKK Sitolu Ori
0 50 70 80 95-1007 VII
IKK Alasa Talumuzoi
4 50 70 80 95-1008 VIII
IKK Alasa
11 50 70 80 95-1009 IX
IKK Namohalu Esiwa
0 50 70 80 95-10010 X
IKK Tugala Oyo
0 50 70 80 95-100Sumber: RISPAM Kabupten Nias Utara Tahun Tahun 2015, Dinas Pekim Prov. Sumut, Bappeda Kabupten Nias Utara, 2017 Rencana pentahapan pengembangan SPAM di masing-masing zona berikut teknis sistem pengembangannya, secara rinci dapat dilihat pada bagian Rencana Induk dan Pradesain Penegmbangan SPAM dalam Dokumen RISPAM Kabupaten Nias Utara tahuun 2015.
B. Kebutuhan Air Domestik dan Non domestik
Standar kebutuhan air domestik dalam perencanaan RISPAM Kabupaten Nias Utara menggunakan standar kriteria kebutuhan berdasarkan NSPM Kimpraswil 2002, dan diatur juga dalam Permen PU no.18 Tahun 2007, yaitu:
Kebutuhan air untuk Sambugan Rumah = 100 ltr/orang/hari Kebutuhan air untuk Hidran Umum = 5 ltr/orang/hari
Sedangkan untuk standar kebutuhan air non domestik menggunakan asumsi yang diambil 15 % dari kebuhan air domistik untuk non domesti, antara lain yaitu: Sekolah (10 L/murid/hari); Rumah sakit (200 L/bed/hari); Puskesmas (
III - 88 2 m3/hari); Masjid (sampai 2 m3/hari); Kantor (10 L/pegawai/hari); dan seterusnya.
3.5.1.4. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Tingkat kebocoran air sesuai dokumen RISPAM Kabupaten Nias Utara di ambil sampai dengan tingkat 20% yang diantisipasi secara teknis pada jaringan transmisi, distribusi, luapan reservoir, pipa dinas dan meter pelanggan.
Rencana penurunan kebocoran air minum ini dilakukan secara teknis pada: a) Penurunan Kebocoran Pada Pipa Transmisi Air Baku, yaitu melalui:
Pipa Transmisi air baku, dirancang untuk dapat mengalirkan air untuk kebutuhan air maksimum
b) Penurunan Kebocoran Pada Pipa Transmisi Air Bersih, yaitu melalui: Dengan merancang pipa transmisi untuk dapat mengalirkan debit
aliran pada kebutuhan jam puncak
Pipa transmisi harus diletakkan sedemikian rupa di bawah level garis hidrolis
Pada waktu pemasangan pipa transmisi perlu di pasang angker penahan pipa pada bagian belokan untuk menghindari kebocoran pipa akibat adanya tekanan
Harus menetapkan metode-metode yang dapat mengendalikan pukulan air (water hummer)
c) Penurunan Kebocoran Pada Unit Reservoir, yaitu melalui:
Pada saat pembangunan reservoir harus betul-betul diawasi agar tidak ada kebocoran pada fisik bengunan.
Mengawasi agar volume air di reservoir tidak meluap Harus memasang alat penduga tinggi muka air