BAB I PENDAHULUAN
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Instrumen penelitian untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis menggunakan tes uraan dengan jenis soal berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Tes tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dalam pembelajaran matematika. Nilai kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik diperoleh dari penskoran terhadap
jawaban siswa tiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan menurut Wahyuni dapat dilihat pada tabel berikut:47
Tabel 3.2
Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No Indikator Sub Indikator Skor
1 Memahami Masalah Tidak memberikan jawaban 0
Hanya menuliskan jawaban tanpa
menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal
1 Menuliskan apa yang diketahui dan
ditanya dalam soal tetapi tidak lengkap dan tidak benar
2 Menuliskan apa yang diketahui dan
ditanya dalam soal dengan lengkap tetapi tidak benar
3 Menuliskan apa yang diketahui dan
ditanya dalam soal dengan lengkap dan benar
4
2 Merencanakan
Pemecahan Masalah Tidak memberikan jawabanHanya menuliskan jawaban tanpa 0 membuat rencana pemecahan masalah
dalam menyelesaikan soal
1 Membuat rencana pemecahan masalah
dalam menyelesaikan soal tetapi tidak 2 47http://www.slideshare.net/siskaryane/25022013-siska-ryne-mpmt#, tanggal 26 juni 2016, pukul 0:14
benar
Membuat rencana pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal yang hampir benar
3 Membuat rencana pemecahan masalah
dalam menyelesaikan soal secara benar 4 3 Melaksanakan
Pemecahan Masalah Tidak memberikan jawabanHanya menuliskan jawaban tanpa 0 melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan rencana pemecahan masalah
1 Melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan rencana pemecahan masalah tidak benar
2 Melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan rencana pemecahan masalah hampir benar
3 Melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan rencana pemecahan masalah secara benar
4 4 Memeriksa kembali
hasil pemecahan masalah
Tidak memeriksa kembali 0
Melakukan pemeriksaan tapi tidak tuntas 1 Melakukan pemeriksaan tapi tidak melihat kebenaran proses dan hasil jawaban 2 Melakukan pemeriksaan dengan melihat hasil jawaban tanpa melihat kebenaran proses
3 Melakukan pemeriksaan kebenaran proses dan hasil jawaban yang telah diperoleh secara benar.
4
Nilai akhir = x 100
Sebelum digunakan dalam penelitian atau diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, instrumen tes diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Setelah diadakan uji coba instrumen tes, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba instrumen butir demi butir untuk diteliti kualitasnya. Bila terdapat butir soal yang memiliki kualitas
buruk maka butir soal tersebut akan diganti. Adapun hal-hal yang dianalis dari uji coba intrumen tes adalah sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan keahlian suatu intrumen. Suatu intrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen pada penelitian menggunakan tes uraian, validitas ini dapat dihitung koefisien korelasi “r” product momentsebagai berikut:48
r
xy=
keterangan:
rxy = Koefisien validitas n = Jumlah peserta tes
x = skor masing-masing butir soal y = skor total
Kemudian hasil rxy yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan harga tabel r product moment. Harga rtabel dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan n sesuai dengan jumlah peserta didik. Jika rxy > rtabel maka dapat dinyatakan butir instrumen tersebut valid.
b. Uji Tingkat Kesukaran
Instrumen yang baik adalah instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Instrumen yang terlalu mudah akan membuat peserta didik
48Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet,ke-12, 2012), h. 219.
tidak berusaha untuk memperdalam pengetahuannya. Sebaliknya soal terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik merasa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Menurut Witherington angka indeks kesukaran item itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.49Menghitung tingkat kesukaran butir tes digunakan rumus berikut:
Pi= Keterangan:
Pi : Tingkat kesukaran butir i
: Jumlah skor butir i yang dijawab olehtestee
Smi : Skor maksimu
N : Jumlahtestee.50
Penafsiran atas tingkat kesukaran butir tes digunakan kriteria sebagai berikut:51
Tabel 3.3
Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Tes
Besarnya P Kategori
P < 0,30 Sukar
0,30 P 0,70 Sedang
P > 0,70 Mudah
49Anas Sudijono,Op. Cit,h. 371.
50Suharsimi Arikunto,Op. Cit.h. 193 51Ibid,h. 372.
Dalam penelitian ini tingkat kesukaran tes yang diambil yaitu sedang dan mudah. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir yang baik, apabila butir-butir-butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup.52
c. Uji Daya Pembeda
Uji daya beda instrumen adalah menguji perbedaan kemampuan antara peserta didik yang mempunyai kemampuan tinggi dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan rendah. Perhitungan daya beda soal, peneliti membagi jumlah peserta didik pada kelas eksperimen dengan pembagian 50% peserta didik yang kemampuannya tinggi (kelompok atas) dan 50% peserta didik yang kemampuan rendah (kelompok bawah). Adapun rumus untuk menentukan daya beda tiap item instrumen penelitian digunakan rumus sebagai berikut:
D = P
A- P
BKeterangan:
D = daya beda suatu butir soal
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Daya pembeda yang diperoleh diinterprestasikan dengan menggunakan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut.53
Tabel 3.4
Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda (DP) Klasifikasi
DP 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP 0,20 Jelek
0,20 < DP 0,40 Cukup
0,40 < DP 0,70 Baik
DP > 0,70 Sangat baik
Dalam penelitian ini yang digunakan klasifikasi daya pembeda 0,20 < DP 0,40 yaitu cukup dan daya pembeda 0,40 < DP 0,70 yaitu baik.
d. Uji Reliabilitas
Mengukur reliabilitas instrumen tersebut dapat digunakan koefisien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach berikut:
r11= Keterangan:
r11 = koefisien reliabel tes k = banyaknya butir soal
1 = bilangan konstan
= jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item 53Anas Sudijono,Op. Cit,h. 389.
= varian total54
Rumus untuk menentukan nilai varians dari skor total dan varians setiap butir soal
= + + + ... + =
Rumus untuk menentukan nilai variansi total =
keterangan :
= varians butir ke-i
= jumlah kuadrat butir ke-i = jumlah butir soal ke-i
= jumlah total kuadrat butir ke-i = jumlah total butir soal ke-i = jumlah peserta tes
Dalam pemberian interprestasi terhadap koefisien reliabilitas tes yang pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
a. Apabila sama dengan atau lebih besar dari pada 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel).
b. Apabila lebih kecil dari pada 0,7 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliabel).55
Berdasarkan pendapat tersebut, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang memiliki koefisien reliabilitas lebih dari atau sama dengan 0,70.