• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Tes Masuk Perguruan Tinggi

Tes adalah suatu alat pengukur berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dan suatu situasi yang distandardisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok (Masidjo, 1995:38).

Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik tersebut (Arifin, 1988:23).

Sedangkan Brown, 1976 (dalam Azwar, 1987:3) mengatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna mengukur sampel perilaku seseorang. Prosedur sistematis artinya item-item tes disusun menurut cara

dan aturan tertentu, prosedur administrasi dan pemberian angka (skoring) tes harus jelas dan dispesifikasikan secara terperinci.

Tes masuk perguruan tinggi bertujuan untuk memilih calon-calon mahasiswa yang potensinya baik untuk dapat mengikuti pendidikan di perguruan tinggi dengan sukses. Tes masuk perguruan tinggi termasuk tes prestasi belajar dan berfungsi pula sebagai tes prediktif untuk kesuksesan belajar seseorang di masa lampau dan dapat merupakan prediktor yang baik untuk prestasi belajar berikutnya (As’ad, 1984).

2. Klasifikasi Tes

Ada beberapa tes yang digunakan dalam dunia pendidikan khususnya sekolah. Menurut Cronbach, 1976 (dalam Azwar, 1999:17) membagi tes menjadi dua golongan besar, yaitu: maximum performance, yaitu tes yang mengukur performansi maksimal, dan typical performance yaitu tes yang mengukur performansi tipikal.

a. Tes yang mengukur perfomansi maksimal (maximum performance). Performansi maksimal adalah performansi terbaik yang mampu diperlihatkan oleh individu sebagai respons terhadap item-item dalam suatu tes. Istilah performansi maksimal identik dengan kemampuan (abilitas) kognitif. Contoh tes yang dirancang untuk mengungkap performansi maksimal adalah berbagai tes intelegensi, dan berbagai tes bakat, berbagai tes prestasi belajar, dan tes potensi belajar.

b. Tes yang mengukur performansi tipikal (typical performances). Performansi tipikal adalah performansi yang ditampakkan oleh individu sebagai proyeksi dari kepribadiannya sendiri sehingga indikator pelaku yang diperlihatkannya merupakan kecenderungan umum dirinya dalam menghadapi situasi tertentu. Respon yang berupa performansi tipikal tidak dapat dikatakan sebagai ”salah”. Contoh tes yang dirancang untuk mengungkap performansi tipikal antara lain tes kepribadian, skala -skala sikap dan inventori minat.

Fred. M, Smith & Sam Adams (1972), dalam bukunya “Educational Measurement for The Classroom Teacher, mengklasifikasikan tes baku dalam beberapa kategori, yaitu:

a. Tes prestasi (achievement tests)

Dirancang untuk mengungkapkan seberapa banyak seseorang dapat menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu sebagai suatu hasil dari latihan masa lalu atau dengan pengertian lain tes prestasi dirancang untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil dari kegiatan belajar.

b. Tes bakat (aptitude tests)

Tes ini dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan potensial atau kemampuan yang terkandung pada diri subjek. Tes intelegensi di masukkan kategori tes kemampuan ini yang dirancang untuk mengungkap bagaimana siswa memungkinkan untuk belajar lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan orang yang lainnya. c. Tes karakteristik sosial-pribadi (Tests of Personal-social

Characteristics)

Tes ini dimaksudkan untuk melihat minat dan kepribadian seseorang.

d. Tes kecepatan dan tes kekuatan (speed and power tests)

Tes kecepatan adalah suatu tes dimana yang terpenting ialah mengukur faktor kecepatan. Biasanya tak seorangpun diharapkan untuk dapat menyelesaikan tes ini dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Tes Kekuatan adalah suatu tes dimana faktor kecepatan tidak begitu penting untuk diukur. Beberapa macam bentuk tes kekuatan

kadang-kadang tidak ditetapkan waktu pengerjaannya, tetapi acap diberikan pembatasan waktu yang ketat.

e. Tes Individual dan Tes Kelompok (individual and group tests)

Disebut tes individual karena pelaksanaan tes ini hanya terbatas untuk satu orang subjek pada saat tertentu. Misalnya termasuk dalam jenis tes ini adalah tes Stanford-Binet dan Wechsler Intelligence. Tes kelompok dilaksanakan terhadap banyak orang pada waktu yang bersamaan.

f. Tes Performansi dan Tes verbal dan Non-Verbal

Yang sering digunakan di sekolah yaitu tes verbal. Petunjuk dan soal tes disajikan dalam bentuk verbal atau kata-kata. Tes performansi biasanya termasuk beberapa bentuk aktivitas fisik, misalnya memasang pola dengan balok-balok kayu kecil, memasang skrup ke dalam baut, dan sebagainya.

Secara umum, pengklasifika sian tes dapat digolongkan dalam empat jenis golongan besar. Hal yang diungkapkan oleh Saifuddin Azwar (1987:6) tentang pengklasifikasian tes adalah sebagai berikut:

a. Tes yang mengukur Intelegensi Umum (general intelligence test) Biasanya dikenal sebagai tes IQ.

b. Tes yang mengukur kemampuan khusus (special ability test)

Tes jenis ini disebut juga tes bakat, dan dimaksudkan untuk mengungkap kemampuan potensial atau kemampuan yang belum muncul pada diri subjek.

c. Tes yang mengukur prestasi (achievement test)

Dimaksudkan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (learning).

d. Tes yang mengungkapkan aspek kepribadian (personality assessment) Pengukuran tes kepribadian umumnya tidak untuk membandingkan individu yang satu dengan yang lain. Hasil pengukuran kepribadian dinyatakan dalam bentuk deskripsi kualitatif.

Tes masuk yang digunakan untuk me nyaring calon mahasiswa oleh Universitas Sanata Dharma adalah Tes Potensial Akademik (TPA) yang meterinya terdiri dari:

1. Tes Penalaran Verbal

Merupakan tes bakat yang mengungkapkan kemampuan untuk memahami konsep-konsep dalam bentuk kata-kata (verbal). Soal-soal tes berbentuk analogis atau persamaan kata terutama sekali sesuai untuk mengungkap kemampuan penalaran.

2. Tes Kemampuan Numerik

Tes ini dirancang untuk mengungkap pemahaman relasi angka dan mempermudah dalam menangani konsep-konsep menurut angka-angka. Isi dari soal-soal bersifat seperti perhitungan aritmatik.

3. Tes Penalaran Mekanik

Masing-masing soal berisi situasi mekanikal yang disajikan berupa gambar-gambar sekaligus bersama dengan pertanyaan yang disusun dengan kata-kata sederhana. Tes penalaran mekanis ini sedapat mungkin diperlukan penalaran yang tepat dan logis.

4. Tes Hubungan Ruang

Tes ini mengungkap kemampuan seseorang untuk melihat, membayangkan bentuk-bentuk dan permukaan-permukaan suatu objek yang telah selesai sebelum dibangun, dengan hanya melihat gambar-gambar.

5. Tes Bahasa Inggris

Tes Bahasa Inggris mengungkap performansi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Jadi tes Bahasa Inggris mengungkap kemampuan calon mahasiswa selama belajar di sekolah sebelumnya.

Dokumen terkait