• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap text preprocessing merupakan tahap awal dari text mining.Text

preprocessing merupakan proses menggali, mengolah dan mengatur

informasi dengan cara menganalisis hubungannya dengan aturan-aturan

yang ada di data tekstual semi terstruktur atau tidak terstruktur (Luhulima,

Marji, dan Muflikhah, 2013).

Untuk lebih efektif dalam proses text preprocessing, dilakukan

langkah transformasi data ke dalam suatu format yang memudahkan untuk

kebutuhan pemakai. Proses ini disebut text preprocessing. Setelah dalam

bentuk yang lebih terstruktur dengan adanya proses diatas, data dijadikan

sumber data yang dapat diolah lebih lanjut. Tahapan text preprocessing,

diantaranya: Tokenizing, Stopword removal, Stemming dan pembobotan.

2.3.1.Tokenizing

Tahap Tokenizing merupakan tahap permotongan atau pemenggalan

kata dalam suatu dokumen menjadi potongan-potongan kata yang berdiri

sendiri. Pada tahap ini juga akan menhilangkan karakter selain huruf

seperti angka, tanda baca atau karakter yang melekat pada kata tersebut

dan mengubah huruf ke huruf kecil (Manning, 2008).

Contoh proses Tokenizing:

Kalimat asal:

Kunanti dengan penuh Kesabaran.

Hasil dari Text Preprocessing:

kunanti penuh

2.3.2.Stopword Removal/Filtering

Tahap filtering adalah tahap mengambil kata-kata penting dari

hasil tokenizing.Menggunakan algoritma stoplist yaitu menghilangkan

kata yang kurang penting atau wordlist yaitu menyimpan kata penting.

Contoh stopword yaitu: yang, juga, dari, dia, kami, kamu, aku, saya, ini,

itu, atau, dan, tersebut, pada, dengan, adalah, yaitu, ke, tak, tidak, di,

pada, jika, maka, ada, pun, lain, saja, hanya, namun, seperti, kemudian,

dan lain-lain.

Contoh proses stopword:

Hasil dari text tokenizing:

kunanti penuh

dengan kesabaran

Hasil dari stopword:

nanti penuh

dengan kesabaran

2.3.3.Stemming

Stemming merupakan suatu proses yang terdapat dalam sistem IR

yang mentransformasi kata-kata yang terdapat dalam suatu dokumen ke

kata-kata akarnya (root word) dengan menggunakan aturan-aturan

tertentu. Sebagai contoh, kata bersama, kebersamaan, menyamai, akan

distem ke root word-nya yaitu “sama”. Proses stemming pada teks

ber-Bahasa Indonesia berbeda dengan stemming pada teks berbahasa Inggris.

Pada teks berbahasa Inggris, proses yang diperlukan hanya proses

menghilangkan sufiks. Sedangkan pada teks berbahasa Indonesia, selain

sufiks, prefiks, dan konfiks juga dihilangkan.

Algoritma stemming yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Stemming Sastrawi. Sastrawi stemmer merupakan sebuah library

stemmer sederhana yang didesain untuk dapat digunakan secara mudah.

Sastrawi stemmer menerapkan algoritma yang berbasis Nazief dan

Adriani, kemudian ditingkatkan oleh algoritma CS (Confix Stripping),

kemudian ditingkatkan lagi oleh algoritma ECS (Enhanced Confix

Strippin), lalu ditingkatkan lagi oleh Modified ECS.

Dengan menggunakan algoritma-algoritma tersebut, banyak

persoalan stemming berhasil diatasi:

1. Mencegah overstemming dengan kamus kata dasar.

2. Mencegah understemming dengan aturan-aturan tambahan

3. Kata bentuk jamak berhasil distem. Contoh : buku-buku

menjadi buku. (Sastrawi)

Algoritma yang dibuat oleh Bobby Nazief dan Mirna Adriani ini

memiliki tahap-tahap sebagai berikut:

1.Cari kata yang akan distem dalam kamus. Jika ditemukan maka

diasumsikan bahwa kata tesebut adalah root word. Maka algoritma

berhenti.

2. Inflection Suffixes (“-lah”, “-kah”, “-ku”, “-mu”, atau “-nya”) dibuang.

Jika berupa particles (“-lah”, “-kah”, “-tah” atau “-pun”) maka langkah

ini diulangi lagi untuk menghapus Possesive Pronouns (“-ku”, “-mu”,

atau “-nya”), jika ada.

3.Hapus Derivation Suffixes (“-i”, “-an” atau “-kan”). Jika kata ditemukan

di kamus, maka algoritma berhenti. Jika tidak maka ke langkah 3a

a. Jika “-an” telah dihapus dan huruf terakhir dari kata tersebut

adalah “-k”, maka “-k” juga ikut dihapus. Jika kata tersebut

ditemukan dalam kamus maka algoritma berhenti.Jika tidak

ditemukan maka lakukan langkah 3b.

b. Akhiran yang dihapus (“-i”, “-an” atau “-kan”) dikembalikan,

lanjut ke langkah 4.

4.Hapus Derivation Prefix. Jika pada langkah 3 ada sufiks yang dihapus

maka pergi ke langkah 4a, jika tidak pergi ke langkah 4b.

a. Periksa tabel kombinasi awalan-akhiran yang tidak

diijinkan. Jika ditemukan maka algoritma berhenti, jika

tidak pergi ke langkah 4b.

b. For i = 1 to 3, tentukan tipe awalan kemudian hapus

awalan. Jika root word belum juga ditemukan lakukan

langkah 5, jika sudah maka algoritma berhenti. Catatan:

jika awalan kedua sama dengan awalan pertama algoritma

berhenti.

5.Melakukan Recoding.

6.Jika semua langkah telah selesai tetapi tidak juga berhasil maka kata

awal diasumsikan sebagai root word. Proses selesai.

Tipe awalan ditentukan melalui langkah-langkah berikut:

1. Jika awalannya adalah: “di-”, “ke-”, atau “se-” maka tipe awalannya

secara berturut-turut adalah “di-”, “ke-”, atau “se-”.

2. Jika awalannya adalah “te-”, “me-”, “be-”, atau “pe-” maka

dibutuhkan sebuah proses tambahan untuk menentukan tipe

awalannya.

3. Jika dua karakter pertama bukan “di-”, “ke-”, “se-”, “te-”, “be-”,

“me-”, atau “pe-” maka berhenti.

4. Jika tipe awalan adalah “none” maka berhenti. Jika tipe awalan

adalah bukan “none” maka awalan dapat dilihat pada Tabel 2.

Hapus awalan jika ditemukan.

Tabel 2. 1 Tabel Imbuhan Awalan dan Akhiran

Awalan Akhiran yang tidak diijinkan

be- -i

di- -an

ke- -i, -kan

me- -an

se- -i, -kan

Tabel 2. 2 Tabel Cara menentukan tipe awalan untuk kata yang diawali dengan "te"

Following Characters Tipe

Awalan

Set 1 Set 2 Set 3 Set 4

“-r-“ “-r-“ - - none

“-r-“ Vowel - - Ter-luluh

“-r-“ Not(vowel

or “-r-“)

“-er-“ vowel Ter

“-r-“ Not(vowel

or “-r-“)

“-er-“ Not vowel ter-

“-r-“ Not(vowel

or “-r-“)

not “-er-“ - Ter

Not(vowel

or “-r-“)

“-er-“ Vowel - none

or “-r-“)

Tabel 2. 3 Tabel Jenis awalan berdasarkan tipe awalanya

Tipe Awalan Awalan yang harus dihapus

di- di-

ke- ke-

se- se-

te- te-

ter- ter-

ter-luluh Ter

2.3.4.Pembobotan tf-idf

Pembobotan dilakukan untuk mendapatkan nilai dari kata (term)

yang telah diekstrak.Metode pembobotan yang digunakan yaitu

pembobotan tf-idf. Pada tahap ini, setiap dokumen diwujudkan sebagai

sebuah vector dengan elemen sebanyak kata (term) yang didapat dari tahap

ekstraksi dokumen. Vector tersebut beranggotakan bobot dari setiap term

yang didapat dengan perhitungan bobot tf-idf.

Formula yang digunakan untuk menghitung bobot (w)

masing-masing dokumen terhadap kata kunci adalah:

Dimana:

t = kata ke-t dari kata kunci

W = bobot dokumen ke-d terhadap kata ke-t

Setelah bobot (w) masing-masing dokumen diketahui, maka

dilakukan proses sorting/pengurutan dimana semakin besar nilai w,

semakin besar tingkat similaritas dokumen tersebut terhadap kata yang

dicari, demikian sebaliknya.

Idf =

Dimana:

N = jumlah dokumen

dfj = jumlah dokumen j yang mengandung kata

Metode ini berguna untuk mencari representasi nilai dari tiap-tiap

dokumen dari kumpulan data training. Representasi nilai akan dibentuk

menjadi vector antara dokumen dengan kata (document with terms).

Kesamaan antara dokumen dengan cluster ditentukan oleh sebuah

prototype cluster yang disebut juga dengan cluster centroid (Putri, 2013).

Dokumen terkait