• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tasawuf adalah model pendidikan yang menaruh perhatian lebih terhadap kesucian jiwa. Tasawuf bertugas mendidik ruhani demi tujuan seorang muslim agar dapat mencapai martabat ihsan. Tarekat adalah institusi pendidikan sufi yang dipola khusus untuk tujuan pembersihan hati (tathir al-Qalb) dan pensucian jiwa (tazkiyat al-Nafs).

Tarekat menempati posisi istimewa karena eksistensinya sebagai institusi yang menekuni membersihan akhlak tercela dan menghiasi jiwa dengan akhlak terpuji dan berbagai keutamaan. Adalah menjadi keniscayaan mengambil tarekat dari seorang syekh.

Tarekat lahir dari syariat yang suci. Tarekat menjadi sebuah system pendidikan yang berlandaskan kepada sunnah nabawi, karena sanadnya bersambung sampai dengan kepada Nabi SAW. Tidaklah cukup untuk dapat memahami dan mengamalkan apa yang menjadi tuntutan al-Kitab dan al-Sunnah tanpa menjadikan tarekat sebagai sandaran.

Tarekat bukan ilmu tentang ucapan dan hukum-hukum legal formal (lahiriah). Melainkan terkait dengan persoalan hati dan akhlak batin. Sehingga tidak cukup dengan sekadar membaca teks-teks (kitab) para imam.

PRASYARAT SYEKH MURSYID

1.Menguasai ilmu syariat terutama terkait dengan rukun Islam 2.Memahami aqidah ahlussunnah wal jama’ah

3.Menguasai pendekatan dan metode pendidikan ruhani 4.Diberi izin oleh syekh untuk mengajarkan tarekat

Ibn Sirin menegaskan: Tarekat adalah agama (din) maka berhati-hatilah dari siapa anda mengambil tarekat. Syekh Ahmad bin Zaruq

menetapkan lima hal persyaratan seykh mursyid yaitu: ilmu yang benar, rasa yang jelas, cita-cita yang tinggi, perilaku yang diridhoi, dan bashriah yang terbuka. Sebaliknya, tidak berhak seseorang diangkat menjadi syekh manakala memiliki lima hal sebagai berikut: tidak mengerti agamanya, merusak kehormatan umat Islam, mengerjakan hal-hal yang tidak urgen, memperturutkan hawa nafsu, dan berakhlak buruk.

Lima syarat syekh mursyid menurut Syekh ‘Abdul Qodir al-Jaylani Bila seorang syekh tidak memiliki lima keutamaan,

Maka ia laksana dajjal yang menggiring kepada kebodohan. Dia pandai tentang hukum-hukum syari’at

Mendalami ilmu haqiqat dari sumbernya,

Kondang sebagai ahli wirid di hadapan manusia, Rendah ucapan dan perbuatan kepada kaum miskin,

Mendidik murid tarekat dan juga dirinya dengan semua kemuliaan4F5

Syari’at bertujuan menyembah dan beribadah serta melayani (khidmah) Allah dengan cara tawbat, taqwa, dan istiqomah. Perilaku keseharian: menjauhi semua larangan Allah dan menjalankan perintah-perintah Allah. Syari’at adalah amaliah Islam. Syari’at adalah amal kaum pemula, disebut ‘ibadah.

Tarekat bertujuan mendekat dan hudhur kepada Allah SWT melalui perbaikan ibadah batiniah dengan meningkatkan kebiasaan ikhlsh, shidq, dan tuma’ninah. Perilaku keseharian: membersihkan jiwa dari segala kehinaan dan mengiasinya dengan keutamaan-keutamaan. Tarekat adalah amaliah iman. Tarekat adalah amal kaum lanjutan, disebut ‘ubudiyah.

Haqiqat bertujuan untuk menuju/sampai kepada Allah. Metode: perbaikan sir dengan cara muraqabah, musyahadah dan ma’rifat. Perilaku keseharian: adab, tawadhu’, dan husnul khuluq. Haqiqat adalah amaliah

ihsan. Haqiqat adalah amal kaum elite, disebut ‘abudiyah. 5F6.

RUKUN THARIQAT

Rukun tarekat sesuai dengan syari’at Islam yang mulia, yaitu:

1. Terbebas dari takabur, ‘ujub, dengki, hasud, dan dusta kepada para syekh

2. Terbebas dari kotoran jiwa

5 al-Fandi, Muhammad Habib, al-Thariqah al-Shufiyah: Fadhluh wa Ahammiyatuh wa Fawaiduh, Suriah, t.th., hal. 13

3. Rendah diri dan memuliakan kaum fakir dan para syekh 4. Keindahan bahasa dalam memformulasikan suluk

5. Menjaga diri dalam dialog (diskusi) 6. Akhlaknya terdidik

7. Memiliki konsistensi dan keteguhan hati, ucapan dan perilaku

8. Memiliki silsilah ijazah yang tersambung sampai kepada Rasulullah SAW.

SYARAT SYEKH MURSYID

1. Tidak mencintai berlebihan harta dan jabatan

2. Mengalami proses riyadhah (sedikit makan, bicara dan tidur, serta memperbanyak shalat dan puasa sunnah serta sedekah)

3. Dipercaya kebaikan perilaku dan keterpujian akhlaknya (shabr,

syukr, tawakal, yaqin, tuma’ninah dan dermawan). 4. Seuci dari akhlak tercela.

5. Terbebas dari ta’ashub (fanatisme buta)

6. Memiliki pemahaman tentang ilmu syari’at yang memadai7

EMPAT TANTANGAN MURID

1. Kehidupan duniawi, harus diatasi dengan ‘uzlah 2. Syaitan, harus diatasi dengan lapar

3. Diri sendiri, harus diatasi dengan melek malam

4. Hawa nafsu, harus diatasi dengan diam tidak bicara

KARAKTERISTIK TARIQAT

TARIQAT AL-NAQSYABANDI PENDIRI:

MUHAMMAD BAHAUDDIN AL-BUKHORI AL-NAQSYABANDI 1317-1389 M. = 717-791 H.

PRIORITAS :

PENGEMBANGAN INTUISI

FONDASI TAREKAT:

Taubat, ‘Uzlah, Zuhud, Taqwa, Qona’ah, Taslim RUKUN TAREKAT:

Ilmu, Sabar, Ridho, Ikhlash, Akhlak Terpuji KEWAJIBAN TAREKAT:

Dizkrullah, Meninggalkan Hawa Nafsu, Mengikuti Agama, Berbuat Baik Kepada Sesama Makhluk, Mengerjakan Segala Kebaikan

TARIQAT AL-SYADZALI

PENDIRI : ABU AL-HASAN AL-SYADZALI (1196-1258 H.) FONDASI TAREKAT:

Wara’, mengikuti sunnah Rasulullah, sabar, qona’ah, kembali kepada Allah

RUKUN TAREKAT:

Menuntut Ilmu, memperbanyak dzikir, dan hudhur

Didalam Syadzaliyah tidak ada mujahadah. Keharusan murid adalah memperkuat nur ashli dengan nur ilmu dan nur dzikir

TARIQAT AL-QODIRI PENDIRI:

‘ABDUL QODIR BIN MUSA BIN ‘ABDULLAH BIN YAHYA BIN MUHAMMAD BIN DAWUD BIN MUSA BIN ‘ABDULLAH BIN MUSA

AL-JAYLANI

470-561 H = 1077-1166 M.

KETIKA SUDAH BERUSIA 50 TAHUN MULAI MEMASUKI DUNIA SUFI PRIORITAS :

PEMURNIAN TAWHIDULLAH, ‘IBADAH DAN HUDHUR

FONDASI TAREKAT:

Ketinggian Cita-Cita, Menjaga Kehormatan, Khidmah, Karomah Allah, Memuliakan Nikmat Allah

RUKUN TAREKAT:

Diam Tidak Bicara, ‘Uzlah, Lapar, Melek Malam Sunnah Tarekat:

Menjaga Rahasia, Berwajah Ramah, Menangggung Beban/Penderitaan Orang Lain

ORIENTASI UMUM TAREKAT SUFI

PENSUCIAN JIWA PEMBERSIHAN HATI

PEMBERSIHAN SIRR TAJALLI RUH

FONDASI UMUM TAREKAT SUFI

Ijtihad : menyatakan hakikat keislaman Suluk : menyatakan hakikat keimanan Syar : menyatakan hakikat keihsanan Thayr : jadzab ( ma’rifat ). 8

BAB XII

Dokumen terkait