NEO rheumacyl diluncurkan pada tahun 1972. NEO rheumacyl dipercaya sebagai brand nomor 1 di Indonesia*) untuk solusi mengatasi nyeri otot, nyeri sendi dan pegal linu. Pengembangan NEO rheumacyl terus dilakukan dengan hadirnya NEO rheumacyl Neuro, NEO rheumacyl topical range.
NEO rheumacyl was launched in 1972. NEO rheumacyl is trusted as number 1 brand solution in Indonesia*) to relieve muscle pain, joint pain and stiffness. The development of NEO rheumacyl continues with the presence of NEO rheumacyl Neuro and NEO rheumacyl topical product range.
*) Dalam value dan volume, berdasarkan kategori pereda nyeri oral data ITMA 2016
*) In value and volume, based on general pain relieve oral category in ITMA 2016 data
Selanjutnya, hasil laba kotor Tempo Scan tumbuh setara dengan pertumbuhan penjualan bersih yang naik 11,8%, sehingga hasil laba kotor tersebut mencapai Rp3.484,4 miliar. Sebagai konsekuensinya margin laba kotor dapat dipertahankan sebesar 38,1% dan hasil ini dapat dicapai antara lain karena nilai tukar Rupiah yang menguntungkan terhadap mata uang-mata uang utama, termasuk Dolar Amerika Serikat dimana di tahun 2016 nilai tukar Rupiah menguat sekitar 3% terhadap mata uang tersebut.
Beban usaha Tempo Scan meningkat sebesar 15,1% atau berjumlah Rp2.792,5 miliar, tingkat pertumbuhan beban usaha ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh kenaikan beban penjualan yang meningkat sebesar 16,5 % atau berjumlah Rp2.336,6 miliar. Akibatnya rasio beban penjualan terhadap penjualan bersih menjadi 25,6% atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio yang sama tahun lalu yang mencapai 24,5%. Beban tersebut diperlukan untuk membiayai investasi pemasaran untuk ‘penetrasi pasar’ produk baru Tempo Scan serta untuk mempertahankan produk Tempo Scan saat ini dari serangan produk-produk pesaing. Selain itu, beban umum dan administrasi Tempo Scan naik sebesar 9,7% atau berjumlah Rp502,9 miliar dan akibatnya rasio beban umum dan administrasi tetap terjaga sebesar 5,5% sedangkan rasio yang sama pada tahun sebelumnya adalah sebesar 5,6%. Selanjutnya, sebagai akibat dari seluruh hasil tersebut diatas, laba usaha Tempo Scan praktis tidak berubah dibanding tahun lalu, dimana laba usaha pada tahun 2016 adalah sebesar Rp691,9 miliar atau setara dengan laba operasi tahun lalu yang mencapai jumlah Rp692,2 miliar. Selain itu, pendapatan bersih non-operasional Tempo Scan di tahun 2016 adalah sebesar Rp27,1 miliar atau meningkat signifikan dibandingkan dengan pendapatan bersih non-operasional tahun lalu yang hanya sebesar Rp14,9 miliar.
Sebagai akibatnya, pada tahun 2016 laba bersih Tempo Scan setelah pajak meningkat sekitar 3% atau berjumlah Rp536,3 miliar. Hasil laba bersih setelah pajak ini merupakan pembalikan positif dari tren penurunan laba
Furthermore, Tempo Scan’s gross profit result grew commensurately with its net sales growth that rose by 11.8%, hence such gross profit result amounted to Rp3,484.4 billion. Consequently its gross profit margin was able to be maintained at 38.1% and such result was achieved among others due to Rupiah favorable exchange rate against the major currencies, including US Dollars, whereas in 2016 Rupiah rate has strengthened by approximately 3% against such currency.
Tempo Scan’s operating expenses result rose by 15.1% or amounted to Rp2,792.5 billion, which was higher compared to its net sales growth mainly due to the rise in selling expenses that increased by 16.5% or amounted to Rp2,336.6 billion. Consequently its selling expenses ratio against net sales was 25.6% or higher compared to the same ratio last year which stood at 24.5%. Such spending was required to finance marketing investment for Tempo Scan’s new products’ market penetration as well as to defend its existing products from onslaught of those products’ competitor. Moreover, Tempo Scan’s general and administration expenses rose by 9.7% or amounted to Rp502.9 billion and consequently its general and administration expenses ratio was maintained at 5.5% from 5.6% in previous year.
Moreover, as the result of all the above, Tempo Scan’s operating profit result was practically unchanged compared to last year, where in 2016 it was amounting to Rp691.9 billion or equivalent to last year’s operating profit of around Rp692.2 billion. In addition, Tempo Scan’s net non-operating income in 2016 was amounted to Rp27.1 billion or a significant increase compared to last year that was amounted only to Rp14.9 billion. Consequently, in 2016 Tempo Scan’s net profit after tax managed to increase by around 3% or amounted to Rp536.3 billion. This net profit after tax result was a positive reversal versus its net profit after tax result tahun 2016 namun sentimen bisnis secara keseluruhan
belum sepenuhnya pulih. Namun, indeks kepercayaan konsumen secara bertahap merangkak naik antara lain didorong oleh inflasi yang lebih rendah yang mengalami penurunan menjadi sekitar 3% pada akhir 2016; terlebih adanya upaya terus menerus dari Bank Indonesia (“BI”) untuk menekan suku bunga selama tahun 2016 melalui penurunan suku bunga BI yang telah dilakukan dari 7,5% menjadi 6,5%, yang akibatnya juga menyebabkan peningkatan belanja konsumen.
Selain itu, komunitas bisnis Indonesia juga mengantisipasi realisasi rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong peningkatan belanja infrastruktur negara yang membutuhkan sejumlah besar pengeluaran, sementara sebaliknya pendapatan ekspor Indonesia lainnya masih terseret oleh harga-harga komoditas seluruh dunia yang merosot antara lain terutama adalah harga minyak global yang dipatok di bawah US$40 per barel selama 2016. Meskipun pemulihan pendapatan ekspor berjalan lambat, pemerintah Indonesia pada akhirnya mampu meluluskan undang-undang amnesti pajak Indonesia melalui DPR dan program tersebut telah dimulai pada semester ke-2 tahun 2016 yang diharapkan akan berakhir pada Maret 2017. Program ini juga sering disebut sebagai sumber stabilitas nilai tukar Rupiah sepanjang 2016 yang berkisar antara Rp13.300-Rp13.400 terhadap USD.
Dengan latar belakang ekonomi global dan domestik tersebut, Tempo Scan berhasil mencatatkan peningkatan penjualan bersih sekitar 11,7% atau berjumlah Rp9.138,2 miliar, hal ini melampaui pencapaian ambang batas 9 triliun Rupiah di tahun 2016. Oleh karenanya, Tempo Scan telah berhasil melampaui ambang 6, 7 dan 8 triliun Rupiah selama 3 tahun terakhir secara berturut-turut terhitung sejak 2013. Selain itu, pertumbuhan penjualan bersih Tempo Scan didorong oleh 3 divisi operasional intinya, yaitu Farmasi, Produk Konsumen & Kosmetik (“CPC”) serta divisi Distribusi yang mampu tumbuh masing-masing sebesar 5,5%, 14,3% dan 13,8% di tahun 2016.
nevertheless the overall business sentiment has not fully recovered. The consumer confidence index, however, gradually creeped up which among other was driven by lower inflation rate that declined to around 3% by the end of 2016; moreover, the Bank of Indonesia (“BI”) relentless pursuit to lower the interest rate during 2016 through its BI rate cut which has been brought down from 7.5% to 6.5%, consequently it also encouraged consumer spending increase.
In addition, the Indonesian business community are also anticipating the realization of President Joko Widodo administration plan to bolster the country infrastructure spending which needs huge amount of costs, while on the other hand Indonesian export revenue was still dragged down by the slump of worldwide commodity prices among other led by global oil price that plugged to below US$40 per barrel during 2016. Although the recovery of export revenue ran slow, the Indonesian government finally able to pass the Indonesian tax amnesty law through parliament and the program was commenced in 2nd half of 2016 which is expected to end by March 2017. This program also has often been cited to be the source of stability of Rupiah exchange rate throughout 2016, which was ranging between Rp13,300-Rp13,400 against the USD.
Given such global as well as domestic economic background, Tempo Scan managed to register a net sales increase of around 11.7% or amounted to Rp9,138.2 billion, which is surpassing the 9 trillion Rupiah threshold in 2016. Therefore, Tempo Scan indeed to have managed to surpass 6, 7 and 8 trillion Rupiah thresholds during the last 3 consecutive years commencing in 2013. Besides, Tempo Scan’s net sales growth was propelled by its 3 core operating divisions which are its Pharma, Consumer Products & Cosmetic (“CPC”) and Distribution divisions that were able to grow respectively by 5.5%, 14.3% and 13.8% in 2016.
43 42
profitabilitas jangka pendek saja. Selain itu, tantangan bagi manajemen Tempo Scan adalah mengoptimalkan korelasi positif antara peningkatan investasi pemasaran merek dengan peningkatan kinerja penjualan merek serta meningkatkan pangsa pasar masing-masing.
Lebih lanjut, kami tetap optimis dengan kategori-kategori produk dimana merek-merek Tempo Scan saat ini bersaing, sebagaimana tercermin antara lain dengan kinerja penjualan spektakuler My Baby sebagai ekuitas merek inti kami yang sedikitnya telah tumbuh sebesar 47,3% dari tahun ke tahun, dan ini dapat menjadi ekuitas merek Tempo Scan pertama yang akan mencapai angka penjualan Rp1 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Kinerja merek bintang ini didorong oleh berbagai produk-produk bayi berbasis herbal yang penjualannya meningkat sebesar 61,4%. Demikian pula pertumbuhan penjualan produk bayi toiletries andalan My Baby yang juga meningkat dan mencatat peningkatan 23% dari tahun sebelumnya.
Tahun lalu, beberapa produk My Baby seperti produk herbal Minyak Telon Anti Nyamuk mampu mempertahankan posisi nomor 1 baik dalam volume maupun nilai pangsa pasar, diikuti oleh produk-produk bedak My Baby yang baru-baru ini menggeser pesaing utamanya dan menduduki posisi nomor 2 pangsa pasar baik dari segi nilai maupun volume. Berlanjut ke ekuitas merek inti Tempo Scan lainnya, yaitu Marina yang di tahun 2016 menghadapi persaingan keras yang sekaligus juga merupakan tanda peringatan bagi manajemennya, dimana penjualan produk perawatan tubuhnya untuk pertama kalinya mengalami penurunan, walaupun kategori yang menjadi pesaingnya juga mengalami pertumbuhan negatif di tahun yang sama dimana kategori tersebut mencatat pertumbuhan negatif masing-masing 3% dan 1,4% baik dari segi volume maupun nilai. Meski mengalami penurunan pertumbuhan, produk perawatan tubuh Marina tetap berhasil menduduki posisi volume pangsa pasar nomor 1.
Di sisi lain, kinerja penjualan produk bedak wajah Marina patut diapresiasi dimana produk-produk tersebut tumbuh
for a short term profitability objective. Moreover, the challenge for Tempo Scan management is to optimize the positive correlation between the increase in its brands’ marketing investment and its brands sales performance as well as their respective market share increase.
Furthermore, we remain optimistic with the products categories where Tempo Scan’s brands are presently competing, as reflected among others with our core brand equity My Baby’s spectacular sales performance which at least grew by 47.3% year on year and could be the first brand equity of Tempo Scan to reach Rp1 trillion sales in the next few years. This brand stellar performance was driven by its herbal base baby toiletries products range which sales rose by 61.4%. Similarly My Baby’s mainstream baby toiletries products range sales growth was equally robust and registered by 23% increase year on year.
Last year, several of My Baby’s products such as Minyak Telon Anti Mosquito herbal products maintained their number 1 position both in volume and value market share, followed by My Baby’s powder products which recently have deposed its main competitor and occupied the number 2 market share position both in terms of value and volume. Continuing to other Tempo Scan’s core brand equity i.e., Marina, which in 2016 encountered stiff competition also as an alert for the management that its body care products range sales for the first time in many years had experienced setback, albeit the category it competes in was also experiencing negative growth in 2016 with such category registered 3% and 1.4% negative growth respectively in terms of volume and value. Despite such setback, Marina body care products range managed to hold its number 1 position in terms of volume market share.
On the other hand, Marina’s face powder products range sales performance was commendable and grew bersih setelah pajak selama 3 tahun terakhir dari 2013-2015
secara berturut-turut, sementara tidak ada jaminan bahwa momentum pembalikan tersebut akan bertahan di tahun-tahun mendatang, meskipun demikian ini menjadi sinyal bahwa rasio investasi pemasaran Tempo Scan terhadap penjualan bersih telah mendekati puncaknya. Selain itu, Pendapatan Tempo Scan sebelum bunga, pajak dan penyusutan (“EBITDA”) berhasil meningkat hampir 2,3% atau berjumlah Rp877,4 miliar.
Divisi Produk Konsumen & Kosmetik (“CPC”)
Pada tahun 2016, penjualan bersih divisi CPC Tempo Scan berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhannya, dimana penjualan bersih tumbuh sebesar 14,3% meski pada tingkat yang lebih lambat dibanding pertumbuhan tahun lalu sebesar 15,8% atau berjumlah Rp2.533,4 miliar. Dengan demikian kontribusi penjualan bersih divisi ini terhadap penjualan bersih konsolidasian Tempo Scan juga meningkat menjadi 27,7% dibanding kontribusinya tahun lalu sebesar 27,1%. Pendorong pertumbuhan penjualan bersih divisi ini tetap pada kelompok Produk Konsumen yang tumbuh sebesar 20% dari tahun ke tahun dan penjualan bersihnya berjumlah Rp1.622,2 miliar, diikuti oleh penjualan bersih Produk Kosmetik yang tumbuh 5,5% dan berjumlah Rp911,3 miliar. Selanjutnya, dari kontribusi penjualan secara geografis penjualan bersih domestik divisi ini tumbuh sebesar 14,6% atau berjumlah Rp2.266,9 miliar, sebaliknya divisi Bisnis Internasionalnya berhasil tumbuh mencapai 11,7% atau sebesar Rp266,5 miliar. Oleh karenanya, kontribusi penjualan bersih domestik dan Bisnis Internasional tersebut masing-masing mencapai 89,5% dan 10,5%, sedangkan tahun lalu kontribusi tersebut adalah sebesar 89,2% berbanding 10,8%.
Manajemen Tempo Scan menyadari bahwa serangan gencar pesaing di semua kategori produk di mana persaingan merek ekuitas akan semakin intensif dan sengit, karenanya tujuan peningkatan pangsa pasar ekuitas merek Tempo Scan dalam jangka menengah yang membutuhkan investasi pemasaran berkelanjutan tidak boleh dikurangi, demi meraih tujuan
declining trend during the last 3 consecutive years from 2013 to 2015, while there is no guarantee that such reversal momentum will be sustained in the years to come, nonetheless it was a signal that Tempo Scan marketing investment ratio against its net sales could be nearing its peak level. Moreover, Tempo Scan’s Earnings Before Interest, Tax and Depreciation (“EBITDA”) managed to increase by almost 2.3% or amounted to Rp877.4 billion.
Consumer Products & Cosmetic (“CPC”) Division
In 2016, Tempo Scan’s CPC division net sales sustained its growth rate, where it grew by 14.3% albeit slower rate versus last year’s growth of 15.8% or amounted to Rp2,533.4 billion. Commensurately this division net sales contribution toward Tempo Scan consolidated net sales also increased by 27.7% compared to last year’s contribution, which was 27.1%.
The growth driver of this division net sales remained its Consumer Products group which grew by almost 20% year on year or amounted to Rp1,622.2 billion, trailing behind was the Cosmetics Products group net sales which grew by 5.5% or amounted to Rp911.3 billion. Moreover, from a geographical sales contribution this division’s domestic net sales grew by 14.6% or amounted to Rp2,266.9 billion, on the other hand its International Business managed to grow by 11.7% or amounted to Rp266.5 billion. Therefore, the domestic and International Business net sales contributions were respectively 89.5% and 10.5%, whereas last year’s contributions was 89.2% versus 10.8%.
Tempo Scan’s management realizes that the competitor onslaught in all products categories where its brand equities compete will become more intense and fierce, hence it cannot shortchange Tempo Scan’s brand equities market share increase objective in the medium term which requires sustainable marketing investment, only
Selanjutnya, strategi menyeluruh divisi CPC Tempo Scan terdiri dari beberapa upaya pasti yang antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan investasi pemasaran ekuitas merek inti di semua tingkatan baik pasif maupun aktif. Peningkatan atas pemahaman investasi Digital dan pengembaliannya melampaui peningkatan pembiayaannya karena hal ini merupakan jalur komunikasi baru yang perlu investasi dan akan terus dievaluasi pada setiap tingkatan biayanya.
2. Inisiatif Litbang yang tiada henti untuk meningkatkan inovasi produk dan secara terus-menerus memberikan tantangan pada portofolio produk yang ada untuk menghindari status quo dalam rangka mengantisipasi munculnya produk pesaing kedepannya yang dapat mengganggu posisi merek produk kami.
3. Usaha terus menerus untuk mengidentifikasi kelemahan produk yang sudah ada, apa alasan konsumen untuk membeli produk kami, serta manfaat yang bisa ditawarkan sebelum pesaing memanfaatkannya, antara lain juga dengan cara mengevaluasi formulasi produk kami serta desain kemasan dalam jeda waktu yang lebih pendek. 4. Meningkatkan penetrasi distribusi di semua saluran
penjualan, semua sub saluran penjualan, wilayah geografis, semua format toko, dan termasuk semua saluran perdagangan daring yang sedang berkembang. 5. Menjaga kepeloporan biaya produk dengan kemampuan
manufaktur yang dimiliki Tempo Scan dengan terus menerus menjaga konversi biaya yang lebih rendah yang akan berfungsi sebagai katalis dalam mempertahankan proposisi nilai ekuitas merek kami yang tercermin melalui strategi harga produk kami yang terjangkau. Selanjutnya, pertumbuhan laba kotor divisi CPC Tempo Scan juga patut diapresiasi dan bertumbuh sebesar 16,4% atau lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan penjualan bersih divisi ini yang sebesar 14,3%, sehingga laba kotornya berjumlah Rp1.490,4 miliar, dan akibatnya marjin laba kotor naik menjadi 58,8% pada tahun 2016
Moreover, the overall Tempo Scan’s CPC division strategy comprises of several unequivocal endeavors, among others are as follows:
1. Sustaining marketing investment in core brand equities at all levels both passive as well as active. Improved comprehension on Digital investment and its return has surpaced the increasing spending as this is a new communication conduit which needs investment and will be constantly evaluated for each respective spending platform.
2. Persistent R&D initiative to bolster product innovation and constantly challenge our existing products portfolio to avoid status quo and passive attitude, in order to preempt the next upcoming competing products that could potentially disrupt our brands’ products market share position.
3. Constant efforts to identify the weakness of our existing products, consumer reason to buy and benefits offering before the competitors discover such weakness, among others by evaluating our products formulation as well as those products’ packaging design on shorter periodical interval.
4. Increase the penetration of our products’ distribution in all sales channels, all sub sales channels, all geographical areas, all type of stores format as well as through the bourgeoning online/e-commerce channel. 5. Maintain our products’ cost leadership by leveraging
the Tempo Scan’s owned manufacturing capability and to continuously driving their related conversion cost lower, which will serve as the catalyst to sustain our brand equities’ value proposition as manifested through our products’ affordable pricing.
Furthermore, Tempo Scan’s CPC division gross profit growth was equally commendable and grew by 16.4% or a higher growth rate compared to last year’s net sales growth of 14.3%, as such its gross profit was amounted to Rp1,490.4 billion and consequently its gross profit margin rose to become to 58.8% in 2016 versus last year’s sekitar 30% dari tahun sebelumnya, sehingga mencatat
tingkat pertumbuhan lebih baik dibandingkan tingkat pertumbuhan keseluruhan kategori yang masing-masing mencapai 7,9% dan 9,9% dalam hal volume dan nilai, oleh karenanya pangsa pasar bedak wajah Marina bertahan di posisi nomor 6 pada tahun 2016. Terakhir produk wewangian Marina juga mencatat hasil yang baik dengan tingkat penjualan tumbuh sebesar 54,4% dari tahun sebelumnya. Manajemen Tempo Scan juga memberi perhatian pada produk perawatan rumah tangga di bawah ekuitas merek SOS serta pada produk kebersihan mulut di bawah ekuitas merek Total Care, produk perawatan rumah tangganya, SOS mencatatkan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 13,1% dan tingkat pertumbuhan tersebut mampu mengamankan posisi pangsa pasar nomor 3 dalam estimasi pasar pembersih lantai, sementara produk obat kumur Total Care mengalami penurunan ke posisi nomor 3 dalam hal volume di estimasi pasar obat kumur.
Berlanjut ke produk-produk Kosmetik divisi CPC, kinerja penjualan bersih tumbuh sebesar 5,5% atau lebih lambat dibanding penjualan bersih tahun lalu yang tumbuh sebesar 9,3%. Kinerja tersebut adalah hasil dari penjualan bersih dari produk kosmetik berlisensi harga menengah untuk dalam negeri dan produk kosmetik harga premium dari divisi ini yang masing-masing tumbuh sebesar 6,8% dan turun 11,8%. Penurunan atas penjualan bersih produk kosmetik premium berlisensi tersebut disebabkan oleh transisi tanggung-jawab dari anak perusahaan Tempo Scan untuk berfokus pada fungsi-fungsi distribusi dan ritel dari produk-produk tersebut mulai akhir 2016 dan seterusnya. Di sisi lain, penjualan bersih produk kosmetik berlisensi divisi