• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN STEREOTIP SISWA TERHADAP GURU BK DI SMA NEGERI 2 BARRU

B. Guru Tidak Disiplin disekolah

SMA Negeri 2 Barru memiliki aturan dilarang berpakaian ketat bagi siswa seperti menggunakan baju yang ketat dan rok yang ketat bagi perempuan sedangkan laki-laki dilarang menggunakan celana yang ketat (botol) dan dilarang mengeluarkan baju pada saat berada dilingkungan sekolah, sementara itu ada satu guru Bk yang melanggar aturan tersebut memang di SMA Negeri 2 Barru tidak mengeluarkan aturan yang diajukan kepada guru akan tetapi sebagai seorang guru harus memberikan contoh yang baik kepada siswa agar siswa lebih menghargai dan lebih patut karena melihat dari bagaimana gurunya apakah disiplin atau tidaknya.

Jika aturan yang diajukan kepada siswa sementara guru yang mengeluarkan aturan kemudian guru tersebut yang bisa dikatakan yang melanggar maka bagaimana mungkin siswa akan patut dan mengikutinya, dari masalah tersebut muncul berbagai macam pandangan yang mengarah ke negatif terhadap guru Bimbingan konseling, karena guru Bimbingan konseling adalah orang yang seharusnya membimbing dan menasehati siswa agar lebih baik dan menjadi teman atau sahabat siswa bukan menjadi musuh siswa. Siswa menilai dari penampilan guru yang tidak mencermin kan seorang

guru Bimbingan konseling maka dari itu siswa suka melanggar hal-hal yang tidak di senangi oleh guru Bimbingan konseling.

Data dari hasil observasi di SMA Negeri 2 Barru salah seorang informan yang memiliki pendapat mengenai guru bimbingan konseling menyatakan bahwa:

“menurut saya sebagai siswa memang SMA Negeri 2 Barru tidak memiliki aturan yg terkhusus ke gurunya akan tetapi saya tidak suka dengan guru Bk siswa dilarang melanggar kenapa gurunya yang melanggar. Contohnya kemarin saya melihat guru tidak disiplin dalam mengikuti upacara bendera, guru Bknya terlambat. (Hasil wawancara dengan Rima amelia pada tanggal 10, September 2018).

Dan hal senada yang di ungkapkan oleh siswa Sry rahayu B yang menyatakan bahwa :

“saya kemarin lalu melanggar dan di hukum sama guru Bk karena saya terlambat, saya terlambat karena rumah saya jauh dari sekolah jadi jarak rumah saya ke sekolah cukup jauh. Saya di hukum sementara guru Bk nya saja suka terlambat ko biasa saja ya ? (Hasil wawancara dengan Sry Rahayu B pada tanggal 10, September 2018).

Hal serupa yang di nyatakan oleh salah satu informan siswa SMA Negeri 2 Barru yang terkait dengan guru Bk dalam pandangan siswa terhadapnya, menyatakan bahwa:

“menurut saya guru Bk di SMA Negeri 2 Barru tingkat kedisiplinanya masih kurang sebab mereka masih memperlihatkan contoh-contoh kecil sehingga saya dan teman-teman lainnya sering berpikiran negatif terhadapnya. Siswa dilarang pakai rok ketat malah guru nya pakai, siswa dilarang berdandang yang menor malah dia yang lebih menor. (Hasil wawancara dengan Nurwana Sudirman pada tanggal 10, September 2018). Dari data hasil wawancara yang di nyatakan oleh tiga informan di atas yang terkait dengan ketidak disiplinan guru dalam lingkungan sekolah maka dapat disimpulkan bahwa siswa di SMA Negeri 2 Barru merasa tidak nyaman di lingkungan sekolah karena mereka sering mendapatkan hukuman terkait pelanggaran yang

bertentangan tata tertib sekolah sedangkan masih ada di jumpai guru Bimbingan konseling yang masih belum disiplin seperti terlambat datang dan sebagainya.

Adapun hasil observasi yang penulis telah dapatkan selama berada di lokasi penelitian, yakni:

”Pada saat penulis berada di lingkungan sekolah penulis mengelilingi lingkungan SMA Negeri 2 Barru, dari situ penulis melihat masih banyak siswa yang melakukan pelanggaran seperti misalnya, siswa yang suka mengeluarkan baju pada saat berada dilingkungan sekolah, ada juga siswa yang terlambat datang kesekolah seingga guru memberikan hukuman kepada siswa dengan cara berdiri kemudian mengangkat satu kaki ke atas sambil menarik telinga masing-masing. (Hasil Observasi pada tanggal 10, September 2018).

Gambar 6.1. Ketika siswa diberi Hukuman

Sumber: Mardiana 10 September 2018

Dari dokumentasi di atas terlihat ada beberapa siswa yang sedang dihukum karena melanggar aturan tata tertib sekolah dari gambar tersebut sudah dapat di

pastikan kalau siswa tersebut melanggar hanya melihat dari gaya mereka yang mengeluarkan baju padahal masih berada di lingkungan sekolah

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang didapatkan oleh penulis pada saat melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Barru, permasalahan yang di alami oleh siswa di sekolah sangat memprihatinkan. Banyaknya dijumpai siswa-siswa yang melanggar aturan tata tertib sekolah dan lebih parahnya siswa dengan mudah malabelkan atau mencap gurunya seperti memberikan penilaian bahwa gurunya sangat tidak baik untuk dijadikan contoh dari cara gru berpakaian dan sebagainya, serta ada juga mengatakan kalau guru bimbingan konseling juga di ibaratkan sebagai polisi sekolah yang sedang berpatroli dilingkungan sekolah yang kejam. Sehingga siswa dengan mudah melakukan pelanggaran karena mereka tidak menyukai guru tersebut. Jadi penyebab munculnya pandangan negatif siswa ke guru bimbingan konseling berawal dari siswa yang malabelkan guru tersebut dan siswa melihat adanya ketidak disiplinan guru dalam lingkungan sekolah.

Adapun tujuan yang ingin dicapai disini ialah membuat agar siswa bisa di jadikan teman atau sahabat agar bisa

menjalin komunikasi yang baik, jika interaksi siswa dan guru baik maka tidak ada lagi pandangan siswa yang mengarah ke negatif justru siswa akan aktif dan kreatif didalam lingkungan sekolah.

Adapun hasil penelitian sebelumnya dari Andi Riswandi Buana Pura (2015: 5), dengan judul “Peran guru bimbingan dalam mengatasi kecenderungan perilaku agresif peserta didik di SMK Negeri 2 Palangkaraya”. Peserta didik berperilaku agresif karena sebagian besar karakter peserta didik yang keras, cenderung mengganggap

bahwa perilaku yang mereka lakukan sebuah kewajaran dan kurangnya pengawasan serta kasih sayang.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Riswandi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa seorang siswa harus di bimbingan dengan sabar dan memberikan kasih sayang kepada mereka karena tidak semua siswa memiliki karaker yang sama jadi seorang guru Bimbingan konseling sangat berperan penting dalam kasus seperti itu. Dan ketika penulis hubungkan dengan potensi yang ada sebelumnya, maka penulis mengkaitkan satu teori yang berhubungan dengan pandangan stereotip siswa terhadap guru bimbingan konseling di SMA Negeri 2 Barru yaitu menggunakan teori Labelling

Teori Labelling adalah sebuah definisi yang ketika di berikan kepada seseorang akan menjadi identitas diri orang tersebut, dan menjelaskan orang dengan tipe bagaimanakah dia. Dengan memberikan label pada diri seseorang, kita cenderung melihat dia secara keseluruhan kepribadiannya, dan bukan pada perilakunya satu persatu. Menurut, Lemert (dalam Sunarto, 2007), teori labelling adalah penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/ label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung akan melanjutkan penyimpangan tersebut.

Dari teori tersebut jika di kaitkan dengan masalah pandangan siswa terhadap gurunya di sekolah yang mana faktor penyebabnya adalah adanya pemberian label dan guru yang tak disiplin maka sangat berkaitan karena memberikan label terhadap seseorang attau mencap seseorang maka secara tidak langsung siswa sudah menilai apa yang mereka lihat tanpa melihat secara langsung apa yang ada di dalam

diri gurunya. Seperti guru di cap sebagai polisi sekolah karena di anggap kejam dan suka patroli di lingkungan sekolah selalu mengeluarkan aturan sementara dia sendiri yang melanggar jadi dengan hal-hal seperti itu siswa akan melabelkan gurunya, dan pada dasarnya akan berdampak pada diri siswa maupun guru. Karena siswa akan memiliki karakter yang kurang baik sementara guru akan di cap sebagai guru yang kurang tegas dan di anggap gagal menjadi seorang pendidik.

Adapun bagan yang akan menggambarkan terkait dengan permasalahan yang terjadi di SMA Negeri 2 Barru:

Bagan 6.2.

Seperti yang kita lihat pada gambar bagan diatas yang menunjukkan bahwa siswa yang memiliki pandangan yang mengara kenegatif sehingga muncullah pandangan seperti malabelkan guru, mengatakan kalau guru tidak disiplin, serta ada guru tidak tegas dalam lingkungan sekolah. Pandangan yang mengarah ke negatif itu muncul karena berawal dari seorang guru bimbingan konselingnya.

MELABELKAN/CAP GURU BK (Bimbingan Konseling) PANDANGAN

SISWA TIDAK DISIPLIN

BAB VII

TINDAKAN GURU BK DALAM MENGATASI

Dokumen terkait