• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.645 0.009 Tidak Normal 40 1.913 001 Tidak Normal Sumber: Data Sekunder Diolah,

Dalam dokumen Vol.13 No.2 April 2012 (Halaman 143-153)

DEDy oktri HaDi saputra Dan rini inDrian

Gabungan 50 1.645 0.009 Tidak Normal 40 1.913 001 Tidak Normal Sumber: Data Sekunder Diolah,

tabel 2

statistik Deskriptif Variabel penelitian

Variabel N Mean Min. Max.

Persentase (%) Std. Deviation Di bawah mean Di atas mean Perusahaan yang Masuk Indeks JII

Return (Y) 40 0.57 -0.88 5.67 45,0 55,0 1.20 DPS (X1) * 40 -0.21 -5.20 0.90 22,5 77,5 1.18 DPR (X2)* 40 0.41 0.01 1.24 57,5 42,5 0.28 EPS (X3) * 40 -0.36 -11.55 1.05 15,0 85,0 2.37 PER (X4) * 40 2.61 -7.88 124.04 97,5 2,5 19.76 PBV (X5) * 40 -0.45 -6.81 0.68 25,0 75,0 1.73

Perusahaan yang Tidak Masuk Indeks JII (Perusahaan Pembanding)

Return (Y) 40 0.26 -0.62 4.07 70,0 30,0 0.88 DPS (X1) * 40 -1.91 -52.40 0.99 12,5 87,5 8.52 DPR (X2)* 40 0.55 0.01 4.44 70,0 30,0 0.71 EPS (X3) * 40 -1.30 -51.21 1.26 15,0 85,0 8.18 PER (X4) * 40 -2.11 -76.66 5.60 10,0 90,0 12.18 PBV (X5)* 40 -0.11 -1.58 0.76 40,0 60,0 0.52

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011

tabel 3 Hasil uji normalitas

Model Regresi

Data Data Setelah Transformasi N K-S Test Sig. Kesimpulan N K-S Test Sig. Kesimpulan

JII 50 1.184 0.121 Normal 40 1.322 .061 Normal

Non JII 50 1.433 0.033 Tidak Normal 40 1.597 .012 Tidak Normal

Gabungan 50 1.645 0.009 Tidak Normal 40 1.913 .001 Tidak Normal Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011

262 DEDy OkTRI HADI SAPuTRA DAN RINI INDRIANI

tabel 4

Hasil uji multikolinearitas

Variabel Data Data Sesudah Transformasi Tolerance VIF Kesimpulan Tolerance VIF Kesimpulan

Perusahaan yang Masuk JII

DPS .091 11.005 Terkena .579 1.728 Bebas

DPR .618 1.617 Bebas .878 1.139 Bebas

EPS .101 9.877 Bebas .548 1.825 Bebas

PER .438 2.286 Bebas .923 1.084 Bebas

PBV .453 2.206 Bebas .997 1.003 Bebas

Perusahaan yang Tidak Masuk JII (Perusahaan Pembanding)

DPS .434 2.304 Bebas .895 1.117 Bebas

DPR .230 4.344 Bebas .137 7.291 Bebas

EPS .717 1.395 Bebas .134 7.481 Bebas

PER .235 4.256 Bebas .929 1.076 Bebas

PBV .589 1.699 Bebas .806 1.240 Bebas

Gabungan Perusahaan yang Masuk JII dan Perusahaan yang Tidak Masuk JII

DPS .360 2.780 Bebas .537 1.862 Bebas

DPR .405 2.472 Bebas .366 2.734 Bebas

EPS .413 2.418 Bebas .954 1.048 Bebas

PER .352 2.841 Bebas .536 1.867 Bebas

PBV .686 1.457 Bebas .984 1.017 Bebas

Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011

tabel 4

Hasil uji Heterosekedastisitas

Variabel Data Data Sesudah Transformasi Sig. Kesimpulan Sig. Kesimpulan

Perusahaan yang Masuk Indeks JII

DPS .701 Bebas .324 Bebas

DPR .628 Bebas .891 Bebas

EPS .619 Bebas .962 Bebas

PER .783 Bebas .742 Bebas

PBV .889 Bebas .669 Bebas

Perusahaan yang Tidak Masuk Indeks JII (Perusahaan Pembanding)

DPS .151 Bebas .670 Bebas

DPR .915 Bebas .789 Bebas

EPS .000 Terkena .990 Bebas

PER .897 Bebas .706 Bebas

PBV .671 Bebas .350 Bebas

Gabungan Perusahaan yang Masuk Indeks JII dan Perusahaan yang Tidak Masuk

DPS .080 Bebas .927 Bebas

DPR .495 Bebas .559 Bebas

EPS .006 Bebas .564 Bebas

PER .906 Bebas .574 Bebas

PBV .408 Bebas .929 Bebas

Journal Of Economic Management & Business - Volume 13, Nomor 2, April 2012 263

statistik deskriptif untuk data perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa

return saham untuk perusahaan masuk indeks JII, 55% berada diatas rata-rata (0,57), hal ini menunjukkan bahwa sebagai besar

55% perusahaan sampel memberikan return

mencapai setengah lebih tinggi dibandingkan

harga saham tahun sebelumnya. Return

saham perusahaan yang tidak masuk dalam

JII walaupun rata-rata returnnya lebih

kecil dari perusahaan JII, namun 30% dari perusahaan non JII yang menjadi sampel

memiliki return yang berada diatas rata-

rata.

pengujian asumsi klasik

uji normalitas dilihat melalui analisis

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(k-S), hasil pengujian terlihat pada Tabel 3. Hasil pengujian normalitas pada Tabel 3 menunjukkan bahwa baik sebelum dan sesudah ditransformasi diketahui bahwa data pada sampel perusahaan JII memiliki distribusi normal, sementara untuk data sampel perusahaan non JII dan gabungan memang tidak memiliki distribusi normal, sehingga untuk kedua sampel dalam

penelitian ini menggunakan Central Limit

Theory.

Penelitian ini mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas dari nilai Tolerance dan

Variance Inlation Factor (VIF) di mana hasilnya disajikan dalam Tabel 4.

Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa untuk data sebelum ditransformasi model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas pada variabel independen untuk masing- masing sampel penelitian kecuali pada sampel perusahaan yang masuk di JII. Data variabel pada perusahaan yang masuk di JII memperlihatkan adanya gejala multikolinearitas, hal ini ditunjukkan oleh variabel DPS dari data perusahaan JII yang

memiliki nilai tolerance di bawah 0,1 dan

nilai VIF di atas 10. Sedangkan untuk data sesudah ditransformasi, diketahui bahwa model regresi pada semua sampel penelitian

tidak terjadi gejala multikolinearitas karena

memiliki nilai Tolerance di atas 0.1 dan nilai

VIF di bawah angka 10.

uji heterokedastisitas dilihat melalui uji Gletser. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Tabel 5.

Dari Tabel 5 diketahui bahwa pada model regresi pertama, data pada sampel perusahaan yang tidak masuk JII menunjukkan adanya gejala heterokedastisitas yang diperlihatkan oleh variabel EPS dengan nilai signiikansi sebesar 0,000 atau probabilitas di bawah 0,05. Sedangkan pada model regresi kedua, yaitu model yang telah ditransformasi untuk semua sampel penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak signiikan terhadap variabel residualnya atau memiliki nilai probabilitas di atas 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi untuk data setelah transformasi tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai D- W hitung untuk sampel perusahaan JII pada data awal adalah sebesar 2.638 yang menunjukkan model regresi tidak terbebas gejala autokorelasi, sementara pada data setelah transformasi diketahui bahwa seluruh kelompok sampel tidak terkena gejala autokorelasi.

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik,

khususnya dari uji multikolinearitas,

heterokedastisitas, dan autokolerasi maka model yang bebas dari masalah ketiga asumsi klasik tersebut adalah model data setelah transformasi. Hal tersebut maka pembahasan analisis regresi akan menggunakan model regresi dengan data yang ditransformasikan.

Hasil analisis Data

Berdasarkan output SPSS 16, maka hasil

analisis regresi untuk kedua jenis data analisis dapat dilihat dalam Tabel 7.

264 DEDy OkTRI HADI SAPuTRA DAN RINI INDRIANI

tabel 6 Hasil uji autokorelasi

Persamaan Regresi (Model)

Data Data Sesudah Transformasi Durbin-Watson Kesimpulan Durbin-Watson Kesimpulan

Perusahaan yang Masuk

Indeks JII 2.638

Terkena

autokorelasi 1.944

Bebas autokorelasi Perusahaan yang Tidak

Masuk Indeks JII 2.185

Bebas

autokorelasi 1.925

Bebas autokorelasi

Kriteria & Nilai Durbin Watson Table

n = 50 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.291 du = 1.822 4-dl = 2.709 4-du = 2.178 n = 40 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.175 du = 1.854 4-dl = 2.852 4-du = 2.146

Gabungan Perusahaan 2.409 Meragukan 1.873 autokorelasiBebas

Kriteria & Nilai Durbin Watson Table

n = 100 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.550 du = 1.803 4-dl = 2.450 4-du = 2.197 n = 80 k = 6 Sig = 0.05 du < d < 4-du dl = 1.480 du = 1.801 4-dl = 2.520 4-du = 2.199 Sumber: Data Sekunder Diolah, 2011

tabel 4

Hasil analisis regresi linier Berganda sampel perusahaan Jii

Variabel Sebelum Transformasi Sesudah Transformasi JII Non JII Gabungan JII Non JII Gabungan

Konstanta DPS DPR EPS PER PBV 0.606 1.697 (0.097) -0.003 -1.190 (0240) -0.483 -0.704 (0.485) 0.001 1.343 (0.186) -0.005 -0.562 (0.775) 0.039 1.179 (0.245) -0.004 -0.021 (0.984) -0.001 -1.413 (0.165) -0.152 -0.503 (0.617) 0.001 3.149 (0.003) 0.001 0.208 (0.836) 0.095 1.258 (0.215) 0.260 1.533 (0.129) -0.001 -1.793 (0.076) -0.219 -0.798 (0.427) 0.001 2.796 (0.006) 0.000 0.035 (0.972) 0.034 1.774 (0.079) 0.772 4.291 (0.000) 0.311 1.173 (0.249) -0.031 -0.680 (0.501) -0.016 -0.134 (0.894) 0.004 0.183 (0.856) 0.341 3.467 (0.001)** 0.405 3.760 (0.001) 0.031 0.594 (0.556) -0.008 -0.445 (0.659) -0.022 -1.555 (0.129) 0.020 0.380 (0.706) 1.315 5.818 (0.000)*** 0.557 5.040 (0.000) 0.016 0.689 (0.493) 0.000 -0.051 (0.960) 0.014 0.765 (0.447) -0.006 -0.644 (0.522) 0.391 4.736 (0.000)*** Adjusted R squares 0.001 0.153 0.092 0.251 0.479 0.212 F-hitung 1.013 2.776 3.018 3.615 8.160 5.239 Sum of Squares Residual 59.392 23.766 87.808 36.390 13.602 64.645 Sig. 0.421a 0.029a 0.014a 0.010a 0.000a 0.000a N 50 50 100 40 40 80

*** Probabilitas 99% dan Asymp. Sig. 1% ** Probabilitas 95% dan Asymp. Sig. 5% * Probabilitas 90% dan Asymp. Sig. 10% Sumber: Data Sekunder yang diolah (2012)

Journal Of Economic Management & Business - Volume 13, Nomor 2, April 2012 265

pengujian Hipotesis

Dari Tabel 7 dibuat rangkuman dari hasil pengujian hipotesis pertama dan kedua penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Pengujian hipotesis ketiga dilakukan

dengan Chow test gunanya untuk melihat

sejauhmana perbedaan pengaruh dari

rasio analisis fundamental terhadap return

saham perusahaan JII dengan sampel data perusahaan non JII. Data untuk pengujian

chow test dapat dilihat pada Tabel 9

Data dari Tabel 9 dihitung dengan mengunakan persamaan untuk pengujian chow test. Persamaan dan perhitungannya adalah sebagai berikut:

F = (RSSr – RSSur)/k (RSSur)/(n1 + n2 – 2k) F = (64.645 – (36.390 + 13.602))/6 (36.390 + 13.602)/(40 + 40 – 12) F = (64.645 – 49.992)/6 49.992/68 F= 3.322

Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, sehingga hipotesis penelitian ketujuh diterima.

Hasil-Hasil pEnElitian

Pengaruh Dividen Per Share (DPS)

terhadap Return Saham.

Dividen Per Share (DPS) menggambarkan besarnya jumlah pendapatan per lembar saham yang akan didistribusikan kepada para pemegang saham biasa. Semakin tinggi DPS menunjukkan semakin tinggi jumlah rupiah per lembar saham yang diterima oleh para pemegang saham biasa, sehingga hal ini menggambarkan suatu kondisi operasi yang baik dari perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan dividen per

share (DPS) memiliki pengaruh yang tidak

signiikan terhadap return saham syariah. Hal

ini berarti bahwa informasi DPS perusahaan syariah yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan bukan merupakan hal yang utama diperhatikan

oleh manajemen dalam menentukan

tingkat pengembalian atau return terhadap

pemegang saham. kemungkinan alasan DPS tidak berpengaruh karena tidak selamanya memperoleh laba bersih yang dialokasikan sebagai dividen. Perusahaan dapat mengalokasikan laba bersih untuk membiayai perluasan/ekspansi usaha atau melakukan investasi seperti investasi aktiva

tabel 8

kesimpulan Hasil pengujian Hipotesis penelitian

Variabel Yang Berpengaruh

Terhadap Return Syariah Hipotesis Arah Hasil Penelitian Kesimpulan

Pengujian atas Hipotesis dalam Permasalahan Pertama

DPS Berpengaruh + Tidak signiikan Ditolak

DPR Berpengaruh + Tidak signiikan Ditolak

EPS Berpengaruh + Tidak signiikan Ditolak

PER Berpengaruh + Tidak signiikan Ditolak

PBV Berpengaruh + Signiikan Diterima

Pengujian Hipotesis

untukPermasalahan Kedua Berpengaruh Signiikan Diterima

tabel 9

Data analisis uji Chow test

Observasi N Residual sum of

square Df

Perusahaan JII Perusahaan Non JII

Gabungan keseluruhan perusahaan

40 40 80 36.390 13.602 64.645 34 34 68 Sumber: Data Sekunder yang diolah (2012)

266 DEDy OkTRI HADI SAPuTRA DAN RINI INDRIANI

tetap dan investasi yang bersifat jangka panjang lainnya. Hal ini diperkuat dengan statisitik deskriptif dari peningkatan rata-

rata (mean) DPS negatif yang menunjukkkan

kecenderungan menurun sepanjang periode tahun penelitian.

– pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR)

terhadap Return saham.

Sebagaimana pada hasil penelitian DPS sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa DPR juga tidak berpengaruh

signiikan terhadap return saham syariah.

Hal ini dikarenakan investor tidak

memandang besar kecilnya dividen yang dibayarkan dalam memprediksi tingkat return yang diharapkan. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Hamzah dan Auliah (2006), namun bertentangan dengan penelitian Winarno (2007) dan Nugroho (2009). Tidak ada pengaruh DPR signiikan

terhadap return penelitian ini, sejalan dengan

statistik deskriptifnya yang menunjukkan kecenderungan menurun dari tahun ke tahun sepanjang periode pengamatan.

– pengaruh Earning Per Share (Eps)

terhadap Return saham.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa earning per share (EPS) berpengaruh

negatif tetapi tidak signiikan terhadap

return saham syariah, sehingga hipotesis

penelitian yang menyatakan bahwa earning

per share (EPS) berpengaruh positif terhadap

return saham syariah ditolak. Hal ini berarti kenaikan atau penurunan nilai EPS tidak berdampak pada kenaikan atau penurunan

return saham syariah.Nilai EPS yang semakin tinggi tidak berarti akan memberikan

kontribusi terhadap return saham syariah

yang semakin tinggi atau sebaliknya nilai EPS yang semakin rendah tidak akan selalu

memberikan kontribusi terhadap return

saham syariah yang semakin rendah. Hasil

penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistio (2004).

Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa investor tidak menggunakan EPS sebagai parameter untuk mengukur kinerja

perusahaan guna memprediksi return saham

syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mendasari bahwa EPS yang semakin besar akan

menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak semakin meningkat. Namun bila dilihat dari statistik deskriptif peningkatan EPS yang memiliki rata-rata negatif yang mengindikasikan adanya kecenderungan penurunan EPS perusahaan sampel dalam periode penelitian, hal ini dapat saja menyebabkan EPS tidak mempengaruhi return.

– pengaruh Price Earning Ratio (PER)

terhadap Return saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

price earning ratio (PER) berpengaruh positif

tetapi tidak signiikan terhadap return saham

syariah. Hal ini berarti hipotesis penelitian

yang menyatakan bahwa price earning ratio

(PER) berpengaruh positif terhadap return

saham syariah ditolak. Hal ini berarti semakin tinggi nilai PER maka semakin

tinggi return saham. PER tidak memiliki

pengaruh yang signiikan terhadap return

saham syariah disebabkan karena PER lebih banyak berhubungan dengan faktor lain

diluar return saham, ketidakpastian kondisi

ekonomi dan politik serta sentimen dari pasar bursa itu sendiri. karena PER merupakan harapan atau ekspektasi investor terhadap kinerja suatu perusahaan yang dinyatakan dalam rasio. kesediaan investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung kepada prospek perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Winarto (2007).

Price Earning Ratio (PER) menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham

terhadap earning perusahaan (Tandelilin,

2001). Price Earning Ratio (PER) merupakan

perbandingan antara harga pasar suatu

saham dengan Earning Per Share (EPS) dari

saham yang bersangkutan (Ang, 1997). Price

earning ratio (PER) memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan suatu perusahaan

Journal Of Economic Management & Business - Volume 13, Nomor 2, April 2012 267

pada periode tertentu (Husnan, 2001). Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan ketersediaan investasi membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba

perusahaan. Price earning ratio (PER) yang

tinggi akan menyebabkan harga saham yang rendah, begitu pula PER yang rendah akan menyebabkan harga saham tinggi. Terkait dengan ini, hasil positif dan tidak signiikan sejalan dengan statistik deskriptif rata-rata peningkatan PER yang positif yaitu 2.61.

– pengaruh Price Book Value (PBV)

terhadap Return saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

price book value (PBV) berpengaruh positif dan

signiikan terhadap return saham syariah.

Hal ini berarti kenaikan atau penurunan nilai PBV akan berdampak pada kenaikan

atau penurunan return saham syariah.Nilai

PBV yang semakin tinggi akan memberikan

kontribusi terhadap return saham syariah

yang semakin tinggi atau sebaliknya nilai PBV yang semakin rendah akan memberikan

kontribusi terhadap return saham syariah

yang semakin rendah. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elisa Wahyu Ratnasari (2003) yang menemukan bahwa PBV berpengaruh signiikan negatif

terhadap return saham syariah.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa investor lebih menekankan pada

pergerakan harga saham perusahaan

berdasarkan total investasinya dalam

memprediksi tingkat return yang diharapkan.

Jika perusahaan mampu meningkatkan harga saham dengan jumlah modal yang

lebih kecil, maka return saham yang diterima

akan lebih besar. Hal ini dikarenakan keuntungan yang ditahan sebagai modal internal untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan lebih kecil. Sesuai dengan

signaling theory dimanainformasi keuangan yang mencerminkan pencapaian target laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan memberikan sinyal positif bagi para investor, sehingga investor memiliki penilai bahwa perusahaan benar-benar memiliki

kinerja yang baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan hanya PBV yang mempunyai arah yang signiikan. DPS, DPR, dan EPS berpengaruh positif namun tidak signiikan bila dilihat dari statistik deskriptif peningkatannya yang negatif yang mengindikasikan adanya penurunan, berdasarkan pandangan teori sinyal dimana penurunan laba dan dividen dianggap berita buruk bagi para investor yang akan berimplikasi pada harga saham Mardiyanto (2009). PER walaupun memiliki

rata-rata (mean) peningkatan yang positif

namun tidak signiikan, hal ini didukung

dengan nilai rata-rata (mean) peningkatan

PER perusahaan sampel positif atau meningkat dan sedikit (2.5%) perusahaan sampel yang diatas rata-rata. Analisis untuk PER menyebutkan bahwa semakin kecil PER suatu saham akan semakin baik dalam artian tingkat pengembalian saham semakin cepat (Tryino, 2009) dan sejalan dengan

Husnan (2001) Price earning ratio (PER) yang

tinggi akan menyebabkan harga saham yang rendah dan sebaliknya.

Secara bersama-sama pengaruh rasio

analisis fundamental yaitu Dividen Per Share

(DPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Earning

Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan

Price Book Value (PBV) terhadap berpengaruh

signiikan terhadap return syariah. Hasil

ini mendukung penelitian Trisnaeni (2007), Winarto (2007), Ananto (2007) dan Nugroho (2009) yang mengamati pengaruh beberapa rasio yang sama.

Walaupun secara parsial variabel hanya PBV yang menunjukkan hasil yang positif signiikan dan tidak ada masalah asumsi klasik untuk model perusahaan JII, hasil ini mengindikasikan kemungkinan adanya saling keterkaitan variabel pada model yang diamati sehingga pengaruh variabel selain PBV akan terlihat jika diamati secara bersama-sama, namun pengaruhnya kecil.

Pada hasil penelitian menunjukkan

bahwa F hitung pada pengujian chow test

memiliki nilai yang lebih besar dari nilai F tabel. Hal ini berarti terdapat perbedaan

268 DEDy OkTRI HADI SAPuTRA DAN RINI INDRIANI

yang signiikan pengaruh rasio analisis

fundamental yaitu Dividen Per Share (DPS),

Dividen Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan

Price Book Value (PBV) secara bersama-sama

terhadap return saham syariah dengan

return saham non syariah.

kEsimpulan

Hasil penelitianmenunjukkan bahwa:

1. Rasio analisis fundamental yaitu Dividend

Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) berpengaruh positif terhadap return syariah, namun hanya Price Book Value (PBV) yang berpengaruh positif signiikan. Adapun variabel Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh negatif tidak signiikan terhadap return saham syariah.

2. Dividend Per Share (DPS), Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (PBV) terhadap return saham syariah secara bersama-sama berpengaruh signiikan terhadap return saham syariah.

3. Terdapat perbedaan pengaruh secara bersama-

sama rasio analisis fundamental, yaitu Dividend Per Share (DPS), Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value

(PBV) terhadap return perusahaan JII dengan

perusahaan non JII.

kEtErBatasan

Dalam penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki

oleh peneliti, diantaranya:

1. Terkait dengan sampel penelitian untuk

perusahaan pembanding tidak semuanya perusahaan sejenis, namun menggunakan total aset yang sebanding, dan untuk perusahaan pembanding yang sejenispun mempunyai kelemahan yaitu ukuran perusahaan yang berbeda.

2. Data yang diolah untuk digunakan

dalam analisis terkena permasalahan uji

asumsi klasik, yaitu multikolinearitas,

heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Sehingga analisis dan pembahasan menggunakan data yang ditransformasi dengan menentukan peningkatan pada setiap variabel independen dengan rumus, Xit-Xit-(t-1)/Xit. Penggunaan data peningkatan ini memiliki distorsi bilamana data-data yang dikalkulasikan ada yang negatif, dan penelitian ini tidak memperhatikan hal ini.

saran

Pada penelitian yang akan datang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantara adalah sebagai berikut:

1. Memperbanyak sampel penelitian

dengan memperpanjang tahun

pengamatan, sehingga dapat melihat pengaruh sesungguhnya dari masing- masing variabel, bukan peningkatan

(pertumbuhan) dari masing-masing

variabel.

2. Apabila penelitian berikutnya

menggunakan peningkatan dari

variabel analisis fundamental, sebaiknya memasukan data negatif sebagai kreteria sampel yang harus dihindari.

Journal Of Economic Management & Business - Volume 13, Nomor 2, April 2012 269

REFERENSI

Ang, Robbert. 1997. PasarModal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Ananto, Sarono Wicaksono. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Semarang: universitas Negeri Semarang

Auliyah, Robiatul dan Ardi Hamzah. 2006. Analisa Karakteristik Perusahaan, Industri dan

Ekonomi Makro terhadap Return dan Beta saham Syariah di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi IX.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Claude et al. (1996). Political Risk, Economic Risk, and Financial Risk. Financial Analysis Journal,

November – December, pp. 29-45.

Darsono dan Ashari. 2004. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. yogyakarta. Andi

Dhita, Ayudia Wulandari. 2009. Analisis Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Industri

Pertambangan Dan Pertanian Di BEI. Jurnal Akuntansi & keuangan, Oktober 2009

Edwin J. Elton, Martin J. Gruber, Christopher R. Blake. 1995. Fundamental Economic Variables,

Expected Return s, and Bond Fund Performance. The Journal of Finance, Vol. 50, No. 4

Fabozzi, J. 2003. Manajemen Investasi Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat

Fama, E.F., dan k.R. French. 1992. The Cross Section of Expected Return . Journal of Finance. 47

pp 427-465.

Gujarati, Damodar. 2004. Basic Econometric, Fourth Edition. The McGraw−Hill Companies

Harahap, Sofyan S. 2001. Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam. Pustaka Quantum

Husnan, Suad. 1998. Dasar - Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. yogyakarta:

uPP AMP ykPN.

Junaidi. 2009. Sekilas Mengenai saham Syariah dan Jakarta Islamic Index. FE – uNJA.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 2. yogyakarta: BPFE yogyakarta.

Mardianto, Handono. (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Grasindo. Jakarta.

Munawir.2001.Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta:Liberty

Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Return Saham Syariah

Di Indonesia. Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.4, No.1

Ninna Daniati dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas,

Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey Pada Industri Textile Dan Automotive Yang Terdaftar Di BEJ). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi IX.

Nugroho, Inung Adi. 2009. Analisis Pengaruh Informasi Fundamental Terhadap Return Saham

Studi Komparatif Pada Sub Sektor Industri Otomotif Terhadap Sub Sektor Industri Textil Sepanjang Periode Tahun 2003 Sampai Dengan Tahun 2007 Di Bursa Efek Indonesia. universitas Diponegoro Semarang

Rosyadi, Imron. 2002. keterkaitan kinerja keuangan dengan Harga Saham (Studi Pada 25

Emiten 4 Ratio keuangan di BEJ). Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol, 1, No. 1, April, 24–48

S. P. kothari, Jay Shanken, And Richard G. Sloan. 1995. Another Look At The Cross-Section Of

270 DEDy OkTRI HADI SAPuTRA DAN RINI INDRIANI

Saptahadi, Anung. 2007. Pengaruh Return On Investment, Price Earning Ratio, dan Earning

Per Share Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar di BEJ. Semarang: universitas Negeri Semarang

Setiawan, Dodi. 2004. Analisis Faktor-Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Risiko Sistematis

Sebelum dan Selama Krisis Moneter. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.19, No.3, Hal 224-237

Simamora, H. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.

Susetyo, Arief. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Go Public Di Bej Periode 2000-2003. yogyakarta: Fakultas Ekonomi universitas Islam Indonesia

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama.

yogyakarta: BPFE yogyakarta

Tika Maya Pribawanti. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Total Return Saham Pada

Perusahaan Industri Manufaktur Yang Membagikan Dividen Di Bursa Efek Jakarta. Semarang: universitas Negeri Semarang

Tryino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. TransMedia Pustaka. Jakarta.

ulupui. 2005. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Proitabilitas Terhadap

Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Fakultas Ekonomi, universitas udayana.

utama, Siddharta dan Anton yulianto Budi Santosa. 1998. Kaitan antara Rasio Price/Book Value

dan Imbal Hasil Saham pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.1, No.1

Dalam dokumen Vol.13 No.2 April 2012 (Halaman 143-153)

Dokumen terkait