• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH MATA HARI DAN

5.3 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan akan Memiliki dan Cinta

Setiap orang pasti membutuhkan rasa memiliki dan cinta. Kebutuhan rasa memiliki dan cinta dapat dipenuhi dengan cara menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan. Mereka menjadi termotivasi oleh kebutuhan akan cinta dan keberadaan, seperti keinginan untuk berteman; keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak; kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, sebuah perkumpulan, lingkungan masyarakat, atau negara. Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek dari seksualitas dan hubungan dengan manusia lain dan juga kebutuhan untuk memberi dan mendapatkan cinta (Maslow dalam Jess Feist & Gregory J. Feist, 2010:334).

Sebelum memasuki hari-hari yang menjadikan dirinya matang dan tegar melalui peristiwa pahit, luka, dan pilu karena suaminya. Mata Hari sudah kehilangan ibunya, sejak dia berusia 14 tahun. Mata Hari sangat sedih dan meratapi itu semua. Walaupun dia sudah tidak mendapatkan kasih sayang dari ibunya, Mata Hari harus tegar menghadapi kenyataan ini. Air mata yang dia teteskan pun tidak pernah akan dapat menolong manusia. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(36) Ibuku wafat ketika aku berusia 14 tahun (hlm. 18).

(37) Tapi, wai, sebelum aku memasuki hari-hari matang yang membentuk diriku menjadi tegar melalui peristiwa-peristiwa pahit, luka, dan pilu karena suami bernama John Rudolph MacLeod, ibuku keburu pulang. Aku sedih, meratap, tapi aku sadar airmata tidak pernah menolong manusia bebas dari benci ataupun cinta. Pengetahuan ini akan menjadi cendramata ketegaran pada hari-hari mendatang yang entah bagaimana wujudnya, namun yang mesti aku hadapi dengan pandai, melebihi cekatannya tupai meloncat di sembarang dahan dan ranting (hlm. 20).

Pertama kali bercinta dengan suaminya Ruud, Mata Hari tersiksa karena Ruud dalam memberikan cinta kepada istrinya seperti singa kelaparan. Mata Hari tidak pernah mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang yang tulus saat berhubungan intim dengan suaminya itu. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(38) Mula-mula aku tersiksa pada kali pertama kami bercinta, dan itu akan menjadi gangguan konsentrasi setiap kami bersenggama. Aku kewalahan, karena dia berlaku seperti singa lapar.

Selalu, menjelang ejakulasi dia pasti memagut puting payudaraku dengan cara yang amat liar, sehingga maksud hati hendak lebur dalam kerjasama cinta yang harmonis sampai mencapai orgasme, apa daya konsentrasiku buyar dan harapanku berantakan. Dia bermain sendiri tanpa menghiraukan lawan mainnya. Sudah begitu, dia melakukannya dengan cepat pula. Jadi, ketika aku berpikir

tentang ‘lanjutkan‟ dia malah berpikir tentang ‘lebih cepat lebih baik‟ (hlm. 29).

Selama menikah dengan Ruud, Mata Hari tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang tulus dari suaminya. Mereka memang saling memiliki, tetapi rasa cinta dan sayang di antara mereka tidak ada. Ruud selalu memperlakukan mata Hari dengan sangat kasar, sehingga kekerasan dalam rumah tangga mereka selalu terjadi. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(39) Tiba-tiba aku terpelanting. Mata berkunang-kunang. Ruud telah main tangan. Dia tampar aku. Kuat sekali. Aku terhuyung ke dinding. Jatuh. Terjerembab di lantai. Selain itu aku tidak ingat apa-apa. Aku pingsan (hlm. 33).

(40) Dalam keadaan bingung, Ruud membentak, menyuruhku diam.

“Diaaam!”

Aku tak hirau. Aku terus menjerit-jerit. Dia menyeret tanganku dan mengempas ke pintu (hlm. 242).

(41) Ruud masih nekat. Dia kejar aku di jalan. Menangkap,

Aku melepas diri. Lari.

Dia kejar lagi.

Dan dia berhasil menangkap aku.

Lantas, sambil memegang dengan kuat kedua lenganku, dia mengguncang-guncangkan badanku (hlm. 245)

(42) Selekasnya Ruud mengimbangi reaksi dan aksi. Dia menerjang dan menampar pipiku. Saking kuatnya, dan niscaya itu dirasuki oleh marah yang makin menyala dan dengki yang makin mendidih, maka tamparannya membuat aku terhuyung lantas jatuh di lantai (hlm. 242)

Mata Hari tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari suaminya saat mengandung anaknya yang kedua. Suaminya Ruud, memanfaatkan Nyai Kidhal untuk bisa bersetubuh dengan pembantunya itu dengan alasan supaya tidak mengganggu kehamilan Mata Hari. Mata Hari sangat kecewa, seharusnya Ruud

suka cita atas kehamilan Mata Hari dan menjaganya, bukan berbuat seperti ini. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(43) Di luar akal sehat, di saat harusnya Ruud sukacita karena akan punya anak lagi dari istri yang mencintainya, malah tanpa rasa kagok atau canggung, bisa-bisanya dia mengajukan kemauannya- bukan usul, bukan juga minta izin, tapi maklumat-bahwa dia ingin memanfaatkan Nyai Kidhal untuk semata-mata bisa bersetubuh dalam masa berpantang supaya tidak mengganggu kehamilanku (hlm. 65).

Mata Hari merasa gelisah, sehingga di dalam menjalani masa kehamilannya dia merasa tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari suaminya. Mata Hari merasakan hal seperti itu karena Ruud tidak selalu berada di samping istrinya, saat Mata Hari mengidam. Ruud selalu pergi tanpa memberi kabar, sehingga Mata Hari tidak pernah mengerti kemana Ruud pergi. Padahal di saat Mata Hari ngidam, dia sangat ingin ada Ruud. Secara tidak langsung, Mata Hari menginginkan Ruud berada di sisinya agar membuat dirinya merasa bahagia. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(44) Di mana Ruud ketika aku ngidam?

Hanya Ruud sendiri dan Tuhan yang tahu di mana dia pada waktu- waktu aku sangat membutuhkannya.

Diingat-ingat, selama ini belum pernah satu kali pun Ruud berjalan bersamaku dalam gerak-gerak badan di alun-alun Dam.

Dalam keadaan ngidam, aku gelisah dan gelagap, ingin misalnya melabraknya, mencubitnya, menjewernya, bersamaan dengan itu aku ingin juga misalnya dibelai-belai, dielus-elus, ditimang-timang (hlm. 39).

Mata Hari tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan cinta dari Ruud. Kehidupan keluarga mereka sudah tidak ada dengan istilahnya tanggungjawab untuk hidup bersama. Mereka dulu memang merasa saling memiliki, tetapi rasa

memiliki sudah tidak ada rasa di antara mereka. Untuk itu, kata cerai merupakan jalan terbaik yang harus ditempuh. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(45) Seharusnya aku berkata, bahwa dalam melamun begini, endapan pikiran tentang kemungkinan-kemiungkinan yang telah siap aku hadapi itu, laras dihubungkan pada kemauanku yang paling mendasar, bahwa aku harus membuang nama Ruud dari dalam hatiku. Jadi, kalau kemungkinan-kemungkinan yang aku maksudkan ini harus aku hadapi, maka biarlah itu menjadi senjata ampuh untuk memperjelas kemauanku untuk cerai dengannya. Bahwa arti cerai harus ditakar dari tidak adanya lagi rasa tanggungjawab untuk hidup bersama (hlm. 211).

Mata Hari saat bermain seks tidak pernah mendapatkan kepuasan dari suaminya, dia malah puas dengan lelaki-lelaki lain. Untuk itu, cinta dan kepuasan Mata Hari tidak pernah terletak pada suaminya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(46) Aku biasa bermain seks dengan tuan-tuan pejabat Belanda dari berbagai kedudukan di hotel-hotel itu.

Dengannya aku hendak bilang, dalam mencari kesenangan, aku menemukan kepuasan.

Dengannya aku lupakan semua gambaran kebahagiaan masa silam demi kepuasan yang maujud pada masa kini.

Dengannya aku percaya diriku perempuan karena ada sejumlah lelaki bukan suamiku yang menyempurnakan naluriku (hlm. 272).

Mata Hari tiba di Belanda di kota kelahirannya langsung berjumpa dengan ayahnya. Mata Hari kecewa karena ayahnya tidak menganggap Non sebagai cucunya. Ini menunjukkan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan memiliki antara ayahnya dengan cucunya. Mata Hari menjadi tidak tahan akan sifat ayahnya itu karena ayahnya tidak memberikan perhatian sedikit pun kepada Mata Hari dan cucunya. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(47) Di Belanda aku langsung ke kota kelahiranku, Leuuwarden, jumpa ayahku yang masih setia pada satu-satunya kesombongannya sebagai pengusaha topi yang bangkrut. Karenanya aku tidak tahan berlama-lama dengan orang yang berusaha mengalirkan mimpi dan frustasinya padaku. Aku meninggalkanny. Juga aku kecewa, dia tidak melihat anakku sebagai semestinya seorang kakek kepada cucunya (hlm. 341).

Sebagai seorang penari yang terkenal, Mata Hari merasakan tidak adanya kebutuhan memiliki dalam dirinya. Ini dikarenakan anaknya Non tidak bersamanya lagi. Saat sidang perceraian, hakim memutuskan Non dipercayakan kepada ayahnya Rudolph John MacLeod. Mata Hari tidak terima dengan semua dan ini semua sangat mengganggu pikiran Mata Hari. Untuk itu, Mata Hari ingin bagaimana caranya merebut anaknya kembali. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(48) Perhatianku untuk bisa segera ke Paris, mengadu untung di sana sebagai penari eksotik yang erotik, tertunda gara-gara perhatianku di Amsterdam sini terganggu oleh kemauan merebut kembali Non (hlm. 345).

Mata Hari sebagai seorang ibu memiliki anak yang sangat dia sayang. Akan tetapi, rasa memiliki anaknya itu tidak dirasakannya lagi. Hal ini terjadi karena Ruud selalu melarang Mata Hari bertemu dengan Non. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(49) Selama ini aku bolak-balik ke Nederland untuk mencoba bertemu dengan Non, dan selalu tidak berhasil (hlm. 385).

Di antara banyak lelaki yang tidur dengan Mata Hari, hanyalah kapten Maslov yang sangat dia cintai. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(50) Tapi, hanya satu nama saja di antara sekian puluh nama yang membuat hatiku benar-benar cinta, yaitu kapten pilot Rusia yang bekerja untuk Prancis, Vadim Maslow (hlm. 389).

(51) Rasanya, di antara sekian banyak lelaki yang pernah tidur dengan aku, Maslov inilah satu-satunya yang telah membuat hatiku betul- betul percaya akan saktinya cinta. Aku baru merasakan cinta yang tulus dengannya (hlm. 452)

Kutipan (50) dan (51) merupakan bukti bahwa Mata Hari memang sangat sayang kepada kekasihnya Maslov. Mata Hari berkeinginan hidup berumah tangga dengan Maslov. Mata Hari ingin memiliki Maslov sebagai pendamping hidupnya sampai tua nanti. Akan tetapi takdir berkata lain, Mata Hari tidak bisa memiliki Maslov. Mata Hari dan Maslov berpisah dan tidak pernah ketemu ketika perang telah terjadi. Saat Mata Hari berada di penjara, Mata Hari pun mengetahui bahwa kekasihnya itu tertembak. Sebelum Mata Hari divonis mati, dia memang tidak akan pernah bisa bertemu dengan orang-orang yang disayanginya seperti Non dan Maslov. Hal ini ditunjukkan melalui kutipan berikut:

(52) “Aku merasa seperti terkutuk,” jawabku. “Tidak ada harapan lagi untuk bertemu dengan orang-orang tercinta, putriku, dan

kekasihku.” (hlm. 544).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tokoh Mata Hari kurang mendapatkan kasih sayang. Sebelum Mata Hari menikah dengan Ruud, ibunya sudah pergi meninggalkan dia selama-lamanya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (36-37). Setelah Mata Hari menikah dengan suaminya Ruud, Mata Hari kurang mendapatkan kasih sayang yang tulus dan besar dari suaminya itu. Ruud selalu menyiksa Mata Hari dengan kekerasan, lihat kutipan (39-42). Selain menyiksa

Mata Hari, Ruud selalu bermain belakang tanpa sepengetahuan Mata Hari. Hal ini dapat dilihat pada kutipan (43).

Mata Hari merasa tidak diperhatikan saat dia menjalani masa kehamilannya, Ruud tidak memperhatikan Mata Hari saat dia lagi ngidam (44). Mata Hari memiliki suami, tetapi rasa-rasanya secara tidak langsung itu hanya sebagai status saja. Untuk itu, Mata Hari minta cerai dari Ruud karena rasa memiliki sudah tidak terasa lagi (45).

Mata Hari pun akhirnya nekat bermain seks dengan lelaki-lelaki lain untuk bisa mendapatkan kepuasan. Itu dilakukan Mata Hari karena dia tidak pernah mendapatkan kepuasan dan cinta dari suaminya sendiri, lihat kutipan (46). Mata Hari pun memiliki seorang anak, tetapi setiap ingin berjumpa dengan anaknya Non pasti tidak pernah bisa. Padahal berbagai usaha sudah Mata Hari untuk bisa bertemu dengan anaknya Non, pasti selalu tidak berhasil (49). Tidak adanya rasa memiliki dan kurangnya rasa kasih sayang yang di dapat Mata Hari membuat tidak terpenuhinya rasa memiliki dan cinta.

Dokumen terkait